PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengalami perkembangan
yang semakin maju. Hal ini perlu diimbangi dengan adanya sumber daya
manusia yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi yang penuh dengan
persaingan. Sehingga mahasiswa sebagai calon tenaga profesional harus
memiliki bekal yang cukup, tidak saja menguasai ilmu yang bersifat teoritis
tetapi juga mampu untuk mengimplementasikannya ke kondisi yang nyata.
Dalam hal ini Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya telah
menyiapkan suatu program berupa mata kuliah Kerja Praktek yang wajib
diikuti oleh setiap mahasiswanya. Hal ini menunjukkan bahwa universitas
mempunyai dedikasi yang tinggi untuk memajukan serta mengembangkan
seluruh aktivitas dan kreativitas pada setiap mahasiswanya.
Kerja praktek merupakan suatu perluasan pemikiran mahasiswa dan
salah satu sistem interaksi yang dilakukan antara bidang pendidikan dengan
industri. Kerja praktek juga merupakan suatu bentuk partisipasi aktif para
mahasiswa dalam mengamati, meneliti, dan menganalisa serta melakukan
suatu ketrampilan di dalam bidang dan ruang lingkup yang dalam pengawasan
serta penilaian oleh instansi yang terkait.
Dengan dilaksanakannya kerja praktek tersebut, mahasiswa dapat
melihat dan memahami secara langsung aplikasi dan penerapan bidang ilmu
fisika khususnya mengenai Elektronika, Instrumentasi dan Komputasi pada
kondisi lapangan dimana dilaksanakan kerja praktek ini. Dalam kegiatan yang
bersifat praktek ini juga mahasiwa diharapkan dapat lebih memperluas
pandangannya terhadap hal-hal yang menyangkut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta lebih memahami pengoperasian ataupun pengembangan
teknologi.
Dalam hal ini, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang industri, maka dipandang sangat
berpotensi dijadikan sebagai tempat studi lapangan terutama yang berkaitan
dengan disiplin ilmu yang berkenaan dengan materi pembelajaran yaitu dasar
pengukuran dan instrumentasi.
Kegiatan ini merupakan uji kemampuan dan keterampilan yang
diperoleh selama kuliah, dan sebagai bekal bagi mahasiswa sebelum kembali
pada masyarakat terutama dunia kerja. Dalam kerja praktek (KP), mahasiwa
dihadapkan pada pekerjaan nyata yang harus diselesaikan sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah dengan harapan
mahasiwa dapat bekerja dengan terampil, disiplin, kreatif, tekun, jujur sesuai
dengan bidang pekerjaan yang dihadapinya di masa yang akan datang.
4. Menjalin kerja sama yang baik antara PT. Toba Pulp Lestari, Tbk,
dengan Universitas Sriwijaya.
5. Sebagai sarana bekerja secara profesional agar mampu bersaing di era
globalisasi.
PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1
bahan baku kertas dan bahan baku serat rayon. Berdasarkan laporan hasil
penelitian Food and Agriculture Organization (FAO) pada bulan Juli 1954,
menemukan dan merekomendasikan daerah desa Sosorladang, Kecamatan
Parmaksian(dulunya bagian dari kecamatan Porsea) sebagai salah satu lokasi
strategis dan layak untuk tempat pendirian pabrik pulp di Indonesia dan
sekarang menjadi lokasi berdirinya pabrik produksi pulp PT. Toba Pulp
Lestari,Tbk.
Perusahaan ini merupakan salah satu industri strategis penghasil
devisa diantara 5.935 unit perusahaan sejenis yang terdapat di dunia dengan
kapasitas produksi terpasang 210.459.000 Ton pulp per tahun.
Lokasi pabrik terletak di Desa Sosorladang, Kecamatan Permaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Indonesia ini berstatus
Penanaman Modal Asing (PMA) yang dioperasikan berdasarkan surat
keputusan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT dan
Menteri Negara Kependudukan dann Lingkungan Hidup No.
SK/681/M/Bppt/XI/1998 dan No.KEP-43/MNKLH/11/1986 tertanggal 13
November 1986 berdasarkan surat keputusan Menteri Investasi/ Ketua
Badan Koordinasi Penanaman Modal No.07/V/1990, status perusahaan ini
telah berubah dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDL) menjadi
Penanaman Modal Asing (PMA). Saham perusahaan ini telah dijual di Bursa
Saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan di New York Stock Exchange
(NYSE).
Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989, dimana
produksi sekitar 70% diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan
pasar domestic. Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah berada diantara
180.000 sampai 240.000 Ton pulp/tahun. Dalam upaya mendukung kegiatan
produksi, PT. Toba Pulp Lestari,Tbk. mendapat izin Usaha Hutan Kayu pada
Hutan Tanaman (IUPHHK_HT) yang didasari SK. Menteri Kehutanan SK58/Menhut-11/2011 tertanggal 28 Februari 2011 tentang Pemberian Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada perusahaan dengan luas
188.055 Ha.
Konsesi hutan kayu tersebar pada beberapa sector hutan yaitu Aek
Nauli, Habinsaran, Sarulla, Aek Raja, Tele dan Padang Sidempuan yang
termasuk dalam delapan kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola dengan
terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan dan pemilik
perusahaan yang disukai para karyawan.
Misi :
a. Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
b. Produser dengan biaya yang efektif.
c. Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi
masyarakat sekitar dan regional.
d. Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri
dan sumber daya manusia
II.2
Sudirman Kav. 1, Jakarta dan Uni Plaza East Tower lantai 6 Letjen Haryono
MT No.1A Medan.
Areal usaha(daerah kerja) dari PT. Toba Pulp Lestari, Tbk ada dua, yaitu :
-
Forestry area(daerah hutan) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang terdiri
dari 6 sektor yang masing-masing sektor berada pada wilayah
geografis yang terpisah, yaitu:
1. Sektor Tele berada pada Kabupaten Samosir yang meliputi
Kecamatan H. Boho, Sumbul, Parbuluan, Kerajaan, Sidikalang dan
Salak pada 2 15 00 - 2 50 00 LU dan 98 20 00 BT - 98 50
00 BT.
2. Sektor Padang Sidempuan berada pada Kabupaten Tapanuli
Selatan yang meliputi Kecamatan Padang Bolak, Sosopan, Padang
Sidempuan, dan Sipirok pada 1 15 00 LU - 1 50 00 LU dan 99
13 00 BT - 99 3300 BT.
3. Sektor Aek Nauli berada pada Kabupaten Simalungun yang
meliputi Kecamatan Dolok Panribuan, Tanah Jawa, Sidamanik dan
Jorlang pada 2 40 00 LU - 2 50 00 LU dan 98 50 00 BT - 99
10 00 BT.
4. Sektor Habinsaran berada di Kabupaten Toba Samosir yang
meliputi kecamatan Siborong-borong, Sipahutar, Habinsaran,
Silaen dan Laguboti pada 2 7 00 LU - 2 2 00 dan 99 05 00
BT - 99 18 00 BT.
5. Sektor Sarulla berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi
Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Lumut, Batang Toru pada 1 30
00 LU - 1 55 00 LU dan 98 20 00 BT - 99 10 00 BT.
6. Sektor Aek Raja berada di Kabupaten Tapanuli Utara.
II. 3
Melaksanakan
kegiatan
yang
bersifat
pelatihan(trainee),
Mengkoordinir
berbagai
kegiatan
yang
sifatnya
6) Fiberline Department
-
Bertanggung
jawab
dalam
penyediaan,pengolahan
dan
Mengkoordinir
pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaan
dan
Bertanggung
jawab
dalam
proses
kegiatan
10
12) Commercial
Department
(Pulp
Werehouse,
Mill
Store,
11
BOARD OF
COMMISIONERS
BOARD OF
DIRECTORS
SECRETARY
INTERNAL AUDIT
GENERAL MANAGER
IT DEPT.
ENGINEERING and MAINTENANCE DEPT.
HRD DEPT.
4L DEPT.
Technical DEPT.
ENERGY DEPT.
FIBERLINE DEPT.
COMMERCIAL DEPT.
CHEMICAL DEPT.
WOOD SUPPLY DEPT.
COE DEPT.
12
II.5.
Jam Kerja
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menerapkan jam kerja yaitu, pada jam kerja
ini baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap diberlakukan di kantor,
di mana jam kerja ini dimulai pukul 08.00-17.00 WIB pada hari Senin sampai
Jumat dengan waktu istirahat dimulai pukul 12.00-13.22 WIB. Khusus untuk
hari Sabtu, 2 Minggu sekali karyawan dapat giliran libur yang disebut dengan
Day Off sedangkan jam kerja untuk hari Sabtu di mulai pukul 08.00-12.00
WIB(setengah hari).
13
II.6
14
15
steam lebih kurang 3 (tiga) jam. Proses ini menggunakan Natrium Sulfida dan
Natrium Hidroksida sebagai bahan pemasak.
Cairan pemasak yang diperlukan adalah:
-
Air yang berasal dari chip itu sendiri dengan kebasahan 50 50,5 %
Terjadi kenaikan tekanan menjadi 7,50 bar dan temperature 175 0C.
Cairan pemasak dipanasi, dalam hal ini menggunakan Heat Exchanger
dengan panas uap yang diperoleh dari heater yang berasal dari sisa
turbin.
Lama pemasakan
Temperature pemasakan
16
: LOF 3
Motor
Drum
Material
Motor
Type
Motor
Type
Motor
Motor
17
Pemisahan Kotoran
Pada tahap ini digunakan mesin pengukur kadar air ( Dewarting machine ).
Kandungan air pada pulp dikurangi dengan menggunakan alat forming board
dan foil boxes dan dihisap secara maksimum dengan gravitasi menggunakan
vucum box.
18
Setelah sekian proses yang dilakukan ,air yang terkandung dalam pulp mesin
masih ada yakni sekitar 50% . Lembaran pulp dikeringkan dengan
menghembuskan udara panas (Uap dari ketel).
-
Tahap Pengepresan
19
Unit Power Boiler yaitu perlatan yang mengubah bahan bakar menjadi
uap (Steam), yang kemudian steam ini digunakan untuk proses
memutar turbin untuk pembangkit listrik dan pengolahan pulp di
pabrik. Dalam hal ini PT. Toba Pulp Lestari memiliki dua buah boiler
yaitu Multi Fuel Boiler dan Recovery Boiler. Multi Fuel Boiler
menggunakan bahan bakar berupa cangkang sawit(kaul) kulit kayu,
dan kadang kala menggunakan batubara. Sementara Recovery Boiler
menggunakan Black Liquor(bekas cairan pemasakan pulp dari
digester yang kemudian mengalami pemadatan pada mesin
evaporator).
Chemical Plant yaitu penghasil bahan kimia CS2 dan H2SO4 yang
digunakan pada pembuatan larutan Viscose dan larutan Spinbath.
20
BAB III
ENERGY dan INSTRUMENTASI
PT.TOBA PULP LESTARI (TPL) Tbk, Porsea
III.1. Stasiun Pembangkit
Pusat pembangkitan tenaga listrik di PT Toba Pulp Lestari, Tbk adalah
generator yang digerakkan oleh Turbin Uap (steam). Sistem pembangkit
tersebut terletak di area Energy, yang bagian-bagian utamanya terdiri atas
Multi Fuel-Boiler, Recovery Boiler, Evaporator, Turbin dan Incenerator.
Area Energy ini merupakan area terbentuknya steam yang berguna
untuk menggerakkan turbin generator. Steam ini berasal dari air Sungai
Asahan yang telah mengalami proses penyaringan kimia yang kemudian
dimasak dalam boiler dengan mempergunakan bahan bakar. Kemudian steam
disalurkan keruangan turbin untuk memutar turbin.
III.1.1. Penggerak Mula Tenaga Uap
Penggerak mula tenaga uap adalah merupakan penggerak utama untuk
memutar alternator. Turbin digerakkan oleh uap yang dihasilkan oleh boiler.
Dalam hal ini pengoperasian awal turbin generator beroperasi normal,
penguat yang dilengkapi pada turbin generator akan bekerja sendiri bersama
dengan turbin.
