Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sirup merupakan minuman yang sering kita jumpai. Sirup biasa digunakan
oleh masyarakat untuk ditambahkan pada es dan untuk minuman. Sirup terdesia
dalam banyak warna. Sirup yang biasa digunakan oleh pedagang es untuk
ditambahkan pada es adalah sirup yang berwarna merah. Para pedagang es
menggunkan sirup yang dibeli dalam bentuk kemasan. Ada juga pedagang es yang
membuat sirupnya sendiri. Banyak kasus yang terjadi pada masyarakat tentang
adanya pewarna sintetik berbahaya pada es yag biasa dijual dipinggir jalan dan di
sekolah-sekolah.
Bahan tambahan makanan menurut Peraturan Kementrian Kesehatn RI
No. 772/Menkes/Per/IX/88 No.1168/Menkes/Per/X/1999 adalah bahan yang
biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang
dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada
pembuatan, penglahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan
penyimpanan (Wisnu C, 2008).
Pewarna pada bahan pangan berdasarkan sumbernya terdapat 2 jenis
pewarna, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik. Pewarna alami adalah
pewarna yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang digunakan untuk pewarna
makanan. Menurut Joint fac/who Epert Committee on Food Additives (JECFA)
bahwa zat pewarna sintetik dapat digolongkan dalam beberapa kelas berdasarkan

rumus kimianya, yaitu azo, triatilmetana, quinolin, xanten, dan indigoid.


Penggolongan zat pewarna sintetik berdasarkan kelarutannya ada 2 macam, yaitu
dyes dan lakes. Pewarna sintetik adalah pewarna yang terbuat dari bahan kimia
(Wisnu C, 2008).
Para produsen dan pedagang makanan dan minuman terkadang
menyalahgunakan pemakaian zat warna untuk sembarang bahan pangan, misalnya
zat pewarna untuk tekstil dan kulit digunakan untuk mewarnai bahan pangan.
Penyalahgunaan pewarna timbul karena harga pewarna untuk industri jauh lebih
murah jika dibandingkan dengan harga pewarna untuk pangan dan juga
disebabkan oleh masyarakat yang tidak mengetahui mengenai zat pewarna pangan
karena zat pewarna untuk industri biasanya warnanya lebih menarik. Tetapi, para
produsen dan pedagang sirup yang ingin mengambil banyak keuntungan
melakukan kecurangan dan dengan sengaja menambahakan pewarna tekstil pada
proses pembuatan sirup walaupun mereka mengetahui bahaya pewarna tekstil
pada kesehatan seseorang jika mengkonsusmsi produknya tersebut.
Pewarna sintetik yang berbahaya dan sering terdapat pada makanan dan
minuman adalah rhodamin B dan methanil yellow. Rhodamin B adalah pewarna
sintetik berbentuk kristal merah terang dan memiliji sifat yang tidak mudah larut
dalam air. Rhodamin B merupakan salah satu pewarna yang dilarang
penggunaannya oleh Peraturan Menkes RI No. 722/Menkes/Per/XI/88 (Wisnu C,
2008). Rhodamin B terdapat pada makanan, minuman, dan kosmetik. Rhodamin
B jika ditambahkan pada suatu makanan, minuman, dan kosmetik menyebabkan
makanan, minuman, dan kosmetik berwarna merah. Rhodamin B termasuk

karsinogenik yang kuat. Rhodamin B jika dikonsumsi oleh manusia akan


menyebabkan suatu penyakit pada seseorang yang mengkonsumsinya.
Penyakit yang dapat timbul setelah seseorang mengkonsumsi rhodamin B
adalah menyebabkan gangguan fungsi hati, atau bahkan dapat menimbulkan
timbulnya kanker hati. Hasil dari suatu penelitian menyebutkan bahwa pada uji
terhadap mencit, rhodamin B menyebabkan terjadinya perubahan sel hati dari
normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi.
Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel yang
melakukan pinositosus) dan hiperkromatik dari nucleus, degenerasi lemak dan
sitolisis dari sitoplasma (Mutiara N, 2013).
Zat pewarna sintetik yang dilarang (rodhamin B dan methanil Yellow)
dapat dianalisa dengan metode kualitatif dengan cara kromatografi lapis tipis
(KLT). Metode kromatografi lapis tipis (KLT) memiliki kelebihan, yaitu.dapat
dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan
dapat dilaksanakan dengan lebih cepat (Adnan M, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah pada sirup yang terdapat pada es yang mengandung pewarna
rhodamin b ?
2. Apakah pada sirup kemasan terdapat mengandung pewarna rhodamin b ?
3. Berapa persentase sirup yang terdapat pada es yang mengandung pewarna
rhodamin b dari sampel ?
4. Berapa persentase sirup kemasan yang mengandung pewarna rhodamin b
dari sampel ?

1.3 Batasan Masalah


Sirup yang digunakan dalam pemeriksaan adalah sirup berwarna merah
terang.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1
1.4.2

Tujuan Umum
Untuk mengetahui sirup yang diduga mengandung pewarna rhodamin b.
Tujuan Khusus
1. Menganalisa pewarna yang terkandung dalam sirup yang terdapat pada
es.
2. Menganalisa pewarna yang terkandung dalam sirup kemasan.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan ilmu dari mata kuliah kimia amami mengenai
1.5.2

sirup yang mengandung rhodamin b.


Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya sirup yang

1.5.3

mengandung rhodamin b.
Bagi Institusi
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan diharapkan dari penelitian ini
dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa Analis Kesehatan dan bagi peneliti
selanjutnya.

TOPIK
1. Membandingkan persentase banyaknya sampel yang mengandun rhodamin b
dari sampel sirup yang terapat pada es dan sirup kemasan.
2. Mengidentifikasi adanya methanil yellow yang terdapat pada selai.
3. Mengidentifikasi adanya pemanis siklamat pada minuman ringan
4. Mengidentifikasi adanya methanil yellow yang terdapat pada bedak.

Anda mungkin juga menyukai