Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Dengan membuat tugas ini penyusun diharapkan mampu
untuk lebih mengenal tentang ciri-ciri masyarat madani yang penyusun sajikan berdasarkan
informasi dari berbagai sumber.
Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Penyusun sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di
masa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teoritis.....................................................................................................3
1. Pengertian Masyarakat Madani...................................................................3
2. Manfaat Masyarakat Madani.......................................................................4
B. Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani...................................................................4
C. Ciri-Ciri Masyarakat Madani...................................................................................6
D. Masyarakat Madani di Indonesia.............................................................................7
E. Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Madani...................................................9
F. Solusi Mengatasi Masalah.......................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dari penuliasan makalah ini, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian masyarakat madani?
2. Apakah cirri-ciri mayarakat madani?
3. Apakah pilar penegak masyarakat madani?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Masyarakat Madani
Pengertian Masyarakat Madani menurut para ahli:
komunitas politik yang beradab seperti yang dicontohkan oleh masyarakat kota yang
memiliki kode hukum sendiri. Dengan konsep civility (kewargaan) dan urbanity (budaya
kota), maka dipahami bukan hanya sekadar konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai
pusat peradaban dan kebudayaan.
Filsuf yunani Aristoteles (384-322 M) yang memandang masyarakat sipil sebagai suatu
sistem kenegaraan atau identik dengan negara itu sendiri, pandangan ini merupakan Fase
pertama sejarah wacana civil society, yang berkembang dewasa ini, yakni masyarakat sivil
diluar dan penyeimbang lembaga negara, pada masa ini civil society dipahami sebagai
sistem kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia politike, yakni sebuah komunitas
politik tempat warga dapat terlibat langsung dalam berbagai percaturan ekonomi-politik dan
pengambilan keputusan.
Fase kedua, pada tahun 1767 Adam Ferguson mengembangkan wacana civil society,
dengan konteks sosial dan politik di Skotlandia. Berbeda dengan pendahulunya, ia lebih
menekankan visi etis pada civil society, dalam kehidupan sosial, pemahaman ini lahir tidak
lepas dari pengaruh revolusi industri dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan sosial
yang mencolok.
Fase ketiga, berbeda dengan pendahulunya, pada tahun 1792 Thomas Paine memaknai
wacana civil society sebagai suatu yang berlawanan dengan lembaga negara, bahkan ia
dianggap sebagain anitesis negara, bersandar pada paradigma ini, peran negara sudah
saatnya dibatasi, menurut pandangan ini, negara tidak lain hanyalah keniscayaan buruk
belaka, konsep negera yang absah, menurut pemikiran ini adalah perwujudkan dari delegasi
kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama.
Fase keempat, wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh G.W.F Hegel (17701831 M), Karl Max (1818-1883 M), dan Antonio Gramsci (1891-1837 M). dalam pandangan
ketiganya, civil society merupakan elemen ideologis kelas dominan, pemahaman ini adalah
reaksi atau pandangan Paine, Hegel memandang civil society sebagai kelompok subordinatif
terhadap negara, pandangan ini, menurut pakar politik Indonesia Ryass Rasyid, erat
kaitannya dengan perkembangan sosial masyarakat borjuasi Eropa yang pertumbuhannya
ditandai oleh pejuang melepaskan diri dari cengkeraman dominasi negara.
Fase kelima, wacana civil society sebagai reaksi terhadap mazhab Hegelian yang
dikembangkan oleh Alexis dengan Tocqueville (1805-1859), bersumber dari pengalamannya
mengamati budaya demokrasi Amerika, ia memandang civil society sebagai kelompok
penyeimbang kekuatan negara, menurutnya kekuatan politik dan masyarakat sipil
merupakan kekuatan utama yang menjadikan demokrasi Amerika mempunyai daya tahan
yang kuat.
Di Indonesia, pengertian masyarakat madani pertama kali diperkenalkan oleh Anwar
Ibrahim (mantan Deputi PM Malaysia) dalam festival Istiqlal 1995. Oleh Anwar Ibrahim
dinyatakan bahwa masyarakat madani adalah: Sistem sosial yang subur yang diasaskan
5
kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan
kestabilan masyarakat. Masyarakat mendorong daya usaha serta inisiatif individu baik dari
segi pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintahan, mengikuti undang undang dan bukan
nafsu atau keinginan individu, menjadikan keterdugaan serta ketulusan.
Perjuangan masyarakat madani di Indonesia pada awal pergerakan kebangsaan
dipelopori oleh Syarikat Islam (1912) dan dilanjutkan oleh Soeltan Syahrir pada awal
kemerdekaan (Norlholt, 1999). Jiwa demokrasi Soeltan Syahrir ternyata harus menghadapi
kekuatan represif baik dari rezim Orde Lama di bawah pimpinan Soekarno maupun rezim
Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto, tuntutan perjuangan transformasi menuju
masyarakat madani pada era reformasi ini tampaknya sudah tak terbendungkan lagi dengan
tokoh utamanya adalah Amien Rais dari Yogyakarta.
kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan
menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal
antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki
kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan
harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan
hukum yang sama tanpa kecuali.
dua pandangan pertama, pandangan ini lebih menekankan proses pendidikan dan
penyadaran politik warga negara, khususnya kalangan kelas menengah.
Bersandar pada tiga paradigma diatas, pengembangan demokrasi dan masyarakat
madani selayaknya tidak hanya bergantung pada salah satu pandangan tersebut, sebaliknya
untuk mewujudkan masyarakat madani yang seimbang dengan kekuatan negara dibutuhkan
gabungan strategi dan paradigma, setidaknya tiga paradigma ini dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan demokrasi di masa transisi sekarang melalui cara :
1. Memperluas golongan menengah melalui pemberian kesempatan bagi kelas menengah
untuk berkembang menjadi kelompok masyarakat madani yang mandiri secara politik
dan ekonomi, dengan pandangan ini, negara harus menempatkan diri sebagai regulator
dan fasilitator bagi pengembangan ekonomi nasional, tantangan pasar bebas dan
demokrasi global mengharuskan negara mengurangi perannya sebagai aktor dominan
dalam proses pengembangan masyarakat madani yang tangguh.
2. Mereformasi sistem politik demokratis melalui pemberdayaan lembaga-lembaga
demokrasi yang ada berjalan sesuai prinsip-prinsip demokrasi, sikap pemerintah untuk
tidak mencampuri atau mempengaruhi putusan hukum yang dilakukan oleh lembaga
yudikatif merupakan salah satu komponen penting dari pembangunan kemandirian
lembaga demokrasi.
3. Penyelenggaraan pendidikan politik (pendidikan demokrasi) bagi warga negara secara
keseluruhan. Pendidikan politik yang dimaksud adalah pendidikan demokrasi yang
dilakukan secara terus-menerus melalui keterlibatan semua unsur masyarakat melalu
prinsip pendidikan demokratis, yakni pendidikan dari, oleh dan untuk warga Negara.
Kondisi Indonesia yang dilanda euforia demokrasi, semangat otonomi daerah dan
derasnya globalisasi membutuhkan masyarakat yang mempunyai kemauan dan kemampuan
hidup bersama dalam sikap saling menghargai, toleransi, dalam kemajemukan yang tidak
saling mengeksklusifkan terhadap berbagai suku, agama, bahasa, dan adat yang berbeda.
Kepedulian, kesantunan, dan setiakawan merupakan sikap yang sekaligus menjadi prasarana
yang diperlukan bangsa Indonesia.
