PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Enzim adalah golongan protein yang disintesis oleh sel hidup dan mempunyai
fungsi penting sebagai katalisator dalam setiap reaksi metabolisme yang terjadi pada
organisasi hidup. Enzim juga merupakan biokatalisator yang menunjang berbagai proses
industri. Hal ini disebabkan enzim mempunyai efisiensi dan efektifitas yang tinggi, reaksinya
tidak menimbulkan produk samping, serta dapat digunakan berulangkali dengan teknik
amobilisasi (Lehninger, 1995).
Penggunaan enzim dalam bioteknologi modern semakin berkembang secara
cepat. Banyak industri-industri yang telah memanfaatkan kerja enzim, meliputi industri
pangan dan non pangan. Salah satu jenis enzim yang mempunyai peran penting dan tidak ada
bandingan dalam pertumbuhan bioteknologi adalah enzim lipase. Enzim ini memiliki sifat
khusus dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol. Selain itu, lipase mempunyai
kemampuan mengkatalis reaksi organik baik didalam media berair maupun dalam media non
air (Sumarsih, 2004). Enzim lipase sangat berperan dalam pemisahan asam lemak dan
pelarutan noda minyak pada alat industri agar minyak dapat dilarutkan dalam air. Beberapa
reaksi yang dikatalisis oleh enzim lipase diantaranya adalah reaksi hidrolisis, alkoholisis,
esterifikasi,dan interesterifikasi (Dosanjh dan Kaur, 2002).
1.2.
Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul
lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh
hormon sebagai promoter (Gaman dan Sherrington, 1992).
2.1.1 Jenis Enzim dan Aktivitasnya
Ada beberapa jenis enzim yang dikenal, di antaranya sebagai berikut.
1. Hidrolase
Hidrolase adalah enzim yang memerlukan bantuan air dalam proses
menguraikan zat. Enzim ini bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis.
a. Karbohidrase adalah enzim yang menguraikan karbohidrat, misalnya:
3. Desmolase
Desmolase adalah enzim yang memutuskan ikatan C-C, C-N, dan dapat
dikelompokkan menjadi dua.
(Montgomery, 1993).
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan salah satu sumber protein nabati. Jenis kacang yang dipakai
b. Kacang tanah
Kacang tanah memiliki kandungan lemak 44,6 gr dan kalori 595 kkal lebih
tinggi daripada kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang merah (Woodrof,
1983).
Menurut Woodrof (1983), pengolahan kacang tanah dengan panas akan
memperbaiki aroma, flavour dan tekstur kacang, tetapi akan menurunkan daya tahan
komponen minyak karena rusaknya antioksidan alami. Sebagian besar ketengikan yang
terjadi pada kacang tanah ini terutama disebabkan minyak yang dikandungnya. Pengeluaran
sebagian atau seluruh minyak akan membuat kacang tanah lebih tahan.
c. Kacang kedelai
Kacang kedelai mengandung protein 37,7 gr ; kalsium 245,5 mg ; fosfor 632,4
mg; besi 8,6 mg ; dan vitamin B1 1,2 mg lebih tinggi dibandingkan dengan kacang tanah,
kacang merah, dan kacang hijau. Menurut Somaatmadja (1964) protein kedelai mempunyai
sifat khusus yaitu mampu mengikat air, memiliki daya emulsi, pembentuk gel, pembentuk
lapisan film, pembentuk adonan, dan pengental.
Kacang
kedelai
mempunyai
rasa
langu
karena
keberadaan
enzim
lipoksigenase. Enzim ini umumnya terdapat pada bagian lembaga pada kacang-kacangan.
Kacang kedelai mempunyai aktivitas enzim lipoksigenase paling aktif daripada kacang tanah,
kacang hijau dan kacang merah (Ketaren, 1986). Enzim lipoksigenase mengkatalisa oksida
asam lemak tidak jenuh sehingga menjadi tengik dan tidak stabil selama penyimpanan.
Kacang kedelai mengandung asam lemak tidak jenuh sebesar 85% (Somaatmadja, 1964).