Turbin generator ini juga dilengkapi dengan turning device yang
berfungsi untuk memutar turbin pada kondisi emergency, dimana tidak ada
tekanan dari steam untuk memutar turbin, sehingga as dan generator tidak
mengalami pembengkokan akibat berhenti berputar dalam kondisi panas.
PT. Toba Pulp Lestari, menggunakan 2 buah turbin generator yang
difungsikan secara paralel yaitu turbin generator ELIN(41250 KVA, 12000 V,
1985 A) dan turbin generator MITSUBISHI(62500 KVA, 12000 V, 12000 V).
Adapun penggunaan kedua turbin generator ini secara paralel adalah untuk
21
bahan
bakar.
Fungsi
pasir
dalam
hal
ini
adalah
untuk
22
adalah black liquor. Kandungan dalam black liquor adalah Na2CO3, Na2SO4,
NaOH, Na2S. Black Liquor diperoleh dari sisa pemasakan pulp pada digester
yang dipekatkan dan kemudian dikonsentrasikan menjadi Heavy Black Liquor
(HBL) kemudian dipompakan ke tangki pencampur salt (Na2SO4). Tujuan
penambahan salt cake ini adalah untuk menambah kembali kehilangan
Natrium dan Sulfur dalam proses penggunaan liquor sebelumnya.
Dalam Recovery boiler , Heavy Black Liquor yang mengandung garam
akan dipanaskan dan disemprotkan ke ruang bahan bakar yang
mengakibatkan terbentuknya arang kering pada bagian dasar ruang bakar.
Panas yang dihasilkan oleh black liquor dapat dimanfaatkan untuk
memproduksi steam. Black liquor dapat terbakar karena mengandung zat
organik (garam-garam natrium). Hasil dari pembakaran black liquor akan
membentuk lelehan(smelt) yang disebut green liquor. Green liquor ini
berikutnya setelah mengalami proses recausticizing di lime kiln, maka akan
membentuk white liquor dapat digunakan kembali sebagai cairan pemasak.
Komposisi kimia dari smelt adalah natrium karbon (NaCO2) dan Natrium
Sulfide (Na2S).
23
Fungsi utama dari recovery boiler adalah untuk memurnikan senyawasenyawa anorganik yang terdapat pada sisa hasil pembakaran dari digester
dan
bakar(liquor).
24
yang terkandung di dalam air pada water treatment plant. Impuries sendiri
adalah zat zat yang keberadaannya tidak dikehendaki dari sebuah zat murni.
Pertama air akan dipompakan ke filter untuk menyerap kotoran-kotoran
yang terkandung dalam air. Air yang berasal dari filter dipompakan ke
activated carbon filter lalu ke cation exchanger untuk menyerap logam logam
yang terkandung di dalam (ion positif), kemudian dari cation exchanger
dipompakan ke degasifier untuk membebaskan CO2 yang terlarut. Dari
degasifier dipompakan ke anion exchanger untuk menyerap unsur unsur yang
bersifat ion negatif. Setelah dari anion exchanger, air sudah bebas dari mineral
mineral. Air yang tidak mengandung mineral ini lah yang memenuhi syarat
untuk dijadikan steam kedepannya.
III.3.1. Proses Pembuatan Uap
Uap untuk menjalankan turbin uap didapat dari boiler bertekanan tinggi.
Bahan bakar boiler ini berupa minyak, batubara, gambut, kulit kayu yang
diperoleh dari hasil pengupasan kayu, dan cangkang sawit yang diperoleh dari
hasil sisa pabrik-pabrik minyak kelapa sawit. Didalam boiler, bahan bakar
tersebut dibakar dan panasnya akan mengubah air menjadi uap bertekanan
tinggi yang telah dipanaskan pada super heater. Uap yang dipanaskan tersebut
digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin dan untuk aktivitas pendukung
produksi pulp di pabrik, misalnya seperti pemanasan chip pada digester.
Setelah digunakan, kemudian uap yang sudah bertekanan rendah akan
berubah menjadi air. Untuk itu, uap tersebut disirkulasikan dengan sistem
pompa yang mendinginkan uap basah bertekanan rendah. Kemudian air
tersebut akan digunakan sebagai umpan (feed water), lalu dipanaskan sampai
menjadi panas bertekanan tinggi, dan akan digunakan untuk pemanasan.
