Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

PRESENTASI
KULIAH
Effects
of SulfuricBIJI
Acid
FISIOLOGI

and
Hot Water
David
SiadariPre& Nur
Treatments
on
Seed
Nilawati
Germination and
Seedlings Growth of
Cassia fistula L.
Pengaruh Asam Sulfat
dan Air Panas PraPerlakuan pada
Perkecambahan Benih
dan Pertumbuhan Bibit
Cassia fistula L
Amira Sh. Soliman and
Mohamed S. Abbas
Department of Natural
Resources,
Institute of African Research
and Studies, Cairo
University, 12613 Giza,
Egypt

Jurusan Biologi
FMIPA

Pendahuluan : Profil
Tumbuhan
Tengguli, trengguli atau kayu raja
(Cassia fistula) adalah tumbuhan
di dalam keluarga Fabaceae, anak
suku

Caesalpinioidea.

Berbunga

kuning cerah dan indah, tengguli


banyak ditanam sebagai pohon hias
dan juga tanaman obat tradisional.
Tanaman ini tumbuh secara alami di
Asia Selatan dan Asia Tenggara,
namun

kini

menyebar

luas

ke

pelbagai negeri tropis. Bunganya


merupakan
Thailand.

bunga

nasional

Profil Tumbuhan : Klasifikasi


Ilmiah
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Upakelas

: Rosidae

(tidak termasuk) EuRosidae I


Ordo: Fabales
Famili

: Fabaceae

Upafamili

: Caesalpinioideae

Bangsa

: Cassieae

Upabangsa : Cassiinae
Genus

: Cassia

Spesies

: C. fistula

Pendahuluan:
Ekologi dan
agihan
Tengguli biasa didapati di
lingkungan hutan gugur daun
tropika dan juga hutan-hutan
jati. Pohon ini dilaporkan
tahan
terhadap
naungan
menengah, tahan kekeringan,
dapat menolerir curah hujan
antara
480-2.720
mm
pertahun,
temperatur
tahunan antara 18-29C dan
pH tanah antara 5,5-8,7.
Tengguli
menyebar
alami
mulai dari Pakistan selatan di
barat, India, Srilangka di
selatan,
terus
ke
timur
melalui Burma hingga ke
Thailand. Tengguli ditemukan
tumbuh liar di banyak tempat
Indonesia; tanaman ini juga
diintroduksi
ke
Australia,
Ghana, Mesir, Meksiko, dan
Zimbabwe.

Pendahuluan:
Pengenalan

Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 10


hingga 20 m dengan batang bebas cabang
sekitar 5 m. Tajuk melebar menyebar. Pepagan
berwarna abu-abu pucat dan halus ketika muda,
menjadi cokelat gelap dan kasar ketika menua.
Daun-daun
tersusun
berseling,
majemuk
menyirip genap, panjang 30-40 cm. Anak daun
3-8 pasang, bundar telur memanjang, berambut
pendek, sisi bawahnya hijau biru 620cm 3,5
9cm.
Perbungaan berupa tandan terminal yang
menggantung, 1540cm panjangnya, berbunga
banyak, tidak rapat.
Bunga-bunga
berbau
enak;
kelopaknya
berbagi-5 dalam; mahkota 2-3,5cm panjangnya,
kuning cerah. Tiga tangkai sari yang terbawah
berbentuk-S, lebih panjang daripada yang
lainnya.[4]
Buah polong bulat torak, 2045cm 1,5cm,
menggantung, hitam dan tidak memecah ketika
tua, dalamnya terbagi oleh sekat-sekat menjadi
ruang-ruang berbiji-1.
Biji pipih kecokelatan, terletak melintang dalam
ruang, 25-100 butir per polong, diantarai oleh
sekat dan sejenis daging buah yang lengket
berwarna cokelat kehitaman.

Tengguli banyak ditanam karena kegunaannya


dalam pengobatan, selain karena bunganya
yang indah. Polong yang masak dan biji-bijinya
digunakan sebagai obat urus-urus (laksativa);
begitu pula bunga, daun-daun dan kulit akarnya,
meski dengan kekuatan yang lebih rendah. Air
rebusan
akar
tengguli
digunakan
untuk
membersihkan luka dan bisul. Pepagannya
digunakan di Jawa dan India untuk mengatasi
penyakit kulit, sementara daun-daunnya di
Filipina dipakai untuk menyembuhkan sakit kulit
akibat jamur. Di India, akarnya dipakai untuk
mengobati demam. Tengguli juga digunakan di
Panama untuk mengobati kencing manis.
Dalam pengobatan modern, daging buah
tengguli yang kehitam-hitaman kadang kala
dipakai sebagai laksativa menengah. Simplisia
(bahan obat dasar) dari buah tengguli ini dikenal
sebagai Fistulae Fructus (Buah Trengguli), dan
setidaknya pada masa lalu, dimasukkan sebagai
salah satu simplisia yang wajib tersedia di
apotik. Daging buah ini terutama mengandung
hidroksimetil
antrakinon,
yang
berkhasiat
sebagai pencahar; dan juga gula, pektin, lendir,
minyak atsiri yang berbau seperti madu.

Kegunaa
n
Bahan
Obat

Bahan
Penyamak

Pepagan
tengguli
juga
menghasilkan zat penyamak
(tanin),
yang
dalam
penggunaannya di perusahaan
penyamakan kulit biasanya
dicampur dengan pepagan
pilang (Acacia leucophloea).
Tanin dan bahan-bahan lain
dari pepagan tengguli dapat
membentuk asam, sehingga
dapat
menyamak
dengan
cepat. Hasilnya adalah kulit
dengan
mutu
yang
baik
berwarna
kuning
muda;
sebagai bahan pembuatan
sepatu, atau pakaian kuda.
Kadar tanin pada pepagan
tengguli ini berkisar antara 1218%.

Kayu

Tengguli menghasilkan kayu perkakas yang


bermutu baik, awet dan kuat; meskipun jarang
yang panjang ukurannya. Kayu ini padat, berat
dan keras; kuning pucat hingga kemerahmerahan pada yang tua, kayu terasnya kelabu
kehitam-hitaman. Disebutkan bahwa seratserat kayu tengguli ini kasar atau agak kasar;
kekuatannya termasuk kelas kuat II dan kelas
awet II.
Sifat-sifat ini sedikit banyak mirip dengan kayu
trengguli wanggang (C. javanica) yang
berkerabat. Trengguli wanggang, atau juga
disebut bobondelan, menghasilkan kayu
berbobot ringan hingga berat, dengan
densitas berkisar antara 400875kg/m; keras
dan kuat, kayu terasnya berwarna kekuningan,
kemerahan, hingga jingga-cokelat pucat bila
lama kena udara. Kayu ini dapat dikeringkan
dengan hasil baik, dengan hanya sedikit susut
tanpa mengalami kerusakan yang berarti.

Gambar

Polong
yang
dibuka,
memperlihatka
n daging buah
yang kehitaman
dan bijinya

Polong
masak

yang

Close up bunga

Tujuan
Mempromosik
an
perkecambah
an maksimum
dan
menghasilkan
superior bibit
berkualitas.

Rumusan Masalah

Keterangan Penelitian

Formula

Perlakuan

Hasil I

Keterangan Gambar I

Tabel Perbandingan

Hasil II

Keterangan Gambar II

Tabel II

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai