Anda di halaman 1dari 10

Anti Anxietas

Obat anti anxietas sering disebut juga Psychloptics<Minortranqulizers, Anxyolitics. Obat yang
digunakan untuk pengobatan anxietas ialah sedative, atau obat-obat yang secara umum memiliki
sifat yang sama dengan sedative. Secara umum anti anxietas dibagi menjadi dua golongan utama
yaitu benzodiazepam dan non benzodiazepam.

A. Benzodiazepam
Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-kloro-1,3dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on. Merupakan senyawa Kristal tidak
berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air. Secara umum , senyawa aktif
benzodiazepine dibagi kedalam empat kategori berdasarkan waktu paruh eliminasinya,
yaitu :
1. Benzodiazepin ultra short-acting
2. Benzodiazepin short-acting, dengan waktu paruh kurang dari 6 jam. Termasuk
didalamnya triazolam, zolpidem dan zopiclone.
3. Benzodiazepin intermediate-acting, dengan waktu paruh 6 hingga 24 jam. Termasuk
didalamnya estazolam dan temazepam.
4. Benzodiazepin long-acting, dengan waktu paruh lebih dari 24 jam. Termasuk
didalamnya flurazepam, diazepam dan quazepam.
MEKANISME KERJA
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA.
Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan
yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus dan dalam
otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat
korelasi tinggi antara aktivitas farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya
pada tempat ikatan. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap
reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan
aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan
lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida
menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel
untuk dirangsang berkurang.1
1. Long Acting (Diazepam)
PROFIL FARMAKOKINETIKA
Waktu paruh Diazepam 20-40 jam, DMDZ 40-100 jam. Tergantung pada variasi
subyek. Waktu paruh meningkat pada mereka yang lanjut usia dan bayi neonatus serta
penderita gangguan liver. Perbedaan jenis kelamin juga harus dipertimbangkan.
a. Volume Distribusi : Diazepam dan DMDZ 0,3-0,5 mL/menit/Kg. Juga meningkat pada
mereka yang lanjut usia.

b. Waktu untuk mencapai plasma puncak : 0,5 2 jam.


c. Distribusi dalam Darah : Plasma (perbandingan dalam darah) Diazepam 1,8 dan DMDZ
1,7.Ikatan Protein : Diazepam 98 99% dan DMDZ 97%. Didistribusi secara luas.
Menembus sawar darah otak. Menembus plasenta dan memasuki ASI.
d. Jalur metabolisme : Oksidasi
e. Dimetabolisme terutama oleh hati. Beberapa produk metabolismenya bersifat aktif
sebagai depresan SSP.
f. Metabolit klinis yang signifikan : Desmetildiazepam (DMDZ) , temazepam &
oksazepam.
PENGGUNAAN TERAPI
Indikasi
Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah
yang berlebihan, diazepam juga dapat diinginkan untuk gemeteran, kegilaan dan dapat
menyerang secara tiba-tiba. Halusinasi sebagai akibat mengkonsumsi alkohol. diazepam
juga dapat digunakan untuk kejang otot, kejang otot merupakan penyakit neurologi.
dizepam digunakan sebagai obat penenang dan dapat juga dikombinasikan dengan obat
lain.
Kontraindikasi
1. Hipersensitivitas
2. Sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain
3. Pasien koma
4. Depresi SSP yang sudah ada sebelumnya
5. Nyeri berat tak terkendali
6. Glaukoma sudut sempit
7. Kehamilan atau laktasi
8. Diketahui intoleran terhadap alkohol atau glikol propilena (hanya injeksi)
EFEK SAMPING & PERHATIAN
Efek Samping
Sebagaimana obat, selain memiliki efek yang menguntungkan diazepam juga memiliki
efek samping yang perlu diperhatikan dengan seksama. Efek samping diazepam memiliki
tiga kategori efek samping, yaitu :
1. Efek samping yang sering terjadi, seperti : pusing, mengantuk
2. Efek samping yang jarang terjadi, seperti : Depresi, Impaired Cognition
3. Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,
angioedema, behavioral disorders, blood dyscrasias, blurred vision, kehilangan
keseimbangan, constipation, coordination changes, diarrhea, disease of liver, drug
dependence, dysuria, extrapyramidal disease, false Sense of well-being, fatigue, general
weakness, headache disorder, hypotension, Increased bronchial secretions, leukopenia,
libido changes, muscle spasm, muscle weakness, nausea, neutropenia disorder,

polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder, sialorrhea, skin rash, sleep automatism,
tachyarrhythmia, trombositopenia, tremors, visual changes, vomiting, xerostomia.
Perhatian
Peringatan peringatan yang perlu diperhatikan bagi pengguna diazepam sebagai berikut
1. Pada ibu hamil diazepam sangat tidak dianjurkan karena dapat sangat berpengaruh pada
janin. Kemampuan diazepam untuk melalui plasenta tergantung pada derajat relativitas
dari ikatan protein pada ibu dan janin. Hal ini juga berpengaruh pada tiap tingkatan
kehamilan dan konsentrasi asam lemak bebas plasenta pada ibu dan janin. Efek samping
yang dapat timbul pada bayi neonatus selama beberapa hari setelah kelahiran disebabkan
oleh enzim metabolism obat yang belum lengakp. Kompetisi antara diazepam dan
bilirubin pada sisi ikatan protein dapat menyebabkan hiperbilirubinemia pada bayi
neonatus.
2. Sebelum menggunakan diazepam harap kontrol pada dokter terlebih dahulu.
3. Jika berusia diatas 65 tahun dosis yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat
membahayakan jiwa pasien tersebut. Usia lanjut dapat mempengaruhi distribusi,
eliminasi dan klirens dari benzodiazepine.
4. Obat ini tidak diperbolehkan diminum pada saat membawa kendaraan karena obat ini
menyebabkan mengantuk.
5. Pada pasien yang merokok harus konsultasi pada dokter lebih dahulu sebelum
menggunakan diazepam, karena apabila digunakan secara bersamaan dapat menurunkan
efektifitas diazepam.
6. Jangan menggunakan diazepam apabila menderita glukoma narrowangle karena dapat
memperburuk penyakit
7. Katakan pada dokter jika memiliki alergi.
8. Hindarkan penggunaan pada pasien dengan depresi CNS atau koma, depresi pernafasan,
insufisiensi pulmonari akut,, miastenia gravis, dan sleep apnoea
9. Hati-hati penggunaan pada pasien dengan kelemahan otot serta penderita gangguan hati
atau ginjal, pasien lanjut usia dan lemah.
10. Diazepam tidak sesuai untuk pengobatan psikosis kronik atau obsesional states.

INTERAKSI OBAT
1. Alkohol, antidepresan, antihistamin dan analgesik opioid pemberian bersama
mengakibatkan depresi SSP tambahan.
2. Simetidin, kontrasepsi oral, disulfiram, fluoksetin, isoniazid, ketokonazol, metoprolol,
propoksifen, propranolol, atau asam valproat dapat menurunkan metabolisme diazepam,
memperkuat kerja diazepam.
3. Dapat menurunkan efisiensi levodopa.
4. Rifampicin atau barbiturat dapat meningkatkan metabolisme dan mengurangi efektifitas
diazepam.
5. Efek sedatifnya dapat menurun karena teofilin.
6. Ikatan plasma dari diazepam dan DMDZ akan direduksi dan konsentrasin obat yang
bebas akan meningkat, segera setelah pemberian heparin secara intravena.
7. Diazepam yang diberikan secara oral akan sangat cepat diabsorbsi stelah pamberian
metoclorpropamida secara intravena. Perubahan motilitas dari gastrointestinal juga
memberikan pengaruh terhadap proses absorbsi.
8. Benzodiazepin tidak digunakan bersamaan dengan intibitor protease-HIV, termasuk
alprazolam, clorazepate, diazepam, estazolam, flurazepam, dan triazolam.
RUTE & DOSIS PEMBERIAN
Antiansietas, Antikonvulsan.
1. (Dewasa) : 2-10 mg 2-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat sekali sehari.
2. (anak-anak > 6 bulan) : 1-2,5 mg 3-4 kali sehari.
3. 3. IM, IV (Dewasa) : 2-10 mg, dapat diulang dalam 3-4 jam bila perlu.
TOKSISITAS
Efek toksis dapat terjadi bila konsentrasi dalam darah lebih besar dari 1,5 mg/L; kondisi fatal
yang disebabkan oleh penggunaan tunggal diazepam jarang ditemukan, tetapi dapat terjadi bila
konsentrasi dalam darah lebih besar dari 5 mg/L.

2. Medium Acting (Clobazam)


Clobazam adalah 7-kloro-1 ,5-dihidro-1-metil-5-fenil-1 ,5-benzodiazepine-2, 4
(3H)-dione. Ini adalah bubuk kristal putih, sangat sedikit larut dalam air dan bebas larut
dalam alkohol.
Farmakokinetik
1. Setelah oral penyerapan yang cepat dan bioavailabilitas setidaknya 90%.
Administrasi seiring alkohol
2. bioavailabilitas meningkat hingga 50%. Ada interindividual ditandai variabilitas
di puncak konsentrasi
3. plasma, yang dapat terjadi waktu 0,25 hingga 4 jam. Setengah penghapusan
hidup adalah sekitar 20 jam,
4. sekali lagi, dengan ditandai variasi. Clobazam terutama dimetabolisme oleh hati.
Ini memiliki 2 metabolit
5. utama, N-desmethyl-clobazam dan 4'-hydroxyclobazam, mantan yang aktif. Ndesmethyl-clobazam mencapai
6. konsentrasi plasma maksimal setelah 24 sampai 72 jam. Itu paruh eliminasi
sekitar 50 jam. Clobazam adalah
7. sangat terikat protein (90%).
8. Pada pasien dengan gangguan hepatik setengah-hidup berkepanjangan. Pada
pasien dengan gagal ginjal
9. tingkat plasma Clobazam berkurang, mungkin karena gangguan penyerapan.
Indikasi
1. Clobazam diindikasikan untuk pengobatan jangka pendek (kurang dari 4 minggu)
dari kegelisahan dan sebagai tambahan dalam pengobatan jenis tertentu epilepsi

Dosis
Biasa dosis terapeutik (dalam kecemasan) adalah 20mg setiap hari, dianjurkan
maksimal 30mg. Dosis terapeutik yang biasa dalam epilepsi lebih tinggi,
biasanya maksimal 60mg sehari-hari (dosis terbagi).
Dosis Dan Cara Penggunaan ::
Dewasa: 20 - 30 mg / hari, dalam dosis terbagi
Penderita dengan usia lanjut: 10

- 15 mg / hari

Anak- anak usia 3 - 15 tahun: 5

- 10 mg / hari

Kontraindikasi
a. Hal ini kontraindikasi pada orang-orang yang sangat peka terhadap Clobazam,
pada mereka dengan histroy dari
b. ketergantungan obat atau alkohol, di myasthenia gravis, kegagalan pernafasan
yang parah dan tidur obstruktif
c. apnoea. Hal ini juga kontraindikasi pada kegagalan hepatik berat (risiko
menimbulkan ensefalopati) dan dalam
d. kehamilan dan menyusui.
Efek Samping
1. Anterograde amnesia bahkan dapat terjadi dengan dosis terapi, tampaknya ini lebih
mungkin pada orang tua.
2. Over-sedasi dan efek mabuk sering dilaporkan bersama dengan reaksi berkurang kali
(pasien seharusnya tidak
3. mengemudi atau mengoperasikan mesin-mesin berat).
4. Common: Kebingungan, mulut kering, sembelit, sakit kepala, anoreksia, mual, pusing,
kelemahan otot, ataksia dan getaran

Interaksi Obat
1. Bila diberikan bersamaan dengan asam Valproat, dapat meningkatkan kadar plasma
asam Valproat.
2. Penggunaan bersama Carbamazepine dan Phenitoin dapat meningkatkan metabolisme
Clobazam menjadi N-desmethyl Clobazam.
3. Metabolisme oksidasi Clobazam dapat mempengaruhi disulfiram atau cimetidine
menghasilkan kenaikan kadar plasma Benzodiazepine.
4. Efek antikolinergik obat-obat lain, termasuk atropin dan obat-obat sejenisnya,
antihistamin dan antidepresan dapat diperkuat.
5. Penderita harus diingatkan kemungkinan adanya interaksi, terutama dengan alkohol,
seperti bioavailabilitas Clobazam dapat meningkat 50%.
6. Penggunaan Clobazam bersama-sama dengan analgesik narkotik, meningkatkan
kemungkinan Euphoria, hal ini dapat meningkatkan ketergantungan secara psikis.
7. Efek muscle relaxants dan Nitrous oxide akan ditingkatkan Clobazam.