Demikian seterusnya sehingga air yang telah dipakai tidak terbuang, tetapi
dipompakan lagi ke boiler feed water pump.
25
kotoran
pada
asap
26
akan
mengalami
proses
limbah
masuk
ke
bak
penjernihan,
kemudian
akan
27
kran secara otomatis. Limbah yang telah di oksidasi mengalir ke bak kembali
dimana akan dibagi kedalam tiga buah bak bersih kedua.cairan limbah akan
masuk pada bagian tengah dari bak dan akan menyebar secara merata
diseluruh bak, cairan yang bersih akan meluap keseluruh pengarah kemudian
akan mengalir kesungai Asahan.Pada saluran 3terdapat pengaruh pH dan
menambahkan asam atau caustic secara otomatis dan tersedia busa apabila
sewaktu-waktu diperlukan.
Sementara limbah padat yang timbul dari sistem proses pembuatan pulp
dimanfaatkan sebagai sumber energi.pengolahan limbah padat dilakukan
sebagai berikut :
a. Pengeringan limbah padat dengan cara di press
b. Limbah padat dijadikan bahan bakar
c. Sisa pembakaran yang berupa abu digunakan sebagai bahan pupuk
tanaman
d. Limbah padat digunakan pada timbunan (landfill)
III.6. Evaporator
Black Liquor yang keluar dari
proses
pembuatan
pulp
memiliki
evaporator
adalah
untuk
28
29
30
ingin
mendapatkan
keuntungan
yang
maksimal.
31
yang
tinggi
dibanding
kompetitor-nya.
Instrumentasi
lingkungan,
agar
aktivitas
Dengan
adanya
instrumentasi,
parameter-parameter
mencemari lingkungan.
Instrumentasi dan kontrol dalam produksi pulp di PT. Toba Pulp Lestari Tbk
meliputi :
a. Sistem pengukuran
-
Temperatur
Pressure
Flow
Level
32
teknologi
PLC(Programmable
Logic
Controller).
PLC
33
BAB IV
CONTROL VALVE DAN PERANANNYA DALAM INDUSTRI
IV. 1. Defenisi Control Valve
Control valve adalah instrumen yang digunakan
untuk memanipulasi suatu aliran dengan cara
mengatur buka-tutup. Dalam kehidupan sehari
hari, control valve akrab dikenal dengan istilah
kran.
Control valve ada yang mempergunakan
aplikasi on/off dan throttling. On/off artinya valve
Gambar IV.1. Control Valve
menutup (fully open atau fully closed). Sedangkan throttling adalah gerakan
valve mengikuti kebutuhan proses yang dikontrolnya (modulating).
Ada beberapa bentuk bahan penggerak bukaan/tutupan valve:
- pneumatic air
- solenoid
- hydraulic
- motorize
- self actuated
Secara umum control valve terbagi atas dua tipe berdasarkan gerakan buka
tutupnya, yaitu:
-
34
IV.1.1 Valve
Valve adalah elemen yang mengatur
laju(flow) dari suatu aliran. Dengan
kata lain, valve adalah elemen yang
berinteraksi langsung dengan fluida.
Dibawah ini adalah contoh dari sebuah
valve yaitu butterfly valve. BagianGambar IV.1.,1. Valve
35
regulator
digunakan
untuk
ini
terdapat
pegas
dan
kondensasi atau oli yang terbawa dari air compressor. Ruang pengumpul ini
harus di drain secara rutin agar liquida yang terkumpul tidak masuk ke
peralatan pneumatik. Kalau filter tersumbat harus dibersihkan (diganti).
Kebanyakan air regulator mampu menerima tekanan input hingga 150 Psi,
outputnya harus sesuai dengan kebutuhan actuator atau peralatan pneumatic
lain yang di supply-nya. Air flow yang tidak memadai akan mengurangi respon
control valve terhadap sinyal input. Respon valve menjadi lambat sehingga
tujuan kontrol sulit dicapai.
