Disusun Oleh :
Abdul Rohman / F14130005
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr
PENDAHULUAN
Kalibrasi merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi
dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu. Secara umum akurasi sebuah alat ukur
ditentukan dengan cara kalibrasi pada saat kondisi operasi tertentu dan dapat
diekspresikan dalam bentuk plusminus atau presentasi dalam skala tertentu.
Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas yang berbedabeda, tergantung pada akurasinya.
Kalibrasi menurut ISO atau IEC 17025 adalah serangkaian kegiatan yang
dapat membentuk hubungan antara nilai yang dihasilkan oleh instrumen ukur atau
sistem pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai
yang sudah diketahui, yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi
tertentu (Hadi Anwar 2007).
Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah 1) mencapai ketertelusuran
pengukuran, 2) hasil pengukuran dapat dikaitkan sampai ke standar yang lebih
tinggi atau teliti (standar primer nasional atau internasional), melalui rangkaian
perbandingan yang tak terputus, 3) menentukan deviasi (penyimpangan)
kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu instrumen ukur dan 4) menjamin
hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Moisture tester merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
pengukuran kadar air bahan. Sebagai alat ukur perlu dilakukan kalibrasi secara
berkala untuk menjamin hasil ukur sesuai dengan kondisi bahan yang diukur. Pada
praktikum ini akan digunakan alat pengukuran dengan jenis kapasitansi dan
tahanan. Untuk jenis kapasitansi yang akan digunakan adalah 1. Kett moisture
tester, 2. Crown tester, sedangkan alat dengan jenis tahanan adalah Grain moisture
tester.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kadar air dengan alat ukur
2. Mahasiswa mampu melakukan kalibrasi alat ukur kadar air menggunakan
metode oven
Alat dan Bahan
Peralatan
:
1. Oven
4. Timbangan analitik
2. Desikator
5. Kett moisture tester
3. Cawan
6. Crown mositure tester
Bahan
:
1. Gabah kadar air rendah (13-17%)
2. Gabah kadar air tinggi (20-30%)
METODELOGI
A. Prosedur Kerja (Umum)
Mulai praktikum
N
o
Pisahkan terlebih
dahulu gabah kadar
air rendah dan
Yes
Bersihkan gabah dari kotoran
(benda asing dan gabah hampa)
Bersihkan alat
Selesai
Mulai praktikum
Selesai
Selesai
Masukkan ke alat dan putar arah kanan sampai tidak dapat diputar lagi
Selesai
Mulai praktikum
Pilih D untuk bahan dry dan pilih W untuk bahan yang wet
rataan
(%bb)
12,60
14,83
15,53
18,17
3. Nama Bahan
: Gabah
Kelompok Kadar Air : Rendah dan tinggi
Metode
: Langsung
Alat Ukur
: Kett Moisture Tester
Tabel 3. Data Pengukuran Menggunakan Kett Moisture Tester
ulangan 1 ulangan 2
ulangan 3
rataan
Jenis Bahan
(%)
(%)
(%)
(%bb)
A (13%)
12,5
12,5
12,7
12,57
B (16%)
14,3
14,4
14,2
14,30
C (18%)
15,4
15,4
15,8
15,53
D (21%)
19,00
19,00
19,00
19,00
B. Metode Primer
4. Nama Bahan
: Gabah
Kelompok Kadar Air : Rendah dan tinggi
Metode
: Langsung
Alat Ukur
: Oven Tipe Isuzu
Tabel 4. Data Pengukuran Menggunakan Oven Tipe Isuzu
berat
berat
bahan
berat berat
Jenis
no
akhir +
cawan +cawan
awal akhir
bahan cawan
cawan
(g)
(g)
(g)
(g)
(g)
66
2,33
7,41
6,69
5,08
4,36
A
80
2,35
7,31
6,75
4,96
4,40
(13%)
2,27
7,85
7,21
5,58
4,94
67
2,25
7,51
6,80
5,26
4,55
79
B
2,22
7,22
6,55
5,00
4,33
70
(16%)
2,15
7,17
6,49
5,02
4,35
59
2,11
7,46
6,69
5,35
4,58
76
C
2,12
7,12
6,41
5,00
4,29
77
(18%)
2,16
7,77
6,96
5,61
4,81
60
2,16
7,70
6,65
5,54
4,49
78
D
2,24
7,22
6,28
4,98
4,04
68
(21%)
2,26
7,71
6,69
5,44
4,43
69
kadar air
(%bb)
Rataan
(%bb)
14,17
11,28
11,47
13,50
13,30
13,41
14,39
14,25
14,40
18,95
18,92
18,64
14
12
Oven
10
8
6
4
2
0
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
12,31
13,40
14,34
18,84
16
14
12
Oven
Crown Tester
10
8
6
4
2
0
12
13
14
15
16
17
18
19
Crown Tester
Gambar 2. Grafik kalibrasi alat Crown Tester
14
12
Oven
10
8
6
4
2
0
12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pembahasan
Kadar air benih merupakan selisih bobot benih sebelum dan sesudah
pengeringan dibagi bobot sebelum pengeringan (Justice dan Bass 2002 dalam
Saadiyah 2008). Metode yang paling umum digunakan untuk mengukur kadar air
benih adalah metode langsung, yaitu benih dikeringkan dalam oven. Prinsip dalam
metode oven yaitu air dalam benih dihilangkan dengan cara pengeringan dalam
suhu dan waktu tertentu. Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar air
dengan menggunakan alat dengan metode primer dan metode sekunder. Metode
primer dengan menggunakan oven yang akan dijadikan acuan kalibrasi alat
pengukuran kadar air. Metode sekunder dengan menggunakan alat Grain Moisture
Tester, Crown Tester, dan Kett Moisture Tester.
