Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY.

D DENGAN
ATRESIA ANI

Tanggal

: 20 November 2010

Tempat

: BPS

Pengkaji

: Bd. A

Jam

: 10.00

I . DATA SUBJEKTIF
A.

B.

C.

D.

E.

Identitas bayi
Nama
: Bayi Ny. D
Tanggal lahir
: 20 November 2010
Jam lahir
: 04.00
Jenis kelamin
: laki-laki
Identitas orang tua
Nama ibu
: Ny. D
Nama ayah
: Tn. B
Umur
: 22 tahun
Umur
: 27
tahun
Agama
: Islam
Agama
:
Islam
Suku
: Sunda
Suku
:
Sunda
Pendidikan : SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
:
Wiraswasta
Alamat
: Kp. Sukamulya Ds. Cibeber Kec. Manonjaya
Riwayat kehamilan
G1 P0 A0 Usia kehamilan 38 minggu presentasi bayi
kepala,komplikasi tidak ada,ANC rutin tiap bulan di bidan
Riwayat kesehatan ibu
Ibu tidak punya riwayat penyakit berat,kronis atau penyakit
menular
Riwayat persalinan

4.

Jenis persalinan
Ditolong oleh
Tempat persalinan
Lama persalinan

5.

Keadaan air ketuban

1.
2.
3.

: spontan
: bidan
: BPS
: Kala I
: 8 jam
Kala II : 20 menit
Kala III : 10 menit
: Jernih

II. DATA OBJEKTIF


A.

B.

C.

D.

E.

Keadaan umum : segera setelah lahir menangis


spontan,tonus otot
baik,warna kulit kemerahan
Antropometri
1. Berat badan
: 3100 gram
2. Panjang badan
: 48 cm
3. Lingkar kepala
: 35 cm
4. Lingkar dada
: 30 cm
5. Lila
: 9,5 cm
Refleks
1. Moro
: ada
2. Tonic neck
: ada
3. Rooting
: ada
4. Sucking
: ada
5. Walking
: ada
6. Babinski
: ada
7. Grafing
: ada
Tanda vital
1. Suhu
: 37,2oC
2. Nadi
: 120 x/
3. Pernafasan
: 40 x/
Kepala
1. Bentuk
: simetris
2. Sutura
: tidak ada moulage
3. Ubun-ubun
: normal
4. Caput succedanum : tidak ada
5. Cephal haematoma : tidak ada
6. Luka
: tidak ada
7. Kelainan
: tidak ada

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N.
O.

Mata
1. Letak
2. Bentuk
3. Sekret
4. Konjungtiva
5. Sklera
Hidung
1. Bentuk
2. Sekret
Mulut
1. Bentuk
2. Palatum
3. Bibir
4. Gusi
Telinga
1. Bentuk
2. Daun telinga
3. Lubang telinga
4. Sekret
Leher
1. Kelainan
2. Pergerakan
Dada
1. Bentuk
2. Pergerakan
3. Bunyi jantung
Perut
1. Bentuk
2. Kelainan
3. Tali pusat
Genitalia laki-laki
1. Scrotum
2. Testes
Anus
Kulit
1. Warna
2. Turgor
3. Lanugo

: simetris
: normal
: tidak ada
: merah muda
: putih
: simetris
: tidak ada
: simetris
: tidak ada celah
: tidak ada labio skizis
: merah,tidak ada laserasi
: simetris
: ada
: ada
: tidak ada
: tidak ada
: normal
: simetris
: normal
: teratur
: simetrisr
: kembung (+)
: tidak ada kelainan
: ada
: ada
: tidak terdapat lubang anus
: kemerahan
: baik
: ada

Verniks
: ada
5. Kelainan
: tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah
1. Bentuk
: simetris
2. Pergerakan
: normal
3. Jumlah jari
: lengkap
4. Kelainan
: tidak ada
Eliminasi
1. Miksi
: (+) ada
2. Mekonium
: (-) tidak ada
4.

P.

Q.