IV.1.3. Actuator
Berfungsi untuk memberikan daya dorong untuk menggerakkan valve serta
memastikan posisi valve tetap pada posisinya ketika dalam keadaan terbuka
atau tertutup sesuai dengan sinyal pneumatik yang diberikan kepadanya.
Dengan kata lain, actuator adalah elemen yang terhubung dan berfungsi
menggerakkan stem valve (batang penutup katup).
Jenis-jenis actuator,
36
dan
mudah
dalam
perawatan
supply
inlet
udara
berada
di
tekanan
udara
pada
ruangan
ini
akan
stem
ke
arah
atas.
Ketika
kehilangan
tekanan
Keuntungan
Harga murah
Kekurangan
Kemampuan dorong
(torsi) terbatas
Menggunakan tekanan
supply rendah
Mudah dalam perawatan
Fail-safe action yang pasti
37
didorong oleh air supply untuk menggerakkan stem. Aktuator jenis ini ada dua
macam, yaitu single act dan double act. Pada single acting piston, supply udara
dari positioner menekan piston berpegas. Ketika udara dilepaskan, pegas akan
mendorong piston kembali ke posisi semula (fail-safe position). Pada double
acting piston, tekanan udara dari positioner menggerakkan piston dari kedua
arah secara bergantian. Arah gerakan stem mengikuti tekanan yang lebih kecil
(unbalanced) diantara kedua ruang bertekanan di belakang piston.
38
udara.
Dikatakan
pneumatic.
Cylinder actuator adalah karena elemen utama daripada aktuator ini adalah
sebuah silinder pneumatik. Kemudian, ujung rod dari silinder pneumatic
akan mendorong arm yang akan memutar stem pada valve.
Electric Actuator
Digunakan pada aplikasi dimana tidak
tersedia air compressor. Komponen
utamanya adalah sebuah motor listrik
yang memutar gear maju/mundur agar
Gambar IV.1..3.d. Motorized Actuator
stem
bergerak.
Dilengkapi
IV.1.4. Positioner
Berfungsi untuk memposisikan presentase bukaan
valve sesuai dengan karakteristik control valve.
Positioner terhubung langsung dengan aktuator. Pada
masa sekarang, positioner sudah menggunakan
mekanisme elektronik, sehingga perubahan posisi
Gambar IV.1.4. Positioner
39
mA 20 mA) dari kontroler menjadi sinyal pneumatik (3 psi 15 psi). Hal ini
berarti pada posisi valve tertutup penuh(0%), input signal yang diterima oleh
positioner adalah 4mA dan sinyal pneumatik yang dikirim ke aktuator adalah
3Psi. Sedangkan pada saat posisi valve terbuka penuh(100%), sinyal elektrik
yang diterima oleh positioner adalah 20mA dan sinyal pneumatik yang
diterima oleh aktuator adalah 15 Psi. Dengan kata lain, presentasi bukaan
valve bergantung pada besar kecilnya arus yang diberikan pada positioner.
Konsep daripada posisioner adalah sebuah coil yang dialirkan arus
listrik(sinyal dari DCS), yangmana bersarnya arus listrik ini akan
menimbulkan medan magnet. Besarnya kecilnya medan magnet pada
positioner tersebut yang akan memutar rotary shaft untuk mengatur buka-an
valve.
40
industri. Masalah perpipaan adalah hal yang paling umum dijumpai dalam
industri sepert tingkat kekasaran pipa, banyaknya lekukan (belokan) dan
panjangnya jalur pemipaan ataupun jika terjadi kebocoran. Masalah masalah
perpipaan inilah yang akan menyebabkan terjadinya pressure drop. Selain
pipa, pada bagian valve juga beresiko menyebabkan terjadinya pressure drop
ini. Kesalahan dalam pemilihan valve berpotensi terjadinya kerugian yang besar
akibat pressure drop dan terjadinya safety-fail.
Setiap valve memiliki karakter tersendiri sehingga perancangan sebuah
pabrik atau operator pabrik harus mengetahui karakter dari setiap valve. Dalam
sebuah plant, waktu dan kondisi pemakaian valve harus diperhatikan. Setelah
operasi dalam waktu yang lama, control valve harus diperbarui atau diganti
agar operasi dari plant tetap aman. Spesifikasi valve yang sama dan informasi
yang dibutuhkan sudah harus ada. Jadi dibutuhkan selection yang tepat.
