+0)/
#&7&3&
J O H N
BEVERE
PENULIS BUKU LARIS
UMPAN IBLIS
Alec Bevere
Engkau telah mengatasi rintangan dan bangkit melampaui penderitaan.
Kehidupanmu sudah menjadi kesaksian akan kemurahan dan anugerah Allah.
Saya sangat bangga padamu dan akan mengasihimu selama-lamanya.
Daftar Isi
Pendahuluan - 7
1. Tak Kenal Menyerah - 9
2. Memerintah Dalam Hidup - 21
3. Sumber Kuasa - 35
4. Bagaimana Hidup Yesus - 47
5. Keunggulan - 61
6. Melihat atau Masuk - 83
7. Ada Siapa di Balik Masalah Kita - 103
8. Mempersenjatai Diri Anda - 125
9. Kuat Dalam Anugerah - 143
10. Senjata Kerendahan Hati - 151
11. Menanggalkan Beban- 167
12. Sadar Dan Berjaga-jaga - 187
13. Melawan Iblis - 201
14. Perlawanan Yang Paling Ampuh - 219
15. Doa Yang Tak Kenal Menyerah - 235
YL'DIWDU,VL
PENDAHULUAN
idak lama setelah saya mulai menulis buku ini, saya menonton
OP\DQJGHQJDQMHODVPHQJJDPEDUNDQSHQWLQJQ\DEHUVLNDSWDN
kenal menyerah. The Ghost and the Darkness dengan bintang
0LFKDHO'RXJODVGDQ9DO.LOPHUVHEXDKOPEHUGDVDUNDQNLVDK
yang terjadi pada akhir 1800-an.
Seorang insinyur militer cerdas bernama Patterson (Val Kilmer)
bekerja mengawasi pembangunan jembatan kereta api yang mem-
bentang di atas Sungai Tsavo di Uganda. Jembatan itu akan meluaskan
daya jangkau jalur kereta api Afrika Timur milik Inggris. Proyek itu
sudah tertunda penyelesaiannya ketika Patterson tiba di tempat.
Ia segera menemukan penyebabnya. Para pekerja menghilang.
Mereka lenyap dalam kegelapan malam, tidak pernah terlihat lagi.
Tidak lama kemudian Patterson mengetahui, ada dua singa pemakan
manusia yang berkeliaran di sekitar perkemahan pekerja. Untuk meng-
hentikan amukan mereka, ia memasang perangkap dan mencoba ber-
bagai metode, tetapi duo maut itu seakan mampu mencium setiap
gerakan Patterson dan mengelakkan jeratnya.
Ketika jumlah korban mencapai tiga puluh, jawatan kereta api
meminta bantuan pemburu Amerika, Charles Remington (Michael
Douglas). Kemampuannya dalam melacak dan memburu hewan liar
sangat terkenal, namun singa-singa itu masih saja memakan korban.
Malam demi malam mereka menyebar maut sampai para pekerja
beranggapan, singa-singa itu adalah roh jahat yang tidak mungkin
dihentikan. Saat jumlah korban melewati 130 orang, kepanikan dan
ketakutan mencekam orang-orang di perkemahan. Patterson dan
Remington menyaksikan tanpa daya saat seluruh tenaga kerja melari-
kan diri dengan naik kereta api yang melewati Tsavo.
Saat-saat yang menentukan inilah yang menggugah saya. Garis
batas ditarik dengan jelas. Di satu sisi, ada mandor pengecut yang
memompa rasa takut para pekerjanya dan membujuk mereka untuk
meninggalkan pekerjaan yang sudah mereka sepakati untuk mereka
selesaikan. Di sisi lain, ada tiga orangRemington, Patterson, dan
pembantu Pattersonyang menolak untuk mangkir dari tugas mereka
atau membiarkan ketakutan mengalahkan mereka.
Ketiga orang itu dibiarkan menghadapi monster licik itu. Mereka
7DN.HQDO0HQ\HUDK
airtugas yang berat, namun dapat dilakukan.
Perahu-perahu lain, yang lebih besar dan mewah dan
mengangkut banyak orang, sering melewatinya menuju hilir.
Orang-orang dalam perahu ini tertawa-tawa, minum-minum,
dan bersantai. Kadang-kadang mereka memandangi orang yang
berjuang melawan arus itu dan mengejeknya. Ia harus berjuang
untuk maju meter demi meter, sedangkan mereka nyaris tidak
perlu melakukan apa-apa untuk meluncur maju.
Setelah beberapa lama, orang itu menjadi capek berjuang
melawan arus. Letih dan patah semangat, ia akhirnya meletakkan
dayungnya. Selama beberapa saat ia masih mengarah ke hulu
karena adanya momentum, namun tak lama kemudian perahunya
berhenti sama sekali. Kemudian sesuatu yang menyedihkan dan
mengerikan terjadi: meskipun masih mengarah ke hulu, perahu
dayungnya mulai hanyut ke hilir mengikuti arus.
Orang itu segera melihat perahu besar lain. Perahu ini berbeda
dari perahu-perahu besar lainnya karenaseperti perahu
dayungnya sendiriperahu besar ini juga mengarah ke hulu,
namun mengalir ke hilir mengikuti arus. Perahu ini juga
mengangkut orang yang tertawa-tawa, bercengkerama, dan
bersantai. Karena perahu itu mengarah ke huluseperti arah
yang hendak ditujunyaia memutuskan untuk meloncat naik
dan bergabung dengan mereka. Mereka sekarang menjadi satu
kelompok yang anggotanya akrab satu sama lain. Tidak seperti
perahu besar lain yang menghadap dan mengalir ke hilir, perahu
ini menghadap ke hulu. Namun, menyedihkannya, perahu ini
terus mengalir ke hilir mengikuti arus.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
keinginan untuk memaksakan caramu sendiri, keinginan untuk
mendapatkan segala sesuatu bagi dirimu sendiri, keinginan
untuk terlihat pentingsama sekali tidak berhubungan
dengan Bapa. Hal itu justru memisahkan kamu dari Dia.
Dunia dan segala keinginan, keinginan, keinginannya sedang
menuju kebinasaantetapi siapa saja yang melakukan
keinginan Allah ditetapkan untuk hidup dalam kekekalan.
(1 Yohanes 2:16-17, MSG)
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HPHULQWDK'DODP+LGXS
PERNYATAAN BAKU
Pikirkanlah pernyataan baku yang kerap kita dengar selama bertahun-
tahun. Ketika situasi berkembang menjadi sulit, tidak menguntungkan,
merusak, dan bahkan mengancam nyawa, orang yang berniat baik sering
menghibur kita dengan pernyataan bahwa Allah memegang kendali.
Pernyataan ini menyiratkan bahwa tidak ada gunanya melawan
rintangan yang ada karena Allah, oleh karakter-Nya yang penuh kasih
dan baik, entah bagaimana akan mengubah semua permasalahan
menjadi kebaikan bagi kita karena Dialah yang mengendalikan segala
sesuatu.
Sesungguhnya, Allah menyerahkan kendali itu kepada kita. Nah,
sebelum Anda melemparkan buku ini, tolong simaklah penjelasan saya
dengan baik.
Di Mazmur kita membaca, Langit itu langit kepunyaan TUHAN,
dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia
(Mazmur 115:16). The Message menyatakannya sebagai, Langitnya
langit itu disediakan bagi Allah, tetapi Dia menempatkan kita untuk
memegang kendali atas bumi.
Siapa yang memegang kendali atas bumi? Kita!
Allah yang Mahakuasa adalah Pencipta yang berdaulat, dan
Dia memilih secara berdaulat untuk memberikan kepada manusia
kepemimpinan atas bumi dan perkara-perkara yang berlangsung di
dalamnya. Jika Allah mempertahankan kontrol-Nya atas bumi seperti
dipercayai banyak orang, maka ketika Adam mulai memetik buah
terlarang itu dan hendak memakannya, Allah akan turun tangan dan
menampar jatuh buah itu. Ada apa denganmu, Adam? seru Allah.
Tidakkah kau menyadari konsekuensi dari apa yang akan kaulakukan
itu? Tidakkah kau menyadari semua penderitaan, kesengsaraan,
penyakit, kelaparan, kemiskinan, pembunuhan, dan banyak perkara
lagi yang akan menimpamu dan keturunanmu? Belum lagi gempa
bumi, badai, puting beliung, wabah, kekeringan, dan ancaman binatang
liar? Tidakkah kamu mengerti bahwa seluruh alam akan merosot dan
rusak? Dan, yang paling penting, Aku harus mengutus Anak-Ku yang
tunggal untuk menanggung kematian yang mengerikan untuk dapat
menembus kembali umat manusia bagi diri-Ku?
Tetapi Allah tidak menahan Adam, karena Dia telah menyerahkan
bumi kepada manusia. Allah Pencipta kita yang penuh kasih tidak seperti
banyak orang yang memberikan otoritas dan kemudian mencabutnya
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HPHULQWDK'DODP+LGXS
7DN.HQDO0HQ\HUDK
RENCANA PENGAMBILALIHAN KEMBALI
0HPHULQWDK'DODP+LGXS
beliung masih merusak. Akan tetapi, ada Satu Pribadi yang memiliki
otoritas atas itu semua dan dapat membalikkan keadaan, dan Pribadi
itu adalah Kristus.
SIAPAKAH KRISTUS?
Jadi sekarang pertanyaan yang muncul adalah, Siapakah Kristus? Di
sinilah pikiran yang belum diperbarui kembali mencuri hak milik
anak-anak Allah. Ketika banyak orang berpikir tentang Kristus, mereka
hanya berpikir tentang Yesus Kristus, nyaris seakan-akan Kristus adalah
nama belakang-Nya. Orang-orang yang tulus ini hanya memikirkam
Raja Agung kita yang mati di kayu salib dan dibangkitkan. Ya, nama
Kristus memang mengacu pada Tuhan dan Juruselamat kita, namun
mari kita periksa apa yang dikatakan Firman Allah.
Paulus mengatakan, Saudara sekalian bersama-sama merupakan
tubuh Kristus dan masing-masing merupakan bagian yang khusus dan
penting (1 Korintus 12:27, FAYH). Kita orang-orang percaya, bersama-
sama, adalah tubuh Kristus. Kita masing-masing adalah anggota
tubuh yang vital. Yesus adalah kepala, kita tubuh-Nya; sesederhana
itu!
Secara pribadi, Anda memiliki sebuah kepala di atas pundak Anda,
namun Anda juga memiliki dua tangan, dua kaki, dua lutut, dua lengan,
dada, perut, hati, dua ginjal, dan seterusnya. Ketika Anda memikirkan
diri Anda, apakah Anda menganggap kepala Anda terpisah dan berbeda
dari tubuh Anda? Apakah Anda akan menyebut kepala Anda dengan
suatu nama dan tubuh Anda dengan nama lain? Tentu saja tidak.
Anda satu sosoksatu pribadi. Jika Anda melihat kepala saya, Anda
menyebutnya John Bevere. Jika kepala saya untuk sementara tertutup,
dan Anda hanya melihat tubuh saya, Anda masih akan menyebutnya
sebagai John Bevere. Kepala dan tubuh saya itu satu.
Begitu juga, kepala Kristus dan tubuh-Nya itu satu. Yesus adalah
kepala, dan kita bagian tubuh-Nya yang berbeda-beda, maka kita
adalah satu di dalam Kristus. Jadi, ketika Anda membaca Kristus di
dalam Perjanjian Baru, Anda perlu melihatnya bukan hanya sebagai
Dia yang mati di kayu salib, tetapi juga diri Anda sendiri. Itulah
sebabnya Kitab Suci berkata, Sebab Ia yang menguduskan dan mereka
yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu (Ibrani 2:11). Yesus
sendiri berdoa, Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi
juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HPHULQWDK'DODP+LGXS
OTORITAS KRISTUS
Sekarang setelah kita tahu bahwa kita adalah bagian dari Kristus,
marilah kita melihat apa arti pewahyuan ini sehubungan dengan taraf
kekuasaan dan otoritas yang kita miliki di dalam Dia. Dalam suratnya
kepada jemaat di Efesus, Paulus berdoa dengan sungguh-sungguh
agar setiap pengikut Kristus memahami betapa tak terukur dan tak
terbatas dan dahsyat keagungan kuasa-Nya (Efesus 1:19, AMP).
Kata-kata yang sangat jelas! Kata-kata yang menyiratkan keagungan
yang hebat! Apakah Anda sepakat bahwa Tuhan yang mulia itu
memiliki kekuasaan yang tidak terukur dan tidak terbatas? Apakah
Anda meneguhkan bahwa kuasa-Nya melampaui setiap keagungan,
setiap otoritas lain, dan setiap kuasa lain yang ada di alam semesta ini?
Saya yakin Anda akan mendukung pendirian ini tanpa ragu-ragu.
Akan tetapi, akankah Anda menerapkan pernyataan yang persis
sama dengan itu pada diri Anda sendiri? Lebih penting lagi, akankah
Anda sungguh-sungguh memercayainya? Jika tidak, Anda secara tidak
sengaja memisahkan diri Anda dari Kristus. Apakah Anda anggota
dari tubuh yang berbeda? Apakah Anda bukan anggota dari Kristus,
anggota dari tubuh-Nya? Anda mungkin berpikir, John Bevere,
sekarang kau sudah melangkah terlalu jauh! Namun benarkah? Untuk
melihat bahwa saya tidak berlebihan, mari kita lanjutkan dengan
membaca frasa berikutnya dalam ayat di atas, betapa tak terukur dan
tak terbatas dan dahsyat keagungan kuasa-Nya di dalam dan bagi kita
yang percaya (Efesus 1:19, AMP).
Paulus selalu mengacu pada kita. Mengapa? Sebagai orang yang
percaya kepada Kristus, Anda adalah bagian dari Kristus. Karena
itu, kuasa dahsyat yang Kristus miliki, Anda pun memilikinya!
Sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Apakah Anda
mempersilakan pernyataan ini meresap ke dalam hati Anda?
'HQJDQ PDVLK PHQJJXQDNDQ WHUMHPDKDQ $PSOLHG %LEOH PDUL
kita teruskan membahas doa Paulus bagi kita dalam kitab Efesus:
yang dinyatakan-Nya di dalam kekuatan-Nya yang perkasa,
yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah
kanan-Nya di surga. (Efesus 1:20)
Apakah Anda percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus disalibkan,
mati, dikuburkan, dibangkitkan dari antara orang mati, dan sekarang
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HPHULQWDK'DODP+LGXS
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HPHULQWDK'DODP+LGXS
7DN.HQDO0HQ\HUDK
sumber kuasa
Melalui Dia, Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada begitu banyak
orang, dan dengan cuma-cuma memungkinkan mereka berbaik
kembali dengan Allah; mereka akan berkuasa di dunia ini melalui
Kristus. ROMA 5:17 (BIS)
7DN.HQDO0HQ\HUDK
6XPEHU.XDVD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
itu. Hanya 2 persen dari ribuan responden itu yang percaya bahwa
anugerah adalah pelimpahan kuasa dari Allah. Padahal, seperti
itulah sejatinya Allah menguraikan anugerah-Nya:
Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. (2 Korintus 12:9)
Jika Anda membaca Alkitab dalam edisi yang menggunakan huruf
merah untuk semua perkataan Yesus dan huruf hitam untuk kalimat-
kalimat lainnya, kata-kata di atas tidak dicetak dengan huruf hitam.
Kata-kata itu dicetak dengan huruf merah. Jadi, meskipun kata-kata itu
ditulis oleh rasul Paulus, itu bukan kata-katanyaitu ucapan langsung
7XKDQ VHQGLUL $OODK PHQGHQLVLNDQ DQXJHUDK VHEDJDL SHOLPSDKDQ
kuasa-Nya. Namun, menurut survei, hanya 2 persen orang Kristen A.S.
yang mengetahui dan memahaminya. (Angka sesungguhnya adalah
1,9 persen. Itu berarti kurang dari dua dari setiap 100 orang percaya!
$OODKNLWD\DQJ0DKDNXDVDGDQ3HUNDVDPHQGHQLVLNDQDQXJHUDK1\D
sebagai pelimpahan kuasa-Nya, namun kurang dari dua dari setiap 100
orang Kristen mengetahuinya. Sungguh mencemaskan!)