Pengembangan masyarakat madani di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari pengalaman
sejarah bangsa Indonesia sendiri. Kebudayaan, adat istiadat, pandangan hidup, kebisaan,
rasa sepenanggungan, cita-cita dan hasrat bersama sebagai warga dan sebagai bangsa, tidak
mungkin lepas dari lingkungan serta sejarahnya. Keunggulan bangsa Indonesia, adalah
berhasilnya proses akulturasi dan inkulturasi yang kritis dan konstruktif. Pada saat ini, ada
pertimbangan lain mengapa pengembangan masyarakat madani secara khusus kita beri
perhatian.
Untuk membangun masyarakat madani di Indonesia, ada enam faktor harus
diperhatikan, yaitu:
menumbuhkan keberanian moral yang tinggi, terbiasa bergaul dengan rakyat, ikut merasa
memiliki, sama-sama merasakan suka dan duka dengan masyarakatnya, dan mempelajari
kehidupan masyarakat. Kelak jika generasi penerus ini menjadi pemimpin bangsa, maka
demokratisasi pendidikan yang telah dialaminya akan mengajarkan kepadanya bahwa
seseorang penguasa tidak boleh terserabut dari budaya dan rakyatnya, pemimpin harus
senantiasa mengadakan kontak dengan rakyatnya, mengenal dan peka terhadap tuntutan hati
nurani rakyatnya, suka dan duka bersama, menghilangkan kesedihan dan penderitaanpenderitaan atas kerugian-kerugian yang dialami rakyatnya. Upaya ke arah ini dapat
ditempuh melalui demokratisasi pendidikan. Dengan komunikasi struktural dan kultural
antara pendidik dan peserta didik, maka akan terjadi interaksi yang sehat, wajar, dan
bertanggung jawab.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mayarakat madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga masyarakat madani
sebagai area tempat berbagai gerakan sosial (seperti himpunan ketetanggaan, kelompok
wanita, kelompok keagamaan, dan kelompk intelektual) serta organisasi sipil dari semua
kelas (seperti ahli hukum, wartawan, serikat buruh dan usahawan) berusaha menyatakan diri
mereka dalam suatu himpunan, sehingga mereka dapat mengekspresikan diri mereka sendiri
dan memajukkan pelbagai kepentingan mereka.
Karakteristik masyarakat madani diperlukan persyaratan-persyaratan yang menjadi nilai
universal dalam penegakkan masyarakat madani. Diantaranya yaitu ruang public yang
bebas, demokratisasi, toleransi, pluralisme, keadilan social, partisipasi social, dan supremasi
hukum.
Masyarakat madani juga harus mempunyai pilar-pilar penegak, karena berfungsi
sebagai mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu
memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.
Berkembangnya masyarakat madani di Indonesia diawali dengan kasus-kasus
pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat, dan kebebasan
untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum kemudian dilanjutkan dengan munculnya
berbagai lembaga-lembaga non pemerintah mempunyai kekuatan dan bagian dari sosial
control.
B. SARAN
Setelah selesainya makalah ini, disana sini banyak kekurangan dari benarnya. Maka
kami selaku penyusun makalah ini berharap kritik dan saran-sarannya yang sifatnya
membangun. Karena kami selaku penyusun masih dalam tahap belajar. Atas saran-sarannya
12
kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini berguna bagi penyusun dan
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Suryadi. 2002.Masyarakat Madani: Pemikiran, Teori dan Relevansinya dengan Cita-cita
Reformasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Arifin Rahman. Sistem Politik Indonesia Dalam Perspektif, Struktural dan Fungsional.
Surabaya, SIC.1998
http://adityoman.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-masyarakat-madani.html
http://dedekrenz.blogspot.com/2011/01/mengidentifikasi-ciri-ciri-masyarakat.html
http://www.crayonpedia.org/mw/Ciri-Ciri_Masyarakat_Madani
http://www.disukai.com/2013/01/pengertian-dan-ciri-ciri-masyarakat-madani.html
13
14
MAKALAH PKN
MASYARAKAT MADANI
OLEH :
NAMA
: MALIKUDDIN S.W.
NIM
: 60800113047
KELAS : B2