Dalam proses penggantian(pemasangan valve), kita wajib memperhatikan hal
hal berikut ini diantaranya :
-
Spesifikasi
Setiap control valve memiliki fungsi dan karakter yang berbeda-beda.
Valve jenis plug(misalnya globe) lebih baik dalam pengontrolan aliran
karena memiliki kemampuan menahan fluida dengan pressure kuat, dan
butterfly valve yang mampu melewatkan aliran dalam jumlah besar,
karena memiliki minimum resistance pada saat terbuka penuh. Pemilihan
aktuator harus hati hati. Tenaga keluaran dari setiap aktuator bisa saja
berbeda meskipun ukurannya hampir sama.
41
Aktuator
Gunakan aktuator yang sesuai dengan spesifikasi tekanan dan fungsi valve.
Perbedaan jenis aktuator dapat memberikan tekanan keluaran yang
berbeda meskipun ukurannya hampir sama.
Kondisi instrumentasi
Sinyal input, karakteristik flow (aliran), valve action, dll.
Selection material
Pilih material dari body dan trim berdasarkan pada media aliran ( flow
medium), sifat korosiv dari cairan, tekanan, suhu, material piping, dll.
42
43
3. Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang
mempunyai sumbu putar di tengahnya. Menurut
disainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan
eccentric. Eccentric memiliki design yang lebih
sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik
dari concentric. Bentuknya yang sederhana
membuat lebih ringan dibandingkan valve lainnya.
Gambar IV.3.3. Butterfly Valve
4. Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos
ditengahnya.
5. Plug Valve
Seperti Ball Valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola, melainkan
silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan Valve, maka cocok
untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
44
45
46
Pada waktu control valve diperbaiki, kedua block valve ditutup untuk
mengisolasi control valve, dan bypass valve dibuka secara manual. Bypass valve
ini berukuran sama dengan control valve dan harus dapat berfungsi throttling.
Namun untuk ukuran pipa lebih besar dari 6, boleh digunakan gate valve
dengan pertimbangan biaya.
Pemilihan block valve (upstream dan downstream) sendiri biasanya satu
ukuran dibawah ukuran pipa dan dari jenis gate.
47
Erosi, terjadi karena pressure drop yang terlalu besar. Untuk pressure drop
melebihi 100 Psi, Direkomendasikan pemakaian trim yang diperkuat
(hardened).
Korosi, yang berasal dari air supply yang mengandung air atau tercemar oli
sehingga merusak komponen internal actuator.
2. Problem desain
Stabilitas, yaitu jika actuator tidak mampu menahan valve plug pada posisi yang
dikehendaki. Valve stem akan bergerak naik turun karena tekanan fluida.
Kondisi seperti ini terjadi jika tekanan aktual proses lebih besar dari
perhitungan desain.
48
49
a. Proses
Proses adalah peralatan (equipment) bersama-sama dengan reaksi fisis ataupun
kimia yang terjadi di dalamnya.
b. Sensor (Sensing Element)
Instrumen-instrumen pengukur (sensor) adalah instrumen-instrumen yang
digunakan untuk pengukuran (measurement). Variabel-variabel yang diukur
adalah Process Variables (PV). Instrumen ini juga digunakan untuk memperoleh
informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam suatu proses. Dalam suatu
sistem kontrol dapat dijumpai berbagai macam sensor yang berbeda dalam
fungsinya. Sensor-sensor yang digunakan akan berbada tergantung dari process
variable yang akan diukur. Jenis-jenis sensor tersebut adalah sebagai berikut:
Pressure Sensor, Temperature Sensor, Flow Sensor, Liquid Level Sensor dan
Composition Sensor.
50
c. Transducers / Transmitter
Beberapa sinyal pengukuran tidak dapat digunakan untuk aktuasi pengontrolan
sebelum dikonversi ke dalam besaran-besaran fisis tertentu (sinyal elektrik
atau sinyal pneumatik). Setelah dikonversi ke dalam sinyal elektrik atau
pneumatik, sinyal hasil pengukuran tersebut dapat ditransmisikan dengan
mudah dan juga dapat dimengerti oleh kontroller.
Konversi ini dilakukan oleh suatu elemen yang disebut transducers /
transmitter. Sebagai contoh, strain gauges dapat mengubah sinyal pressure
menjadi sinyal elektrik.
d. Transmission Lines
Saluran transmisi (transmission lines) membawa sinyal hasil pengukuran oleh
sensor dan telah diubah oleh transducer/transmitter ke kontroler atau dari
kontroler ke final control element. Saluran transmisi dapat berupa sinyal
pneumatik (udara yang terkompresi). Namun, seiring dengan berkembangnya
kontroler elektronik analog dan khususnya kontroler digital, saat ini
kebanyakan menggunakan sinyal elektrik sebagai saluran transmisinya. Sesuai
dengan standard ISA (Instrument Society of America), besarnya sinyal transmisi
tersebut adalah :
(PV),
membandingkan
dengan
Set
Point
(SP),
menghitung
banyaknya koreksi yang diperlukan sesuai dengan algoritmanya (P, PI, dan
PID), dan kemudian memutuskan atau mengeluarkan sinyal koreksi
(Manipulated Variable / MV) untuk ditransmisikan ke Control Valve.
51
52
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Instrumentasi memegang peran penting dalam dunia industri, karena
melibatkan pengukuran dan pengendalian besaran besaran proses pada
industri. Keberadaan instrumentasi menunjang kualitas, kuantitas, saving
cost, dan keamanan dari sebuah proses produksi di PT. Toba Pulp Lestari
Tbk.
2. Valve adalah satu alat transportasi pada industri proses yang digunakan
untuk menutup/membuka atau mengatur aliran fluida.
3. Secara garis besar, valve ada yang tipenya sliding(globe, gate, dsb) dan ada
yang rotating(ball, butterfly, dsb).
3. Control valve merupakan final control element karena control valve
bertugas melakukan langkah koreksi terhadap variabel termanipulasi,
sebagai hasil akhir sistem pengendalian. Dengan kata lain, berperan
melakukan koreksi terhadap laju aliran fluida dalam setiap pipa-pipa
industri.
3. Pengendalian laju aliran fluida dengan menggunakan control valve dapat
dilakukan secara otomatis dengan sebuah controller dan
terdistribusi(distrubuted control system) yangmana memungkinkan
seluruh pengontrolan dan pengendalian dapat dilakukan dari sebuah
control room saja.
4. Pemilihan desain control valve harus memikirkan beberapa aspek yang
diantaranya :
- Spesifikasi dan desain dari valve yang diantaranya fungsi valve(on-off atau
thorttling) dan jenis valve(ball, butterfly, globe, dsb)
53
54
V.2. Saran
1. Pemilihan bahan untuk membuat control valve yang akan digunakan untuk
suatu proses harus sesuai dengan fluida dan kondisi prosesnya, agar tidak
terjadi korosi ataupun gangguan lainnya, dan karena bahan yang digunakan
biasanya mahal.
2. Diperlukan adanya repairing dan maintenance secara berkala untuk
memastikan kualitas performa dari sebuah valve. Mengetahui sejak dini apa
yang terjadi akan kondisi control valve, apakah ada gangguan atau tidak,
sehingga dapat menekan biaya dan antisipasi dini akan setiap gangguan
yang ada pada valve, apakah perlu diganti atau tidak.
55
DAFTAR PUSTAKA
Fisher. 2001. Control Valve Handbook-Third Edition. United States : Emerson.
Fisher. 2005. Control Valve Handbook-Fourth Edition. United States :
Emerson.
Iqbal, Muhamad. 2012. Control Valve Selection PT. AZBIL BERCA INDONESIA.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Keystone. 2014. Pneumatic Actuator. Australia : Tyco Valves and Control.
Neles. 2015. Positioners Series NE-Instalation, Maintenance and Operating
Instructions. United States : Metso Automation.
Yoji, Saito. 2001. Yokogawa Technical Report English Edition. Japan :
Yokogawa Electric Corporation.
Yokogawa. 2013. Advance Valve Positioner. Japan : Yokogawa Electric
Corporation.