Peringatan Dan Perhatian


a. Dapat menimbulkan gangguan dalam mengemudi atau mengoperasikan mesin terutama
apabila diminum bersama alkohol.
b. Hati-hati diberikan pada penderita dengan kelainan organik pada gangguan psikovegetatif
dan psikosomatik.
c. Hati-hati diberikan pada penderita ketergantungan obat.
d. Penghentian pengobatan setelah penggunaan Clobazam dosis terapi harus dilakukan
secara bertahap.
e. Pada umumnya, Benzodiazepine diberikan hanya untuk jangka waktu pendek (2 - 4)
minggu, penggunaan Clobazam dalam jangka panjang dan terus menerus tidak
dianjurkan.
f. Penggunaan pada lanjut usia atau penderita yang sangat lemah, dosis harus dibatasi
dalam jumlah efektif terkecil, untuk mengurangi kemungkinan jatuh karena mengantuk,
pusing dan limbung.
g. Hipotensi: walaupun hipotensi jarang terjadi, Clobazam harus diberikan dengan hati-hati
pada penderita yang bila terjadi penurunan tekanan darah dapat timbul komplikasi
kardiak atau serebral. Hal ini penting terutama pada penderita lanjut usia.
h. Epilepsi: apabila Benzodiazepine diberikan pada penderita dengan gangguan konvulsi,
ada kemungkinan bahwa frekuensi dan/atau beratnya seizure dapat meningkat sehingga
diperlukan penyesuaian obat antikonvulsan.
i. Amnesia: biasanya anterograde tetapi kadang-kadang meningkat tergantung dari
pemberian obat sebelumnya, keadaan ini sering dilaporkan setelah pemberian
Benzodiazepine secara parenteral dan lebih jarang terjadi pada pemberian oral.
j. Reaksi paradoksikal: pada penggunaan Clobazam reaksi seperti marah, stimulasi,
eksitasi, dapat terjadi namun jarang, apabila ada indikasi tersebut hentikan pengobatan.
k. Adenoma tiroid: peningkatan adenoma tiroid telah diamati pada tikus selama 2 tahun.
l. Intoksikasi akut dengan obat-obat depresan SSP: Clobazam dapat mempotensiasi efek
dari obat-obat depresan SSP, oleh karena itu pemberian Clobazam harus dengan hati-hati
pada kasus intoksikasi alkohol, hipnotik, analgesik, neuroleptik, antidepresan dan litium.
m. Kelemahan otot, ataxia: pada penderita yang sebelumnya ada kelemahan otot atau spinal
atau cerebral ataxia, diperlukan pengamatan khusus dan pengurangan dosis.
n. Glaukoma: pengobatan harus diberikan hati-hati pada penderita dengan glaukoma sudut
sempit akut.
o. Gagal fungsi ginjal/hati dan diskrasia darah: penderita dengan gagal fungsi ginjal atau
hati, penggunaan terapi Benzodiazepine harus hati-hati dan dianjurkan penurunan dosis.
p. Depresi, psikosis dan schizophrenia: Clobazam tidak dianjurkan sebagai terapi utama
untuk penderita depresi dan psikosis.

3.Short Acting (Alparazolam)


