SGD 2
Pande Putu Krisna Hadi Saputra
(1402105056)
(1402105014)
(1402105016)
(1402105029)
(1402105025)
(1402105032)
(1402105007)
(1402105042)
(1402105028)
(1402105043)
No.
1.
Sel yang
Hormon
Menghasilkan
Sel orangeophil
GH
(alpha
Hormone)
(Growth
Fungsi
Hormon yang berfungsi merangsang
pertumbuhan tulang, jaringan lemak,
acidophil/sel
somatotrope)
2.
3.
Sel carminophil
Hormon
lemak
Merangsang pertumbuhan payudara
(epsilon
prolaktin
acidophil/sel
(luteotropic
mammotrope)
Sel
beta
hormone/ LTH).
thyrotropic
basophil
hormon/thyroid
hormon
stimulating
triiodotironin)
thyrotropic)
(sel
tiroid
(tiroksin
dan
4.
5.
Sel
hormone/TSH
FSH (Folicle
gonadothropic
stimulating
tipe 1
Sel
hormone)
LH (Luteinizing
pada testis
Menstimulasi sintesis testosteron di
gonadothropic
Hormone)
sel
tipe 2
Leydig
ovulasi,
testis,
merangsang
pembentukan
korpus
7.
Sel
ACTH
progesteron di ovarium
Menstimulasi sintesis dan sekresi
corticotrophic
(Adenocorticotr
hormon
opic Hormone).
Melanocyte-
intermedia
stimulating
adenokortikal
(kortisol,
kulit,
hormone
(MSH).
Sumber: (Pratiwi, H., 2013) (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012)
(Syaiffudin, H., 2006).
Lobus Posterior/Neurohipophyisis
Hipofisis posterior merupakan bagian hipofisis yang berasal dari
evagianasi atau penonjolan jaringan saraf dari hipotalamus (Syaiffudin, H.,
2006).
No.
1.
2.
Hormon
Fungsi
Antidiuretic
hormone Meningkatkan reabsorbsi air oleh ginjal
(ADH/vasopressin)
dan
menimbulkan
vasokontriksi
Oksitosin
serta
dari dua lobus, yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling
berhubungan. Masing-masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm,
dan lebar 2,5 cm (Syaiffudin, H., 2006). Secara mikroskopis, struktur
kelenjar tiroid ini terdiri dari banyak folikel-folikel tertutup yang dipenuhi
oleh bahan sekretorik yang disebut koloid. Koloid ini dibatasi oleh sel-sel
epitel kuboid yang berperan mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel.
Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein trigobulin besar, yang
mengandung hormon tiroid dalam molekul-molekulnya. (Guyton, A. C., &
Hall, J. E., 2012).
Kalsitonin. Selain tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), kelenjar ini juga
menyesekresikan kalsitonin. Hormon kalsitonin merupakan hormon
yang berfungsi untuk menambah deposit kalsium di tulang. Selain itu,
hormon ini berfungsi untuk mengurangi konsentrasi kalsium di cairan
ekstrasel (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012).
d. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di atas selaput yang
membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar ini terdiri dari 4 buah. Setiap dua
pasang kelenjar ini terletak pada dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid.
Setiap kelenjar paratiroid berukuran kira-kira 5x5x3 mm, dengan berat
sekitar 25-30 mg (Syaiffudin, H., 2006).
serta melepaskan kalsium dari tulang (Guyton, A. C., & Hall, J. E.,
2012).
e. Kelenjar suprarenalis/adrenal
Kelenjar adrenal merupakan kelenjar berbentuk ceper yang terdapat di
bagian atas ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah dua buah, terdapat satu pada
masing-masing ginjal. Kelenjar ini memiliki berat kira-kira 5-9 gram
(Syaiffudin, H., 2006). Kelenjar ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
luar (korteks) serta bagian dalam (medula). Bagian korteks merupakan
bagian kelenjar yang berasal dari sel-sel mesodermal, sedangkan bagian
medula merupakan bagian yang berasal dari sel-sel ectodermal
(Universitas Gadjah Mada., n.d). Perbatasan korteks-medula interdigitasi
atau dapat terlihat jelas.
retikularis
(lapisan
dalam
langsung
yang
mengelilingi
medula)
Hormon
Aldosteron (salah satu Meningkatkan
jenis
hormon
Fungsi
reabsorbsi
natrium
ginjal,
golongan
2.
mineralkortikoid)
Glukokortikoid (jenis
Meningkatkan
dilepaskan
Meningkatkan
adalah
kortisol)
glikogenesis
dan
metabolisme
protein
darah
dan
merendahkan
menstabilkan
menurunkan
meninggikan
membran
sintesis
degradasi
lisosom,
kolagen,
kolagen,
dan
3.
Androgen
ketosteroid
Menghambat
pelepasan
histamin
dan
reaksi alergi
(terutama Hormon yang terkait dengan maskulinisasi
yang
memacu
anabolisme
protein
dan
4.
dehidroepialdosteron)
Estrogen
merangsang pertumbuhan.
Memacu pertumbuhan dan perkembangan
sistem reproduksi wanita, payudara wanita
No.
1.
Hormon
Norefinefrin
Pada
sistem
Fungsi
kardiovaskuler,
hormon
ini
Efinefrin
oleh pendarahan.
1. Pada sistem
kardiovaskuler,
hormon
ini
Terkait
dengan
metabolisme
darah
melalui
penambahan AMP
(Adenosin monofosfat).
vicera.
Efinefrin
dapat
menyebabkan
Memacu
pertumbuhan
dan
pematangan
sel
Limfosit
yang
Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron,
merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel
spermatozoa. Fungsi Hormon Testosteron : a. Mengatur ciri kelamin
sekunder. b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
Sel Ovarium
Perbedaan
Eosinofil
Jumlah
1-4 % dari total
Inti
Basofil
0- 1% dari total sel
Neutrofil
60 -70 % dari total
pilihan bentuk
bermacam-
bermacam-
bentuk
Ada
huruf S, macam.
dua
sering
terlihat
tertutup
granula
yang Ciriciri
berukuran
besar
netrofil
cukup batang:
inti
seperti
berbentuk
batang,
neutrofil
Mempunyai inti
terdiri
2-5
lobus
yang di hubungkan
dengan
benang
kromatin
padat,
warna ungu
3.
4.
tua padat.
Berdiameter
Ukuran
Berdiameter
Berdiameter
Granula
sekitar 9 m
sekitar 9-10 m
m
Granula ovoid Granulanya sangat Netrofil batang:
yang bereaksi
dengan
lebih kasar
dan
besar
1215
tetapi
lebih
gelap
merah Granula
(karena menyekresi
mengandung
protein
histamin
basa). heparin
warna
Netrofil segmen:
basofil Granulanya
kecil
kecil,
warna
dan lembayung
muda
banyak tetapi
Granulanya
terpisah.
merupakan
lisosom
yang
granula
neutrofil
mengandung
fosfatae asam,
dan
katepsin,
sekunder.
ribonuklase, tapi
tidak
lisosom.
mengandung
Grandula primer
lisosim.
mengandung
granula
Kedua
mieloperoksidase,
fosfatase asam dan
hidrolase asam lain.
Grandula sekunder
mengandung
Fungsi
berperan
mencerna respon
Neutrofil merupakan
dalam garis
alergi. depan
pertahanan
kompleks
terhadap
antigen-antibodi
mencegah
proses koagulasi
setelah
kekebalan
dengan
kecil
melakukan
menyekresikan
dengan
Neutrofil
itu,
menfagosit
respon
eusinofil
alergi,
pada pertahanan
aktif.
berperan
bakteri
dan
menghancurkannya.
melawan parasit
dan
dalam
pengeluaran
fibrin
yang
terbentuk
selama
peradangan.
Sumber: (Effendi, Z., 2003) (Krishnan, S., 2011) (Pujis, R., n.d.) (Diana.,
n.d.).
Netrofil, ensinofil dan basofil yang merupakan sel polimorfonuklear
seluruhnya memiliki gambaran granular, oleh karena itu disebut granulosit,
atau dalam terminology klinis disebut poli karena intinya yang multiple.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Limfosit
Antara 25% dan 35% dari
Monosit
Antara 5% sampai 10% dari
2.
Ukuran
Inti
diameter 12-16m.
Inti berbentuk bundar atau Inti
lonjong, berlekuk atau
berbentuk
seperti
bentuknya
bervariasi
Sitoplasma
tegas.
Sitoplasma sedikit,
Sitoplasma banyak
biru
keabu
halus
sehingga
yang
banyak
dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan leukosit selama 6 hari.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
Limfosit dan sel plasma terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen
khususnya di kelenjar limfe, limpa, tinus, tonsil, dan berbagai kantong
jaringan limfoid di mana saja dalam tubuh, seperti sumsum tulang dan plak
Player di bawah epitel dinding usus. (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2007)
memiliki
banyak
keanekaragaman
daripada
limfosit
T.