Dari tabel data diatas didapatkan hasil pengukuran kadar air rendah dalam
%bb menggunakan oven adalah 12.31% dan 14.30%, untuk kadar air tinggi
14.34% dan 18.84%. Data untuk kadar air rendah menggunakan Grain moisture
tester dalam %bb sebesar 10.93% dan 13.43%, untuk kadar air tinggi 14.30% dan
17.67%. Sedangkan data hasil pengukuran kadar air rendah menggunakan Crown
Moisture Tester dalam %bb adalah 12.60% dan 14.83%, untuk kadar air tingginya
15.53% dan 18.17%. Pengukuran dengan alat Kett Moisture Tester untuk kadar air
rendah sebesar 12.57% dan 14.30%, sedangkan untuk kadar air tinggi 15.53% dan
19.00%. Hasil pengukuran dari ketiga alat didapatkan kadar air yang paling dekat
nilainya dengan metode oven menggunakan Kett Moisture Tester, sedangkan yang
sedikit menyimpang dari hasil kalibrasi adalah menggunakan Grain Moisture
Tester.
Dari grafik kalibrasi alat Grain Moisture Tester didapatkan persamaan
y=0,9946x+0,7155 R = 0,9337, untuk kalibrasi Crown Tester didapatkan
persamaan y=1,194x - 3,5248 R= 0,9131, dan Kett Moisture Tester didapatkan
persamaan y=1,0392x-1,2292 R= 0,9712. Dari persamaan regresi linear dapat
disimpulkan alat yang paling teliti kalibrasinya adalah Kett Grain Moisture Tester,
karena nilai korelasi garis regresi sebesar 98.5%. Sedangkan hasil kalibrasi yang
nilainya paling rendah dari ketiga alat yang digunakan adalah alat Crown Tester
yang memiliki nilai korelasi 95.5%, hal ini terjadi karena pada saat pengukuran
bahan yang dimasukan ke sampel saucher tidak merata, bahan tidak sengaja
tersentuh oleh tangan, dan kurang di tekan ketika dimasukan ke dalam alat. Teliti
atau tidaknya alat yang digunakan dapat diketahui dari nilai korelasinya, dengan
memperhatikan nilai korelasi regresi yang mendekati 100% menandakan bahwa
alat yang digunakan akurat, begitu pun sebaliknya jika nilai korelasi regresi jauh
dari 100% menandakan bahwa alat yang digunakan kurang teliti, sehingga harus
dilakukan kalibrasi untuk memperbaiki ketelitian alat tersebut. Pengukuran yang
baik jika nilai korelasinya lebih dari 95%. Dilihat dari nilai korelasi masing-
masing alat, semua alat yang digunakan memiliki ketepatan dan ketelitian yang
sangat baik.
KESIMPULAN
Pengukuran kadar air dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
primer dan metode sekunder. Penggunakan oven digunakan untuk mengkalibrasi
alat ukur lain, yang berfungsi untuk mengetahui hubungan kadar air bahan yang
diukur dengan menggunakan metode primer dan sekunder. Metode sekunder
dengan menggunakan grain moisture tester, crown tester, dan kett moisture tester
yang akan dikalibrasi oleh metode oven. Ketiga alat yang digunakan, memiliki
ketepatan dan ketelitian yang sangat baik karena memiliki nilai korelasi lebih dari
95%. Dari hasil pengukuran alat yang paling teliti adalah Kett Moisture Tester
dengan nilai korelasi 98.5%.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Hadi.2007.Pemahaman dan penerapan: 2005: persyaratan umum
kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi. Jakarta
(ID): Gramedia.
Saadiyah, P F. 2008. Teknik Pengukuran Kadar Air Benih Jarak Pagar
(Jatropha curcas Linn.) dengan Menggunakan Metode Langsung dan
Tidak Langsung. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
LAMPIRAN
Gambar 6. Timbangan