Alprazolam sebagai derivat triazole dari 1.4 benzodiazepin adalah suatu antidepresi,
antipanik dan antiansietas.
Indikasi :
a. Antiansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas
b. Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi
c. Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik dengan atau tanpa
agoraphobia
Dosis dan Cara Pemakaian :
a. Untuk keadaan ansietas dosis diberikan mulai dari 0.75 mg - 1.5 mg dalam terapi. Dosis
lazim 0,5 mg sehari dan terbagi dalam beberapa dosis
b. Untuk keadaan gangguan panik dosis diberikan mulai 0.5 mg - 1 0 mg diberikan saat
menjelang tidur atau 0.5 mg sehari 3 kali
c. Untuk pasien lanjut usia dosis diberikan mulai 0.5 mg - 0.75 mg, dalam dosis terbagi.
Dosis lazim diberikan 0.5 mg - 0.75 mg sehari dalam dosis terbagi, dapat ditambah
sesuai kebutuhan dan toleransi tubuh
Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap benzodiazepin, penderita glaukoma sudut
sempit akut, penderita insufisiensi pulmonari akut
Efek Samping :
a. Yang sering terjadi: drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan
b. Yang jarang terjadi: perubahan berat badan, nervousness, gangguan memori/amnesia,
gangguan koordinasi, gangguan gastrointestinal dan manifestasi autonomik,
pandangan kabur, sakit kepala, depresi, insomnia tremor
c. Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi: stimulasi, agitasi, kesulitan
berkonsentrasi, konfusi, halusinasi, peningkatan tekanan intraocular
d. Pernah dilaporkan pada penggunaan benzodiazepin ansiolotik, seperti : distonia,
iritabilitas, anoreksia, fatique, gangguan bicarajaund/'ce lemah otot, gangguan libido,
irregularitas menstruasi, inkontinensia, retensi urin dan abnormal fungsi hati.

Peringatan dan Perhatian :


a. Pasien-pasien dengan kecenderungan ketergantungan obat dan alkohol harus diberikan
dengan sangat hati-hati, karena dapat meningkatkan resiko ketergantungan
b. Tidak dianjurkan untuk pasien dengan diagnosa utama schizophrenia
c. Seperti obat-obat CNS lainnya, pasien yang menggunakan Alprazolam tidak dianjurkan
mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
d. Tidak boleh digunakan pada wanita hamil atau menyusui.
e. Penggunaan Alprazolam belum dipastikan pada depresi yang disertai psikiatri, pada
gangguan bipolar atau pada depresi 'endogeneous' (seperti pada pasien depresi berat).
f. Dianjurkan untuk memberikan dosis efektif terkecil untuk menghindari berkembangnya
ataksia atau sedasi yang berlebihan
g. Hati-hati pemberian obat ini pada pasien gangguan fungsi ginjal dan hati, insufisiensi
pulmonari kronik.
h. Keamanan dan efektifitas penggunaan pada anak-anak di bawah 18 tahun belum
diketahui dengan pasti
Interaksi Obat :
Golongan benzodiazepin termasuk Alprazolam dapat meningkatkan efek CNS depresan
bila digunakan bersamaan dengan obat-obat psikotropik lain, antikonvulsan, antihistamin, etanol
dan obat-obat lain yang mempunyai efek CNS depresan
B. Non Benzodiazepam (BUSPIRON)
Buspiron merupakan contoh dari golongan azaspirodekandion yang potensial
berguna dalam pengobatan anxietas. Aktifitas buspiron tidak memperlihatkan aktivitas
GABA-ergik dan antikonvulsi, interaksi dengan antidepresi susunan saraf pusat
mininmal. Bspiron merupakan antagonis selektif reseptor serotonin potensi antagonis
dopaminergic rendah, sehingga resiko menimbulkan efek samping ekstrapiramidal pada
dosis pengobatan anxietas kecil. Obat ini tidak efektif untuk panic disorder. Efek
antianxietas baru timbul setelah 10-15 hari dan bukan antianxietas untuk penggunaan
akut. Tidak ada toleransi silang antara buspiron dengan benzodiazepam sehingga kedua
obat tidak dapat saling menggantikan.

DAFTAR PUSTAKA

A, Wawaimuli, Gan,S. 2007. Farmakologi dan Terapi Ed.5. Jakarta :FKUI. Hal 169-71.
Ernst Mutschler, 1986, Dinamika Obat ; Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan), ITB,
Bandung.
Alfred Goodman Gilman, 2006, Goodman & Gilmans The Pharmacological Basis of
Therapeutics 11th Edition (electronic Version), Mc-Graw Hill Medical Publishing Division, New
York.
Mentalhealth.2012. Diazepam, available from http://www.mentalhealth.com, diakses pada 20
November 2012.
Mentalhealth.2012. Clobazam, available from http://www. Mentalhealth.com doakses pada 20
November 2012
Mentalhealth.2012. Alparazolam, Available from http://www.Mentalhealth.com diakses pada 20
November 2012

Anda mungkin juga menyukai