Tugas PKP
Tugas PKP
meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran IPA. Sesuai dengan teori
konstrukstivistik (constructivist of learning), menurut Piaget (dalam Sumantri dkk,
1998) anak adalah seorang yang aktif, membentuk atau menyusun pengetahuan
mereka sendiri pada saat mereka menyesuaikan pikirannya sebagaimana terjadi ketika
mereka mengeksplorasi lingkungan dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap
pemikiran-pemikiran yang logis. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA, karena mata pelajaran ini berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pelajaran IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mempelajari tentang konsep energy listrik.
Siswa dapat Membuat rangkaian listrik sederhana. Melalui identifikasi dan
pemecahan masalah secara nyata siswa akan mendapatkan pengalaman yang
bermakna. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Atas dasar permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan bahwa (1) Apakah
dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa tentang perpindahan dan perubahan energi listrik pada siswa kelas VI SDN
Jetis IV tahun pelajaran 2014/2015? (2) Bagaimanakah hasil belajar siswa pada
materi perpindahan dan perubahan energi listrik melalui cara penggunaan alat peraga
atau media pembelajaran agar siswa terlibat aktif dalam poses pembelajaran siswa
kelas VI SDN Jetis IV tahun pelajaran 2014/2015?
Penelitian ini diharapkan bermanfaat, antara lain: (1) Bagi siswa untuk
meningkatkan pemahaman konsep IPA dengan metode eksperimen. (2) Bagi guru
dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan metode
eksperimen sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. (3) Bagi
lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu
alternative cara pembelajaran IPA pada siswa dengan pemanfaatan metode pengajaran
dalam mencapai tujuan intruksional.
B. KAJIAN PUSTAKA
Karakteristik Siswa SD
Karakteristik perkembangan pada siswa Sekolah Dasar dapat juga dilihat
tahap-tahap perkembangan kognitif menurut teori Piaget. Sebagaimana telah
dikemukakan di atas bahwa usia anak yang sekolah di Sekolah Dasar berkisar 6 atau
7 tahun sampai dengan 11 atau 12 tahun. Usia 6 atau 7 tahun dalam teori Piaget
masuk dalam kategori praoperasional periode dalam tahapan intuitive. Periode ini
ditandai dengan dominasi pengamatan yang bersifat egosentrik (belum memahami
cara orang lain memandang objek yang sama), seperti searah (selancar). Pada masa
ini anak gemar meniru, telah mampu menerima khayalan, dapat bercerita tentang halhal yang fantastik, ia tidak terikat pada realitas, sehingga ia dapat berbicara dengan
Metode Eksperimen
Dalam menyusun rancangan pengajaran yang berbentuk desain instruksional
yang memungkinkan terciptanya interaksi belajar mengajar dan melatih anak untuk
ikut aktif dapat berkembang ketrampilarrya selama kegiatan belajar berlangsung.
Guru dapat menggunakan beberapa metode penyampaian bahan ajar, diantaranya
guru dapat mengoptimalkan penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen.
Metode demonstrasi dapat di rangkaikan dengan metode eksperirnen. Contoh, guru
mendemonstrasikan suatu percobaaan bagaimana cara menyelidiki peristiwa
mendidih dan pengukuran suhu (dengan termometer laborat). Pada tahap penutup
memberikan kesimpulan. Metode ini sangat tepat digunakan bila kita ingin
mengikutsertakan murid secara aktif dalam pembelajaran, ingin menuntun
pengamatan dan pemikiran murid. Metode ini merangsang murid untuk bertanya,
mencatat hal - hal yang perlu, dan dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya. Metode
eksperimen dapat menghasilkan data - data yang akan dapat ditarik kesimpulan,
menyakinkan kebenaran.
Evaluasi Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:200) evaluasi hasil belajar merupakan
proses untuk menentukan nilai belajar siswa melaui kegiatan penilaian dan/atau
pengkuran hasil belajar. Maka untuk menyediakan informasi tentang baik dan
buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran seorang guru harus
menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup
evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran sekaligus.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:221) evaluasi pembelajaran
merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan
pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan/atau pengkuran. Evaluasi pembelajaran
mencakup pembuatan pertimbangan tentang jasa, nilai atau manfaat program, hasil,
dan proses pembelajaran.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar membahas tentang gejala-gejala alam
yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan
dalam KTSP bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
proses penemuan (BSNP, 2007). Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang
lahir dan berkembang melalui langkah-langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis dengan cara eksperimen, penarikan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Pembelajaran IPA membahas
x 100%
Keterangan:
P : Persentase ketuntasan klasikal
n : Jumlah siswa yang tuntas
N : Jumlah seluruh siswa
2) Observasi / Pengamatan
a) Menyediakan lembar pengamatan aktivitas guru beserta kriterianya
b) Menyediakan lembar pengamatan aktivitas siswa beserta kriterianya
Untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
F
x 100%
P=
N
Keterangan:
P = Persentase aktivitas guru dan siswa
F = Banyaknya aktivitas guru dan aktivitas siswa yang muncul
N = jumlah aktivitas guru dan siswa keseluruhan (Indarti, 2008)
Hasil pengamatan aktivitas guru dan siswa yang diperoleh dibandingkan
dengan kriteria rentangan sebagai berikut:
81% - 100% = Sangat Baik
61% - 80% = Baik
41% - 60% = Cukup baik
21% - 40% = Kurang
Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 80%.
2. Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran mencapai 80 %
3. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mencapai 80 %
tentang Listrik melalui metode ceramah di SDN Jetis IV adalah hasil belajar siswa
tidak memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa
tidak memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70. Dari 34 siswa yang ada,
sebanyak 21 siswa yang tuntas atau nilai diatas KKM, sedangkan siswa yang
nilainya dibawah KKM atau tidak tuntas sebanyak 13 siswa. Sehingga ketuntasan
belajar mencapai 61,76% Tingkat keberhasilan secara klasikal yang diharapkan
minimal 80% mencapai nilai diatas KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
dengan hanya menggunakan metode ceramah, secara klasikal belum tuntas karena
hasil belajar siswa dalam Membuat rangkaian listrik dengan berbagai variasi.
masih sangat rendah. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran.
Penelitian ini melalui siklus yang mendesak dan berkelanjutan, direncanakan
dengan melaksanakan 2 siklus, setiap siklus dengan 3 tindakan yaitu : penanaman
konsep berani melakukan percobaan melalui rangsangan, dengan suatu contoh cerita
guru dan konsep yang berani menunjukkan hasil percobaannya, penciptaan kodisi dan
pemberian kesempatan untuk melakukan percobaan dan kemauan menunjukkan hasil
percobaanya dan mendemonstrasikan di depan teman-temannya. Hal itu dilakukan
dengan wujud pengoptimalkan penggunaan metode tersebut serta pemberian
dorongan (motivasi).
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode eksperimen
memiliki dampak positif dalam meningkatkan Hasil belajar siswa.
Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pada perbaikan siklus I, peneliti bersama
supervisor 2 menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VI SDN Jetis IV dalam
pembelajarn IPA meningkat melalui metode pembelajaran Metode Eksperimen dan
Demonstrasi. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil persentase ketuntasan
belajar pada prasiklus 61,77% menjadi 70,59% pada siklus I. Sedangkan aktivitas
siswa mencapai 78,12% dan aktivitas guru mencapai 73,75% pada siklus I. Namun
hasil ketuntasan belajar siswa, aktivitas guru dan siswa yang diperoleh pada siklus I
kurang maksimal dan belum mencapai target 80%. Sehingga dapat dikatakan masih
menemui kegagalan dan dibutuhkan siklus II.
Siklus II
Hasil yang diperoleh pada siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan
dari persentase ketuntasan belajar siswa yang hanya 70,59% pada siklus I menjadi
94,12% pada siklus II. Peningkatan hasil aktivitas siswa pada siklus II mencapai
90,90% dan peningkatan aktivitas guru mencapai 87,5%. Hal ini membuktikan
bahwa, dengan menerapkan metode pembelajaran Metode Eksperimen dan
Demonstrasi. menunjukkan hasil yang diharapkan yakni peningkatan pemahaman
siswa tentang pesawat sederhana dan manfaatnya yang diimbangi dengan
peningkatan aktivitas guru dan siswa serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal.
Oleh karena itu, setelah dilaksanakan siklus II dengan menerapkan metode
pembelajaran Metode Eksperimen dan Demonstrasi. dalam pembelajaran IPA pada
siswa kelas VI SDN Jetis IV Lamongan semester II tahun pelajaran 2015/2016 telah
berhasil, sehingga tidak dibutuhkan kegiatan siklus berikutnya. Maka penelitian ini
dapat diakhiri karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
E. SIMPULAN
Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilaksanakan, penulis dapat
menyimpulkan bahwa :(1)Pemahaman siswa tentang perpindahan dan perubahan
energi listrik melalui Metode eksperimen. (2)Metode eksperimen dapat memotivasi
belajar siswa dengan baik serta meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan minat belajar
siswa. (3)Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat memotivasi siswa
dalam memahami materi pelajaran. (4)Alat peraga kongkrit atau benda - benda nyata
yang ada di sekitar lingkungan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih
aktif. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh interaksi yang baik antar guru dengan siswa,
siswa dengan siswa sehingga prosespembelajaran menjadi menyenangkan.
Saran Dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis menyampaikan beberapa yang
perlu disampaikan oleh seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai
berikut (1)Bagi Sekolah :a.Membuat kebijakan serta dukungan dalam pengembangan
proses belajar mengajar di seklolah. b.Menyediakan sarana dan prasarana yang
menunjang proses belajar yang aktif di sekolah.(2). Bagi Siswa: a.Meningkatkan
keaktifan pada proses pembelajaran.b.Meningkatkan pemahaman pada pelajaran bagi
siswa sendiri.(3).Bagi Guru :a. Dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan siswa
dalam pembelajaran.b. Dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran.c. Hendaknya menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran
IPA khusunya materi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.d. Melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan penggunaan alat peraga yang
maksimal yang sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa lebih aktif dan kreatif.
Sehubungan dengan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan untuk dapat
memanfaatkan dan pengembangan PTK sehingga guru-guru yang memiliki masalah
dalam pembelajaran dapat menemukan solusi pemecahan masalah dengan tepat.
Demikian laporan ini dibuat sebagai tindak lanjut dari kegiatan observasi pada
pembelajaran IPA. Besar harapan penulis dengan adanya laporan ini dapat menambah
wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Anitah W., Sri. 2009. Materi pokok strategi pembelajran. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990. Petunjuk Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
.
Pusbang Tendik/ Badan PSDMP dan PMP- Kemendiknas. 2011. Membimbing guru
dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kemendiknas.
Taufik, Agus, dkk. 2009. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardani IG. A. K. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit Universitas
Terbuka.
Wardani IG. A. K. 2009. Prespektif pendidikan di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.