6XPEHU.XDVD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kamus bahasa Yunani yang dapat saya temukan, dan setelah berbicara
GHQJDQRUDQJRUDQJ\DQJIDVLKEHUEDKDVD<XQDQLGHQLVLULQJNDVVD\D
secara pribadi untuk anugerah adalah sebagai berikut:
Anugerah adalah pelimpahan kuasa secara cuma-cuma dari Allah
yang memampukan kita untuk melakukan sesuatu melampaui
kemampuan kita.
6XPEHU.XDVD
Land Rover itu. Dengan tersenyum lebar kita berkata, Ini hadiah dari
kami untuk kalian!
Kita mengundang kepala suku untuk duduk di kursi penumpang
di depan. Salah satu dari kita duduk di belakang kemudi dan mulai
menghidupkan mesin. Dengan gembira kita menjelaskan, Pak, Land
Rover ini sangat luar biasa! Ada AC-nya! Jadi kalau udara di luar
sangat panas, Bapak hanya perlu menekan tombol ini dan memutarnya
ke angka 22 derajat Celcius, maka udara di dalam akan tetap sejuk
sekalipun di luar panas menyengat.
Kita juga memberi tahu, Land Rover ini juga ada pemanasnya.
Jadi, kalau udara di luar sedang dingin, tekan tombol ini dan putar ke
angka 24 derajat Celcius, dan Bapak pun akan hangat dan nyaman di
dalam meskipun di luar dingin menggigilkan.
Kami juga memasang Radio Satelit XM di Land Rover ini. Bapak
tahu apa gunanya? Bapak dapat mendengar siaran langsung dari
seluruh dunia saat bapak berada di dalam kendaraan ini. Anda
memutar siaran langsung dari BBC Inggriskepala suku tercengang.
Masih ada lagi, Pak, lanjut Anda. Kami juga memasang
pemutar DVD di Land Rover ini. Kita mengambil beberapa DVD. Kita
memasukkan salah satu keping, menekan tombol Play, dan kepala suku
itu tercengang ketika ia melihat layar indah berwarna memancarkan
OP
Dan masih ada lagi! Land Rover ini juga memiliki pemutar CD.
Kami memasukkan CD penyembahan, dan kepala suku terperangah
saat kendaraan itu dipenuhi dengan musik penyembahan yang indah.
Kami berdua keluar dari Land Rover, dan kepala suku bertanya,
Apa yang harus kami berikan untuk mendapatkan hadiah yang luar
biasa ini?
Tidak, bapak tidak perlu memberikan apa-apa, kami
menenteramkannya. Bapak tidak mungkin dapat membeli kendaraan
ini dari kami. Ini pemberian cuma-cuma kami untuk bapak dan suku
bapak. Kami mengasihi kalian semua!
Kepala suku dan sukunya sangat berterima kasih. Kami pergi.
Namun beberapa bulan kemudian, kami mendapati bahwa suku itu
masih berjalan empat mil bolak-balik setiap hari untuk mendapatkan
air. Mereka masih harus berjalan bermil-mil ke tempat perburuan
dan membawa buruan mereka yang berat kembali ke perkemahan,
dan mereka masih berjalan tiga puluh lima mil untuk mendapatkan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
6XPEHU.XDVD
Sangat penting menjelaskan tujuan utama Land Rover itu sejak awal
karena kepala suku dan rakyatnya belum pernah melihat kendaraan
seperti itu.
Baru kemudian di paragraf kedua surat itu, saya dapat menjelaskan
kepadanya tentang AC dan pemanas. Saya dapat menggunakan
paragraf ketiga untuk menjelaskan Radio Satelit XM, dan paragraf
keempat untuk pemutar DVD dan CD. Kemudian saya menutup surat
itu dengan menyatakan bahwa kendaraan itu adalah sebuah hadiah.
1DPXQVD\DDNDQPHQMHODVNDQNHSDGDQ\DGHQLVLIXQJVLRQDOXWDPD
kendaraan itu di paragraf pertama.
Dengan pengertian itu, mari kembali pada pertanyaan Tuhan pada
saya: Bagaimana aku memperkenalkan anugerah di dalam kitab-Ku,
Perjanjian Baru?
Saya menjawab, Aku tidak tahu. Saya menghidupkan komputer,
membuka konkordansi Alkitab, dan menemukan bagaimana Allah
memperkenalkan anugerah dalam Perjanjian Baru. Dia melakukannya
dalam Yohanes 1:16: Karena dari kepenuhan-Nya [Yesus] kita semua
telah menerima anugerah demi anugerah.
Perhatikan bahwa Yohanes menulis anugerah demi anugerah.
Saya memiliki sahabat orang Yunani yang tinggal di Atena. Ia hamba
Tuhan yang bukan hanya dapat berbahasa Yunani sebagai bahasa
utamanya, namun juga mempelajari bahasa Yunani kuno. Ia orang
yang saya andalkan jika saya ada pertanyaan tentang bahasa Yunani.
Ia menuturkan pada saya bahwa di ayat ini, Yohanes sebenarnya
menyatakan bahwa Allah telah memberikan kepada kita kelimpahan
anugerah yang paling kaya. Dengan kata lain, rasul Yohanes
menyatakan bahwa anugerah mengalir secara berlimpah-limpah
untuk memberikan kepada kita kepenuhan Yesus Kristus! Anda
memahaminya? Kepenuhan Yesus Kristus sendiri! Itu berbicara tentang
kemampuan dan kekuasaan.
Saya ingin memastikan Anda memahami benar apa yang
disampaikan di sini. Misalkan saya mendekati seorang pemain tenis
yang biasa-biasa saja. Ia hanya pemain kelas tiga di klub setempat. Saya
berkata kepadanya, Kami sekarang punya sarana ilmiah yang dapat
memberikan kepadamu kepenuhankemampuan penuhRoger
Federer. (Jika Anda bukan penggemar tenis profesional, Federer
adalah salah satu pemain tenis terhebat dalam sejarah.) Menurut
Anda, bagaimana kiranya tanggapan pemain kelas tiga ini? Ia akan
berkata, Luar biasa! Berikan itu kepadaku sekarang juga! Apa yang
7DN.HQDO0HQ\HUDK
6XPEHU.XDVD
ika kita harus hidup sama seperti Yesus telah hidup, kita harus
bertanya, Bagaimana dulu Dia hidup?
Pertama, Dia hidup dalam kesalehan dan kemurnian
yang menakjubkan. Hawa nafsu dunia ini tidak menguasai-Nya; Dia
yang menguasai keinginan yang tidak wajar dan tidak saleh. Begitu
juga, rasul Paulus menjelaskan kepada kita cara yang berkenan untuk
melayani Allah:
Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani
dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan
kita dalam takut akan Allah. (2 Korintus 7:1)
Anda memperhatikan kata-kata menyucikan diri kita? Sungguh
menarik, ia tidak berkata Allah akan menyucikan engkau. Mari saya
jelaskan. Darah Yesus menyucikan kita dari segala dosaitu manfaat
penebusan. Akan tetapi, rasul Paulus berbicara tentang pengudusan
kita di sini; dengan kata lain, mengamalkan apa yang sudah dikerjakan
secara cuma-cuma bagi kita. Secara sederhana, ini berkaitan dengan cara
hidup dan perilaku yang sepatutnya bagi kita sebagai orang percaya. Ia
berbicara tentang transformasi lahiriah yang semestinya terjadi sebagai
buah dari penebusan kita.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Anda juga memperhatikan kata semua dalam ayat itu? Kita tidak
diperintahkan untuk menyucikan diri kita dari beberapa atau bahkan
sebagian besar pencemaran jasmani dan rohani, melainkan dari semua
pencemaran. Kita diharapkan untuk menyucikan diri kita sehingga
kekudusan kita menjadi sempurna. Petrus meneguhkan hal ini
dengan menulis, Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu
(1 Petrus 1:15). Jika kita menanggapi perkataan ini secara serius dan
tidak menyepelekannya (seperti dilakukan dan diajarkan beberapa
orang), maka cara yang berkenan untuk melayani Allah adalah dengan
hidup sama salehnya dengan hidup Yesus. Bagaimana kita dapat
melakukannya? Melalui anugerah Allah.
Saya akan menjelaskannya dengan ilustrasi. Ketika saya murid
SMA, saya pendosa yang sangat efektif. Apa artinya? Yah, saya punya
kodrat untuk berdosa, dan saya melakukannya dengan amat efektif.
Pada awal masa remaja, ayah saya mengajak adik saya dan saya ke
ELRVNRSGLNRWD\DQJPHPXWDUOPEHUMXGXO7KH7HQ&RPPDQGPHQWV
dengan bintang Charlton Heston. Di kota saya yang berpenduduk tiga
ULEXRUDQJELRVNRSWLGDNPHPXWDUOLPDEHODVOPVHFDUDVHUHQWDNOP
diputar satu per satu. Kami saat itu tidak memiliki Xbox atau game Wii
atau TV besar berlayar datar atau berbagai bentuk media yang telah ada
sekaranghanya TV berwarna berlayar kecil yang masih kuno. Jadi,
MLNDDGDRUDQJ\DQJPHQDZDUNDQXQWXNPHQUDNWLUVD\DPHQRQWRQOP
apa pun di layar lebar, saya menyambutnya dengan penuh semangat.
Saya langsung mau.
.DPL GXGXN GL ELRVNRS PHQRQWRQ OP LQL GDQ WLEDWLED PXQFXO
adegan ketika bumi terbelah dan menelan Datan dan kawan-kawannya
yang jahat yang melawan Musa. Mereka ditelan hidup-hidup,
langsung ke neraka. Sebagai pendosa sangat efektif yang menyaksikan
adegan itu di layar lebar, saya mulai bertobat seperti orang gila. Saya
mulai mengingat perilaku saya yang jahat dan penuh nafsu satu per
satu, meminta pengampunan, dan berjanji kepada Allah tidak akan
melakukannya lagi. Saya benar-benar berubah ketika meninggalkan
bioskop itu! Namun perubahan itu hanya berlangsung satu minggu,
dan kemudian saya kembali melakukan berbagai tindakan berdosa.
Mengapa? Saya memang bertobat, tapi tanpa anugerah.
Sekian tahun kemudian di kampus, salah satu teman seasrama
menyampaikan Empat Hukum Rohani dari Campus Crusade (di
Indonesia bernama Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia
penerj.). Setelah membaca hukum keempat, saya menerima Yesus
%DJDLPDQD+LGXS<HVXV
Kristus sebagai Tuhan saya, dan Dia menjadi Juruselamat saya. Pada
saat itu saya menjadi anak Allah. Namun nyatanya, saya masih terus
hidup secara berdoa seperti sebelum saya menerima Kristus. Hal ini
terjadi karena saya tidak mendapatkan pengajaran dan pengetahuan
Alkitab sehingga saya tidak mengetahui kuasa yang tersedia bagi saya.
Beberapa tahun berlalu. Suatu ketika sebuah ayat, yang sebenarnya
sudah saya baca berulang-ulang, seakan-akan melompat dari halaman
Kitab Suci: Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang
pun akan melihat Tuhan (Ibrani 12:14). Perkataan ini menghantam
saya seperti runtuhan batu bata. Wow, pikir saya, aku ingin melihat
Allah, dan ayat ini mengatakan untuk dapat melihat Allah aku harus
hidup secara kudus! Sayangnya, saya belum juga memiliki sikap
yang benar: saya menjadi seorang legalis. Saya mulai menghardik
orang-orang di sekitar saya dengan penalaran yang legalistik. Saya
memerintahkan mereka untuk hidup kudus, tetapi saya tidak mampu
memberdayakan mereka untuk melakukannya. Saya masih melandasi
kehidupan yang kudus dengan kemampuan dan kemauan manusia,
bukan kuasa Allah yang memberdayakan. Saya membuat istri saya,
teman-teman, dan setiap orang yang dekat dengan saya menjadi sangat
tidak nyaman.
Beberapa waktu kemudian, Tuhan berbicara kepada saya ketika
saya sedang berdoa: Nak, kekudusan itu bukan perbuatan dagingmu;
itu buah dari anugerah-Ku. Itu dia! Itulah yang terlewatkan selama
ini. Saya pun memahami bahwa anugerah adalah hadirat Allah dalam
hidup saya yang memberdayakan dan memberi saya kemampuan untuk
melakukan apa yang tidak mungkin saya lakukan dengan kemampuan
saya sendiri: menyucikan diri sendiri dari semua pencemaran jasmani
dan rohani dan menyempurnakan kekudusan saya. Inilah cara yang
berkenan untuk melayani Allah. Itulah sebabnya penulis kitab Ibrani
selanjutnya berkata:
Marilah kita menerima anugerah untuk beribadah kepada
Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya. (Ibrani 12:28,
KJV)
Anugerah memampukan kita untuk melayani Allah menurut cara
yang berkenan kepada-Nya; memampukan kita untuk menyucikan
diri kita dari pencemaran yang tidak mungkin kita atasi dengan
kemampuan kita sendiri.
Menurut
survei
nasional
yang
kami
periksa,
kita
dapat
7DN.HQDO0HQ\HUDK
%DJDLPDQD+LGXS<HVXV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
%DJDLPDQD+LGXS<HVXV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
%DJDLPDQD+LGXS<HVXV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
%DJDLPDQD+LGXS<HVXV
MENGUBAH MASYARAKAT
Pada hakikatnya, anugerah Allah dalam kehidupan Yesus memberi-
Nya kemampuan untuk mengubah masyarakat tempat-Nya berada.
Dia hadir dalam pesta pernikahan di Kana. Pernikahan bukanlah acara
sederhana; seluruh desa akan berpartisipasi. Pernikahan ini nyaris
berantakan karena tuan rumah belum-belum sudah akan kehabisan
anggur. Dapatkah Anda membayangkan rasa malu yang akan
ditanggung oleh kedua keluarga selama bertahun-tahun yang akan
datang? Namun satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam
Yesus, dan pernikahan itu pun menjadi suatu pernikahan yang amat
cemerlang.
Di tempat lain yang disebut Nain, pemerintah harus memelihara
seorang janda yang baru saja kehilangan anak tunggalnya. Sepanjang
sisa hidupnya negara harus menyediakan makanan, pakaian, dan
papan perlindungan dari uang para pembayar pajak. Akan tetapi,
satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam Yesus, dan negara
pun tidak perlu lagi memberinya uang. Martabat perempuan itu juga
dipulihkan dan keturunannya dapat berlanjut (lihat Lukas 7:11-15).
Di kota lain, Yesus bertemu dengan pemimpin gang penjahat.
Kita berbicara tentang seseorang yang saat ini kira-kira setara dengan
gembong narkotika. Satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam
Yesus, dan Zakheus bernazar untuk menjadikan lingkungannya lebih
aman untuk ditinggali dan lebih makmur. Orang tidak akan dicurangi
oleh petugas pajak itu. Bukan hanya itu, Zakheus berseru, Setengah
dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin. Orang-orang
miskin di kota itu akan mengecap berkat! Dan bahkan lebih jauh lagi.
Zakheus bertekad akan mengembalikan sebesar 400 persen dari apa
yang sudah ia peras, dan dengan demikian merangsang pertumbuhan
ekonomi di kawasan itu (lihat Lukas 19:1-8). Satu perjumpaan dengan
anugerah Allah mengerjakan semuanya itu!
Dalam peristiwa lain, seorang pemuda yang tidak warisbenar-
benar giladibiarkan telantar dan menderita. Mereka belum punya
rumah sakit jiwa saat itu, tetapi pemerintah tetap menanggung
beban untuk memeliharanya. Mereka akan menggunakan uang pajak
untuk memastikan orang itu mendapatkan makanan, pakaian, dan
perlindungan. Perlu banyak pakaian lagikarena pemuda itu terus
mencabik-cabik pakaiannya. Namun satu perjumpaan dengan anugerah
Allah di dalam Yesus, dan orang gila ini pun waras sepenuhnya.
Ia tidak perlu lagi dikungkung dengan merugikan uang wajib
7DN.HQDO0HQ\HUDK
pajak. Ia tidak perlu lagi dipelihara dan dilindungi, dan dananya dapat
digunakan untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Dan sekarang
sepuluh kota di wilayah Dekapolis mendengar tentang Kerajaan Allah
melalui perjumpaan satu orang ini dengan anugerah Allah (lihat
Markus 5)!
