Tindakan
Nama
Jabatan
Disiapkan
Manajer SDI
1 April 2013
Diperiksa
Direktur Pelayanan
Medik & Keperawatan
8 April 2013
Disetujui
Direktur Utama
10 April 2013
Tandatangan
Tanggal
KEBIJAKAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
NOMOR : 08/KBJ/YM/RSI-SA/IV/2013
TENTANG
KOMITE ETIK
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
MENIMBANG
1. Bahwa Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau
etika praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang
diterapkan pada isu-isu
isu praktis, seperti perlakuan terhadap etniketnik
etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan
hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan
hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk
membantu yang tida
tidakk mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah
sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengoperasian)
rumah sakit.
2. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia adalah rangkuman norma
norma-norma
moral yang telah dikodifikasi oleh PERSI sebagai organisasi profesi
bidang per
perumahsakitan di Indonesia.
3. Bahwa untuk m
memberikan
emberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam
menjalankan tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan
perawatan maka perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang tentang komite etik
MENGINGAT
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
PERTAMA
Kebijakan Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung sebagai berikut :
1.1. PENGERTIAN
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika
praktis (practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang
diterapkan pada isu
isu-isu
isu praktis, seperti perlakuan terhadap etnik-etnik
etnik
minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan hewan
untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup,
aborsi, etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang
tidak mampu, dan sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika
umum yang diterapkan pada (peng
(pengoperasian)
operasian) rumah sakit.
Etika Rumah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan
untuk Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang
hampir bersamaan dengan kehadiran etika biomedis. Atau dapat juga
dikatakan etika institusional rumah sa
sakit
kit adalah pengembangan dari
etika biomedika (bioetika). Karena masalah
masalah-masalah
masalah atau dilema
etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari
penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi
di rumah sakit. Sebagai contoh, dap
dapat
at disebut kegiatan reproduksi
dibantu transplantasi organ.
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah
tentang:
1. Rekam medis
2. Keperawatan
3. Pelayanan laboratorium
4. Pelayanan pasien dewasa
5. Pelayanan kesehatan anak
6. Pelayanan klinik medik
7. Pelayanan intensif, anestesi dan euthanasia
8. Pelayanan radiologi
9. Pelayanan kamar operasi
10. Pelayanan rehabilitasi medik
11. Pelayanan gawat darurat
12. Pelayanan medikolegal
13. Riset dan penelitian
14. Keluhan pelanggan yang berkaitan dengan etik rumah sakit
2
1.2. TUJUAN
Memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan
tugas dan bagi pasien dalam menjalani pengobatan dan perawatan.
1.3. TUGAS
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung
adalah:
1. Membantu para dokter, perawat dan anggota tim kesehatan di
rumah sakit dalam menghadapi masalah-masalah
masalah pelanggaran
etik maupun pemantapan pengalaman kode etik masing-masing
masing
profesi. Melakukan pendekatan multidisiplin ilmu yang mampu
memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses
pengambilan keputusan.
2. Menyelesaikan masalah-masalah
masalah etika di rumah sakit baik dari
sisi pelayanan kedokteran, keperawatan, bisnis, marketing,
norma-norma,
norma, hak pasien dan hak petugas kesehatan sehingga
pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu,
professional dan baik.
3. Menjamin kepuasan
epuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan
rumah sakit.
4. Mengupayakan tindakan pencegahan suatu kejadian/masalah
/kasus berkembang menjadi masalah hukum pidana atau perdata.
5. Mengurangi resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus
medikolegal.
1.4. FUNGSI
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau
konsultasi melalui diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian
melalui kebijaksanaan, pendidikan pada lingkungan rumah sakit serta
memberikan anjuran
anjuran-anjuran
anjuran pada petugas pelayanan pada kasuskasus sulit. Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat:
1. Sebagai sumber informasi yang relevan untuk menyelesaikan
masalah etik di rumah sakit.
2. Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan
memberikan pendapat untuk penyelesaian.
3. Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk
meneruskan atau tidak, perkara pelanggaran etik ke MKEK.
1.5. KEBIJAKAN
1. Meningkatkan skill dan kemampuan anggota komite, dengan
memberikan Pelatihan dan Pendidikan untuk anggota komite.
Pendidikan bagi anggota komite dapat dilakukan dengan belajar
sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam
3
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya
KEENAM
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebaimana mestinya.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 29 Jumadil Ula 1434 H
10 April
2013 M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
TEMBUSAN Yth :
1. Ketua Komite Medik.
2. Ka. SMF
3. Arsip
PENGERTIAN
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical
ethics), yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu
isu-isu
isu praktis, seperti
perlakuan terhadap etnik--etnik
etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan
hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi,
etanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu, dan
sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada
(pengoperasian) rumah sakit.
Etika Rumah
ah Sakit adalah suatu etika praktis yang dikembangkan untuk Rumah Sakit
sebagai suatu institusi lahir pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika
biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit adalah
pengembangan dari etika biomedika (bioetika). Karena masalah-masalah
masalah atau dilema
etika yang baru sama sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat
ilmu dan teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit. Sebagai contoh, dapat disebut
kegiatan reproduksi dibantu
antu transplantasi organ.
Secara umum masalah etik rumah sakit yang perlu diatur adalah tentang:
1. Rekam medis
2. Keperawatan
3. Pelayanan laboratorium
4. Pelayanan pasien dewasa
5. Pelayanan kesehatan anak
6. Pelayanan klinik medik
7. Pelayanan intensif, anestesi dan euthanasia
8. Pelayanan radiologi
9. Pelayanan kamar operasi
10. Pelayanan rehabilitasi medik
11. Pelayanan gawat darurat
12. Pelayanan medikolegal
13. Riset dan penelitian
14. Keluhan pelanggan yang berkaitan dengan etik rumah sakit
TUJUAN
Memberikan rasa aman bagi petugas/profesi dalam menjalankan tugas dan bagi pasien dalam
menjalani pengobatan dan perawatan.
6
TUGAS
Secara umum tugas Komite Etik Rumah Sakit Islam Sultan Agung adalah:
6. Membantu
embantu para dokter, perawat dan anggota tim kesehat
kesehatan
an di rumah sakit dalam
menghadapi masalah-masalah
masalah pelanggaran etik maupun pemantapan pengalaman kode
etik masing-masing
masing profesi. Melakukan pendekatan multidisiplin ilmu yang mampu
memberikan perspektif luas dan menyeluruh dalam proses pengambilan keputusan.
7. Menyelesaikan masalah
masalah-masalah
masalah etika di rumah sakit baik dari sisi pelayanan
kedokteran, keperawatan, bisnis, marketing, norma
norma-norma,
norma, hak pasien dan hak petugas
kesehatan sehingga pelayanan rumah sakit yang diberikan secara bermutu, professional
dan baik.
8. Menjamin kepuasan dan kepercayaan pasien akan pelayanan rumah sakit.
9. Mengupayakan
engupayakan tindakan pencegahan suatu kejadian/masalah /kasus
asus berkembang
menjadi masalah hukum pidana atau perdata.
10. Mengurangi resiko kerugian akibat suatu kejadian/masalah /kasus medikolegal.
II.
FUNGSI
Fungsi Komite Etik Rumah Sakiti adalah memberikan nasihat atau konsultasi melalui
diskusi atau berperan dalam menilai penyelesaian melalui kebijaksanaan, pendidikan
pada lingkungan rumah sakit serta memberikan anjuran
anjuran-anjuran
anjuran pada petugas pelayanan
pada kasus-kasus sulit. Selain itu keberadaan komite Etik bermanfaat:
4. Sebagai sumber informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah etik di rumah
sakit.
5. Mengidentifikasi masalah pelanggaran etik di rumah sakit dan memberikan pendapat
untuk penyelesaian.
