Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 4 SISTEM PENCERNAAN


MODUL 3 IKTERIK

Disusun oleh : Kelompok 1


Dyah Anugrah

NIM.1210015018

Pratama
Ida Farida
Maria Sondang
Izzati Nurmaya Sari
Riandi Yanuarsa
Suhana
Azalia Mentari
Ahmad Rizki A.
Dini Kamilah Islami

NIM.1210015019
NIM.1210015005
NIM.1210015006
NIM.1110015026
NIM.1210015041
NIM.1210015042
NIM.1210015039
NIM.1210015060

Simanjuntak Mayro

NIM.1210015080

Rahmalia Usdini
NIM.1210015083
Tutor : dr. Siti Khotimah, M.Kes
dr. Sjarif Ismail, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena terselesaikannya laporan DKK (Diskusi Kelompok
Kecil) mengenai Ikterik, yaitu dengan judul scenario nyeri sakit
hati.
Laporan ini dibuat sesuai dengan gambaran jalannya
proses DKK kami, lengkap dengan pertanyaan pertanyaan dan
jawaban yang disepakati oleh kelompok kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam proses pembuatan laporan DKK ini.
Pertama, kami berterima kasih kepada dr. Siti Khotimah, M. Kes
dan dr. Sjarif Ismail selaku tutor kami yang telah dengan sabar
menuntun kami selama proses DKK. Dan kami juga berterima
kasih

kepada

dr.

Siti

Khotimah,

M.kes

selaku

koordinator

pembimbing DKK Blok 4. Terima kasih pula kami ucapkan atas


kerja sama rekan sekelompok di Kelompok I. Tidak lupa juga kami
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam mencari informasi maupun membuat laporan DKK.
Akhir kata, kami sadar bahwa kesempuranaan tidak ada
pada manusia. Oleh sebab itu, kami mohon kritik dan saran dari
pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini
bermanfaat

bagi

pembaca,

baik

sebagai

referensi

atau

perkembangan pengetahuan.

Hormat Kami,
28
Kelompok 1

DAFTAR ISI

Halaman judul........................................................................................
1
Kata pengantar ....................................................................................
2
Daftar
isi...................................................................................................
.................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang----------------------------------------------------------------------4
1.2 Manfaat Penulisan-----------------------------------------------------------------4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Skenario..........................................................................................
5
2.2 Step 1.............................................................................................
5
2.3 Step 2 ............................................................................................
6
2.4 Step 3.............................................................................................
6
2.5 Step 4.............................................................................................
9

28

2.6 Step 5.............................................................................................


9
2.7 Step 6.............................................................................................
10
2.8 Step 7.............................................................................................
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................
39
3.2 Saran.............................................................................................
39
Daftar Pustaka......................................................................................
40

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Umumnya khalayak menganggap bahwa hati merupakan
pusat perasaan. Dimana yang mengontrol segenap aktivitas
yang berkenaan dengan emosi. Sesungguhnya praduga itu
tidak tepat. Karena fungsi hati lebih kompleks dari yang
diduga oleh khalayak.
Fungsi hati tidak sesederhana yang dibayangkan. Hal ini
dikarenakan hati merupakan salah satu organ yang sangat
penting dalam tubuh

demi kelangsungan proses-proses

28

metabolisme

atau

proses

kimiawi

dalam

tubuh

kita.

Sehingga, apabila ia rusak atau mengalami gangguan maka


sejumlah besar proses metabolisme dalam tubuh kita juga
akan

mengalami

hambatan

atau

gangguan

sehingga

sejumlah penyakit bisa datang berkunjung.


Oleh karena fungsi hati sangat penting maka kita
seharusnya

menjaga

menghindari

dari

hati

kita

segala

sebaik
penyakit

mungkin

untuk

yang

dapat

mengganggunya.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun manfaat dalam pembelajaran modul ini adalah kita
dapat mengetahui anatomi dari liver itu sendiri atau posisi
hati dalam tubuh kita sehingga kita bisa memprediksi adanya
gangguan pada liver apabila kita merasakan sakit atau nyeri
disekitar

posisinya.

Dan

dapat

mengetahui

gejala

langsungnya apabila ada kerusakan hati contohnya ikterik


yaitu sklera berwarna kuning sehingga kita bisa mengambil
langkah pencegahan primer secepatnya untuk menghindari
gangguan yang lebih parah. Tambahan lagi, manfaat dari
pembelajaran modul ini kita dapat mengetahui apa-apa saja
fungsi hati sehingga tetap menjaga fungsi hati tersebut tetap
normal.
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO

28
SAKIT HATI

Pak Hardi ( 60 tahun ) datang ke dokter dengan keluhan


selama sebulan ini tampak pucat, lesu, mata ikterik, perut asites,

mual dan mengalami gangguan defikasi. Pak Hardi disarankan


dokter

untuk

periksa

SGOT,

SGPT,

dan

Bilirubin

untuk

mengetahui fungsi hepar karena ada kemungkinan pak Hardi


menderita sirosis hepatis. Karena sudah 1 minggu belum defikasi
pak

Hardi

diberi

obat supaya

bisa

defikasi

dengan cara

meningkatkan kontraksi otot polos.

STEP 1
1. Ikterik :
Kekuningan pada kulit dan jaringan dalam disebabkan oleh
adanya

sejumlah

besar

bilirubin

dalam

cairan

ekstraseluler . Kadar normalnya 0,5 mg/dl meningkat


menjadi 1,5 mg/dl.
Bisa juga disebabkan karena hiper vitamin A
2. Asites
Penumpukan cairan serosa pada rongga abdomen
Pengumpulan

dan

efusi

cairan

serosa

dalam

cavum

abdomen, juga dapat terjadi karena adanya kelainan fungsi


hepar.
3. Sirosis Hepatis
Peradangan pada hati , dimana sel hepatosit digantikan
jaringan ikat fibrosa
Biasa terjadi karena infeksi bakteri , alkohol dan virus
(hepatitis)
Merupakan tahap akhir dari semua penyakit di hepar
4.
Bilirubin
Pigmen empedu yang memberi warna kuning dari hasil
pemecahan heme
Kadar normal : 0,3 -1,2 g/dl
5.
SGPT
Serum Glutamic Pyruvat Transminase
Sebagai petanda bila terjadi kerusakan pada hati. Apabila
terjadi kerusakan pada hati akan terjadi peningkatan SGPT
Kadar normal : 7-56 unit/ml
6.
SGOT

28

Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase


Enzim yang akan disekresikan apabila ada kerusakan pada
hepar
Kadar normal : 5-40 unit/ml
7.
Hepar
Organ accesoris pencernaan yang fungsinya berperan dalam
absorpsi
STEP II
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi normal hepar, yang di sekresikan
hepar dan pembentukan protein plasma!
2. Jelaskan mekanisme pembentukan bilirubin dan sekresinya
serta fungsinya!
2. Apa yang menyebabkan sirotis hepatis?
3. Jelaskan fungsi empedu !
STEP III
1. Fungsi normal hepar

Fungsi penyimpan = glikogen, vitamin dan zat besi


ayng disimpan dalam bentuk peritin yaitu suatu

protein yang akan di keluarkan


Fungsi vaskuler = menyimpan darah, penyaring sel

darah, memfagositosis sel darah merah usang


Fungsi metabolisme = memproses metabolism

protein , karbohidrat , lemak


Fungsi sekresi = sekresu garam empedu dan bilirubin
Membentuk protein plasma
Mengaktifkan vitamin D
Detoksifikasi darah melalui sel kupffer , obat=obatan
(melalui oksidasi, redusi, konjugasi/hidrolisis)

2.

Bila sel darah merah sudah habis masa hidupnya dan


menjadi terlalu rapuh untuk

sistem sirkulasi, membran

28

selnya pecah dan hemoglobin yang lepas difagositosis oleh


jaringan magrofag. Hemoglobin pertama kali dipecah
menjadi globin dan heme. Pigmen pertama yang dibentuk
adalah biliverdin, tetapi pigmen ini dengan cepat direduksi
menjadi bilirubin bebas, lalu dilepaskan dari makrofag ke
plasma. Bilirubin bebas diabsorpi melalui membran sel
hati. Sewaktu memasuki sel hati, bilirubin dilepaskan dari
albumin

plasma

glukaronat

dan

80%

membentuk

dikonjugasi

bilirubin

dengan

asam

glukaronida,

10%

dikonjugasi dengan sulfat membentuk bilirubin sulfat, dan


sekitar 10% berkonjugasi dengan zat lainnya. Dalam
bentuk ini bilirubin dikeluarkan melalui proses transpor
aktif ke dalam kanalikuli empedu dan kemudian masuk ke
usus.
Fungsinya:

Suatu zat sisa yang harus dibuang

Untuk pewarnaan feses

Untuk pewarnaa urin menjadi kekuningan.


3.

Penyebab sirotis hepatis


Peradangan

pada

hati

yang

dalam

kondisi

berkepanjangan , dimana sel hepatosit sudah diserubungi


jaringan ikat . Jika sudah rusak akan terjadi kerusakan pada
hati ini bisa disebabkan karena alkohol

4.

Sekresi empedu dan fungsinya


Hasil sekresi terbesar dalam hepar adalah sekresi empedu,
dan

normalnya

sel-sel

hati

atau

hepatosit

dapat

mensekresi empedu sebanyak 600 1200 ml/hari. Dalam


proses pensekresian empedu ini terjadi beberapa jalur,
yaitu:

28

Bagian awal empedu disekresikan oleh sel hepatosit


(mengandung

asam

empedu,

kolesterol,

dan

zat-zat

organik lainnya) disekresikan ke dalam kanalikuli biliaris


kecil di antara sel-sel hati mengalir menuju septa
interlobaris masuk ke dalam duktus biliaris terminal
kemudian ke duktus yang lebih besar duktus hepatikus
duktus biliaris komunis. Disini cairan empedu kan
disimpan di dalam kandung empedu jika sfinter Oddi
tertutup. Namun juka terbuka cairan empedu akan keluar
dari

duktus

sistikus

untuk

dialirkan

ke

duodenum

bersamaan dengan sekresi dari pancreas.


Dalam sistem pencernaan, empedu juga mempunyai dua
fungsi penting, antara lain yaitu:

Mencerna dan mengabsopsi lemak, yang dengan


asam empedunya membantu mengemulsi partikel-partikel
lemak yang besar menjadi partikel-partikel yang kecil, dan
juga membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah

dicerna melalui membrane mukosa intestinal.


Mengeluarkan beberapa produk buangan

yang

penting untuk darah, seperti bilirubin dan kelebihan


kolesterol.
Empedu ini disekresikan secara terus-menerus oleh sel-sel
hepatosit, namun normalnya sebagian besar disimpan di
dalam kandung empedu sampai diperlukan untuk masuk
ke dalam duodenum. Volume maksimal yang dapat
ditampung kandung empedu hanya mencapai 30 60
mililiter. Meskipun demikian, sekresi empedu yang dalam
setiap harinya mencapai 450 ml tetap dapat disimpan

28

dalam kandung empedu, karena terjadi absorpsi air dan


elektrolit

lainnya

secara

terus-menerus

sehingga

memekatkan sisa-sisa zat empedu yang antara lain


mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin, dan
bilirubin. Normalnya empedu ini dapat dipekatkan menjadi
5 kali lipat, dan maksimal dapat dipekatkan hingga 20 kali
lipat.

STEP IV

STEP V Learning Objective


1. Menjelaskan
2. Menjelaskan
3. Menjelaskan
4. Menjelaskan
5. Menjelaskan
STEP VI

anatomi hepar
fungsi hepar
metabolisme bilirubin dan fungsinya
anatomi kandung empedu dan fungsinya
parameter pemeriksaan hati

28

Pada tahap belajar mandiri ini dari tanggal 18-20 Februari 2013,
kami akan mencari dan menelaah referensi untuk mendapatkan
penjelasan mengenai Learning Objective yang telah dicapai.
Proses belajar mandiri diwajibkan terhadap setiap individu
kelompok

STEP VII
1. Menjelaskan anatomi hepar

sisi anterior hepar

28
Sisi posterior hepar

Vaskularisasi hepar
Hepar

merupakan

organ

metabolik

terbesar.

Yang

menyumbangkan berat kurang lebih 2 % dari massa tubuh


manusia dewasa. Kurang lebih beratnya adalah 1,5 kg pada
manusia dewasa. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati
yang berbentuk silindris

dengan panjang milimeter dan

berdiameter 0,8-2 mm. Hati manusia 50.000-100.000 lobulus.


Lobulus hati, terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis
yang mengalir ke vena hepatika dan kemudian vena cava.
Lobulus ini dibentuk terutama dari banyak lempengan sel hati
yang menyebar dari vena sentralis. Masing-masing lempeng
hati tebalnya dua sel, dan diantara sel yang berdekatan
terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris
di dalam septum fibrosa yang memisahkan dua lobulus hati
yang berdekatan (Guyton and Hall, 2012).

28

Selain itu, hati ini juga tersusun menjadi unit-unit fungsional


yang dikenal dengan lobulus, yaitu susunan jaringan yang
berbentuk heksagonal mengelilingi satu vena sentral. Di setiap
enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh yaitu cabang
arteri hepatiika, cabang vena porta dan duktus biliaris. Darah
dari cabang vena porta dan arteri hepatika mengalir dari
perifer lobulus ruang kapiler luas yang disebut sinusoid yang
berjalan antara jejeran sel hati ke vena sentral seperti jari-jari
roda sepeda ( Sherwood, 2012).

Lobus terbagi menjadi empat lobus yaitu lobus dextra dan


lobus sinistra yang dipisahkan oleh facies diafragmatica oleh
ligamenum falciformis hepatis dan berujung pada ligamentum
teres hepatis. Ada lagi 2 lobus yang rudimenter yaitu lobus
caudatus dan lobus quadratus.
Sinusoid vena dilapisi oleh 2 sel, yaitu:
-

Sel endotel khusus yang memiliki pori-pori besardengan

diameter kurang
lebih 1 mikrometer
- Sel kuppfer besar (retikuloendotelial) yang mempunyai
sifat makrofag residen dan akhirya memfagositosis benda
asing dalam darah sinus

hepatikus.

Hati memiliki ruang disse yang merupakan ruangan antara sel


endotel

dan

sel

hati

yang

mempunyai

fungsi

untuk

menghubungkan pembuluh limfe dalam septum interlobaris


dimana apabila terjadi kelebihan cairan akan dikeluarkan lewat
pembuluh limfe.
Di dalam hati juga terdapat lempeng hati yang tebal yang
terdiri dari 2 sel yang berdekatan membentuk kanalikuli biliaris

28

kecil yang mengarah ke duktus biliaris adadalam septum


fibrosa) yang berfungsi untuk memisahkan lobules hati.
Permukaan

hepar

dibagi

menjadi

dua,

yaitu:

Facsia

diafragmatica, dan fascia visceralis (caudalis).


- Fascia diafragmatica, dibagi menjadi 3 bagian yaitu
1. Licin, akibat cekungan dari diafragma.
2. Terbagi menjadi fascia ventrosuperior, fascies superior, dan
fascies dextra.
3. Terpisah dengan vascies visceralis oleh margo inferior.
- Fascie visceralis (caudalis)
1. Terdiri dari lobus quadratus dan lobus caudatus yang
terpisah oleh celah berbentuk H.
2. Celah ini berisi treat portal yang terdiri dari : duktus
hepaticus, arteri hepatica propria, dan vena porta.
Vaskularisasi hepar
Dari mengalir melalui hati dari vena porta melalui saluran
pencernaan

untuk pemprosesan dan penyimpanan nutrien

yang baru diserap sedangkan arteri hepatika berasal dari aorta


menyediakan oksigen bagi hati dan mengandung metaboilit
darah

untuk

diproses

oleh

hati

dan

disalurkan

melalu

pembuluh darah ini.


2. Menjelaskan fungsi hepar
Fungsi penyimpan darah dan penyaringan darah
Hati merupakan suatu organ yang dapat diperluas dan sejumlah
besar darah dapat disimpan di dalam pembuluh darah hati.
Volume darah normal hati meliputi yang ada didalam vena dan di
dalam jaringan hati adalah sekitar 450 ml, atau setara dengan 10
persen dari total volume darah tubuh. Bila tekanan meningkat
pada atrium kanan, dapat menyebabkan tekanan balik di dalam
hati, sehingga hati meluas dan oleh karena itu 0,5 sampai 1 liter
cadangan darah disimpan di dalam vena hepatica dan sinus

28

hepatica. Karena kemampuannya ini, hati mampu bekerja


sebagai tempat penampungan darah saat volume berlebihan,
dan mampu menyuplai darah ektra saat kekurangan darah.
Struktur anatomi hati memungkinkan hati untuk menerima darah
dari dua sumber utama. Pertama dari vena porta hepatica, yang
membawa produk-produk yang diserap dari saluran cerna ke hati
untuk diproses, dicerna dan didetoksifikasi sebelum produk ini
mengalir ke sirkulasi umum.