Pikirkanlah semua orang tulis, bisu, buta, lumpuh, kusta, dan
SHQGHULWD FDFDW VLN ODLQ \DQJ WLGDN SHUOX ODJL GLUDZDW ROHK QHJDUD
karena anugerah Allah di dalam Yesus. Bukan hanya itu, orang-orang
itu juga menjadi warga masyarakat yang produktif. Kita dapat terus
membahas hal inibahkan melampaui apa yang tertulis dalam Injil,
karena seperti kita singgung sebelumnya, Yohanes menulis bahwa
dunia tidak dapat memuat semua buku yang menceritakan semua
mukjizat anugerah yang dikerjakan Yesus selama tiga tahun pelayanan-
Nya.
Ingatlah, Yesus berjanji bahwa Orang yang percaya kepada-
Ku, akan melakukan apa yang sudah Kulakukan,malah ia akan
melakukan yang lebih besar lagi (Yohanes 14:12, BIS). Bagaimana
caranya? Melalui anugerah Allah yang cuma-cuma dan bukan kita
peroleh berdasarkan kebaikan kita. Kita harus mengubah masyaraka
kita sama seperti Yesus mengubah masyarakat-Nyamelalui karunia
cuma-cuma anugerah Allah!
PETUALANGAN
Saya yakin sepenuhnya bahwa salah satu siasat utama para pemerintah
dan penguasa dunia kegelapan menyembunyikan pengetahuan ini
dari kita. Mereka menghela napas lega karena 98 persen orang Kristen
Amerika memandang anugerah hanya sebagai karunia yang cuma-
cuma dan bukan berdasarkan kebaikan kita serta berguna untuk
pengampunan dosa, namun tetap tidak tahu akan kuasa-Nya yang
dahsyat. Ini berarti hanya 2 persen orang Kristen yang benar-benar
mengancam benteng-benteng mereka.
Musuh tidak takut jika kita memiliki gedung gereja yang bagus,
menerbitkan buku, mengadakan pertemuan besar, menyiarkan acara
televisi, atau siaran dengan satelit, sepanjang kita tetap tidak tahu
tentang kuasa menakjubkan yang tersedia bagi kita. Bala kegelapan
ketakutan jika orang percaya menemukan kuasa yang secara cuma-
cuma telah diberikan kepada kita dan, sebagai akibatnya, memiliki
kemampuan untuk secara berani dan kreatif mengubah masyarakat
%DJDLPDQD+LGXS<HVXV
sama seperti yang dilakukan Yesus. Mereka takut jika kita menempati
posisi kita sebagai para penguasa di dalam hidup ini.
Martin Luther memulai suatu petualangan ketika ia memakukan
Sembilan Puluh Lima Tesis di pintu Gereja All Saints di Wittenberg,
Jerman, pada 31 Oktober 1517. Tindakan ini memantik berlangsungnya
Reformasi. Sejak saat itu gereja berubah secara radikatl. Itu karya Roh
Allah melalui seorang manusia. Rangkuman dari tesisnya adalah orang
benar akan hidup oleh iman. Ia menentang ajaran gereja yang mapan,
yang justru membuat orang terus terbelenggu.
Nah, saya pun sedang memulai petualangan. Saya tahu banyak
orang yang bersama-sama dengan saya. Kami ingin merekrut Anda.
Kami tidak memakukan sembilan puluh lima tesis ke pintu kayu yang
sudah tua, namun ke dalam hati saudara-saudara seiman. Pesan kami:
Anugerah itu bukan sekadar karunia Allah untuk menghapuskan dosa
kita. Anugerah juga memampukan kita untuk hidup seperti Yesus,
memerintah di dalam hidup ini dengan memanifestasikan otoritas
surgawi dan kuasa untuk mengubah dunia sekitar yang berada dalam
lingkungan pengaruh kita.
Marilah kita membulatkan hati untuk meningkatkan angka
statistik itu dari 2 persen menjadi 100 persen. Ketika orang percaya
mendengarkan kata anugerah, kiranya kita langsung berpikir tentang
pelimpahan kuasa yang melampaui kemampuan kita sebagai
manusia.
KEUNGGULAN
Melalui Dia, Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada
begitu banyak orang, dan dengan cuma-cuma memungkinkan
mereka berbaik kembali dengan Allah; mereka akan berkuasa
di dunia ini melalui Kristus.
Roma 5:17 (BIS)
PENERAPAN PRAKTIS
Mari kita membahas lebih jauh apa artinya memerintah di dalam
hidup ini oleh anugerah Allah. Kita harus melampaui keadaan yang
normal, menerobos status quo. Itu berarti kita tidak lagi memandang
kehidupan ini sebagai kehidupan kerja dari jam delapan sampai jam
lima untuk kemudian menerima gaji setiap akhir pekan, lalu pensiun,
lalu mati, dan akhirnya berada di surga. Sungguh suatu cara pandang
7DN.HQDO0HQ\HUDK
yang menyedihkan terhadap hidup ini! Jelas bukan itu maksud Allah
bagi hidup kita. Kita diciptakan untuk perkara yang jauh lebih besar
lagi!
Kita menjadi orang-orang yang berpengaruh, menyadari bahwa
Allah memanggil kita untuk menjadi kepada dan bukan ekor; berada
di atas dan bukan di bawah (lihat Ulangan 28:13). Kita bukan hanya
harus bangkit mengatasi keadaan yang berat dalam hidup ini, namun
kita juga harus lebih cemerlang daripada mereka yang tidak memiliki
perjanjian dengan Allah. Kita harus menjadi pemimpin di tengah dunia
yang tercekam kegelapan. Kepala menentukan arah, jalur, dan trend.
Ekor mengikuti. Kita harus menjadi pemimpin dalam segala aspek
kehidupan masyarakat kita, bukan pengikut.
Jika Anda seorang guru sekolah, maka melalui karunia anugerah
Anda terus-menerus mengemukakan cara yang segar, kreatif, dan
inovatif untuk menyampaikan pengetahuan dan hikmat kepada murid-
murid Anda, cara yang tidak terpikirkan oleh pendidik lain di dunia
pendidikan. Anda menegakkan standar yang tinggi dan menginspirasi
murid-murid Anda sehingga orang-orang lain takjub. Rekan sesama
pendiri Anda tak ayal berdiskusi di antara mereka, Dari mana ia
mendapatkan ide-ide yang cemerlang seperti itu?
Jika Anda bekerja dalam bidang medis, maka melalui karunia
anugerah Anda muncul dengan cara-cara yang baru dan yang
lebih efektif untuk mengobati sakit-penyakit. Rekan kerja Anda
akan menggeleng-gelengkan kepala dengan takjub, Dari mana ia
mendapatkan ide-ide yang inovatif seperti itu?
Jika Anda seorang perancang, melalui karunia anugerah Allah
Anda mencetuskan desain yang segar dan kreatif yang ditiru perancang
lain. Anda menetapkan gaya dan trend yang diikuti masyarakat. Orang
mencari-cari hasil karya Anda dan Anda terkenal sebagai penentu
trend desain. Anda begitu menonjol sampai orang lain di dunia desain
menggaruk-garuk kepala dan berkata satu sama lain, Dari mana ia
mendapatkan ide yang kreatif seperti itu?
Dalam gelanggang politik, melalui karunia anugerah Anda
memperlihatkan hikmat dalam memecahkan masalah yang dianggap
mustahil oleh politisi lain. Anda memimpin dalam penyusunan
undang-undang dan terpilih atau dipromosikan dengan cepat melalui
rekan-rekan sebaya Anda. Kebijaksanaan dan kecerdasan Anda
membuat orang lain menggaruk-garuk kepala dan berkata, Dari mana
ia mendapatkan semua hikmat dan ide yang hebat itu?
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
MENJADIKAN DIRI KITA UNGGUL
Kita yang diberi kuasa oleh anugerah Allah seharusnya menonjol dan
unggul dalam segala arena kehidupan. Bacalah kesaksian Daniel ini
dengan saksama:
Daniel ini menjadikan dirinya begitu unggul di antara para
pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh
yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya
atas seluruh kerajaannya. (Daniel 6:4, NIV)
Ini luar biasa. Daniel menjadikan dirinya unggul. Perhatikan
bahwa catatan itu tidak berbunyi, Allah menjadikan Daniel unggul.
Setiap terjemahan penting menunjukkan bahwa pemuda yang luar
biasa ini menjadikan dirinya unggul. Terjemahan Firman Tuhan versi
The Message mengungkapkannya demikian: Daniel sepenuhnya
mengungguli para pemimpin lain.
Bagaimana ia melakukannya? Ia memiliki kualitas yang luar biasa
ini karena ia memiliki hubungan dengan Allah. Daniel berdisiplin
dalam menjalin hubungan yang dekat dan terus-menerus dengan
Sang Pencipta. Hal ini seharusnya tidak berbeda dengan setiap orang
yang mengikat perjanjian dengan Allah saat ini. Versi New American
Standard berbunyi, Daniel mulai menjadikan dirinya unggul... karena
ia memiliki roh yang luar biasa. Kata luar biasa berarti melampaui
keadaan yang normal, menerobos status quo, melampaui takaran
umum. Kadang-kadang kita dapat memahami suatu kata dengan
memperhatikan lawan katanyaantonim luar biasa: biasa, umum,
atau normal. Jadi, menjalani kehidupan yang normal mengungkapkan
gaya hidup yang berlawanan dengan orang yang memiliki roh yang
luar biasa.
Kisah tadi menyatakan bahwa roh Daniel-lah yang luar biasa,
bukan pikiran atau tubuhnya. Jika rohnya luar biasa, maka pikiran,
tubuh, kreativitas, kecerdasan, hikmat, pengetahuan, dan berbagai
aspek lain kehidupan kita akan mengikutinya. Roh kitalah yang
membentuk kehidupan kita. Jika kita benar-benar tahu anugerah yang
diberikan kepada kita, kita tahu bahwa tidak ada lagi batasan, karena
segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya (Markus 9:23).
Daniel menggunakan apa yang tersedia dalam hubungannya dengan
Allah. Karena perjanjian-Nya dengan Yang Mahakuasa, Daniel tahu
bahwa ia harus menguasai keadaan dan bukan dikuasai keadaan; ia
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
ANUGERAH DI DALAM KITA
Kenapa kita tidak percaya begitu saja pada apa yang Allah nyatakan
dalam Firman-Nya? Perjanjian kita dengan Dia berbunyi, Bagi Dia
yang dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan
atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa [anugerah] yang bekerja
di dalam kita (Efesus 3:20). Dia bekerja bukan menurut kuasa yang
turun secara berkala dari surga; bukan pula menurut kuasa yang
datang ketika kita menemukan orang yang memiliki karunia pelayanan
istimewa. Tidak; itu terjadi menurut kuasa yang bekerja di dalam kita.
Perhatikan dengan saksama bagian depan ayat itu: Allah dapat.
Bayangkan suatu bencana kelaparan parah menimpa suatu wilayah
tertentu. Akan tetapi, sebuah bangsa yang sangat dermawan dan murah
hati mengutus pasukan militernya ke wilayah itu dengan membawa
pesawat yang penuh dengan sayur-mayur segar, buah-buahan,
biji-bijian, daging, dan air bersih. Sang panglima memberitahukan,
Kami dapat memberikan makanan sebanyak yang dapat kalian
angkut. Orang pertama membawa keranjang piknik dan membawa
jatah makanan dua hari untuk dua orang. Orang berikutnya datang
dengan karung besar dan membawa jatah makanan yang cukup untuk
keluarganya selama lima hari. Akan tetapi, orang berikutnya membawa
truk besar dan mengangkut makanan yang cukup untuk keluarga dan
beberapa tetangganya sampau bulan depan.
Orang yang membawa keranjang piknik itu melihat truk tadi
melintasi rumahnya dengan mengangkut lebih dari satu ton bahan
makanan. Tentu saja ia bukan kebingungan melihatnya; ia berang! Ia
mengeluh pada tetangga dan siapa saja yang mau mendengar sampai
akhirnya keluhannya sampai ke telinga sang jenderal. Jenderal itu
memanggilnya dan menegur, Hei, kami sudah menjelaskan kepadamu,
kami dapat memberikan makanan kepada kalian sebanyak yang bisa
kalian angkut. Kenapa kau cuma datang dengan wadah sekecil itu?
Kenapa kau tidak membawa wadah yang lebih besar? Kenapa kau
tidak membawa trukmu juga ke pangkalan ini?
Apakah wadah yang dibawa orang Kristen untuk menerima
anugerah Allah? Menurut Efesus 3:20, itu apa saja yang dapat kita
doakan atau kita pikirkan. Allah berkata, Anugerah [kuasa]-Ku di
dalam dirimu dapat jauh melampaui wadah apa saja yang kaubawa!
Dengan kata lain, wadah kita menentukan seberapa banyak kita akan
mengambil bagian dari persediaan yang tidak terbatas itu. Jelasnya,
wadah kita adalah satu-satunya hal yang membatasi Allah. Saya
.HXQJJXODQ
percaya Allah sedang bertanya pada Anda dan saya, Kenapa kau
hanya memikirkan asal cukup? Kenapa kau hanya memikirkan dirimu
dan keluargamu? Kenapa kau tidak
mendayagunakan seluruh potensi
yang Kuberikan di dalam dirimu dan
wadah kita adalah
PHPEHULNDQ GDPSDN \DQJ VLJQLNDQ
satu-satunya hal yang
pada setiap orang di sekelilingmu
membatasi Allah
seperti yang dilakukan Daniel?
Itulah sebabnya Paulus dengan
penuh semangat berdoa agar kita
mengetahui dan memahami kuasa-
Nya yang tidak terukur dan tidak terbatas dan keagungannya
mengungguli segalanya di dalam dan bagi kita yang percaya (Efesus
1:19, AMP).
Perhatikanlah pilihan kata Paulus dengan saksama: tidak terukur,
tidak terbatas, keagungannya mengungguli segalanya. Sehubungan
dengan kuasa Allah bagi kehidupan Anda, apakah arti tiap-tiap kata
itu bagi Anda? Perhatikanlah bahwa Paulus berbicara tentang kuasa
di dalam kita, bukan kuasa yang yang mungkin kita dapatkan secara
berkala dari hamba Tuhan tertentu jika Allah kebetulan sedang
berkenan hari itu. Itu juga kuasa bagi kita, memberdayakan kita untuk
memerintah di dalam hidup ini. Itu kuasa bagi kita untuk bangkit dan
menjadikan diri kita unggul sehingga orang lain dapat melihat bukti
kuasa kebangkitan Yesus Kristus! Itu kuasa bagi kita untuk bersinar
sebagai terang yang cemerlang di dalam dunia yang redup ini.
Kini kita harus bertanya: Apakah kita hidup lebih rendah
daripada kuasa yang telah dibayar oleh Yesus dengan harga yang
sangat mahal itu? Jika kita jujur, jawaban kita haruslah ya. Akibat kita
membiasakan diri puas dengan kondisi yang biasa-biasa saja, kita
gagal mendayagunakan potensi kita untuk memengaruhi dunia kita
bagi kerajaan Allah. Sungguh tragis.
Mengapa begitu sering kita mengalah pada cara-cara dunia yang
tanpa iman? Sebagai contoh, ketika resesi melanda, mengapa orang
Kristen cenderung takut dan gentar seperti orang-orang lain? Kadang-
kadang saya berpikir, kita perlu menulis kembali Filipi 4:19 agar
berbunyi, Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut
apa yang terjadi di Wall Street, sistem perbankan, dan perekonomian
dunia.
Bukankah seperti itu perilaku banyak di antara kita selama resesi
7DN.HQDO0HQ\HUDK
.HXQJJXODQ
Hollywood.
Saya tenggelam dalam kesedihan. Saya memikirkannya berlama-
lama dan dengan sungguh-sungguh. Saya sampai pada kesimpulan:
Tentu saja, kalau kita hanya mengajarkan bahwa anugerah itu
mengampuni dosa kita dan memberi kita jalan masuk ke surga, kita
tidak akan berdiri sebagai terang di dalam dunia ini. Nyaris seolah-olah
Allah membiarkan kita menjadi bahan tertawaan di mata dunia. Dalam
kerinduan kita untuk menciptakan pesan yang mudah dan nyaman,
yang tidak menuntut kegigihan dalam percaya atau pertandingan
iman, Allah tentu meratap, Aku akan membiarkan kalian menanggung
rasa malu akibat hikmat kalian sendiri.
Kenapa kita tidak percaya begitu saja pada janji dan syarat-syarat-
Nya? Mengapa kita berusaha menjadikan hikmat-Nya cocok dengan
gaya hidup kita, bukannya mengejar transformasi radikal yang terjadi
ketika kita memperhadapkan kehidupan kita dengan kebenaran-Nya?
7DN.HQDO0HQ\HUDK
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
JALAN MASUK
.HXQJJXODQ
pewaris janji Allah. Bila dikiaskan, seluruh kuasa dan persediaan surga
mengalir persis di dekat rumah atau kemah mereka. Akan tetapi, mereka
tidak mendapatkan manfaat dari persediaan cuma-cuma pemberian
Allah itu karena mereka tidak memasak pipa iman mereka untuk
menyedot dan menerima apa yang dijanjikan dalam Firman Tuhan.
Begitu juga, bila hanya 2 persen orang percaya Amerika yang sadar
bahwa anugerah itu pelimpahan kuasa Allah secara cuma-cuma
kuasa yang memberi kita kemampuan untuk berjuang melampaui
kemampuan alamiah kita dan memampukan kita untuk bersinar
dalam dunia yang gelap dengan melakukan pekerjaan yang ajaib
lalu bagaimana kita sebagai gereja dapat memercayainya? Bagaimana
kita dapat mengambil bagian di dalamnya? Paulus menyatakan: Dan
bagaimanakah mereka dapat percaya kepada Tuhan kalau mereka
belum mendengar tentang Dia? Juga, bagaimanakah mereka dapat
mendengar tentang Tuhan, kalau tidak ada yang memberitakan?
(Roma 10:14).
Jika kita orang Kristen tetap tidak memahami pernyataan Firman
Allah tentang anugerah Allah yang
memberdayakan orang percaya, lalu
bagaimana kita dapat memercayainya?
Kita tidak dapat memercayainya jika
Kita tidak dapat
memercayainya jika kita kita tidak mengetahuinya. Jika kita
tidak memiliki pipa untuk masuk ke
tidak mengetahuinya
dalam anugerah ini, janji Firman-Nya
tidak akan berguna bagi kita.
Hal ini tentunya memilukan hati
Allah. Yesus sudah membayar harga
yang sangat mahal agar kita dapat bertindak melampaui apa yang
sudah dikerjakan Daniel dan Yohanes Pembaptisuntuk menjadi
teladan hidup dari kehidupan-Nya yang berkelimpahan. Namun kita
merendahkan pesan itu sehingga hanya mencakup pengampunan
dosa dan jaminan masuk surga. Meskipun karunia itu sangat penting
dan mengagumkan, kita gagal menerapkan dan mengklaim kuasa
anugerah Allah untuk menjalani kehidupan saat ini. Karena itu, kita
tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah di dalam dunia
yang gelap ini, tidak mampu hidup dengan tak kenal menyerah bagi
kemuliaan-Nya.
Para pengikut akhirnya berseru, Kami harus berbuat apa untuk
melakukan kehendak Allah? (Yohanes 6:28, BIS). Mereka frustrasi.
Mereka juga ingin menolong manusia yang menderita dengan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
.HXQJJXODQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
MENGAPA KEBANYAKAN ORANG KRISTEN TIDAK
MEMERINTAH DI DALAM HIDUP INI?
0HOLKDW$WDX0DVXN
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HOLKDW$WDX0DVXN
di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa
pemerintahan Allah yang paling unggul dan penuh kuasa telah
datang dengan kuasa (Markus 9:11). Pernyataan ini dari Mesias
ini seharusnya meneguhkan kepercayaan kita bahwa kedatangan
kerajaan Allah berlangsung saat ini dan di sini dan juga kelak pada
masa depan. Pemerintahan Allah yang unggul dan penuh kuasa
akan berada di dalam diri para pengikut Yesus begitu Roh anugerah
tercurah pada Hari Pentakosta. Begitu juga, Yesus berkata kepada ahli
Taurat yang menjawab-Nya dengan bijaksana, Engkau tidak jauh dari
pemerintahan Allah yang paling unggul dan penuh kuasa! (Markus
12:34).
Seperti dapat Anda lihat dari beberapa contoh yang saya sampaikan,
makna kerajaan Allah menjadi lebih penuh kuasa dan relevan bila kita
membacanya sesuai dengan makna dalam bahasa Yunaninya. Mungkin
akan memperkaya pemahaman Anda dan membangkitkan semangat
Anda jika Anda terus menggunakan pemerintahan Allah yang unggul
dan penuh kuasa untuk menggantikan kerajaan Allah setiap kali istilah
itu muncul dalam Perjanjian Baru.
Namun kita harus mengingat suatu aspek yang sangat penting
dari pemerintahan Allah yang unggul dan penuh kuasa ini: Dia telah
mendelegasikan pemerintahan-Nya kepada kita! Langit itu langit
kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-
anak manusia. Yesus, sebagai Anak Manusia, mengambil kembali apa
yang telah dilepaskan Adam. Yesus kemudian menyatakan, Kepada-
Ku telah diberikan segala kuasa (segala wewenang untuk memerintah)
di surga dan di bumi (Matius 18:11, AMP). Tetapi Kristus Tuhan dan
Raja kita tidak lagi berada di muka bumi ini, maka Anda dan saya
tubuh Kristusharus menjalankan pemerintahan Allah yang unggul
dan penuh kuasa itu. Jika kita tidak menjalankan pemerintahan
itu, ia akan tetap berada dalam genggaman penguasa dunia ini dan
kehidupan dunia akan menguasai kita. Itu bukan rencana Allah! Kita
diberi kuasa oleh anugerah-Nya untuk memerintah di dalam hidup ini
melalui Kristus!
7DN.HQDO0HQ\HUDK
tidak dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3). Dan beberapa saat
kemudian, Dia mengungkapkannya sebagai berikut: Sesungguhnya
Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan
Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yohanes 3:5).
Dengan pengertian yang kita peroleh dalam bahasa Yunani tentang
Kerajaan Allah, kita sekarang dapat lebih memahami mengapa Yesus
membedakan antara melihat kerajaan Allah dan masuk ke dalam
kerajaan Allah. Jika kita menganggap kerajaan Allah itu sebagai
WHPSDWVHFDUDKDUDKVHSHUWLVXUJDPDNDD\DWPHQDQGDNDQEDKZD
dilahirkan kembali itu tidak cukup untuk membuat orang masuk ke
surgamereka hanya dapat melihatnya. Ini tentu saja tidak benar.
Ketika Anda memahami bahwa Yesus berbicara tentang pemerintahan
Allah yang unggul dan penuh kuasapemerintahan kerajaanmaka
ayat-ayat itu memperlihatkan makna yang sama sekali berbeda dan
jauh lebih mudah untuk dipahami.
.DWDEDKDVD<XQDQLXQWXNPHOLKDWGDODPD\DWDGDODKHLGR'HQLVL
utamanya adalah melihat, memahami, menyadari, atau mengenal
sesuatu. Yesus menyatakan bahwa kita semua yang lahir baru dapat
melihat, memahami, menyadari, dan mengenal pemerintahan Allah
yang unggul dan penuh kuasakerajaan Allah.
Pernyataan-Nya selanjutnya tidak lagi menggunakan kata melihat
(eido); Dia menggunakan kata masuk sehubungan dengan pemerintahan
$OODK.DWDEDKDVD<XQDQLXQWXNPDVXNDGDODKHLVHUFKRPDL'HQLVL
utamanya adalah bangkit dan datang ke dalam atau bangkit dan
masuk. Jadi, dalam dua pernyataan ini, Yesus beralih dari menyadari
ke bangkit dan datang ke dalam pemerintahan Allah yang unggul dan
penuh kuasa. Anda memahami perbedaannya?
Sebagai ilustrasi, ketika saya naik ke pesawat terbang untuk
terbang ke suatu tempat, saya sangat sadar akan kemampuannya
untuk melawan gravitasi, memungkinkan saya terbang jauh di atas
bumi, dan membawa saya ke tempat tujuan. Sebagai penumpang, saya
dapat melihat dan mengalami manfaat mengendarai pesawat terbang.
Kemudian suatu hari teman saya mengikutkan saya dalam kursus
terbang. Setelah beberapa latihan awal, saya masuk ke pesawat
bermesin tunggal dan instruktur menjelaskan apa yang harus saya
lakukan. Tak lama kemudian saya mulai mengendalikan kemudi dan
menerbangkan pesawat. Rasanya seperti mimpi. Saya satu pikiran yang
bermunculan pada penerbangan pertama itu adalah fakta bahwa saya
dapat menerbangkan pesawat itu ke mana dan bagaimana pun saya
0HOLKDW$WDX0DVXN
mengingininya. Tidak ada jalan raya, tidak ada jalur. Sebaliknya, saya
yang menciptakan jalur dan rutenya. Saya sudah beralih dari menyadari
apa yang bisa dilakukan pesawat dan mengalami manfaat terbang
sebagai penumpang ke menjadi pilot dan menerbangkan pesawat ke
mana pun saya mau. Saya sudah masuk ke dalam kemerdekaan terbang.
Perkataan Yesus menandakan adanya dua jenis orang percaya.
Kita dapat membandingkan kelompok pertama dengan penumpang di
pesawat yang melihat, memahami, dan mengalami manfaat terbang.
Kemudian ada mereka yang bangkit dan masuk ke dalam kokpit
sebagai pilot, yang sungguh-sungguh melakukan penerbangan dan
menentukan ke mana akan pergi dan pada ketinggian dan kecepatan
berapa. Para penumpang, meskipun mereka dapat merasakan manfaat
pesawat terbang, nasib mereka berada di tangan mereka yang tahu cara
terbang.
8QWXN LOXVWUDVL OHELK MDXK SHUEHGDDQ VLJQLNDQ DQWDUD PHOLKDW
dan masuk ke dalam kerajaan Allah, bayangkan sekelompok orang
yang terdampar di sebuah pulau. Pulau itu berbahaya, penuh dengan
binatang liar yang suka memangsa manusia, ular berbisa, laba-laba,
dan kalajengking. Kalau itu masih belum cukup buruk, di situ juga
ada suku primitif yang kanibal. Kelompok kecil kami benar-benar
terancam bahaya maut. Tetapi, ada suatu kabar baik: di pulau itu
ada landasan pesawat dan pesawat jet yang berfungsi dengan baik.
Pesawat itu sudah penuh bahan bakar dan siap di landasan. Kelompok
kami dapat menggunakannya untuk terbang ke tempat yang aman.
Namun ada masalah besar: tidak ada seorang pun dalam kelompok
ini yang tahu cara menerbangkan pesawat! Kami semua penumpang
yang berpengalaman, namun tidak ada seorang pun yang bangkit
mencapai status pilot yang mampu menerbangkan pesawat. Meskipun
pesawat itu memberi kami kuasa untuk terbang ke tempat yang aman
dan bebas, kami tidak dapat melakukannya karena kami tidak dapat
menghidupkan mesinnya, apa lagi menerbangkannya meninggalkan
pulau.
Skenario ini menggambarkan perbedaan antara orang percaya
yang hanya melihat atau mengalami pemerintahan Allah yang unggul
dan penuh kuasa dan orang percaya yang sudah bangkit dan masuk ke
dalam pemerintahan Allah yang unggul dan penuh kuasa.
Perbedaan yang sangat tajam, bukan? Anda ingin menjadi orang
percaya jenis yang mana?
7DN.HQDO0HQ\HUDK
MASUK KE DALAM PEMERINTAHAN
0HOLKDW$WDX0DVXN
pemerintahan.
Perkataan Paulus tetap berlaku bagi kita saat ini. Perkataan ini perlu
tertanam di dalam hati dan jiwa kita: Kita harus mengalami banyak
sengsara untuk masuk ke dalam pemerintahan Allah yang unggul dan
penuh kuasa. Tetaplah bertahan bersama saya, karena ini pesan yang
penuh dengan pengharapan dan iman, bukan kemurungan.
Pikirkanlah dengan cara demikian: Kesengsaraan memang
terjadi! Itu tak terelakkan. Yesus dengan jelas menyampaikan bahwa
kesengsaraan adalah fakta kehidupan bagi para pengikut-Nya. Dalam
dunia kamu menderita penganiayaan (atau kesengsaraan), kata-Nya
menghibur kita, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan
dunia (Yohanes 16:33). Dia sudah menang, berarti Anda dan saya
telah diberi wewenang dan kuasa atas apa pun yang mungkin dunia
lakukan terhadap kita. Kita tubuh-Nya; kita Kristus di muka bumi ini.
Kita sudah mengalahkan dunia di dalam Kristus!
.DWDNHVHQJVDUDDQGLGHQLVLNDQVHEDJDL.HVXOLWDQDWDXPDVDODK
yang sangat besar. Kata bahasa Yunaninya thlipsis. Menurut The
(QF\FORSHGLD RI %LEOH :RUGV GHQLVL WKOLSVLV DGDODK *DJDVDQ
tentang tekanan emosional dan rohani yang sangat besar, yang dapat
disebabkan oleh faktor eksternal atau internal. Dari lima puluh lima kali
kemunculan akar kata ini dalam Perjanjian Baru, lima puluh tiganya
berupa kiasan. Tekanan itu mungkin berasal dari musuh, keadaan
yang tidak menyenangkan, keputusan yang salah, atau hasrat yang
menyimpang.
-DPHV 6WURQJ PHQGHQLVLNDQ WKOLSVLV VHEDJDL WHNDQDQ VHFDUD
KDUDK DWDX NLDVDQ SHQGHULWDDQ NHPDODQJDQ EHEDQ SHQJDQLD\DDQ
NHVHQJVDUDDQ PDVDODK :( 9LQH PHQGHQLVLNDQQ\D VHEDJDL DSD
pun yang membebani jiwa atau roh.
8QWXNPXGDKQ\DVHFDUDSULEDGLVD\DPHQGHQLVLNDQNHVHQJVDUDDQ
atau thlipsis sebagai padang gurun.
Alkitab Todays English Version menerjemahkan 14:22 sebagai
berikut: Kita harus banyak menderita dahulu, baru kita dapat masuk
ke dalam Kerajaan Allah. Sebagai ilustrasi, bayangkanlah Anda
melayani seorang raja agung yang telah menaklukkan suatu negara.
Ia sudah masuk ke ibu kota dan menjungkalkan penguasa kejam
yang memerintah negeri itu dengan tangan besi. Pemimpin yang
dilengserkan itu berlaku keji pada rakyatnya, meracuni pemikiran
mereka dengan propaganda palsu, menyebabkan mereka menentang
segala sesuatu yang baik dan luhur, dan membangkitkan kebencian
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dan kemuakan terhadap cara-cara yang benar dari raja yang adil dan
luhur yang Anda layani.
Raja yang baik itu mengutus pada hambanya untuk memasuki
negeri itu dan menegakkan kemenangannya dengan mengambil alih
semua wilayah yang diduduki musuh dan benteng-benteng yang
masih berdiri. Di seluruh negeri itu ada wali penguasa yang masih
menduduki benteng dan kastil. Mereka terus menyebarkan cara-cara
mantan raja yang jahat itu. Akibatnya, masih banyak orang yang berada
dalam kekuasaan sistem si tuan yang jahat itu. Meskipun perang secara
keseluruhan sudah dimenangkan, masih banyak pekerjaan yang harus
dilakukan untuk menegakkan kemenangan itu.
Anda dalam perjalanan untuk menaklukkan kastil dalam wilayah
musuh. Ada banyak bahaya di sepanjang jalan, karena Anda harus
menghadapi, menjungkalkan, dan
melewati
daerah-daerah
yang
diduduki musuh. Musuh Anda telah
memasang
berbagai
perangkap
Anda dalam perjalanan
untuk mencegah Anda mengambil
untuk menaklukkan kastil alih wilayah tersebut. Anda harus
dalam wilayah musuh.
bertempur menghadapi kesengsaraan
ini satu demi satu. Dan begitu Anda
sampai di kastil, Anda menghadapi
ujian yang paling berat dari semuanya
itu:
menjungkirbalikkan
benteng
musuh. Kabar baiknya, semakin sering Anda mengalahkan jebakan
musuh, penjagaan, dan perkemahan mereka di sepanjang jalan, Anda
pun semakin berpengalaman dan semakin cakap dalam bertempur.
Jika Anda berhasil mengambil alih kastil ini, Anda akan memerintah
wilayah ini. Bukan hanya itu, Anda akan menjadi prajurit yang begitu
cakap dan layak dipercaya sehingga Anda memiliki kemampuan untuk
mempertahankan pemerintahan Anda atas wilayah yang telah Anda
ambil alih bagi raja Anda.
Raja yang baik dalam kisah kita mewakili Tuhan kita Yesus. Dia telah
memberi kita, prajurit-Nya yang setia, untuk pergi dan menegakkan
kemenangan-Nya atas balas kegelapan yang masih menguasai dunia
ini. Saat kita berderap maju, kita akan menghadapi pertempuran-
pertempuran yang sukar, namun pada akhirnya akan membebaskan
mereka yang masih terpenjara oleh taktik, cara, dan propaganda musuh.
Anda dan saya harus mengalami banyak kesengsaraan untuk masuk
ke dalam pemerintahan. Namun, seperti dikatakan Yesus, kita dapat
0HOLKDW$WDX0DVXN
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HOLKDW$WDX0DVXN
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HOLKDW$WDX0DVXN
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HOLKDW$WDX0DVXN
7DN.HQDO0HQ\HUDK
mahkota kehidupan dalam arena kesembuhan. Ia telah menanggung
dan mengatasi kesengsaraan ini dan sekarang memerintah dalam area
kehidupan yang telah ia perjuangkan.
PARA PEMENANG
Orang-orang lain memiliki pengalaman serupa. Pikirkanlah Oral
Roberts, yang saat ini sudah di surga, namun kehidupan dan
pusakanya masih berlanjut. Pada umur tujuh belas tahun, Oral hampir
saja meninggal karena tuberkolosis. Ia dengan tak kenal menyerah
berjuang melawan penyakit itu dengan Firman Allah dan doa, dan
nantinya dipastikan kesembuhannya oleh dokternya. Seperti halnya
Shirley, Oral menerima mahkota kehidupan dalam arena kesembuhan,
dan jutaan orang selanjutnya dikuatkan dan disembuhkan melalui
kehidupan dan pelayanannya.
Saya memiliki teman bernama Jimmy yang sudah menjadi gembala
selama bertahun-tahun dan memengaruhi banyak orang melalui
pelayanannya. Pada usia yang masih muda, dokternya angkat tangan,
namun kemudian ia dibawa ke kebaktian Oral Roberts. Setelah Oral
berdoa baginya, Jimmy secara ajaib dipulihkan.
Bagaimana seandainya Oral tidak bertekun ketika masih muda?
Di manakah sekarang pendeta teman saya itudan juga jutaan orang
lain yang menerima kesembuhan melalui pelayanan Oral Roberts?
Bagaimana pula dengan semua orang yang telah dipengaruhi Pendeta
Jimmy ke dalam kekekalandi manakah mereka akan berada saat
ini? Oral masuk ke dalam pemerintahan. Hasil sepenuhnya dari
kepercayaannya yang tak kenal menyerah baru dapat diketahui di
tahta penghakiman kelak.
Atau, renungkan Kenneth E. Hagin. Lahir di McKinney, Texas,
pada 1917 dengan jantung yang cacat, Kenneth nantinya didiagnosis
mengidap penyakit darah yang langka dan tidak dapat disembuhkan.
Ia harus terbaring terus di tempat tidur pada usia enam belas tahun dan
diperkirakan umurnya tidak akan melebihi belasan. Pada April 1933 ia
mati tiga kali dan melihat neraka, dan setiap kali Kenneth secara ajaib
dihidupkan kembali. Kenneth menyerahkan kehidupannya kepada
Yesus sebagai Tuhan. Ia dengan tak kenal menyerah percaya dan
berjuang melawan penyakit dengan Firman Allah. Seorang pendeta
yang datang berkunjung menghiburnya dengan berkata, Bertahanlah,
Nak, hal ini akan berlalu dalam beberapa hari. Setahun kemudian
0HOLKDW$WDX0DVXN
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kebenaran. Dia menyingkapkan penyesatan mereka yang ingin
dipuji orang. Ia menyatakan, Berbahagialah kamu, jika karena Anak
Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu,
dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat
(Lukas 6:22). Sangat berlawanan dengan dipuji-puji, bukan? Lalu Dia
menyampaikan alasannya (dalam versi The Message): Maksudnya,
kebenaran itu menawarkan kenyamanan yang sejati, namun orang itu
merasa tidak nyaman.
Realitasnya adalah: jika Anda memilih untuk menjadi orang
percaya yang tak kenal menyerah, orang yang memerintah di dalam
KLGXS LQL NHPXQJNLQDQ EHVDU $QGD DNDQ GLWQDK GLWXGXK SDOVX
disalahpahami, dan bahkan disingkirkan oleh mereka yang mengikuti
Yesus, tapi puas dengan kehidupan yang nyaman. Mereka berusaha
untuk menjelekkan nama Anda untuk membenarkan cara hidup mereka
yang menyedihkan. Mereka juga melakukan hal serupa pada para nabi
sejati Perjanjian Lama, dengan Yohanes Pembaptis, dengan Yesus, dan
dengan para pemimpin Perjanjian Baru. Mereka masih melakukannya
saat ini. Perlawanan terbesar terhadap Anda paling sering muncul dari
PHUHND\DQJPHQJNODLPPHQJHQDO$OODK%HQWXNQ\DPXODLGDULWQDK
sampai pengucilan. Dan bahkan mungkin sampai sejauh yang Yesus
nubuatkan: Akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh
kamu akan menyangka bahwa ia berbakti kepada Allah (Lukas 16:2).
Anda ingin memerintah di dalam kehidupan ini bagi kemuliaan
Allah? Anda ingin memberi dampak bagi orang banyak demi kerajaan-
Nya untuk selama-lamanya? Anda ingin mendengar Sang Tuan berkata,
Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia pada
hari yang besar itu? Jika demikian, bulatkanlah hati Anda saat ini:
Anda akan menghadapi thlipsis, kadang-kadang sangat intensif, dan
Anda perlu bertahan dan mengatasinya.
Jika Anda benar-benar ingin masuk ke dalam pemerintahan dan
Anda ingin bertahan, teruslah membaca. Bagian yang terbaik masih
akan datang.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
rajanya. Ketika pertempuran yang akan datang diwartakan, ia dan
rekan seperjuangannya bersukacita atau kesempatan itu, karena dalam
kejayaan mereka akan mendatangkan kemuliaan dan kehormatan
bagi raja mereka dan memberkati rakyat mereka. Itu berarti ia diberi
karunia, demi kepentingan raja dan kerajaannya, untuk menderita
GDODPNRQLNSHUWHPSXUDQDJDULDGDSDWPHQDNOXNNDQPXVXK$QGD
melihat kesejajarannya dengan Filipi 1:29?
Anda mungkin menangkis, Tetapi saya bukan prajurit. Saya tidak
memiliki sikap atau cara pandang seorang penakluk. Jika Anda di
dalam Kristus, Anda sungguh-sungguh seorang prajurit, karena benih
Kristus telah ditanamkan di dalam roh Anda. Yesus adalah prajurit
terbesar yang pernah hidup. Dengarkan apa yang dinyatakan Alkitab:
Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Mata-Nya bagaikan nyala
api... Dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam (Wahyu 19:11-
12, 15). Anda telah diciptakan kembali di dalam rupa dan gambar-Nya;
Anda memiliki kodrat-Nya. Karena Kristus itu seorang prajurit, Anda
juga seorang prajurit. Karena itu, kita diingatkan berulang-ulang akan
peperangan di dalam Perjanjian Baru. Seperti ditulis Paulus,
Ini bukan perlombaan atletis yang dapat kita tinggalkan dan
kita lupakan dalam beberapa jam. Ini pertempuran hidup atau
mati yang terus berlangsung sampai akhir terhadap Iblis dan
semua malaikatnya. (Efesus 6:12, MSG)
Saya menyukai ungkapan dalam The Message tersebut. Kita
berada dalam pertempuran antara hidup dan mati sampai akhir, suatu
peperangan yang tak terelakkan. Ia menulis pesan serupa kepada
jemaat di Korintus, Memang saya seorang manusia biasa yang penuh
dengan kelemahan, tetapi saya tidak mempergunakan rencana dan
cara manusia untuk memperoleh kemenangan dalam pertempuran.
Bukan senjata buatan manusia yang saya gunakan untuk merobohkan
benteng Iblis, melainkan senjata Allah yang ampuh (2 Korintus 10:3-4,
FAYH). Jelaslah bahwa kita prajurit rohani yang sedang berperang! Dan
Anda diciptakan untuk terjun dalam pertempuran ini. Anda memiliki
hati seorang prajurit. Paulus menasihati kita, Ikutlah menderita
sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit
yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-
soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada
komandannya (2 Timotius 2:3-4). Teguhkanlah di dalam hati dan
pikiran Anda, karena ini suatu fakta: di dalam Kristus, Anda seorang
prajurit.
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Yesus menegaskan bahwa Dia tidak akan pernah melakukan atau
mengatakan sesuatu jika hal itu tidak bersumber dari Bapa-Nya. Ia
secara sempurna dipimpin oleh Roh Allah: Aku tidak berbuat apa-apa
dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana
diajarkan Bapa kepada-Ku (Yohanes 8:28).
Nantinya dalam pelayanan-Nya, setelah seharian mengajar
orang banyak, Yesus kelelahan. Saya dapat membayangkan kira-kira
bagaimana perasaan-Nya. Pada beberapa kesempatan saya berkhotbah
empat atau bahkan lima kali sehari dan sudah begitu letih dalam
perjalanan pulang ke hotel malamnya sehingga saya sudah tidak
sempat ngobrol dengan tuan rumah.
Hal semacam itu juga berlaku pada Yesus. Petang sudah datang
dan Dia sudah bersiap-siap untuk beristirahat malam, tetapi Roh
Kudus menggerakkan Dia untuk menyuruh murid-murid-Nya masuk
ke dalam perahu dan menyeberangi danau. Ada orang yang kerasukan
roh jahat yang perlu dilayani di sana. Mereka semua masuk ke dalam
perahu, dan Yesus tertidur nyenyak.
Badai yang dahsyat melanda dalam perjalanan. Empat pengikutnya
adalah nelayan cakap yang sudah seumur hidup melaut. Mereka
mengenal gejolak di perairan dan cara menanganinya, tetapi kali ini
yang muncul bukan badai biasa. Setelah gelombang demi gelombang
menerpa mereka, para nelayan itu akhirnya membangunkan Yesus dan
berseru, Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa? Mereka
sama sekali tidak melihat titik terang untuk meloloskan diri dari thlipsis
yang parah ini.
Di tengah badai ini, menurut Anda, apakah Roh Kudus dan Bapa
panik? Apakah Anda membayangkan mereka dengan gugup berbicara
satu sama lain, Wah, benar-benar sulit dipercaya! Sama sekali tak kita
pikirkan badai maut ini akan muncul. Apa yang akan kita lakukan? Oh,
kenapa kita menyuruh Yesus menyeberangi danau? Kita melakukan
kesalahan besar!
Lucu, bukan, kalau dipikirkan? Tentu saja bukan itu yang terjadi.
Roh Kudus sudah tahu lebih dulu badai itu akan muncul, karena
Dia tahu kesudahannya sejak awal.
Dari permulaan Kuberitahukan hal-
Roh Kudus sudah tahu
lebih dulu badai itu akan hal yang kemudian, sejak dahulu
muncul, karena Dia tahu Kuramalkan apa yang akan terjadi
(Yesaya 46:10, BIS). Dia mengarahkan
kesudahannya sejak awal
Yesus untuk masuk ke dalam perahu
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dalam badai, mereka mengalami kesengsaraan karenanya, tetapi Allah
sama sekali tidak menghendaki mereka dikalahkan. Sebaliknya, fokus
Allah tertuju pada kemuliaan yang ada di balik badai itu.
Jika kita dapat bertanya pada para rasul itu saat ini, Apakah setimpal
penderitaan menghadapi badai itu dengan pengalaman melihat orang
itu dibebaskan? tak ayal mereka akan menjawab, Tentu saja!
Mari kita melihat pada kasus lain. Rasul Paulus sedang dalam
perjalanan misi ke Yerusalem menuruti pimpinan Roh Kudus. Namun
inilah perkara yang menanti Dia:
Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem
dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ
selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota
kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. (Kisah
Para Rasul 20:22-23)
Kata bahasa Yunani untuk sengsara dalam ayat di atas adalah
thlipsis. (Kita sudah membahas istilah ini, bukan?) Berarti, Roh Kudus
menuntun Paulus menuju tempat yang akan membuatnya mengalami
kesengsaraan yang intensif. Tetapi kembali, Allah akan senantiasa
memberi kita anugerah untuk mengatasi rintangan apa pun di jalan
yang kita tempuh menurut pimpinan-Nya.
Apakah hasil dari sikap Paulus yang tak kenal menyerah di
tengah perlawanan ini? Bukan hanya orang Yahudi dan orang bukan
Yahudi di Yerusalem yang mendengar injil; begitu juga dengan
banyak penduduk Kekaisaran Romawitermasuk prajurit, wali
kota, gubernur, dan bahkan Kaisar sendiri! Semuanya itu karena satu
orang yang dipimpin ke dalam badai oleh Roh Kudus. Allah tidak
mendatangkan badai atau penderitaan, tetapi Dia tahu bahwa Paulus
akan menghadapinya karena dunia yang berdosa ini memusuhi
cara-cara Allah. Akan tetapi, kasih Kristus mendorong Paulus untuk
mengikuti pimpinan Roh, dan Allah memberinya anugerah untuk
mengatasi perlawanan. Paulus merangkum perjalanannya dengan
menulis, Semua penganiayaan [kesengsaraan] itu kuderita dan Tuhan
telah melepaskan aku dari semuanya itu (2 Timotius 3:11). Perkataan-
Nya selaras dengan pernyataan pemazmur: Sebab Ia melepaskan aku
dari segala kesesakan (Mazmur 54:9). Bukan sebagian atau sebagian
besar kesesakan. Segala kesesakan. Itu berarti 100%!
Dan janji yang sama berlaku bagi Anda dan saya!
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
NASIHAT ORANGTUA
Ketika anak pertama kami, Addison, kelas satu, ia menghadapi beberapa
tukang gertak di kelasnya. Beberapa kali ia pulang pada waktu petang
sambil menangis karena dinakali anak-anak itu di taman bermain. Saya
yakin Anda dapat menduga apa yang saya, sebagai ayah, ingin lakukan.
Saya ingin mendatangi tempat bermain itu, memukuli anak-anak yang
kurang ajar itu, dan memperingatkan dengan keras, Awas, jangan
lagi-lagi menyentuh atau mengganggu anakku! Namun ada tiga
masalah dengan pendekatan itu. Pertama, tindakan saya jelas sangat
tidak saleh. Kedua, tindakan semacam itu akan kontraproduktif dalam
pengembangan karakter Addison. Dan ketiga, saya tidak memiliki
wewenang di taman bermain itu. Taman bermain itu bukan tempat
saya; itu tempat anak saya memerintahmemegang otoritas.
Maka, setelah kami tenang, Lisa dan saya memutuskan bahwa hal
terbaik yang dapat kami lakukan bagi Addison adalal mengajarinya
cara menangani thlipsis yang dialaminya. Malam demi malam ibunya
dan saya memberinya wawasan dan nasihat untuk menolongnya
menghadapi dengan sukses kesulitan yang dialaminya dari para
tukang gertak. Kami mengutusnya ke sekolah keesokan harinya,
memperlengkapinya dengan strategi untuk menangani kesulitan yang
mungkin ia alami. (Tentu saja, jika kami merasa Addison terancam
bahaya, kami akan menghubungi guru atau kepala sekolahnya.)
Sebagai hasilnya, setelah berhasil menangani hal ini dan berbagai
kesengsaraan lain sepanjang masa kanak-kanaknya, Addison menjadi
sangat cakap dalam berhubungan dengan orang lain. Pada 2004 ia
bergabung dengan staf pelayanan kami sebagai pemula. Pada saat itu,
kami memiliki lebih dari empat puluh karyawan yang berusia mulai
dari remaja sampai enam puluhan tahun. Saya mengatakan pada tim
manajemen bahwa Addison tidak perlu diperlakukan secara istimewa
hanya karena ia anak kami. Dalam enam bulan, pemimpin kami
berkata, Kami ingin mempromosikannya menjadi kepala Departemen
Hubungan Gereja. Hubungan gereja adalah salah satu fungsi penting
dalam pelayanan kami, maka saya bertanya mengapa Addison harus
dipromosikan untuk memimpin departemen itu. Karena anak Anda
seorang pemimpin, jawab tim saya.
