PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.
Profesionalitas guru sering dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup penting,
yaitu kompetensi guru, sertifikasi guru, dan tunjangan profesi guru. Ketiga faktor
tersebut merupakan latar yang disinyalir berkaitan erat dengan kualitas pendidikan.
Guru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya akan
mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja yang dapat menunjang
peningkatan kualitas pendidikan. Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan
sertifikasi guru berikut tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran Indonesia.
Sekarang ini, terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah
memperoleh tunjangan profesi, dan akan memperoleh tunjangan profesi. Fakta bahwa
guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat, bahwa guru telah
memiliki kompetensi. Kompetensi guru tersebut mencakup empat jenis, yaitu (1)
kompetensi pedagogi (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4)
kompetensi kepribadian.
Persoalan yang muncul kemudian, bahwa guru yang diasumsikan telah
memiliki kompetensi yang hanya berlandaskan pada asumsi bahwa mereka telah
tersertifikasi,
tampaknya
dalam
jangka
panjang
sulit
untuk
dapat
Page | 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Profesionalitas Guru
Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia
pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan
segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan
diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka
profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan. Pengembangan profesionalisme
guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi
guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang
berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Profesionalitas berakar pada kata profesi yang berarti pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian. Profesionalitas itu sendiri dapat berarti mutu, kualitas, dan
tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Profesionalitas guru dapat berarti guru yang profesional, yaitu seorang guru yang
mampu merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin
Proses Belajar Mengajar, menilai kemajuan Proses Belajar Mengajar dan
memanfaatkan hasil penilaian kemajuan belajar mengajar dan informasi lainnya
dalam penyempurnaan Proses Belajar Mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru profesional adalah guru yang
memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa kesejawatan yang didukung oleh etika
profesi yang kuat serta kualifikasi kompetensi yang memadai. Untuk menjadi
profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal, yaitu:
1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya,
2. Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta cara mengajarnya kepada siswa,
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara
evaluasi,
4. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
dari pengalamannya,
5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
Tugas seorang guru profesional meliputi tiga bidang utama yaitu :
1. Dalam Bidang Profesi.
Dalam bidang profesi, seorang guru profesional berfungsi untuk mengajar,
mendidik,
melatih,
dan
melaksanakan
penelitian
masalah-masalah
instruksional;
Mengenal
dan
dapat
menggunakan
metode
dalam
Proses
Belajar
Mengajar;
Mengembangkan
modern, sudah tentu tugas pokok utama dari guru profesional ialah di dalam
bidang
profesinya
tanpa
melupakan
tugas-tugas
kemanusiaan
dan
kemasyarakatan.
Dengan demikian, guru yang profesional adalah guru yang mampu:
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa.
2.2 Model Pengembangan Profesionalime Guru
Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru sebagaimana
dikutip oleh Udin Syaepudin Saud, seperti pada tabel berikut ini:
Page | 4
Model
Pengembangan
Guru
Individual
Guided
Staff
Development
Keterangan
Para guru dapat menilai kebutuhan
mengajar mereka dan mampu belajar
Observation/Assessment
(Observasi atau Penilaian)
peningkatan
belajar
siswa.
in
development/improvement
Proses Guru
Pengembangan/Peningkatan)
perlu
untuk
memperoleh
Training (Pelatihan)
Inquiry (Pemeriksaan)
dengan
nilai-nilai
bidang
pendidikan.
Dengan demikian, terdapat banyak sekali program-program dan strategi-strategi
yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan profesionalitas guru yang
sudah dikemukakan di atas salah satunya yaitu dengan memberikan tunjangan profesi
berupa sertifikat pendidik atau yang akrab dikenal dengan sertifikasi guru. Tunjangan
profesi yang diprogramkan oleh pemerintah tidak hanya untuk memberikan tunjangan
profesi dan kesejahteraan belaka tetapi juga dimaksudkan agar guru mampu
meningkatkan mutu, dedikasi, dan kinerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Page | 5
organisasi untuk sampai pada tujuan. Yang dimaksud dengan strategi pengembangan
profesionalitas guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh seseorang atau
organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru.
Sumber daya manusia dalam konteks manajemen adalah kesiapan masyarakat
untuk mengkontribusikan kesamaan kehendak guna mencapai tujuan yang sama.
Oleh karena itu sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi
pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya
meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian
tujuan.
Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia
pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan
segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan
diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka
profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan. Pengembangan profesionalitas
guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi
guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang
berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Dalam bukunya, E. Mulyasa mengatakan, bahwa upaya-upaya yang dapat
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator,
khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan adalah mengikut sertakan
guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah wawasan para guru. Kepala
sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
2. Prinsip-prinsip pengembangan atau peningkatan profesionalitas.
1) Prinsip umum
a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi
b. manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
c. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
d. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung
sepanjang hayat.
e. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas guru dalam
f. proses pembelajaran.
g. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan
h. dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Page | 6
2) Prinsip khusus
a. Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
kompetensi dan indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
b. Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai
tenaga pendidik
c. profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional.
d. Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
e. Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi
dan indikator.
f. Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat
mengikuti perkembangan Ipteks.
g. Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan jaman.
h. Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan
melalui
proses
pembinaan
dan
pengembangan
profesi
guru
profesi
guru
dapat
bukan
sekadar
di
masa
mendatang
PGRI
sepantasnya
mulai
mengupayakan
Page | 9
guru
memiliki
komitmen
untuk
mengembangkan
kompetensi
diri
Mantja 2002)
memperkenalkan pendekatan
supervisi
sekolah.
Pelatihan
melalui
kemitraan
sekolah
dapat
bagi
pembelajaran,
peningkatan
kompetensi
maupun
2.
3.
keguruan.
Program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi
Page | 12
Yaitu pelatihan yang mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan
diperlukan oleh peserta didik, sehingga isi atau materi pelatihan yang
akan dilatihkan merupakan gabungan atau integrasi bidang-bidang ilmu
sumber bahan pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai
4.
kompetensi.
Program supervisi pendidikan
Di lingkungan sekolah, supervisi mempunyai peranan cukup strategis
dalam meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya akan
5.
6.
7.
ilmiah.
Program pelatihan tradisional lainnya
Pelatihan ini pada umumnya mengacu pada satu aspek khusus yang
sifatnya aktual dan penting untuk diketahui oleh para guru, misalnya:
CTL (Contextual Teaching and Learning), KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), Penelitian Tindakan Kelas, penulisan karya ilmiah,
8.
dan sebagainya.
Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah
Sebagaimana diketahui bahwa jurnal atau bentuk makalah ilmiah lainnya
secara berkesinambungan diproduksi oleh individual pengarang, lembaga
pendidikan lain. Jurnal atau bentuk karya ilmiah lain tersebar diberbagai
pusat sumber belajar (perpustakaan, internet, dan sebagainya).
Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah lainnya
dalam
9.
bidang
pendidikan
guru
dapat
mengembangkan
profesionalismenya.
Berpartisipasi dalam Pertemuan Ilmiah.
Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah
setiap tahun akan memberikan kontribusi yang berharga dalam
membangun
profesionalime
guru
dalam
melaksanakan
tanggungjawabnya.
10. Melakukan peneliatian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas).
Page | 13
rangka
merefleksikan
sekaligus
meningkatkan
praktik
profesionalsime
biasanya
mengembangkan
dan
akan
seorang
melayani
memelihara
guru.
Organisasi/komunitas
anggotanya
untuk
profesionalismenya
selalu
dengan
Page | 14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, dan rasa
kesejawatan yang didukung oleh etika profesi yang kuat serta kualifikasi kompetensi
yang memadai. Karena di tangannyalah pendidikan Indonesia ia bawa. Seorang guru
profesional setidaknya harus memiliki tiga unsur ini: Kualifikasi, Kompetensi
(Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Kompetensi
Profesional) dan Sertifikasi.
Untuk menciptakan seorang guru yang profesional, diperlukan pengembangan
profesi guru, ada banyak cara yang dilakukan, seperti: program peningkatan
kualifikasi pendidikan guru, program penyetaraan dan sertifikasi, program pelatihan
terintegrasi
berbasis
kompetensi,
program
supervisi
pendidikan,
program
3.2 Saran
Berbagai model pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru hendaknya
direncanakan dan dilakanakan secara optimal agar mampu mencapai tujuannya yakni
mencetak guru yang memiliki profesionalitas tinggi.
Strategi pengembangan atau peningkatan profesionalitas guru sebaiknya diawali
dari kesadaran diri guru itu sendiri untuk selalu berusaha mengembangkan dirinya
menjadi lebih
Page | 15
DAFTAR PUSTAKA
Saud, Udin Syaefudin. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2011.
(Sahabuddin,1993:6 dalam http://mawar19.blogspot.com/2012/ 05/makalah-carameningkatkan.html).
(Supriadi
1998
dalam
http://library-teguh.blogspot.
pengembangan-profesi-guru-secara.html).
com/2012/01/217-
Page | 16