Perbedaan
Tempat
Sel Limfosit T
Sel Limfosit B
Sel limfosit ini berasal Sel limfosit ini berasal dari
Pematangan sel
dari
sumsum
tulang limfosit
Lokasi
3.
4.
antigen
Fungsi
5.
Produk
Proteksi
Aktif
Antibodi
terhadap Proteksi terhadap mikroba
mikroba intraselular
yang Th1: IFN-/TNF-
disekresi
Tipe
berdiferensiasi di sumsum
kelenjar
getah bening
Reseptor
dari TcR
6.
yang
tulang
Folikel
utama Parakortikal
dalam
matang
dari
ekstraselular
Antibodi (Sel B menjadi sel
plasma)
Tc: perforin
Sel Dalam bentuk aktif, sel Sel limfosit B berikatan
T dapat berupa sel T dengan
antigen
akan
sel
plasma
7.
Waktu hidup
panjang atau lama
Pendek
Sumber: (Nuraini, T., n.d.) (Baratawidjaja, K. G., 2004)
10. Sebutkan organ yang termasuk :
a. Pertahanan tubuh lini pertama
Organ tubuh yang termasuk pertahanan tubuh lini pertama adalah :
Membran mukosa
Mukosa ditemukan di permukaan saluran pernapasan serta saluran
pencernaan. Mukosa mengandung sel limfosit dan Antigen
Presenting Cell (APC) yang mengawali respon ketika terdapat
antigen yang terhirup atau termakan (Baratawidjaja, K. G., 2004).
cenderung
mikroorganisme
memiliki
sekaligus
fungsi
mekanik
produk-produk
yaitu
yang
membilas
dihasilkannya
Limpa
Limpa terletak di belakang lambung. Organ ini merupakan tempat
respon utama imun terhadap antigen yang berasal dari darah. Organ
ini merupakan salah satu tempat mengumpulkan dan membersihkan
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, K. G. (2004). Immunologi Dasar (Edisi 6). Balai Penerbit FKUI:
Jakarta.
Campbell, Neil. A., Jane B. Reece., Lwrence G. Mitchell. 2004. Biologi. Ed. 5Jilid 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Diana. (n.d.). Leukosit (Sel Darah Putih). Retrieved from Universitas
Muhammadiyah
Semarang.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdldianatripr-5312-2-bab2.pdf
Effendi, Z. (2003). Peranan Leukosit sebagai Antiinflamasi Alergik dalam Tubuh.
Retrieved from Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera
Utara
http://library.usu.ac.id/download/fk/histologi-
zukesti2.pdf
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical
Physicology) (Edisi 11). EGC: Jakarta.
Hasibuan, S. (n.d.). Keluhan Mulut Kering ditinjau dari Faktor Penyebab,
Manifestasi dan Penanggulangannya. Retrieved from Universitas
Sumatera
Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-
sayuti.pdf
Indah, Mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Fakultas Kedokteran Bagian
Biokimia
Universitas
Sumatera
Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fk/biokimia-mutiara2.pdf
Jayapardi, I. (2002). Tumor Hipofisis. Retrieved from Fakultas Kedokteran Bagian
Bedah
Universitas
Sumatera
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar
%20japardi50.pdf
Karmana, Oman. 2006. Biologi. Bandung: Grafindo Media Pratama
Utara.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdlrizqipujis-6917-3-babii.pdf
Nuraini, T. (n.d.). Fisiologi Sistem Pertahanan Tubuh. Retrieved From Universitas
Indonesia.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/tutinfik/material/fisiologisiste
mpertahanantubuh.pdf
Pujis, R. (n.d.). Leukosit. Retrieved from Universitas Muhammadiyah Semarang.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdlrizqipujis-6917-3-babii.pdf
Pratiwi, H. (2013). Sistem Endokrin. Retrieved From Universitas Brawijaya.
http://herlina.lecture.ub.ac.id/files/2013/11/ENDOKRIN.2013.pdf
Rifai, M. (2011). Bab IV Pertahanan Tubuh. Retrieved from Universitas
Brawijaya.
http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/BABIV.PERTAHANAN-TUBUH.pdf
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
(Edisi 3). Jakarta: EGC.
Syaiffudin, H. (2006). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
(Edisi 2). Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2011). Anatomi fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk
keperawatan & kebidanan . Ed.4. Jakarta : EGC
Universitas Sumatera Utara. (2011). Sistem Sekresi Air Mata. Retrieved from
Universitas
Sumatera
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16739/4/Chapter
%20II.pdf
Universitas Gadjah Mada. (n.d). Bab V Sistem Hormon. Retrieved from
Universitas
Gadjah
Mada.
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/37958/e53330797c1b
941f2e0510ad0418d3d1