Addison mengambil alih departemen itu dan departemen itu
pun tumbuh berkembang. Ia mendapatkan kepercayaan dari anggota
stafnya dan juga seluruh staf pelayanan karena mereka menyaksikan
kecakapan dan hikmatnya dalam menyelesaikan masalah dan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
PHQGDPDLNDQ NRQLN 6DDW LQL SDGD XVLD GXD SXOXK OLPD WDKXQ LD
menjadi Direktur Operasional Kantor Messenger Internasional dan
menjalankan pekerjaannya dengan mengagumkan. Ia mendapatkan
kepercayaan dari setiap karyawan berapa pun umur mereka. Mereka
datang kepadanya dan memercayai kepemimpinannya.
Nah, saya ingin bertanya: untuk melindungi Addison di kelas satu,
harusnya saya menariknya dari sekolah tempat ia diperlakukan dengan
tidak baik dan mengajarinya di rumah saja? Apakah Anda menganggap
saya keras atau suka menyiksa karena menyuruhnya kembali ke sekolah,
walaupun sadar ia akan menghadapi para penggertak itu setiap hari?
Kebanyakan orang tentu tidak beranggapan demikian. Begitu juga,
Allah tidak bersikap keras dan suka menyiksa ketika Dia membawa
kita ke tempat-tempat yang sulittempat-tempat yang harus diduduki
dan ditaklukkan demi kerajaan Allah. Dia tahu hal itu demi kebaikan
kita dan akan mendatangkan kemuliaan bagi Dia dan pada akhirnya
memberkati umat-Nya jika kita menangani tantangan tersebut dalam
kuasa anugerah-Nya.
SUMBER KESENGSARAAN
Sebelum membahasnya lebih jauh, kita perlu memahami dengan jelas
sumber thlipsis dan kehendak Allah bagi kita ketika menghadapi
hal itu. Topik ini sangat penting untuk dipahami karena hal ini dapat
menjadi batu sandungan bagi banyak orang, khususnya dalam tiga
area utama kehidupan. Karena pentingnya, saya akan menggunakan
sisa bab ini untuk membahasnya sebelum kita melanjutkan dengan
membahas perihal masuk ke dalam pemerintahan.
Contoh-contoh yang kita lihat sejauh ini mengilustrasikan bahwa
$OODK EXNDQODK VXPEHU WKOLSVLV 6HEDOLNQ\D WKOLSVLV DWDX NRQLN
perlawanan, dan kesengsaraan yang parah berasal dari roh-roh dunia
yang telah jatuh ke dalam dosa ini. Apakah selalu demikian? Kami
harus mencantumkan pertanyaan ini karena jika Anda sedikit saja
anggapan bahwa Allah adalah penyebab, perancang, atau pencetus
kesulitan hidup tertentu yang Anda hadapi, maka Anda mungkin tidak
akan melawannya untuk menang sebagaimana mestinya.
Seorang prajurit yang pergi berperang sadar benar siapa yang ia
lawan. Jika ia bijaksana, ia juga tahu taktik musuhnya. Sama sekali
tidak ada keraguan setitik pun dalam benak si prajurit akan siapa
musuhnya. Akan tetapi, dalam tiga puluh tahun lebih masa pelayanan
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
saya, saya sudah berjumpa dengan sangat banyak orang percaya yang
tidak yakin akan siapa yang ada di balik kesulitan yang mereka hadapi.
Sungguh menyedihkan, mereka tidak sadar akan strategi dan aktivitas
musuh, padahal kita sudah diingatkan agar bijaksana supaya Iblis
jangan mengambil kesempatan untuk menguasai kita; sebab kita tahu
rencana-rencananya (2 Korintus 2:11, BIS).
Bagaimana kita dapat mengetahui taktik Iblis! Yesus memberi
tahu kita! Maksud pencuri ialah mencuri, membunuh, dan
menghancurkan, kata Yesus. Maksud-Ku ialah memberi hidup kekal
dengan segala kelimpahannya (Yohanes 10:10, FAYH).
Sebelumnya di Yohanes 10 itu, Yesus menegaskan bahwa pencuri
itu tidak lain Iblis dan antek-anteknya. Nantinya Yesus menyebutnya
sebagai penguasa dunia ini (Yohanes 16:11). Paulus menyebutnya
ilah zaman ini (2 Korintus 4:4) dan penguasa kerajaan angkasa
(Efesus 2:2). Dialah yang menentukan jalannya sistem dunia ini. Iblis
EHQDUEHQDUVXPEHUGDULNRQLNNRQLNNLWD6HSHUWLGLNDWDNDQ3DXOXV
Sebab kita tidak berperang melawan manusia, melainkan
pribadi-pribadi yang tidak berjasad, penguasa-penguasa dunia
yang tidak kelihatan, setan-setan yang berkuasa, dan penghulu-
penghulu kegelapan yang memerintah dunia ini; dan melawan
roh-roh jahat yang sangat besar jumlahnya. (Efesus 6:12,
FAYH)
Perkataan Sang Guru dalam Yohanes 10:10 dan perkataan Paulus
kepada jemaat di Efesus ini menegaskan bahwa setiap kesulitan
yang termasuk dalam kelompok pencurian, pembunuhan, atau
penghancuran adalah akibat pengaruh berbagai bala kegelapan yang
diuraikan dalam Efesus 6:12. Di sisi lain, tujuan Yesus adalah agar
kehendak Allah dinyatakan. Jadi, tujuan Allah bagi Anda adalah hidup
kekal dengan segala kelimpahannya. Kapan pun Anda menghadapi
tekanan, kesulitan, atau penderitaan apa pun, pakailah saringan
Yohanes 10:10 untuk menentukan apakah Allah atau musuh yang ada
di baliknya. Untuk memperlihatkan bagaimana hal ini terjadi, mari kita
membahas beberapa contoh yang paling umum.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
RASA MALU, RASA BERSALAH, PENUDUHAN
Jika Anda menyaring rasa malu, rasa bersalah, dan penuduhan dengan
Yohanes 10:10, tak ayal hal itu termasuk dalam kategori berasal dari si
pencuri, bukan dari Allah.
Namun, agar kita yakin sepenuhnya, mari kita menyelidikinya
dengan lebih dalam. Pemazmur menulis, Pujilah (dengan segenap hati,
dengan penuh rasa syukur) TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan
[satu pun dari] segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala
[tiap-tiap] kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu
(Mazmur 103:2-3, AMP).
Pikirkanlah orang yang paling Anda percayai yang Anda kenal.
Apakah itu pasangan Anda, salah satu orangtua atau kakek atau
nenek Anda, atau dokter Anda? Orang ini tidak pernah menipu atau
membohongi Anda. Saya berharap Anda memiliki orang seperti ini
dahulu atau saat ini. Bayangkan orang ini menjanjikan hal-hal yang
baru saja Anda baca. Bukan hanya itu, ia juga memiliki kemampuan
untuk memenuhinya.
Nah, gambarkanlah begini: Allah itu jauh lebih layak dipercaya
daripada orang yang baru saja Anda pikirkan. Dia memerintahkan kita
untuk tidak melupakan satu pun dari segala kebaikan-Nya. Tidak satu
pun. Dan kebaikan pertama-Nya adalah Dia sudah mengampuni tiap-
tiap kesalahan Anda. Menakjubkan! Sungguh suatu kebaikan, rahmat,
dan kasih yang luar biasa! Jika Anda belum melakukannya, ingatlah
baik-baik hal ini sekarang: Anda sudah diampuni di dalam Kristus
Yesus. Tidak ada dosa yang Anda lakukan yang tidak dihapuskan oleh
darah-Nya yang tercurah. Maka, jika rasa malu, rasa bersalah, atau
penuduhan muncul dalam jiwa Anda atas sesuatu yang Anda pikirkan,
Anda katakan, atau Anda lakukan pada masa lalu Anda dan Anda
sudah meminta pengampunan Allah, jelaslah bahwa bukan Allah yang
berada di balik perasaan yang mengerikan itu. Dengarkanlah perkataan
tegas Paulus dalam hal ini:
Siapakah yang akan menggugat kita orang-orang pilihan Allah?
Allah? Tidak! Dia malah membenarkan kita. Siapakah yang
akan menghukum kita? Kristus Yesus? Tidak! Dia telah mati
bagi kita, dan bahkan lebih lagi: Dia telah bangkit, juga duduk
di sebelah kanan Allah, dan malah menjadi Pembela bagi kita!
(Roma 8:33-34, NLT)
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Hati kita menjaga dan melindungi kita agar tidak keluar dari
persekutuan dengan Allah. Jika kita berada dalam keadaan ini dan
tidak mengalami kemajuan, Roh Kudus akan menegur kita seperti bapa
yang penuh kasih: Anak-Ku, perhatikanlah baik-baik ajaran Tuhan,
dan janganlah berkecil hati kalau Ia memarahimu (Ibrani 12:5, BIS).
Dia memperbaiki kesalahan kita untuk memulihkan persekutuan kita
dengan Dia dan menjadikan kita makin serupa dengan Diabukan
dengan maksud mencuri, membunuh, atau menghancurkan kita.
Ingatlah selalu bahwa penuduhan dan perbaikan kesalahan itu
sama-sama menimbulkan perasaan tidak enakhal itu menyakitkan!
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita (Ibrani 12:11). Akan tetapi, ada perbedaan
besar di antara keduanya. Penuduhan tidak menyediakan jalan keluar
bagi Anda; hanya membuat rasa malu dan rasa bersalah terus-menerus
menghantui Anda. Perbaikan kesalahan memberi Anda jalan keluar:
namanya pertobatan.
Pada dasarnya, jika hati Anda tahu bahwa Anda tidak taat, maka
Allah mengetahuinya juga karena Dia lebih besar dari hati Anda.
Jangan memperpanjang masalah dengan Dia; langsunglah bertobat atas
ketidaktaatan Anda dan akuilah kepada-Nya. Dia akan mengampuni
Anda. Sesederhana itu.
Yohanes menulis, Anak-anakku! Saya menulis ini kepada kalian
supaya kalian jangan berbuat dosa. Tetapi kalau ada yang berbuat dosa,
maka kita mempunyai seorang pembela, yaitu Yesus Kristus yang adil
itu; Ia akan memohon untuk kita di hadapan Bapa (1 Yohanes 2:1, BIS).
Perhatikan bahwa Yohanes tidak berkata ketika kamu berbuat
dosa. Bukan, maksudnya adalah agar Anda tidak berbuat dosa.
Kesadaran akan dosa akan menggelincirkan Anda kembali ke dalam
dosa, tetapi kesadaran akan kebenaran kita di hadapan Allah akan
menjadikan Anda kuat untuk melawan dosa. Kesadaran ini akan
menolong Anda mengingat bahwa kuasa dosa telah dihancurkan di
dalam hidup Anda dan bahwa anugerah telah disediakan bagi Anda
agar dapat hidup sepenuhnya bebas dari dosa secara lahir dan batin.
Sebab dosa tidak akan berkuasa lagi atas kamu, kata Paulus, karena
kamu... di bawah anugerah (Roma 6:14).
Jadi, tujuannya adalah agar kita tidak berbuat dosa. Anugerah Allah
memampukan kita untuk mencapai tujuan itu. Tetapi kalau (dan sekali
lagi saya menekankan: kalau) kita berbuat dosa, kita dapat langsung
menanganinya dan memercayai janji Firman Allah: Jika kita mengaku
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1:9).
Setia berarti Dia akan mengampuni setiap saat, tidak peduli berapa kali
pun Anda melakukan pelanggaran. Adil berarti Dia akan melakukannya
tidak peduli siapa pun Anda atau apa yang sudah Anda lakukan.
Maka, ketika Dia menyucikan Anda dari segala kejahatan, yang berarti
kejahatan apa saja, maka Anda suci di hadapan Dia, seolah-olah Anda
tidak pernah berdoa. Darah Yesus membuang dosa sejauh timur dari
barat!
Salah satu hambatan terbesar bagi orang percaya untuk memerintah
di dalam hidup ini adalah kesadaran akan dosa. Jika kita terus melawan
rasa malu, rasa bersalah, atau penuduhan atas dosa yang sudah kita
tinggalkan dan kita akui di hadapan Allah, hal itu akan melemahkan
kita. Saya sudah melihat sekian banyak orang meninggalkan iman
mereka akibat rasa bersalah atau rasa malu dari musuh, bukan dari
Allah, yang terus menghantui mereka. Mereka merasa mereka sudah
berdosa terlalu banyak, atau mereka sudah melakukan dosa yang
tidak dapat diampuni. Meskipun Allah tidak menuduh mereka, Iblis
memakai pikiran mereka yang tidak diperbarui untuk menjerumuskan
mereka ke dalam rasa bersalah, rasa malu, dan keputusasaan yang
semakin parah. Jadi, mereka hanya akan meninggalkan iman atau
mereka bertahan dengan iman yang tidak mendatangkan buah dan
dikerumuni perasaan bersalah. Alih-alih memerintah dalam hidup ini,
mereka diperintah oleh kehidupan.
Tanamkanlah dalam hati Anda saat ini juga: jika Anda berbuat dosa,
tetapi sudah bertobat dengan sungguh-sungguh dan mengakuinya
kepada Tuhan, Anda berdiri di hadapan Allah seakan-akan Anda tidak
pernah melakukan dosa itu lagi. Oleh anugerah-Nya yang menakjubkan,
Dia menjadikannya begitu sederhana. Anda dapat memercayainya!
Sangat pentinglah kita menambahkan catatan ini. Jika Anda benar-
benar anak Allah, Anda rindu untuk menyenangkan hati-Nya melebihi
apa pun, karena benih-Nya ada di dalam diri Anda. Tetapi orang
yang dengan sengaja terus hidup dalam ketidaktaatan tidak sungguh-
sungguh lahir dari Allah. Jika Anda mencari surat izin untuk berbuat
dosa, Anda berada di wilayah yang sangat berbahaya dan menyesatkan.
Terus terang saja, Anda tidak sungguh-sungguh diselamatkan. Alkitab
menegaskannya: Setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat
dan tidak mengenal Dia.... barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal
dari Iblis (1 Yohanes 3:6-8).
7DN.HQDO0HQ\HUDK
PENYAKIT DAN KELEMAHAN FISIK
Kuasa seperti apakah yang diberikan anugerah kepada kita untuk
EHUNXDVD DWDV VDNLWSHQ\DNLW GDQ DQHND NHOHPDKDQ VLN" 0DUL NLWD
memeriksa kembali kebenaran yang ditulis oleh pemazmur:
Pujilah (dengan segenap hati, dengan penuh rasa syukur)
TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan [satu pun dari]
segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala [tiap-
tiap] kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu
(Mazmur 103:2-3, AMP).
Sekali lagi, pikirkan seseorang yang paling anda percayai dalam
hidup Anda, lalu akuilah bahwa Allah jauh lebih layak dipercaya
dari orang itu; Dia tidak pernah mengingkari janji. Kebaikan pertama
yang kita lihat dalam mazmur itu adalah bahwa Allah itu dengan setia
mengampuni tiap-tiap kesalahan kita. Dan bukan itu saja, karena di ayat
itu juga kita diperintahkan untuk tidak melupakan kebaikan-Nya yang
lain: Allah, yang tidak pernah berdusta, berkata, Aku menyembuhkan
segala penyakitmu.
Dia tidak mengatakan sebagian besar penyakit atau bahkan 98
persen penyakittidak, Dia menyembuhkan 100% penyakit kita. Yesaya
menubuatkan apa yang harus Yesus tanggung bagi kemerdekaan
rohani dan jasmani kita:
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
(Yesaya 53:4-5)
Kata bahasa Ibrani untuk penyakit dalam nubuat Yesaya ini adalah
FKROL .RQNRUGDQVL 6WURQJ PHQGHQLVLNDQQ\D VHEDJDL SHQ\DNLW
kepedihan, kelemahan. Sarjana Alkitab dan penulis terkenal Henry
7KD\HUPHQGHQLVLNDQQ\DVHEDJDLSHQGHULWDDQSHQ\DNLWNHSHGLKDQ
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
lara, kelemahan. Istilah ini muncul dua puluh empat kali dalam
Perjanjian Baru, dan dua puluh satu di antaranya mengacu pada
SHQ\DNLWDWDXNHOHPDKDQVSHVLN
$PSOLHG%LEOHPHQGXNXQJNHVLPSXODQLQL7HWDSLVHVXQJJXKQ\D
kepedihan
(penyakit,
kelemahan,
dan
kemalangan)
kitalah
yang
ditanggungnya... dan oleh bilur-bilur
Tuhan tidak pernah
[yang melukai]-Nya kita disembuhkan
ingkar janji
dan dipulihkan (Yesaya 53:4-5). New
English Translation berbunyi, Dia
mengangkat penyakit kita.... Karena luka-luka-Nya kita disembuhkan.
Bukanlah kebetulan bahwa baik pemazmur dan Yesaya menyatakan
pengampunan segala dosa dan penyembuhan segala penyakit dalam
satu kalimat. Keduanya adalah bagian dari paket penebusan yang
Yesus sediakan secara cuma-cuma bagi kita di Kalvari.
Dalam Injil, Anda akan menemukan bahwa tidak seorang pun yang
datang kepada Yesus untuk disembuhkan mengalami penolakan. Yesus
tidak pernah sekali pun berkata, Kamu harus bertahan menghadapi
penyakit ini karena Bapa-Ku sedang mengajarimu sesuatu melalui
penyakit ini. Namun saya pernah mendengar orang percaya, dan
bahkan pengajar, mengatakan hal seperti itu. Apakah masuk akal
kalau Yesus saat ini berubah? Kita diberi tahu bahwa Dia tetap sama
kemarin, saat ini, dan sampai selama-lamanya (lihat Ibrani 13:8). Dia
tidak akan pernah menolak kita saat ini, sama seperti Dia tidak pernah
menolak orang selama kehidupan-Nya di humi. Lebih jauh lagi, jika
Anda percaya bahwa Allah sedang mengajari Anda sesuatu melalui
penyakit, mengapa Anda pergi ke dokter untuk berobat? Mengapa
melawan sesuatu yang sedang dipakai Allah untuk mengajari Anda?
Anda dapat melihat betapa tidak logisnya pemikiran ini?
Kisah Para Rasul juga tidak mencatat satu orang pun yang
mencari dan memercayai kesembuhan dari Allah, namun ditolak.
Tidak satu kali pun para rasul berkata, Kami tidak tahu apakah Allah
berkehendak untuk menyembuhkanmu. Kamu hanya bisa berharap Dia
menghendakinya. Sebaliknya, kesembuhan selalu pasti, setiap orang
yang mencarinya pasti mendapatkannya, karena menurut Yesaya 53
dan Mazmur 103, kesembuhan adalah bagian dari penebusan Yesus
sama seperti pengampunan dosa. Jika Anda membuang yang satu,
Anda akan membuang yang lain pula!
Saat ini pun hal itu tetap berlaku. Penyakit, gangguan atau
7DN.HQDO0HQ\HUDK
NHOHPDKDQVLNDSDSXQVHPXDQ\DWHUPDVXNGDODPNDWHJRULSHQFXULDQ
pembunuhan, dan penghancuran. Kita dapat dengan yakin menghadapi
kesulitan apa pun karena kita tahu bahwa kita telah dibebaskan dari
hal itu melalui pengorbanan Yesus di Kalvari. Hal itu jelas bukan
kehendak Allah bagi kehidupan kita. Paket penebusan Yesus tetap
teguh dan tak berubah sama sekali! Itulah sebabnya Paulus menulis,
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan
semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak
bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita (1 Tesalonika
5:23). Paulus menyebutkan tubuh juga, bukan hanya jiwa dan roh kita,
menandakan bahwa sama seperti Allah menginginkan roh dan jiwa
Anda utuh, Dia juga menginginkan tubuh Anda utuh, berfungsi sesuai
dengan rancangan-Nya.
Saya dapat mendengar ada orang yang berkata, Tetapi saya
tahu orang yang percaya kepada Allah untuk disembuhkan dan ia
meninggal. Saya ingin bertanya begini: Apakah iman kita kepada
Allah akan dilandasi oleh pengalaman orang lain atau oleh pernyataan
Firman-Nya yang kekal? Anda harus menanamkan hal ini dengan kuat
dalam pikiran dan hati Anda. Seperti ditulis Paulus, Jadi bagaimana,
jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan
itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah
adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis:
6XSD\D(QJNDXWHUQ\DWDEHQDUGDODPVHJDODUPDQ0XGDQPHQDQJ
jika Engkau dihakimi (Roma 3:3-4).
Terus terang saja, Anda tidak tahu dengan pasti apa yang dipercayai
orang yang sudah mati itu di dalam hatinya. Ia mungkin berulang-
ulang menyatakan kepercayaannya akan kesembuhan Allah, namun
bisa jadi itu hanya topeng untuk menyembunyikan ketakutannya jika
tidak disembuhkan. Iman yang sejati tidak meragukan janji Allah di
dalam hati kita. Seseorang dapat menyatakan satu hal, menyadari
bahwa hal itu benar menurut pikirannya, namun di dalam hatinya ia
mungkin memercayai hal yang berbeda.
Jadi, bagaimana kita memproses pengalaman orang lain yang
berlawanan dengan apa yang dinyatakan Kitab Sucitanpa menjadi
bersikap menghakimi? Sebagai contoh, jika seorang anggota keluarga
atau teman meninggal dunia dalam usia muda karena penyakit?
Pendekatan yang efektif yang telah saya kembangkan untuk
menghadapi skenario semacam itu adalah sebagai berikut: Kitab Suci
mengajarkan bahwa kita sedang bertanding dalam perlombaan. Dalam
perlombaan setiap peserta memiliki jalurnya masing-masing. Jika
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
memanggil engkau (Markus 10:49).
Jelaslah bahwa orang-orang di sekitar Bartimeus tidak terlalu
mendukungnya. Nyatanya, mereka malah menentang perjuangannya.
Namun hal itu tidak mengganggunya. Iman Bartimeus tidak dapat
dihentikan. Ia melepaskan jubah pengemisnya, bangkit berdiri, dan
membiarkan para murid membawanya kepada Yesus.
Lalu Sang Guru bertanya, Apa yang kaukehendaki supaya Aku
perbuat bagimu?
Anda serius? Pertanyaan macam apa pula itu? Seorang buta, yang
harus berjalan dituntun, ditanyai apa yang ia perlukan. Kebutuhannya
sudah jelas, jadi mengapa Yesus mengajukan pertanyaan ini? Apakah
Dia tidak mengetahui kebutuhan pengemis itu? Apakah Yesus
menghinanya? Jelas tidak! Sang Guru ingin melihat bukti iman
Bartimeus.
Jika Bartimeus berkata, Aku tahu, terlalu banyak kalau aku
meminta penglihatan, tetapi dapatkah Engkau tolong menyembuhkan
sakit kepala yang sudah menderaku dua hari belakangan ini? maka
itu pulalah yang akan diterimanya. Kita tahu hal itu benar dari apa
yang Yesus katakan kepada orang buta itu setelah matanya tercelik:
Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!
Markus tidak menulis tentang orang-orang dalam kerumunan
yang tidak mengalami kesembuhan; ia berfokus pada orang
yang mengalaminya. Jangan biarkan kisah orang lain yang tidak
disembuhkan menggoyahkan keyakinan Anda yang teguh. Dengarkan
dengan saksama perkataan saya tentang hal ini: Jangan menghakimi
orang yang tidak menerima kesembuhan dari Allah, tetapi jangan
membiarkan kisah mereka masuk ke dalam hati Anda sebagai bukti.
Paulus menyatakan, Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang
tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?
Sekali-kali tidak! (Roma 3:3). Satu-satunya bukti yang boleh kita
izinkan masuk ke dalam hati kita adalah kesaksian yang selaras dengan
Firman Allah.
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
makmur. Dengarkanlah kehendak-Nya dalam doa rasul Yohanes,
Saudaraku yang kekasih, aku berdoa melebihi segalanya, semoga
engkau makmur dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama
seperti jiwamu makmur (3 Yohanes 2, KJV).
Anda memperhatikan perkataan yang saya garis bawahi, melebihi
segalanya? Lebih dari segala sesuatu yang lain, Allah merindukan
Anda, anak-Nya, makmur dan sehat. Mari saya katakan sekali lagi:
melebihi segalanya. Lebih dari segala sesuatu yang lain! Jika doa rasul
ini bukan kehendak Allah, tidak mungkin doa itu dicatat dalam Kitab
Suci. Allah tidak pernah melebih-lebihkan atau membesar-besarkan.
Dia tidak dapat melakukannya, karena itu berarti Dia berdusta, padahal
Allah tidak dapat berdusta. Jadi, Anda dapat memegang teguh hal
ini, sahabatku: kehendak Allah melebihi segalanya adalah agar Anda
makmur dan sehat. Mengagumkan!
Apakah kemakmuran itu? Itu berarti memiliki lebih dari cukup
untuk memenuhi bukan hanya kebutuhan Anda, tetapi juga kebutuhan
mereka yang berada dalam lingkup pengaruh Anda. Dengan kata lain,
uang seharusnya tidak menjadi faktor penentu apakah Anda hendak
menjangkau orang yang Allah panggil Anda untuk melayaninya
dalam nama-Nya. Mungkinkah karena itu Firman Allah menyatakan,
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah
yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan,
dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan
sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini Ulangan 8:18)?
Allah tidak menentang kita memiliki uang. Dia menentang jika uang
memiliki kita. Uang bukanlah akar dari segala kejahatan, melainkan
cinta akan uang. Allah berkehendak agar Anda makmur dalam setiap
area kehidupan Anda, termasuk dalam keuangan.
Banyak orang percaya yang masih muda atau belum dewasa yang
bergumul dengan area-area utama dalam kehidupan yang baru saja
kita bahas. Akan tetapi, setelah kita tertanam dengan kuat dalam fakta
bahwa Allah bukanlah sumber rasa malu, rasa bersalah, penuduhan,
penyakit, gangguan dan kelemahan jasmani, kekurangan, atau
keuangan, mudahlah bagi kita mengenali area serangan lain yang
berasal dari musuh. Sekarang kita siap bertanding dalam pertandingan
$GD6LDSD'L%DOLN0DVDODK.LWD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
terbelenggu oleh dosa? Sama sekali tidak, tetapi Dia tetap harus
menolaknya. Apakah Dia terserang sakit atau kelemahan? Tidak, tetapi
Dia mungkin harus melawannya. Apakah Dia kekurangan uang untuk
membayar tagihan atau menyelesaikan misi-Nya? Tidak, tetapi saya
yakin, Dia harus percaya kepada Allah untuk memelihara-Nya. Yesus
diuji dalam segala hal, tetapi Dia tidak pernah menyerah terhadap satu
pun serangan yang dilontarkan musuh. Kita diwajibkan untuk hidup
sama seperti Dia hidup; karena itu, kita juga tidak perlu menyerah pada
muslihat Iblis yang mana pun.
Saat kita membaca lebih jauh surat Petrus, kita menyadari bahwa
SHQGHULWDDQVSHVLN\DQJ<HVXVWDQJJXQJDGDODKSHUODNXDQ\DQJWLGDN
adil dari orang lain, khususnya dari para pemimpin politik dan agama
yang korup pada zaman-Nya. Menurut saya secara pribadi, ini taraf
penderitaan tertinggi yang harus ditanggung seseorang untuk masuk
ke dalam pemerintahan.
Sesungguhnya, perlakuan yang tidak adil juga merupakan
pergumulan terhebat Paulus. Dia pernah dilempari batu, lima kali
dicambuk, tiga kali didera, dan nyaris selalu berada dalam ancaman
bahaya dari orang sebangsanya, orang asing, dan saudara palsu.
3DXOXV GLWQDK GLWLSX GLFHPRRK GLSHUODNXNDQ EXUXN GDQ GLWXGXK
dengan dakwaan palsu. Ia memperingatkan kita akan hal yang sama:
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus
Yesus akan menderita aniaya (2 Timotius 3:12).
Jika Anda hidup seperti cara hidup dunia, Anda tidak akan
diganggu oleh penganiayaan; Anda
sama saja dengan tawanan perang.
Anda terbelenggu dalam kamp
tawanan perang musuh. Anda tidak
Jika Anda hidup seperti
lagi efektif dalam mengambil alih
cara hidup dunia... Anda wilayah bagi kerajaan Allah, tidak
sama saja dengan tawanan mampu membawa kemuliaan bagi
perang.
Allah. Prajurit yang berada di medan
tempurlah yang merdeka dan berjuang
untuk mengambil alih wilayah musuh.
Kita hidup di dunia yang sepenuh-
nya bertentangan dan bahkan bermusuhan dengan kerajaan Allah.
Aliran sistem dunia ini berlawanan dengan aliran Roh Allah. Karena
itu, jika Anda sungguh-sungguh hidup bagi Tuhan, Anda pasti
menanggung kesengsaraan, penderitaan, dan penganiayaan. Itu bagian
tak terpisahkan dari tugas kita.
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
Sahabat yang baik, entah berupa keadaan yang dibahas dalam bab
sebelumnya; entah keadaan alam yang tidak menyenangkan; entah
permusuhan dari orang, organisasi, atau kesatuan tertentu dari sistem
dunia ini, Anda akan menderita perlawanan dalam kehidupan Anda
di dalam Kristus. Jadi, kata Petrus, Anda harus mempersiapkan diri.
Anda harus, meminjam istilahnya, mempersenjatai diri.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dapat mendengar reaksi dari pilot dan penumpang. Para penumpang
menjerit dengan histeris saat pesawat itu menukik dari ketinggian. Pilot,
sebaliknya, tetap tenang dan menguasai diri, mengenali kerusakan yang
terjadi dan berusaha mengatasi situasi buruk itu. Mereka tidak bereaksi
dalam ketakutan, namun sesuai dengan pelatihan dalam simulator.
Pilot utama berteriak memberikan petunjuk, dan ko-pilot menanggapi
setiap arahannya. Hal ini terus berlanjut sampai pada akhirnya. Karena
pilot itu telah dipersenjatai untuk menghadapi bencana yang tidak
terduga, sedangkan para penumpang tidak dipersenjatai, tanggapan
mereka sama sekali berbeda. Pilot bertindak dengan suatu tujuan
tertentu, sedangkan para penumpang hanya dapat bereaksi dalam
ketakutan.
Suatu ketika saya ikut naik pesawat jet pribadi. Pada saat di
ketinggian 39.000 kaki, segel pintu rusak. Udara mampat yang
menerobos cepat dari kabin bersuara sangat keras seperti terowongan
angin yang kuat. Hanya dalam sekejap tekanan udara dalam kabin
merosot dengan tajam. Saya benar-benar tak siap menghadapi keadaan
itu dan tak tahu apa yang mesti dilakukan. Jujur saja, perhatian saya
terfokus pada upaya melawan rasa takut yang mencengkeram dada
saya dengan kuat. Saya berdoa mati-matian. Kebetulan, pilot yang
mengendalikan pesawat adalah bekas pilot penguji pesawat Angkatan
Laut dengan ribuan jam pengalaman terbang dan terlatih dalam
menghadapi berbagai jenis keadaan darurat. Begitu segel pintu pecah,
ia dan ko-pilot segera bertindak. Mereka segera mengenali masalah,
mengenakan masker oksigen, dan melepaskan masker saya. Tanpa
oksigen mereka tidak akan dapat menyelesaikan tugas mereka sampai
akhir.
Pilot mulai menurunkan ketinggian pesawat sambil memberikan
perintah-perintah kilat pada ko-pilot. Sepanjang krisis itu, ia
menanggapinya dengan keyakinan dan kepastian yang tenang.
Pelatihan yang telah tertanam dalam dirinya mengarahkannya
menjalani prosedur yang benar. Saya tahu kami tengah menghadapi
masalah besar, namun kalian tak akan melihat kepanikan di wajah sang
pilot. Ia sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda ketakutan.
Tindakannya mantap, otomatis, dan langsung pada sasaran. Ia benar-
benar mengontrol situasi dengan sangat baik.