Darah tersebut masuk ke dalam

sinusoid hati sebesar 1050 ml. Kedua dari arteri hepatica yang
membawa darah kaya akan oksigen untuk member nutrisi hati,
sebesar 300 ml. Jumlah total rata-rata darah yang mengalir
melalui hati adalah 1350ml/menit atau sekitar 27 persen dari
sisa curah jantung.
Di dalam hati, terdapat sinusoid yang di dindingnya mengandung
makrofag

jaringan yang disebut sebagai sel kupffer. Selsel

makrofag ini secara efisien bekerja membersihkan darah sewaktu


darah melalui sinusoid. Darah yang dibawa dari usus halus
melalui vena porta banyak mengandung kuman basilus jika
dibiakkan. Bila darah yang mengangkut bakteri berhubungan
sementara atau menyentuh sel kupffer dalam waktu kurang dari
0,01 detik, bakteri akan masuk menembus dinding sel kupffer
dan menetap permanen di dalamnya hingga bakteri tersebut
dicerna. Kurang lebih hanya 1 persen bakteri yang masuk ke
darah porta dari usus halus yang berhasil melewati hati ke
sirkulasi sistemik.
28
Tempat penyimpanan Vitamin
Hati mempunyai fungsi juga sebagai penyimpanan vitaminvitamin yang sangat baik untuk digunakan pasien antara lain

vitamin A yang sangat banyak disimpan dalam hati dan dalam


jangka waktu penyimpanan di hati 10 bulan, vitamin D yang
disimpan dalam kadar normal untuk mencegah defesiensi selama
3-4 bulan dan vitamin B12 yangdisimpan dalam kadar normal juga
selama 1 tahun bahkan mungkin lebih.
Tempat besi dalam bentuk Feritin
Sebagian besar besi di dalam tubuh disimpan dihati dalam
bentuk ferritin. Sel hati mengandung sejumlah besar protein
yang disebut sebagai apoferritin, yang dapat bergabung dengan
besi baik dalam jumlah sedikit atau banyak. Sistem apoferritin
hati ini bekerja sebagai penyangga besi darah dan sebagi media
penyimpanan besi. Apabila besi banyak tersedia di dalam cairan
tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk
ferritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam seel hati hingga
diperlukan. Bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh mencapai kadar
yang rendah , maka ferritin akan melepaskan besinya.

Tempat pembentukan zat koagulasi


Vitamin K sangat esensial dalam metabolisme hati untuk
membentuk protombin, faktor VII, IX, dan X. Bila tidak terdapat
vitamin K, maka konsentrasi zat-zat ini akan turun secara
bermakna dan keadaan ini dapat mencegah koagulasi.

Ekskresi obat-obatan, hormon, dan zat lain.


Beberapa hormon disekresikan oleh kelanjar endrokin yang
dieksresikan dan dihambat secara kimia oleh hati. Misalnya
hormone tiroksin dan hormone steroid seperti estrogen, kortisol,
dan aldesteron yang apabila terjadi penimbunan yang berlebihan

28

di cairan tubuh atau aktivitas berlebihan dari sistem hormon


maka akan menyebabkan kerusakan hati dan jalan utama eksresi
kalsium dari tubuh hanya sekresi oleh hati ke dalam epedu lalu
diangkut oleh usus dan hilang dalam feses.
Tempat pembentukan dan pengekresian empedu
Saluran Empedu mengangkut empedu sedangkan kandung
empedu menyimpan dan mengeluarkan empedu ke dalam usus
halus sesuai kebutuhan. Sekitar 500 hingga 1000 ml empedu
kuning. Pengeksresian empedu yaitu singkatnya bila sel darah
merah sudah habis masa hidupnya (120 hari) dan menjadi rapuh
untuk bertahan dalam sirkulasi, membrane selnya pecah dan
hemoglobin yang lepas difagositosis oleh jaringan makrofag di
seluruh tubuh. Hemoglobin pertama kali dipecah menjadi heme
dan globin, dan cincin heme dibuka agar besi bebas yang
ditranspor ke dalam darah oleh transferin dan rantai lurus dari
empat inti pirol yaitu subrat yang nantinya akan dibentuk
menjadi pigmen empedu, dan seterusnya.
Detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen
Fungsi detoksifikasi sangat penting dilakukan oleh enzim hati
melalui oksidasi, reduksi, hidrolisis, atau konjugasi zat-zat yang
dapat berbahaya

dan mengubahnya menjadi zat yang tidak

aktif. Zat-zat endogen (seperti fenol yang dihasilkan oleh kerja


bakteri pada asam amino di usus besar) dan zat eksogen (seperti
morfin) yang cara detoksifikasinya dengan cara misalnya etil
alcohol di metabolisme dalam hati sebanyak 80% maka alcohol
yang tersisa diabsorbsi di

lambung dan dieksresikan melalui

ginjal, paru-paru dan kulit. Alkohol yang diangkut dalam hati dan
dimetabolisme dengan 2 cara yang melibatkan dehidrogenase
alcohol yang membentuk asetat dan asetaldehid. Sebagian
asetat terbentuk dengan koenzim untuk membentuk asetil KoA

28

yang mengalami biosintensis menjadi asam lemak dan dapat


menyebabkan timbulnya efek toksik.

