Anda di halaman 1dari 10

A.

Judul :
PEMODELAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH
HUJAN DI KABUPATEN BANDUNG
B. Latar Belakang
Informasi tentang curah hujan merupakan perihal penting yang
berpengaruh terhadap berbagai macam aktifitas misalnya dalam bidang
pertanian. Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu yang di ukur dengan satuan milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Dalam penjelasan lain curah hujan juga dapat
diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain; kelembaban udara,
temperatur, tekanan udara, intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan
lain-lain. Output yang akan digunakan adalah banyaknya curah hujan
sedangkan inputnya adalah beberapa faktor yang mempengaruhi curah
hujan yaitu: kelembaban udara, temperatur, tekanan udara, intensitas
matahari, dan kecepatan angin. Oleh karena faktor yang diambil sebagai
input lebih dari dua maka peramalan ini termasuk dalam peramalan
multivariat.
Peramalan merupakan suatu cara untuk memprediksi masa yang
akan datang. Peramalan juga merupakan bagian integral dari kegiatan
pengambilan keputusan. Banyak cara yang dipelajari dalam matematika
untuk meramalkan suatu kemungkinan salah satunya adalah dengan
menggunakan analisis deret berkala. Analisis deret berkala adalah
peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif masa lalu dimana hasil
ramalan yang dibuat tergantung dengan metode yang digunakan.
Analisis data deret berkala pada dasarnya digunakan untuk
melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Datadata yang dikumpulkan secara periodik berdasarkan urutan waktu, bisa
dalam jam, hari, minggu, bulan, dan tahun, dapat dilakukan analisis

menggunakan metode analisis data deret berkala. Analisis data deret


berkala tidak hanya dapat dilakukan untuk satu variabel (univariate) tetapi
juga dapat untuk banyak variabel (multivariat). Selain itu pada analisis
data deret berkala dapat dilakukan peramalan data beberapa periode ke
depan yang sangat membantu dalam menyusun perencanaan ke depan.
Model fungsi transfer merupakan salah satu model peramalan
kuantitatif yang dapat digunakan untuk peramalan data deret berkala yang
multivariat. Model ini menggabungkan beberapa karakteristik analisis
regresi berganda dengan karakteristik deret berkala ARIMA. Konsep
fungsi transfer terdiri dari deret input, deret output, dan seluruh pengaruh
lain yang disebut dengan gangguan.
Model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Avarage)
merupakan gabungan dari metode penghalusan, metode regresi, dan
metode dekomposisi yang digunakan untuk peramalan analisis data deret
berkala tunggal atau sering disebut model univariat. Untuk data deret
berkala berganda tidak dapat dilakukan analisis menggunakan model
ARIMA, oleh karena itu diperlukan model-model multivariat. Pada model
multivariat sendiri bisa dalam bentuk analisis data bivariat (yaitu hanya
data dua deret berkala) dan dalam bentuk data multivariat (yaitu data
terdiri lebih dari dua deret berkala).
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menguraikan cara
pemodelan fungsi transfer multivariat untuk memprediksi banyak curah
hujan yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk itu penulis
mengambil judul Pemodelan Fungsi Transfer pada Peramalan Curah
Hujan di Kabupaten Bandung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana prosedur untuk menentukan model fungsi transfer?
2. Bagaimana bentuk model fungsi transfer untuk peramalan curah
hujan?
3. Bagaimana data hasil peramalan menggunakan model fungsi transfer?

4. Bagaimana tingkat kedekatan hasil peramalan curah hujan dengan data


hasil observasi?
D. Batasan Masalah
Dari permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka batasan-batasan
masalah dalam penelitian ini :
1. Penelitian dilakukan di daerah Kabupaten Bandung.
2. Data yang di ambil 5 tahun ke belakang.
3. Variabel penelitian meliputi faktor yang mempengaruhi curah hujan,
yaitu : kelembaban udara, temperatur, tekanan udara, dan kecepatan
angin.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan tujuan penelitian ini adalah :
1. Menentukan model fungsi transfer multivariat pada peramalan
curah hujan.
2. Menentukan peramalan menggunakan metode fungsi transfer.
3. Melakukan analisis curah hujan berdasarkan data bangkitan hasil
peramalan.
4. Melakukan kalibrasi/verifikasi data hasil peramalan pada data hasil
observasi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk Penulis:
Menambah khazanah pengetahuan penulis dalam melakukan
pemodelan

data

deret

waktu,

dalam

hal

ini

khususnya

menggunakan metode fungsi transfer.


2. Untuk Pengguna/Peneliti Lain :
Hasil dari peramalan curah hujan dapat bermanfaat pada bidang
pertanian misalnya sebagai pertimbangan dalam menentukan jenis
tanaman yang akan ditanam dan prediksi curah hujan juga dapat
memperlancar aktivitas masyarakat dalam mempersiapkan diri
menghadapi musim hujan.

G. Tinjauan Pustaka

Curah hujan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan ini.
Khususnya

dalam

bidang

pertanian

sebab

curah

hujan

dapat

mempengaruhi hasil pertanian. Oleh karena itu peramalan curah hujan


sangat dibutuhkan untuk membantu proses tanam-menanam. Menurut
Wilson, faktor yang mempengaruhi curah hujan yaitu kelembaban udara,
tekana udara, temperatur dan kecepatan angin yang dapat dicari
korelasinya untuk meramalkan curah hujan. Model fungsi transfer
multivariat merupakan salah satu model peramalan yang dapat
meramalkan kejadian dengan faktor yang digunakan lebih dari dua deret
berkala sehingga penulis akan menggunakan fungsi transfer multivariat
untuk meramalkan curah hujan.
1.

Pengertian Curah Hujan


Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter
(mm) diatas permukaan horizontal. Derajat curah hujan dinyatakan
dengan jumlah curah hujan dalama suatu satuan waktu. Dalam
meteorology butiran hujan dengan diameter lebih dari 0.5 mm disebut
hujan dan diameter antara 0.5 1.0 mm disebut gerimis. Semakin
besar ukuran butir hujan semakin besar pula kecepatan jatuhnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi curah hujan


1) Kelembaban Udara
Kelembaban adalah perbandingan antara massa uap dalam
satuan volume dengan massa uap yang jenuh dalam satuan volume
itu pada suhu sama. Secara umum kelembaban menyatakan
banyaknya kadar air yang ada di udara. Banyaknya uap yang
bergerak di dalam atmosfer berpengaruh terhadap besarnya hujan,
lamanya hujan, dan intensitas curah hujan.
2) Tekanan Udara
Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk meng
gerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur
dengan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis
4

yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang


sama disebut isobar.
3) Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.
Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu udara diantaranya:
tinggi tempat, daratan/lautan, radiasi matahari, indeks datang
matahari dan angin.
4) Kecepatan Angin
Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan
tekanan udara dengan aliran arah angin dari tempat yang memiliki
tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau dari daerah
yang memiliki suhu/temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena
daerah yang terkena paparan sinar matahari akan memiliki suhu
lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain
disekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara.
3. Pengertian Peramalan
Peramalan adalah penentuan nilai suatu variabel pada masa yang
akan datang menggunakan arah dan pola perkembangan data masa
lalu. Ramalan dapat diperoleh dengan bermacam-macam cara yang
dikenal dengan metode peramalan.
Secara ilmiah metode peramalan dapat diklasifikasikan menjadi 2
(dua) kelompok yaitu: metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Metode peramalan kualitatif lebih mengandalkan intuisi manusia
daripada penggunaan data historis yang dimiliki. Metode ini banyak
digunakan

dalam

banyak

pengambilan

keputusan

sehari-hari.

Sedangkan metode peramalan kuantitaif merupakan peramalan yang


didasarkan pada data-data variabel yang bersangkutan dimasa
sebelumnya. Metode ini menggunakan analisis statistik dan tanpa
intuisi atau penilaian subyektif orang yang melakukan peramalan.

Peramalan

dengan

menggunakan

metode

kuantitatif

dapat

diterapkan apabila terdapat tiga kondisi berikut :


1. Tersedia informasi tentang masa lalu.
2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data
numerik.
3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan
terus berlanjut dimasa yang akan datang.
4. Pengertian Data Deret Berkala
Deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau
hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Sedangkan data
deret berkala adalah serangkaian nilai-nilai variabel yang disusun
berdasarkan waktu. Pada analisis data deret berkala ada 4 (empat)
komponen salah satunya adalah variasi musim. Variasi musim
merupakan gerakan suatu deret berkala yang diklasifikasikan ke dalam
periode kurang dari satu tahun seperti kwartalan, bulanan atau harian,
atau gerakan periodik yang berulang. (Bambang Kustituanto)
5. Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)
ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) sering
disebut juga metode deret berkala Box-Jankins. Sedangkan model
ARIMA merupakan model yang secara penuh mengabaikan variabel
independen dalam membuat peramalan. ARIMA menggunakan nilai
masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk menghasilkan
peramalan jangka pendek yang akurat dan cocok digunakan jika
observasi dari deret berkala saling berhubungan satu sama lain.
Model Box-Jankins ARIMA dibagi dalam tiga kelompok yaitu
model Autoregressive (AR), model Moving Average (MA) dan model
campuran ARMA yang mempunyai karakteristik dari dua model
pertama.
1) Model Autoregressive (AR)
Autoregressive adalah suatu bentuk persamaan regresi
tetapi bukan yang menghubungkan variabel tak bebas dengan
variabel

bebas,

melainkan

menghubungkan

nilai-nilai

sebelumnya dengan diri sendiri (masing-masing variabel) pada


time lag (selang waktu) yang bermacam-macam. Bentuk umum
6

model autoregressive dengan berorde ke-p AR (p) atau model


ARIMA (p,0,0) dinyatakan sebagai berikut:
Xt = + 1Xt-1 + 2Xt-2 + ... + pXt-p + et
dengan
= nilai konstan
j = parameter autoregressive ke-j
et = nilai kesalahan pada saat t
2) Model Moving Average (MA)
Moving Average (MA) atau rata-rata bergerak berarti
bahwa nilai deret berkala pada waktu t dipengaruhi oleh unsur
kesalahan pada saat ini dan unsur kesalahan pada masa lalu.
Bentuk umum model moving average orde ke-q MA(q) atau
ARIMA(0,0,q) dapat ditulis sebagai berikut:
Xt = + et 1et-1 2et-2 - ... qet-q
dengan

= nilai konstan
1 sampai p = parameterparameter moving average
etk
= nilai kesalahan pada saat tk
3) Model Campuran Autoregressive Moving Average (ARMA)
Suatu perluasan yang diperoleh dari model AR dan MA
adalah model campuran ARMA. Bentuk umum model
campuran ARMA (p,q) dapat ditulis sebagai berikut:
Xt = + 1Xt-1 + ... + pXt-p + et - 1et-1 - ... qet-q
Xt - 1Xt-1 - ... - pXt-p = + et + 1et-1 + ... + qet-q
(1 - 1B - ... pBp) Xt = + (1 - 1B - ... qBq) et
dengan
p(B) = (1 - 1B - ... pBp)
q(B) = (1 - 1B - ... qBq)
Maka model tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
p(B)Xt = + q(B) et

6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tinjauan pustaka dan hasil kajiankajian sebelumnya, penulis mempunyai hipotesa bahwa: Hasil peramalan
curah hujan menggunakan model fungsi transfer mendekati data curah
hujan hasil observasi.
7. Metodologi penelitian
1. Jenis Penelitian
- Menurut bidangnya dan penerapannya: Penelitian Sains Terapan.
- Menurut sumber tema
: Penelitian Studi Literatur
- Menurut tarafnya
:
2. Tempat dan waktu penelitian
Pencarian data dilakukan di BMKG Kabupaten Bandung.
Penulisan skripsi dilakukan selama empat bulan dari bulan April 2017
sampai Juli 2017 di Kabupaten Bandung.
3. Populasi dan sampel penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah data curah hujan
beberapa daerah yang terpantau di BMKG Kabupaten Bandung.
Sampelnya diambil data curah hujan Kabupaten Bandung.
4. Variable dalam penelitian
Dalam penelitian ini diambil lima variabel bebas yang bisa
mempengaruhi curah hujan di Kabupaten Bandung. Variabel tersebut
adalah kelembaban udara, temperatur, tekanan udara, intensitas
matahari, dan kecepatan angin.
5. Teknik pengumpulan data
Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara dan pengambilan
data sekunder pada BMKG tentang curah hujan pada tahun 2010 s.d
2015
6. Metode yang digunakan dalam analysis data
Data yang terkumpul dihitung dan kemudian dimodelkan dengan
pemodelan fungsi transfer.

8. Jadwal Penelitian
No

Uraian Kegiatan

II

III

IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.

Penyusunan

2.

Proposal Skripsi
Seminar Proposal

3.

Skripsi
Pengumpulan Data

4.

Analisis Data

5.

Masa Bimbingan

6.

Skripsi
Penyusunan

7.

Laporan Skripsi
Prasidang Skripsi

8.

Sidang Skripsi

Daftar Pustaka
Soewarno. 2000. Hidrologi Operasional. Jilid kesatu. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Box, G.E.P., & G.M.Jankins. 1976. Time Series Analysis, Forecasting and
Control. Edisi Revisi. San Francisco: Holden day
Wilson, E.M. 1993. Hidrologi Teknik. Edisi ke-4. Jakarta : Erlangga
Kustituanto, Bambang. 1984. Statistik Analisa Runtut Waktu dan Regresi
Korelasi.
Nurfaizah,

Andayani, Wasono, Rochdi, Rahmawati, SH. 2013,

Pemodelan Fungsi Transfer untuk Meramalkan Curah Hujan di Kota


Semarang,
(http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/statistik/article/view/956/1005)
Haryasyifha, nanda. 2010. Analisis Deret Berkala.
(http://www.blogspot.com/analisis-deret-berkala.html)
Muchan_xp. 2010. Analisis Deret Berkala Multivariat Fungsi Transfer.
(http://www.blogspot.com/ munchan_xp /analisis-deret-berkala.html)

10

Anda mungkin juga menyukai