6. Memberikan nasihat kepada direksi rumah sakit untuk meneruskan atau tidak, perkara
pelanggaran etik ke MKEK.
III.
KEBIJAKAN
12. Meningkatkan skill dan kemampuan anggota komite, dengan memberikan Pelatihan
dan Pendidikan untuk anggota komite. Pendidikan bagi anggota komite dapat
dilakukan dengan belajar sendiri, belajar berkelompok, dan mengundang pakar dalam
bidang agama, hukum, sosial, psikologi, atau etika yang mendalami bidang etika
kedokteran.
emberikan pelatihan dan penyuluhan secara berkala kepada petugas kesehatan
13. Memberikan
perihal Etika di Rumah Sakit guna meningkatkan pemahaman perihal Etiko
Etiko-legal di
Rumah Sakit agar dapat terhindar masalah yang tidak di inginkan.
14. Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam menangani masalah
etik di rumah sakit serta pengaturan penyampaian informasi kepada pihak luar seperti
perkumpulan profesi, dan pihak lain non profesi seperti
erti kepolisian dan jajaran hukum.
15. Menjalin kerja sama dan sinergi dengan Sub Komite Etik Profesi yaitu Komite Etik
Profesi Medik, Komite Etik Profesi Keperawatan dan Komite Etik Profesi lainnya
dalam mengatasi masalah baik yang kemungkinan akan terjadi maupun
ma
yang telah
terjadi.
7
16. Menangani dan menindak lanjuti masalah etik profesi yang terjadi di dalam rumah
sakit, secara khusus berhubungan dengan ruang lingkup tujuan Etik.
17. Perihal kondisi extraordinary dibahas secara mendetil bersama antara dokter atau
pihak yang terkait melibatkan peer group dan Ketua Komite Medis dengan tujuan :
e. Mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai permasalahan yang
terjadi.
f. Menentukan rencana terapi selanjutnya untuk mengatasi masalah yang dihadapi
pasien dan mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien.
g. Menentukan rencana proses selanjutnya untuk mengatasi masalah etik yang
menimpa Staf Rumah Sakit (Dokter, Perawat dan petugas paramedis) serta
membantu mencarikan penyelesaian terbaik.
h. Menjaga norma-norma,
norma, dalam menja
menjalankan
lankan operasional rumah sakit, baik cara
berpromosi, keuangan dan lain-lain,
lain, dengan memperhatikan hak-hak
hak
dan
kepercayaan pelanggan serta peraturan yang berlaku.
18. Penyelesaian masalah etikolegal senantiasa diupayakan secara musyawarah dan
mufakat secara internal ataupun melalui jalur mediasi dengan bantuan pihak lain,
sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh korporasi. Sesuai dengan perkembangan
permasalahan, bila diperlukan dan disetujui oleh Manajemen korporasi:
c. Hubungi Konsultan Hukum
d. Hubungi Konsultan
tan medikolegal
19. Pemberitaan media cetak/elektronik atas suatu masalah etikolegal harus ditangani
dengan hati-hati dengan mempertimbangkan :
c. Reputasi media cetak/elektronik
d. Pokok permasalahan dan dampaknya bagi organisasi
20. Selalu berupaya menjalin komunikasi dengan staf rumah sakit (perawat dan petugas
paramedis) agar tetap menjalin komunikasi dengan baik namun tetap berhati-hati
berhati
dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan kondisi klinis yang dialami
oleh pasien sehingga
ngga tidak merugikan pasien.
21. Susunan keanggotaan Komite Etik Rumah Sakit dinyatakan dalam struktur organisasi
rumah sakit dan keanggotaan komite diangkat oleh pimpinan rumah sakit.
22. Dalam hal kebijakan Komite Etik juga mempertimbangkan norma
norma-norma nasional
maupun internasional yang berkaitan kepada hak asasi manusia dan etika profesi.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 29 Jumadil Ula 1434 H
10 April
2013 M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
TEMBUSAN Yth :
4. Ketua Komite Medik.
5. Ka. SMF
6. Arsip