Metabolik Hati
Hati merupakan suatu kumpulan besar sel reaktan kimia dengan
laju metabolisme yang tinggi, saling memberikan substrat dan
energi dari satu sistem metabolisme ke sistem yang lain,
mengolah dan menyintesis berbagai zat yang diangkut ke daerah
tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabolisme lain.
1) Metabolisme karbohidrat
Fungsi hati dalam melaksanakan metabolism karbohidrat adalah
sebagai berikut:
a. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar
b. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
c. Glukoneogenesis
d. Pembentukan

senyawa

kimia

dari

produk

antara

metabolism karbohidrat
Hati memiliki fungsi yang disebut sebagai fungsi penyangga
glukosa, dimana hati mengambil kelebihan glukosa dari darah
dan mengubahnya menjadi glikogen kemudian menyimpannya
dalam hati. Selanjutnya hati akan mengembalikan glikogen
menjadi glukosa bila konsentrasi glukosa dalam darah turun
terlalu rendah. Hal ini penting untuk mempertahankan kondisi

28

glukosa

normal.

Pada

beberapa

orang

yang

mengalami

gangguan fungsi hati, peningkatan konsentrasi glukosa dapat


terjadi sebanyak dua atau tiga kali lebih tinggi setelah memakan
makanan tinggi karbohidrat, daripada orang yang fungsi hatinya
normal.
Sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida dapat
diubah menjadi glukosa apabila cadangan glukosa darah mulai
menurun secara bermakna di bawah normal. Proses ini disebut
sebagai

glukoneogenesis,

yang

penting

untuk

membantu

mempertahankan konsentrasi glukosa darah relative normal.

2) Metabolisme lemak
Metabolisme lemak tertentu terutama terjadi di hati, walaupun
tidak menutup kemungkinan lemak di metabolisme di jaringan
lain. Beberapa fungsi spesifik hati dalam memetabolisme lemak
adalah sebagai berikut:
a) Oksidasi asam lemak untuk menyuplai energy bagi fungsi
tubuh yang lain
b) Sintesis

kolesterol,

fosfolipid

dan

sebagian

besar

lipoprotein
c) Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat
Lemak netral dapat diubah menjadi energi melalui berbagai
proses dan siklus. Pertama-tama lemak dipecah menjadi gliserol
dan asam lemak. Asam lemak ini selanjutnya dipecah oleh
oksidasi

beta

menjadi

radikal

asetil

berkarbon

yang

membentuk asetil koenzim A (Asetil Ko-A). Oksidasi beta ini


dapat terjadi di semua sel tubuh, namun terjadi lebih cepat di

28

hati. Selanjutnya Asetil Ko-A yang terbentuk tidak dapat langsung


digunakan oleh hati. Sebaliknya Asetil Ko-A harus diubah menjadi
asam asetoasetat melalui kondensasi yang memerlukan dua
molekulnya. Asam asetoasetat ini merupakan asam dengan
kelarutan tinggi yang mampu menembus membrane sel hati dan
masuk ke cairan ekstrasel yang selanjutnya akan ditranspor ke
seluruh tubuh dalam lipoprotein untuk diabsorpsi oleh jaringan.
Jaringan ini selanjutnya mengubah kembali asam asetoasetat
menjadi Asetil Ko-A dengan cara dioksidasi. Jadi peran hati disini
adalah

untuk

memetabolisme

lemak

untuk

membebaskan

sejumlah besar energi.


Sejumlah 80 persen kolesterol yang di metabolisme di hati
diubah menjadi garam empedu dan sisanya diangkut dalam
lipoprotein yang diedarkan keseluruh tubuh oleh darah. Fosfolipid
yang disintesis di hati juga ditanspor dalam lipoprotein. Kedua
fosfolipid dan kolesterol digunakan oleh sel untuk membentuk
membrane, struktur intrasel dan bermacam-macam zat kimia
untuk kepentingan sel.
3) Metabolisme protein
Fungsi Metabolik protein yang dilakukan oleh Hati yaitu :
a. Deaminasi asam amino
b. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari
cairan tubuh
c. Pembentukan protein plasma
d. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa
lain dari asam amino
-Demiasi Asam amino
Dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk
energi atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak.

28

-Pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan


tubuh
Sejumlah besar amonia di bentuk melalui proses deminasi, dan
jumlah masih di tambah oleh pembentukan bakteri di dalam usus
secar kontinu dan kemudian di absorsi kedalam darah. Oleh
karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, konsentrasi amonia
meningkat dengan cepat dan menimbulkan koma hepatik bahkan
kematian. Dan penurunan aliran darah yang besar melalui hati
yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena porta
dan vena cava dapat menyebabkan jumlah amonia yang
berlebihan dalam darah, suatu keadaan yang sangat toksik.
-Pembentukan protein plasma
Pada dasarnya semua protein plasma, kecuali bagian dari
gamma globulin, dibentuk oleh sel hati. Sel hati menghasilkan
kira kira 90 persen dari semua protein plasma. Sisa gamma
globulin adalah antibody yang dibentuk terutama oleh sel plasma
dalam jaringan limfe tubuh. Hati mungkin dapat membentuk
protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50
gram/hari. Oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan banyak
plasma, jumlah ini dapat digantikan dalam waktu 1 atau 2
minggu. Kehilangan protein plasma menimbulkan mitosis sel hati
sel hati yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar,
pengaruh ini digandakan kecepatan pengeluaran protein plasma
sampai konsentrasi plasma kembali normal.
Pembentukan protein plasma
Pembentukan protein plasma sangat penting untuk pembentukan
faktor pembekuan darah, mengikat hormon tirod dan kolestrol.
Protein plasma adalah suatu kelompok konstituan plasma yang
tidak sekadar diangkut dalam plasma namun juga berada dalam

28

plasma melaksankan berbagai fungsi-fungsi. Dimana fungsi dari


protein plasma adalah sebagai berikut :
a. Menciptakan

gradien

osmotik

pada

darah

dan

cairan

interstisial akibat dispersi koloid. Tekanan osmotik ini sangat


penting sebagai pencegahan pertama dari keluarnya cairan
berlebihan berlebihan dari darah ke cairan interstisial.
b. Membantu plasma sebagai penyangga perubahan pH.
c. Terdapat 3 jenis protein plasma yaitu sebagai berikut :
Albumin; Merupakan protein

terbesar di dalam protein

plasma sehingga sangat menentukan konsentrasi tekanan


osmotik karena juml;ahnya yang banyak tersebut. Albumin
ini secara nonspesifik berfungsi mengikat bahan-bahan
dalam plasma yang tidak larut dalam plasma contohnya
bilirubin, penisilin dan garam empedu yang digunakan
sebagai alat transportasi dalam plasma.
Globulin; Terdapat tiga subkelas globulin yaitu globulin alfa,
beta, gamma
i.

Globin alfa dan beta, seperti halnya albumin globulin alfa


dan beta ini dijadikan sebagai alat transportasi namun
pengikatannya secara spesifik yaitu mengikat kolestrol
dan hormon tiroid.

ii.

Globulin

alfa

dan

beta

juga

digunakan

dalam

penting

dalam

pembentukan faktor koagulasi darah.


iii.

Selain

itu,

globulin

berperan

mengaktifkan protein yang inaktif, contohnya protein alfa


angiontensinogen menjadi angiontensin dimana sangat

28

penting

dalam

mempertahankan

konsentrasi

garam

dalam cairan.
iv.

Globulin

gamma

berperan

dalam

pembentukan

sistem imun tubuh kita karena dibentuk oleh sel limfosit.


Namun globulin gamma ini tidak dibentuk dihati seperti
globulin alfa dan beta.
Fibrinogen.

Dimana

ia

sangat

penting

sebagai

faktor

pembekuan darah.

Fungsi regenerasi
Hati dapat menyembuhkan dirinya sendiri atau dapat kembali ke
asal dengan tidak diperparah oleh virus dan peradangan hati.
Dimana sel hati yaitu hepatosit akan bereplikasi 1-2 kali untuk
memperbaiki hati dan akan terus bereplikasi sanpaihatikembali
normal.

Hal

ini

kemungkinan

dipicu

karena

adanya

HGF

(Hepatosit Growth Factor) yang diproduksi oleh sel mesenkim


hati. Faktor-faktor lain ikut mempengaruhi pembelahan sel
hepatosit, yaitu:
a.
Epidermal growth factor
b.
Sitokin (tumor necrosis factor)
c.
Interleukin 6
Setelah

hati

kembali

normal,

maka

muncul

penghambat

proliferasi sel hati oleh transforming growth factor beta yang


dihasilkan oleh sitokin yang disekresikan oleh hati.

Fungsi Sekresi
Empedu disekresikan oleh sel sel fungsional utama di hati,
yaitu sel hepatosit. Sekresi awal ini mengandung sejumlah besar
asam empedu , kolesterol, dan zat zat organic lainnya.

28

Kemudian empedu disekresikan ke dalam kanalikuli biliaris kecil


yang terdapat di antara sel sel hati. Kemudian, empedu
mengalir di dalam kanalikuli menuju septa interlobaris, tempat
kanalikuli

mengeluarkan

empedu

ke

dalam

duktus

biliaris

terminal dan kemudian secara progresif ke dalam duktus yang


lebih besar, akhirnya mencapai duktus hepatikus dan duktus
biliaris komunis. Dari sini sempedu langsung dikeluarkan ke
dalam duodendum atau dialihkan dalam hitungan menit sampai
beberapa jam melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu.
Dalam perjalanannya melalui duktus duktus biliaris, bagian
kedua dari sekresi hati ditambahkan ke dalam sekresi empedu
yang pertama. Sekresi tambahan ini berupa larutan ion ion
ion natrium dan bikarbonat encer yang di sekresikan oleh sel
sel epitel sekretoris yang mengelilingi duktulus dan duktus.
Sekresi kedua ini kadang meningkatkan jumlah empedu total
sampai 100 persen. Sekresi kedua ini terutama diransang oleh
sekretin,

yang

juga

merangsang

sekresi

pancreas

untuk

meningkatkan sekresi empedu, kadang kadang lebih dari dua


kali lipat selama beberapa jam sesudah makan. Peningkatan
sekresi ini hampir seluruhnya adalah sekresi larutan encer yang
kaya natrium dan ion bikarbonat oleh sel epitel duktus dan
duktulus empedu, dan bukan peningkatan sekresi oleh sel sel
parenkim hati itu sendiri. Bikarbonat kemudian akan diteruskan
ke usus halus dan bergabung dengan bikarbonat dari pancreas
untuk menetralkan asam hidroklorida dari lambung.
Garam empedu
28
Sel hati menyintesis sekitar 6 gram garam empedu setiap
harinya. Prekursor dari garam empedu adalah kolesterol, baik
yang ada dalam diet atau yang disintesis dalam sel hati

selama

berlangsungnya

pertama

diubah

metabolisme

menjadi

asam

lemak.
kolat

Kolesterol

atau

asam

kenodeoksikolat dalam jumlah yang sama dalam jumlah yang


sama. Asam-asam ini selanjutnya akan berkombinasi terutama
dengan glisin, dalam jumlah yang lebih sedikit, dan dengan
taurin untuk membentuk asam asam empedu terkonjugasi.
Garam-garam

dari

asam

ini,

terutama

garam

natrium,

kemudian akan disekresi dalam empedu.


Garam empedu memiliki dua kerja penting pada traktus
intestinal. Pertama, garam ini bekerja sebagai deterjen pada
partikel lemak dalam makanan. Hal ini mengurangi tegangan
permukaan partikel dan memungkinkan agitasi dalam traktus
intestinal untuk memcahkan tetesan-tetesan lemak menjadi
bentuk yang kecil. Proses ini disebut emulsifikasi atau fungsi
deterjen

dalam

membantu

garam

absorpsi

empedu.

dari

asam

Kedua,

garam

lemak,

empedu

monogliserida,

kolesterol, dan lemak lain dalam traktus intestinal. Garam


empedu

melakukan

fungsi

ini

dengan

cara

membentuk

komplekskompleks fisik yang sangat kecil dengan lemak ini.


Kompleks ini disebut dengan micel, dan bersifat semi larut di
dalam kimus akibat muatan listrik dari garam empedu. Lemak
usus diangkut dalam bentuk ini ke mukosa usus untuk
kemudian diabsorpsi ke dalam darah. Tanpa adanya garam
empedu di dalam traktus intestinal, 40 persen lemak yang
dicerna akan dikeluarkan bersama tinja, dan pasien seringkali
mengalami defisit metabolisme akibat hilangnya nutrient ini.
28
3. Menjelaskan metabolisme bilirubin dan fungsinya

Sel darah merah yang sudah habis masa hidupnya rata-rata


120 hari dan menjadi terlalu rapuh untuk bertahan dalam
sistem sirkulasi, membrane selnya akan pecah dan
hemoglobin yang lepas di fagositosis oleh jaringan makrofag
(sistem retikuloendotelial) di seluruh tubuh. Hemoglobin
pertama kali dipecah menjadi globin dan heme, dan cincin
heme di buka untuk memberikan (1) besi bebas yang
ditransfer ke dalam darah oleh transferin, (2) rantai lurus dari
4 inti pirol yaitu substrat yang nantinya akan dibentuk menjadi
pigmen empedu. Pigmen pertama yang dibentuk adalah
biliverdin, tetapi pigmen ini dengan cepat direduksi menjadi
bilirubin bebas, yang secara bertahap dilepaskan dari
makrofag ke dalam plasma bilirubin bebas dengan segera
bergabung sangat kuatdengan albumin plasma dan ditranspor
dalam kombinasi ini melalui darah dan cairan interstitial.
Sekalipun berikatan dengan protein plasma, bilirubin ini masih
disebut bilirubin bebas untuk membedakannya dengan
bilirubin terkonjugasi.
Selanjutnya, bilirubin bebas diabsorpsi melalui membran sel
hati. Sewaktu memasuki sel hati, bilirubin dibebaskan dari
albumin plasma dan segera setelah itu kira-kira 80%
dikonjugasi dengan asam glukuronat untuk membentuk
bilirubin glukuronida, 10% berkonjugasi dengan sulfat
membentuk bilirubin sulfat, 10% lagi akan berkonjugasi
dengan berbagai zat lainnya. Dalam bentuk ini, bilirubin
dikeluarkan melalui proses transport aktif ke dalam kanalikuli
empedu dan masuk ke usus.
Setelah berada di dalam usus, setengah dari bilirubin
terkonjugasi diubah oleh kerja bakteri menjadi urobilinogen
yang mudah larut. Beberapa urobilinogen direabsorps imelalui

28

mukosa usus kembali ke dalam darah. Sebagian


besarnyadiekskresikan kembali oleh hati ke dalam usus, tetapi
kira kira 5% diekskresikan oleh ginjal kedalam urin.Setelah
terpapar oleh udara dalam urin, urobilinogen teroksidasi
menjadi urobilin sedangkan di dalam feses urobilinogen diubah
dan dioksidasi menjadi sterkobilin.
4. Menjelaskan anatomi kandung empedu dan fungsinya
Secara anatomis kandung empedu (vesica fellea) terletak di
dalam fossa vesica fellea, sebagian bagian dari fissure sagitalis
dextra,

pada

fascies

visceralis

hepar.

Vesica

fellea

sersinggungan dengan peritoneum kecuali bagian cranial yang


menempel pada hepar. Kandung empedu terdiri dari tiga
bagian utama, yaitu fundus corpus dan collum (leher) yang
selanjutnya berhubungan dengan ductus cycticus.
Didalam bagian collum di dalam lumen terdapat lipatan
mukosa yang membentuk semacam valvula yang disebut
sebagai

Valvula

spiralis

Heister.

Ductus

cycticus

yang

merupakan tempat pengeluaran garam empedu dari vesica


fellea,

selanjutnya

bertemu

dengan

ductus

hepaticus

communis yang dibentuk dari ductus hepaticus dextra dan


sinistra, selanjutnya menjadi ductus choledocus yang bertemu
dengan

ductus

pancreaticus

major,

membentuk

saluran

bersama yang meleebar pada dinding duodenum yang disebut


ampula dan bermuara kedalam duodenum pars descendens.

