Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH RUMAH TANGGA TERHADAP KUALITAS

AIR DI OEPURA.

Lingkungan tempat kita hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kita.


Air sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk
hidup untuk hidup secara optimal. Namun, saat ini kualitas

air sangat

memprihatinkan akibat pencemaran.


Pencemaran air dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat
memprihatinkan. Sumber pencemaran air dapat berasal dari berbagai kegiatan antara
lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Berbagai kegiatan tersebut
merupakan kontribusi terbesar dari pencemar air yang dibuang ke air . Sumber
pencemaran air juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti banjir
lahar, sebagai akibat dari meletusnya gunung berapi. Dampak dari pencemaran air
tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas air, yang berdampak negatif
terhadap kesehatan manusia.
Pencemaran air merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus,
khususnya untuk daerah-daerah kota besar. Pencemaran air yang ada dapat berasal
dari pembuangan limbah pabrik dan juga limbah rumah tangga. Saat ini mulai
dilakukan upaya pemantauan pencemaran air. Dari hasil pemantauan tersebut
diketahui ada beberapa parameter yang cukup memprihatinkan, diantaranya: sampah
anorganik, seperti plastik, dan karet serta sampah anorganik menjadi penyebab yang
sangat vital terhadap berkurangnya kualitas air.
Pencemaran air akan terus berlangsung sejalan dengan laju pertumbuhan
ekonomi. Dengan semakin berkembangnya kehidupan ekonomi, masyarakat akan
semakin banyak menggunakan bahan-bahan kimia yang jika tidak disertai dengan
pengetahuan tentang efeknya terhadap lingkungan akan berakibat pada semakn
menurunnya kualitas air bersih.

Selain itu, kurangnya pengetahuan daur ulang

terhadap sampah plastik dan sampah organik lainnya juga akan menyebabkan sampah
plastik dan sampah organik terbengkalai yang pada akhirnya dibuang kesungai . Hal
ini memberikan kontribusi besar dalam menurunkan kwalitas air yang dapat
mengganggu kenyamanan, kesehatan dan bahkan keseimbangan iklim global.

Masalah yang diakibatkan oleh maraknya pencemaran air sudah terjadi di


beberapa negara di dunia. Di india seluruh warganya mengantungkan hidupnya pada
sungai gangga. Laporan terakhir pemerintah india menyatakan bahwa hampir 70 %
warga India tidak mempunyai akses untuk mendapatkan air bersih. Dan tak kurang
dari 1.000 anak meninggal setiap hari akibat menderita penyakit diare. Di China 90%
airnya telah terkontaminasi, akibatnya 500 juta orang kesulitan untuk mendapatkan air
bersih.
Di indonesia, juga ditemukan kasus pencemaran air. Limbah pabrik, yang
masuk ke sungai besar seperti sungai citarum mengakibatkan puluhan spesies ikan
mati dan membusuk. Hal yang sama juga terjadi di sungai mahakam, dimana akibat
penambangan batu bara, seluruh area sungai mahakam tercemar. Pencemaran sungai
mahakam berakibat pada berkurangnya pendapatan nelayan akibat banyaknya ikan
yang mati. Kurangnya ketersediaan air untuk kebutuhan sehari hari, bahkan laporan
terakhir menyebutkan bahwa sebagian besar warga yang tinggal di bantaran sungai
mahakam menderita kelainan pada kulit.
Masalah pencemaran air ini akan terus berlanjut seiring pertambahan jumlah
penduduk di dunia. Daerah perkotaan merupakan daerah yang paling banyak
terancam, sebab masyarakat akan cenderung menggunakan bahan bahan yang
memiliki nilai industry tinggi, sehingga apabila tidak di tangani secara baik akan
menyebabkan kerusakan pada lingkungan khususnya akses terhadap air bersih.
Gejala pencemaran air juga mulai muncul di Kota Kupang, khususnya air kali
Oepura. Kali oepura memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih, air mandi, dan
irigasi

untuk

persawahan

di

daerah

Maulafa,

akhir

akhir

ini

mulai

mengkhawatirkan. Air yang sangat di butuhkan masyarakat ini mulai dipenuhi oleh
sampah sampah baik sampah organik maupun sampah anorganik. Di lokasi
ditemukan banyak sekali botol plastik, kain maupun daun di dalam air, sehingga
mengeluarkan aroma tak sedap dari dalam air. Sampah sampah anorganik dan
sampah organik yang di buang oleh masyarakat di sekitar kali Oepura dan juga
merupakan sampah kiriman dari daerah dataran tinggi.

Gambar 1. Sampah yang terdapat dalam genangan air. Gambar 2. Tumpukan sampah
yang terdapat di pinggiran genangan.
Pencemaran air di Oepura diperparah lagi pembuangan limbah sabun dan
deterjen langsung kedalam air. Hal ini sangat memberikan pengaruh dan dampak yang
sangat buruk terhadap kualitas air. Sebab logam logam dan zat pembersih dari
deterjen dan sabun akan larut ke dalam air sehingga membunuh hewan hewan air
seperti ikan dan lain sebagainya. Selain membunuh hewan air maupun tanaman di air,
juga mengancam kesehatan masyarakat, sebab ditemukan fakta bahwa beberapa
anggota masyarakat yang sering menggunakan air tersebut untuk kebutuhan mandi
dan mencuci mengalami kelainan pada kulit, seperti kudis dan panu. Fakta lain yang
menunjukan gejala pencemaran adalah tumbuhnya tanaman eceng gondok, dimana
tanaman ini merupakan salah satu indikator pencemaran akibat logam berat, sebab
eceng gondok akan mengikat logam- logam yang larut didalam air.
Mengingat bahwa air merupakan suatu penunjang kesejahteraan masyarakat,
maka diharapkan kesadaran semua pihak untuk menjaga kualitas air, dengan cara
tidak membuang sampah ke kali atau selokan, serta tidak membuang limbah sabun
dan deterjen kedalam kali atau selokan. Pemerintah diharapkan untuk membuatkan
suatu peraturan khusus tentang air bersih, dan terus memberikan sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air. Pemerintah dalam hal ini dinas
kebersihan diharapkan agar tidak hanya mengangkut sampah yang ada di kota tetapi
juga di gang gang agar dapat di kelola dengan baik dan tidak mencemari
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai