Diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
disusun oleh:
NIM 1307101030235
NIM 1307101030244
NIM 1307101030156
NIM 1307101030160
NIM 1307101030230
Pembimbing:
dr. Hafni Andayani, M. Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayahNya, penulis telah menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat dan salam penulis
panjatkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari
alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun laporan dengan judul Penyakit Akibat Kerja dan Pencegahannya ini
diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada dr.Hafni
Andayani, M.Kes yang telah bersedia meluangkan waktu membimbing penulisan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan rekan-rekan yang telah
memberikan dorongan moril dan materil sehingga tugas ini dapat selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik di kemudian
hari. Semoga laporan kasus ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap pekerjaan di dunia ini hampir pasti tidak ada yang
pabrik,
pekerja
tambang,
maupun
pegawai
kantoran
tren
menurun,
namun
angka
tersebut
masih
beberapa
contoh
kasus
kecelakaan
kerja
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
Organization)
di
Linz,
Austria,
dihasilkan
definisi
b.
Getaran ( vibration )
Radiasi
Menurut
Keputusan
Presiden
Nomor
22
tahun
1993
kerja
(pasal
1).
Keputusan
Presiden
tersebut
termasuk
pneumokoniosis
dan
silikotuberkulosis,
penyakit paru dan saluran nafas akibat debu logam keras, penyakit
paru dan saluran nafas akibat debu kapas, vals, henep dan sisal
(bissinosis), asma akibat kerja, dan alveolitis alergika.
Pasal 2 Keputusan Presiden tersebut menyatakan bahwa
mereka yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan
kerja berhak memperoleh jaminan kecelakaan kerja. Keputusan
Presiden tersebut merujuk kepada Undang-Undang RI No 3 tahun
1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang pasal 1 nya
menyatakan bahwa
2.2
sekelompok
pekerja
berisiko
mendapatkan
kecelakaan
atau
jenis
banyak
Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika
Penyakit Asbestosis
Penyakit
Asbestosis
adalah
penyakit
akibat
kerja
yang
dengan
dahak.
Ujung-ujung
jari
penderitanya
akan
tampak
dengan
kesadaran
akan
keselamatan
dan
kesehatan
Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang
Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang
batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal
laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik
Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Masa inkubasi penyakit ini antara 2 4 tahun. Seperti halnya
penyakit
silicosis
dan
juga
penyakit-penyakit
pneumokoniosis
murni,
penyakit
silikoantrakosis
dan
penyakit
debu
batubara.
tuberkolosilikoantrakosis.
Penyakit
antrakosis
murni
disebabkan
menunjukkan
Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang
berupa
logam
murni,
oksida,
sulfat,
maupun
dalam
bentuk
beriliosis. Debu
dapat
timbul
pada
pekerja-pekerja
industri
yang
(dalam
bentuk
silikat)
dan
juga
mangan,
dapat
juga
atau tidak.
b. Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini.
Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah
esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya.
Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara
cermat dan teliti, yang mencakup:
1) Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penderita secara kronologis
2) Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
3) Bahan yang diproduksi
4) Materi (bahan baku) yang digunakan
5) Jumlah pajanannya
6) Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
7) Pola waktu terjadinya gejala
8) Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami
gejala serupa)
9) Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan
(MSDS, label, dan sebagainya)
c. Menentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan penyakit tersebut
Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung
pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika
dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal
tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika
dalam kepustakaan ada yang mendukung,
d. Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu,
maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti
lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat
menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
e.
f.
g.
2.4
a.
gejala Chronic
Obstructive
Pulmonary
Disease (COPD).
Penyakit Kulit
Pada
umumnya
tidak
spesifik,
menyusahkan,
tidak
pekerjaan.
Penting
riwayat
pekerjaan
dalam
Kerusakan Pendengaran
Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat
setiap
orang
rekomendasi
dengan
tentang
gangguan
pencegahan
pendengaran.
terjadinya
Dibuat
hilangnya
pendengaran.
d.
Kanker
Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker
Penyakit Liver
Sering di diagnosis sebagai penyakit liver oleh karena
Masalah Neuropsikiatrik
Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat
dengan
bahan
syndrome. Multiple
kimia
Chemical
2.4
Pencegahan
atau
lingkungan. Sick
Sensitivities (MCS),
mis:
building
parfum,
akibat
kerja
terhadap
pekerjaannya.
Kewaspadaan
dalam
agar
bekerja
bukan
menjadi
lahan
untuk
menuai
2.
2.
Pengendalian
administrative/organisasi:
4.
3.
Pencegahan Tersier
Early Diagnosis and Prompt Treatment
1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Surveilans
4. Pemeriksaan lingkungan secara berkala
5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
6. Pengendalian segera di tempat kerja
Kondisi fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja,
namun
dengan
bekerja
benar
teratur
bukan
berarti
dapat
2.
2.
Lakukan
cara
kerja
yang
sesuai
dengan
kemampuan fisik
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ada banyak penyakit akibat kerja dan kerugian akibat
Saran
3.2.1
Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk memahami tentang penyakit akibat kerja
dapat
melakukan
Bagi Institusi
edukasi,
pencegahan
dan
membangun
manajemen
yang
tepat
dan
memastikan
Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang penyakit
DAFTAR PUSTAKA
1. Djojodibroto,
R. Darmanto.1999. Kesehatan
Kerja
Di
2009.
Occupational Diseases.
Strategies
for
The
Labour
Prevention
of