III. ANALISA
Bayi Ny. D BBL spontan dengan atresia ani
IV. PENATALAKSANAAN
-

Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan


keluarga
Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang
bahaya atau efek yang akan terjadi sehubungan dengan
kelainan yang dialami bayinya
Mendiskusikan dengan keluarga untuk persiapan rujukan
Kolaborasi dengan dokter ( melakukan rujukan ) untuk
tindakan selanjutnya

ATRESIA ANI

PENGERTIAN
-

Atresia ani/anus imperporata adalah malformasi kongenital


dimana rektum tidak mempunyai lubang keluar
(Walley,1996)
Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan
embrionik pada distal anus atau tertutupnya anus secara
abnormal (Suriadi,2001)
Atresia ani adalah kondisi dimana rektal terjadi gangguan
pemisahan kloaka selama pertumbuhan dalam kandungan
Atresia ani adalah kelainan kongenital pada anus dimana
anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan faeces
karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi
saat kehamilan

PENYEBAB
-

Etiologi secara pasti atresia ani belum diketahui


Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah
dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
Gangguan pertumbuhan,fusi dan pembentukan anus dari
tonjolan embrionik
Kelainan bawaan

Kelainan bawaan anus umumnya tidak ada kelainan


rektum,sfingter,dan
otot dasar panggul. Namun demikian pada agenesis
anus,sfingter internal mungkin tidak memadai. Menurut
penelitian beberapa ahli masih jarang terjadi bahwa gen
autosomal resesif yang menjadi penyebab atresia ani. Orang
tua yang mempunyai gen carier penyakit ini mempunyai

peluang sekitar 25% untuk diturunkan pada anaknya saat


kehamilan. 30% anak yang mempunyai sindrom
genetik,kelainan kromosom atau kelainan konginetal lain juga
beresiko untuk menderita atresia ani.
Apabila urine mengalir melalui fistel menuju
rektum,maka urine akan diabsorbsi sehingga terjadi asidosis
hyperchloremia,sebaliknya faecaes mengalir ke arah traktus
urinarius menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini
biasanya akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ
sekitarnya. Pada wanita 90 % dengan fistula ke vagina
(rektovagina) atau perineum (rektovestibuler). Pada laki-laki
biasanya letak tinggi,umumnya fistula menuju ke vesika
urinaria atau ke prostat (rektovesika). Pada letak rendah fistula
menuju ke uretra (rektourethralis).
Manifestasi/tanda terjadinya atresia ani :
-

Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir


Tidak ditemukan anus,kemungkinan ada fistula
Bila ada fistula pada perineum,mekonium
(+),kemungkinan letak rendah
Kegagalan lewatnya mekonium setelah bayi lahir,tidak ada
atau stenosis kanal rektal,adanya membran anal
(Suriadi,2001)
Bayi tidak dapat buang air besar sampai 24 jam setelah
lahir,gangguan intestinal,pembesaran abdomen,pembuluh
darah di kulit abdomen akan terlihat menonjol
(Adelle,1996)
Bayi muntah-muntah usia 24-48 jam setelah lahir

Secara fungsional,pasien atresia ani dapat dibagi menjadi 2


kelompok besar,yaitu :

Yang tanpa anus tetapi dengan dekompresi adekuat


traktus gastrointestinalis dicapai melalui saluran fistula
eksterna
Yang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak
adekuat untuk jalan keluar tinja

Anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang.


Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka
yang merupakan bakal genitouri dan struktur anorektal. Terjadi
stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal
anorektal. Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan
megrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10
minggu dalam perkembangan fetal. Kegagalan migrasi dapat
juga karena kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas
pada uretra dan vagina. Tidak ada pembukaan usus besar yang
keluar anus menyebabkan fecal tidak dapat dikeluarkan
sehingga intestinal mengalami obstruksi.
Pemeriksaan yang mendukung diagnosa :
-

Pemeriksaan radiologis
Sinar X terhadap abdomen
USG abdomen
CT Scan
Pyelografi intra vena
Pemeriksaan fisik rektum
Rontgenogram abdomen dan pelvis

Tindakan yang dapat dilakukan pada atresia ani :

Malformasi anorektal dieksplorasi melalui tindakan bedah


yang disebut diseksi posterosagital atau plastik anorektal
posterosagital
Colostomi sementara (anus buatan)

Atresia ani letak tinggi harus dilakukan kolostomi terlebih


dahulu untuk dekompresi dan diversi. Sebaiknya dilakukan
kolostomi segera jika terdapat indikasi terjadinya komplikasi.
Kematian pada atresia ani dapat terjadi jika tidak segera
dilakukan penanganan terhadap komplikasi yang terjadi.

ATRESIA ANI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus

Disusun oleh :
Cucu Nurhayati
Mia Rosmiati
Tingting

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
2010

Anda mungkin juga menyukai