Pembentukan bau terjadi akibat aktivitas enzimatik dari lipoksigenase (Wolf, 1975).
d. Kacang Merah
Biji kacang merah merupakan bahan makanan yang mempunyai energi tinggi dan
sekaligus sumber protein nabati yang potensial, karena itu peranannya dalam usaha perbaikan gizi
sangatlah penting. Di samping kaya akan protein, biji kacang merah juga merupakan sumber
karbohidrat , mineral dan vitamin. Kandungan vitamin per 100 g biji adalah: vitamin A 30 SI,
thiamin/vitamin B1 0,5 mg, riboflavin/vitamin B2 0,2 mg, serta niasin 2,2 mg (Astawan,2009)
Kacang merah merupakan sumber mineral yang baik. Komposisi mineral per
100 gram kacang merah kering adalah fosfor (410 mg), kalsium (260 mg), mangan (194 mg),
besi (5,8 mg), tembaga (0,95 mg), serta natrium (15 mg). Kalsium sangat berguna untuk
menjaga kesehatan tulang, sedangkan besi untuk mencegah anemia. Tembaga yang terdapat
pada kacang merah berperan dalam beberapa kegiatan enzim pernafasan, yaitu sebagai
kofaktor bagi enzim pirosinase dan sitokron oksidase. Pirosinase mengatalisis reaksi oksidasi
piroksin menjadi pigmen melanin (pigmen gelap pada kulit dan rambut).
Mineral seng merupakan komponen penting dari beberapa enzim yang
berperan penting dalam tubuh, sedangkan kalium berfungsi menjaga keseimbangan natrium
di dalam darah untuk mencegah hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Kandungan fosfor
pada kacang merah dapat digunakan untuk pembentukan tulang dan gigi, serta penyimpanan
dan pengeluaran energi. Sedangkan magnesium merupakan aktifator enzim peptidase dan
enzim lain yang kerjanya memecah dan memindahkan gugus fosfat. Kandungan mangan pada
kacang merah juga sangat baik. Mangan merupakan kofaktor beberapa enzim penting
(Astawan,2009)
BAB III
METODOLOGI
3.1
10.00 WIB s/d. Bertempat di laboratorium kimia Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jambi Kampus Unja Pondok Meja.
3.2
blender, biuret, dan water bath. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kertas saring,
indikator pp, 0.1 N NaOH, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang kedelai, dan
susu sapi segar.
3.3
Prosedur Kerja
Diagram alir
Panaskan T = 80oC t
= 10 menit
Hancurkan
Tambahkan 0.1 N
NaCl
Diamkan
30
Saring dengan
kertas saring
Ambil 8 ml
substratnya
Tambahkan 2 ml
ekstrak enzim lipase
kasar
Inkubasi T = 37oC t
= 10 menit
Tambahkan 40 ml
alkohol dan 5 tetes
indikator pp
Titrasi dengan 0.1 N NaoH
(sampai berwarna merah
jambu)
Diagram alir
8 ml substrat susu
2 ml ekstrak enzim
40 ml alkohol tanpa
inkubasi
5 tetes indikator pp
DAFTAR PUSTAKA
Abigor, R.D., P.O.Uadia., T.A. Foglia, M.J, Hass, K. Scott dan B.J. Savary. (2002). Partial
and Properties of Lipase from Germaning Seeds of Jatropha curcas, L. J. Am
Oil.Chem.Soc, 79: hal.1123-1126.
Astawan, M. 2009. Departemen Teknologi Pangan Dan Gizi IPB.
Gaman, P. M. and K. B Sherington. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Edisi kedua. Diterjemahkan oleh Ir. Murdijati Gardjito, dkk.
Yogyakarta: UGM Press.
Montgomery et al. 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi. Kasus, Jilid 7. Edisi
keempat. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Nishio, T., T. Chikano, and M. Kamimura. 1987. Triacylgliserol dalam Enzyme Handbook
Springer-Verlag, Berlin.
Patty, Jacob Richard. 1994. Tanggap Tiga Varietas Kacang Hijau terhadap Perubahan
Kandungan Air Tanah. Tesis. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Somaatmadja. 1964. Kedelai. Publitbang Tanaman Pangan. IPB Press: Bogor.
Slamet DS, Taswotjo. 1980. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya: Jakarta.
Woodroof, J., G.1983. Peanut. The AVI Publishing Company, Inc: Westport, Connecticut.
Wolf, W.J. 1975. Lipoxygenase and Flavor of Soybean Protein Products. J. Agr. Food Chem.
23 : 136-139.