28

Penyimpanan dan pemekatan empedu di dalam kandung


empedu
Empedu disekresikan secara terus menerus oleh sel-sel hati,
namun sebagian besar normalnya disimpan dalam kandung
empedu sampai diperlukan di duodendum. Volume maksimal
yang dapat ditampung kandung empedu hanya 30 sampai 60
mililiter. Meskipun demikian, sekresi empedu selama 12 jam
(biasanya

sekitar

kandung

empedu

450

mililiter)

karena

air,

dapat

disimpan

natrium,

klorida,

dalam
dan

kebanyakan elektrolit kecil lainnya secara terus menerus


diabsorpsi melalui mukosa kandung empedu, memekatkan
sisa

zat

empedu

yang

mengandung

garam

empedu,

kolesterol, lesitin, dan bilirubin.


Kebanyakan absorpsi kandung empedu ini disebabkan oleh
transport aktif natrium melalui epitel kandung empedu, dan
keadaan ini diikuti oleh absorpsi sekunder ion klorida, air, dan
kebanyakan zatzat terdifusi lainnya. Pada dasarnya semua
zat

lain,

terutama

garam

empedu

dan

zatzat

lemak

kolesterol dan lesitin, tidak direabsorbsi dan karena itu

28

menjadi sangat pekat dalam empedu di kandung empedu.


Empedu secara normal dipekatkan sebanyak 5 kali lipat
dengan cara ini, tetapi dapat dipekatkan sampai maksimal 20
kali lipat.
Pengaturan sekresi dan pengosongan
Ketika makanan mulai dicerna pada traktus gastrointestinal
bagian atas, kandung empedu mulai di kosongkan oleh
pelemasan

Sfingter

Oddi,

terutama

sewaktu

makanan

berlemak mencapai duodenumi sekitar 30 menit setelah


makan.

Saat

lemak

tidak

terdapat

dalam

makanan

pengosongan kandung empedu berlangsung lambat. Asam


lemak dan asam amino dalam duodenum akan menyebabkan
pelepasan kolesistokinin (CCK), yang menyebabkan kandung
empedu

berkontraksi.

Zat

yang

menimbulkan

kontraksi

kandung empedu disebut cholagugue. Pembentukan empedu


juga ditingkatkan oleh rangsangan pada nervus vagus oleh
hormone sekretin, yang meningkatkan kandungan air dan
HCO3-

dalam empedu. Zat yang meningkatkan sekresi

empedu disebut choleritic.


5. Menjelaskan parameter pemeriksaan hati
Pemeriksaan fungsi hati didasarkan pada 2 parameter. Yang
pertama yaitu hasil pemeriksaan laboratorium. Yang kedua
yaitu hasil pemeriksaan fisik.
A. Pemeriksaan Laboratorium
a. Eksresi empedu
Digunakan untuk mengukur kemampuan hati untuk
konjugasi dan eksresi pigmen empedu, yaitu:
- Bilirubin serum direk (terkonjugasi): meningkat bila
terjadi gangguan ekskresi bilirubin terkonjugasi.

28

- Bilirubin serum indirek (tak terkonjugasi): meningkat


pada keadaan hemolitik dan sindrom gilbert
- Bilirubin urine: bilirubin terkonjugasi dieksresi dalam
urine bila kadarnya meningkat dalam serum.
- Urobilinogen serum: meningkat bila jumlah yang
dihasilkan melampaui kemampuan hati untuk
mengekskresikan kembali
b. Eksresi zat warna
- Uji bersihan natrium sulfobromoftalein : untuk evalusi
fungsi hati untuk mendeteksi sel hati , tetapi kadang
menimbulkan reaksi toksik sehingga uji ini jarang
digunakan
c. Metabolism protein
- Protein serum total yang terdiri dari albumin dan globin
yang akan menurun pada gangguan hati
- Masa protrombin yang jumlahnya akan meningkat pada
penurunan sintesis protrombin
- Ammonia (NH3) darah akan meningkat apabila terdapat
gagal hati karena tidak mampu mengubah menjadi urea
d. Metabolism karbohidrat
- Amylase urine akan meningkat sebagai tanda adanya
pankreasitis
e. Metabolism lemak
- Kolesterol serum yang meningkat pada obstruksi duktus
biliaris dan menurun pada kerusakan sel hati
f. Enzim serum
- SGPT: meningkat pada kerusakan sel hati yang
-

dilepaskan oleh jaringan yang rusak


Fosfatase alkali: kadarnya meningkat pada obstruksi

biliaris
g. Pemeriksaan fisik
- Adanya kekuningan pada sclera mata
- Munculnya caput medusa pada bagian yang mengalami
asites

28

BAB III
PENUTUP

3. 1. KESIMPULAN
Dari hasil diskusi kami pada modul ini, dapat kami
simpulkan bahwa hepar merupakan salah satu organ yang
terpenting dalam tubuh kita, karena berbagaia fungsi yang
dijalankannya,

baik

fungsi

penyimpanan,

vaskuler,

detoksifikasi, maupun penyaringan sisa zat tubuh atau toksik


yang berbahaya bagi tubuh kita. Sehingga apabila hepar kita
mengalami
3.2. SARAN
Fungsi

dari

traktus

gastrointestinal

tersebut

dapat

terganggu disebabkan oleh pola makan yang tidak baik


sehingga bisa menyebabkan terjadinya iritasi pada traktus
gastrointestinal yang nantinya akan merugikan kita sendiri.
Oleh karena itu, kita seharusnya menjaga pola makan kita
agar kita dapat menghindari segala hal-hal yang dapat

28

menganggu fungsi system pencernaan kita seperti

makan

tepat waktu dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong WF, 2005. Review of medical physiology, 22th ed.


Appleton & Lange. Stamford. CT. USA
Guyton and Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem.
Edisi 2. Alih bahasa: Brahmn U. Pendit. Jakarta: EGC.
Lab Anatomi-Histologi FK UNAIR. 2002. Diktat Anatomi Bagian 2.
Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

28

Anda mungkin juga menyukai