Pilot menurunkan jet itu ke ketinggian 12.000 kaki dalam waktu
kurang dari lima menitkami menukik dengan kecepatan enam
sampai delapan ribu kaki per menit. Tidak lama kemudian, kami sudah
mendarat dengan selamat. Ketika situasi mencemaskan itu sudah
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
sudah merenungkan baik-baik perkataan Yesus dalam perumpamaan
tentang penabur. Di situ Dia mengajarkan bahwa setelah Firman-
Nya ditaburkan ke dalam hati manusia, datang penindasan atau
SHQJDQLD\DDQ NDUHQD UPDQ LWX 0DUNXV 'DODP WHUMHPDKDQ
Bahasa Indonesia Sehari-Hari dikatakan: Mereka menderita
kesusahan atau penganiayaan karena kabar itu. Singkatnya, sama
seperti yang dikatakan Kristus, ketika Anda memercayai Firman Allah,
Anda mendaftarkan diri untuk mengalami masalah, kesusahan, dan
penganiayaan. Anda perlu siap sejak awal untuk menghadapinya.
Jika Anda orang yang baru percaya dan belum mengalami hal ini
secara pribadi, maka izinkan saya menjadi orang pertama yang memberi
tahu Anda: Anda harus siap menghadapi berbagai pertempuran yang
belum pernah Anda hadapi. Akan tetapi, kabar baiknya, Anda tidak
perlu kalah dalam satu pertempuran pun! Tidak satu pun. Anda kalah
dalam berbagai hal sebelum Anda diselamatkan, namun sekarang,
melalui Roh Kudus yang berdiam di dalam diri Anda dan anugerah
Allah yang tiada bandingannya, Anda memiliki otoritas dan kuasa atas
setiap masalah yang merintangi Anda.
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Semua kemuliaan bagi Allah. Musuh tidak dapat lagi mencemooh
manusia, buatan tangan Allah. Ia melakukannya sesudah Adam jatuh
ke dalam dosa di Taman Eden, tetapi kemudian Yesus datang dan
mengalahkannya dengan kartu as-nya sendiri. Kini Allah memberi kita
hak istimewa untuk menuntaskan kekalahan Iblis ini.
Paulus menulis, Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh
menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam tubuhku apa yang
kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat
(Kolose 1:24). Jika perkataan ini dibaca tanpa pemahaman yang
benar, orang dapat secara keliru berpikir Paulus mengatakan bahwa
penderitaan Yesus belum cukup untuk menyempurnakan penebusan
kita. Akibatnya, banyak orang Kristen menyingkiri ayat ini dan tidak
merenungkannya baik-baik. (Nyatanya, akan Anda keheranan melihat
betapa banyaknya hamba Tuhan yang sudah terlatih dan orang percaya
yang bahkan tidak tahu jika ayat ini ada.)
Namun, sama sekali bukan itu yang dimaksudkan Paulus.
Sebaliknya, ia mengacu pada hak istimewa kita untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diperlukan untuk memajukan kerajaan Allah sampai
ke ujung dunia. Yesus memberi kita hak istimewa untuk melengkapi
tugas-Nya membawa pekerjaan-Nya yang sudah paripurna ke seluruh
dunia. Musuh melawannya dengan sengit, dengan mendatangkan
penderitaan, tetapi itu penderitaan yang mendatangkan kemenangan.
Seperti dikatakan Yesus, Alam maut tidak akan menguasainya.
Dia sedang berbicara tentang jemaat-Nya (lihat Matius 16:18). Ini
peperangan. Kita sedang berbaris menuju medan tempur, kita keluar
untuk menaklukkan musuh dengan pelimpahan kuasa oleh anugerah
Allah, dan neraka pun tidak mampu menghentikan atau mengalahkan
kita. Firman Allah meneguhkan hal itu!
Ingat: perlawanan apa pun yang mungkin Anda hadapi dalam
kehidupan Kristen Anda adalah sesuatu yang pernah ditangani dan
diatasi oleh orang Kristen lain, bahkan oleh Kristus sendiri. Petrus
membangkitkan semangat kita, Lawanlah dia dengan iman yang
teguh, sebab kamu tahu bahwa semua saudara seimanmu di seluruh
dunia menanggung penderitaan yang sama (1 Petrus 5:9). Penderitaan
yang dimaksudkannya selaras dengan kehidupan yang akan kita jalani
menurut kehendak Allah, namun ketika kita berdiri dengan kuat di
dalam kuasa anugerah-Nya, kita akan berkemenangan.
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dalam pertempuran apa pun yang Anda hadapi. Jika Anda berjuang,
berjuang dengan tak kenal menyerah, dengan senjata yang telah Allah
sediakan bagi Anda, Anda akan selalu keluar sebagai pemenang.
Kembali Firman-Nya meneguhkan hal itu: Tetapi syukur bagi Allah
yang dalam Kristus selalu memimpin kami di jalan kemenangan-Nya
(2 Korintus 2:14).
-LNDNLWDPHQGHQJDUNDQUPDQ1\D$OODKDNDQPHPLPSLQNLWDGL
jalan kemenangan-Nya dalam setiap situasi, dalam setiap pertempuran.
Yohanes meneguhkan janji Yesus ini:
Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan
inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: Iman kita.
(1 Yohanes 5:4)
Iman kitalah yang dapat mengalahkan setiap serangan yang
dilancarkan dunia terhadap kita. Ingatlah, Iblis adalah penguasa
dunia ini. Kita dapat mengalahkan setiap serangannya karena Allah
sudah menyediakan jalan bagi kemenangan kita.
Menurut Yohanes, iman kitalah yang membuat dunia bertekuk
lutut. Mengapa iman? Imanlah yang memberi kita jalan masuk menuju
anugerah (kuasa) yang kita perlukan untuk menang. Kita sudah
membahas bagaimana kita harus memerintah di dalam hidup ini oleh
anugerah Allah. Akan tetapi, anugerah itu, meskipun dikaruniakan
secara cuma-cuma kepada semua orang, tidak akan dapat kita alami jika
kita tidak memercayainya (memiliki iman), karena iman adalah saluran
pipa yang membawa anugerah (kuasa)-Nya ke dalam situasi apa pun
yang kita hadapi dan kita perlukan untuk mengalami kemenangan.
Seperti dinyatakan Paulus, Melalui Dia kita juga beroleh jalan masuk
oleh iman ke dalam anugerah ini. Di dalam anugerah ini kita berdiri
dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan
Allah (Roma 5:2).
Anugerah Allah itu cuma-cuma, tersedia bagi semua anak-Nya,
WHWDSL MLND NLWD WLGDN PHPHUFD\DL PHPLOLNL LPDQ SDGD UPDQ
anugerah-Nya, kita seakan-akan sama sekali tidak memiliki anugerah.
Ingatlah bagaimana Paulus berbicara kepada para pemimpin dan orang
percaya yang tidak akan dijumpainya lagi, Sekarang aku menyerahkan
NDPXNHSDGD7XKDQGDQNHSDGDUPDQDQXJHUDK1\D\DQJEHUNXDVD
membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu warisan yang
ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya (Kisah Para
Rasul 20:32). Ia mengarahkan mereka pada apa yang akan memberikan
kepada mereka warisan untuk memerintah di dalam hidup ini bagi
NHPXOLDDQ$OODKUPDQDQXJHUDK1\D
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Paulus itu? Beberapa pengajar mengatakan bahwa itu penyakit, masalah
dengan matanya, atau beberapa bentuk kelemahan dalam dagingnya.
Mereka menyimpulkannya dalam lanjutan tulisannya,
Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan,
supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab
Tuhan kepadaku: Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahan-lah kuasa-Ku menjadi
sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahan-ku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
(2 Korintus 12:8-9)
Pengajar yang bingung menyimpulkan duri dalam daging
3DXOXV DGDODK NHOHPDKDQ VLN GDUL SHUQ\DWDDQQ\D $NX EHUPHJDK
atas kelemahan-ku. Kata bahasa Yunani untuk kelemahan di sini
adalah astheneia. Kata ini muncul dua belas kali dalam Perjanjian
Baru. Memang, dalam kitab Injil istilah ini terutama digunakan
XQWXN PHQ\HEXW NHOHPDKDQ VLN $NDQ WHWDSL GDODP VHEDJLDQ EHVDU
pemunculannya di surat para rasul, kata ini digunakan untuk menyebut
kelemahan manusiawiketidakmampuan kita untuk menyelesaikan
atau mengatasi sesuatu dengan kemampuan kita sendiri.
Salah satu contohnya adalah Roma 8:26: Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita
kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Kata
bahasa Yunani untuk kelemahan ini juga astheneia. Menurut saya,
kita dapat dengan aman menyimpulkan bahwa tidak semua orang
.ULVWHQ PHPLOLNL NHOHPDKDQ VLN SHQ\DNLW -DGL NHOHPDKDQ DSDNDK
yang dimiliki setiap orang percaya sehubungan dengan doa syafaat?
Jawaban: kadang-kadang kita tidak tahu bagaimana harus berdoa
karena keterbatasan kita sebagai manusia.
Sebagai contoh, jika ibu saya tinggal di Florida dan saya tinggal
di Colorado, dan mendadak ia sangat memerlukan dukungan doa,
namun ia tidak dapat menghubungi saya, maka saya memiliki
kelemahan sebagai manusia dengan tidak mengetahui kebutuhannya
yang mendesak. Namun Roh Kudus akan menolong saya dalam
ketidakmampuan (kelemahan) ini dengan mengarahkan saya untuk
berdoa bagi ibu saya. Kembali, kata bahasa Yunani ini, astheneia, sama
VHNDOL WLGDN EHUNDLWDQ GHQJDQ NHOHPDKDQ VLN PHODLQNDQ GHQJDQ
ketidakmampuan manusia biasa.
Contoh lain adalah Ibrani 4:15, yang menyatakan, Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
engkau sakit. Jadi, jika Kristus terus-menerus memberikan kuasa-Nya
kepadaku, dengan penuh sukacita aku bermegah akan betapa sakit-
nya diriku. Bukankah itu absurd? Jika Anda memikirkannya dengan
saksama, tentulah Anda akan mendapati betapa bodohnya hal itu.
-HODV SXOD EDKZD 3DXOXV WLGDN EHUELFDUD WHQWDQJ NHOHPDKDQ VLN
ketika kita membaca seluruh suratnya sesuai dengan konteksnya.
Paulus menyebutkan cara-cara utusan Iblis itu menyerang dirinya:
Sudah lima kali saya disiksa oleh orang Yahudi dengan
pukulan cambuk tiga puluh sembilan kali. Tiga kali saya
dicambuk oleh orang-orang Roma; pernah pula saya dilempari
dengan batu. Tiga kali saya mengalami karam kapal di laut,
dan sekali saya terapung-apung di laut selama dua puluh
empat jam. Banyak kali saya mengadakan perjalanan yang
berbahaya: diancam bahaya banjir, bahaya perampok, bahaya
dari pihak Yahudi maupun dari pihak bukan Yahudi, bahaya
di dalam kota, bahaya di luar kota, bahaya di laut, dan bahaya
dari orang-orang yang mengemukakan diri sebagai saudara
Kristen padahal bukan. Saya membanting tulang dan berjuang
setengah mati: sering tidak tidur, tidak makan, tidak minum,
banyak kali terlantar dalam keadaan lapar, kedinginan karena
kurang pakaian dan tidak mempunyai tempat tinggal....
Nah, kalau saya harus membanggakan sesuatu, maka saya
membanggakan hal-hal yang menunjukkan kelemahan saya.
(2 Korintus 11:24-27, 30, BIS)
Paulus menyebutkan berbagai kesusahan yang berulang-ulang
ditimpakan si utusan Iblis kepadanya. Bagi Paulus, tidak mungkin
ia mencegah atau menghentikan masalah yang tak terduga ini
dengan kemampuannya sendiri. Karena itulah ia menyatakan, Saya
membanggakan hal-hal yang menunjukkan kelemahan saya. Jelaslah
sudah: kelemahan atau duri dalam daging dalam surat ini sama sekali
tidak berkaitan dengan penglihatan yang buruk, penyakit, gangguan
DWDXNHOHPDKDQVLNODLQQ\D
Untuk menunjukkan dengan lebih jelas bahwa duri dalam
daging Paulus tidak berkaitan dengan penyakit, mari kita melihat
bagaimana istilah itu digunakan di tempat lain dalam Kitab Suci. Frasa
ini muncul tiga kali di tempat lain, dan semuanya di Perjanjian Lama.
Ketiganya berkaitan dengan orang Kanaan yang tak henti-hentinya
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
PHQ\HUDQJEDQJVD,VUDHO$OODKEHUUPDQNHSDGDXPDW1\D7HWDSL
kalau penduduk negeri itu tidak kamu usir, orang-orang yang tetap
tinggal di situ akan menyusahkan kamu seperti pasir di matamu atau
duri di kakimu. Nanti merekalah yang memerangi kamu (Bilangan
33:55). Dalam setiap pemunculan, metafora duri dalam daging ini
melambangkan orang yang menyerang dan menggagalkan kehidupan
yang produktif. Frasa ini tidak pernah digunakan dalam Perjanjian Lama
XQWXNPHQJJDPEDUNDQSHQ\DNLWDWDXJDQJJXDQVLN3DXOXVVHRUDQJ
sarjana Kitab Suci, menggunakan frasa ini juga untuk menggambarkan
perlawanan yang dihadapinya ke mana pun ia pergi.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
0HPSHUVHQMDWDL'LUL$QGD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
saja yang perlu untuk menghindari tirani Hitler. Mereka yang tidak
siap berakhir dipenjarakan di kam konsentrasi.
Iblis dan antek-anteknya jauh lebih buruk daripada Hitler dan
rezim Nazinya. Jika Anda berasal dari keturunan Iblis, Anda bukan
sasaran tembak. Anda tidak perlu bersikap sebagai prajurit yang
VHGDQJEHUSHUDQJ<HVXVEHUNDWDNHSDGDSDUDSHPLPSLQ\DQJPXQDN
pada zaman-Nya, Kamu dari dunia ini (Yohanes 8:23). Kemudian,
untuk memastikan bahwa mereka tidak keliru memahami pernyataan-
Nya, Dia berkata secara langsung, Kamu berasal dari bapakmu, yaitu
Iblis (Yohanes 8:44). Meskipun para pemimpin ini percaya bahwa
mereka melayani Allah yang Mahakuasa, sebenarnya mereka melayani
pemimpin tiran dari dunia ini.
Jika Anda sungguh-sungguh berasal dari Allah, maka Anda harus
berjaga-jaga karena dunia tempat tinggal Anda ini memusuhi segala
sesuatu yang berasal dari kerajaan Allah. Yesus menunjukkan hal ini
dengan berkata,
Sekiranya kalian milik dunia, kalian akan dikasihi oleh dunia
sebagai kepunyaannya. Tetapi Aku sudah memilih kalian dari
dunia ini, jadi kalian bukan lagi milik dunia. Itu sebabnya dunia
membenci kalian. (Yohanes 15:19, BIS)
Perhatikanlah perkataan-Nya, dunia membenci kalian. Tidak ada
ruang abu-abu dalam pernyataan ini. Jika Anda berasal dari dunia,
Anda akan dikasihi oleh dunia; jika Anda berasal dari Allah, Anda
akan ditentang dan dibenci oleh sistem dunia.
SENJATA-SENJATA ANUGERAH
Kita pun sampai pada aspek penting lain untuk menjadi orang yang
bersenjata sebagaimana mestinya: memiliki pengertian yang jelas
tentang senjata-senjata yang kita miliki di dalam Kristus Yesus. Senjata
ini adalah senjata rohani yang sangat kuat, karena Paulus mengatakan,
Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi,
melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang
sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng (2 Korintus 10:4).
Apakah kuasa Allah yang sanggup untuk meruntuhkan
benteng-benteng ini? Kuasa itu tidak lain adalah anugerah Allah
.XDW'DODP$QXJHUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
sementara atau, yang lebih genting, bersifat kekal: untuk mengalami
kehidupan kerajaan Allah yang berkelimpahan dan, dengan demikian,
mampu memenuhi kebutuhan orang-orang yang berada dalam lingkup
pengaruh kita. Dalam mengejar misi anugerah ini, kita akan mengalami
perlawanan dari musuh bebuyutan kita, iblis dan antek-anteknya. Ia
dapat menelan kita, tetapi itu bukan rencana Allah. Karena itu kita harus
senantiasa siap siaga, menyadari dengan baik ikat janji dengan Allah,
dan bertekun dalam doa. Dengan demikian kita selalu diperlengkapi
dengan baik oleh anugerah Allah untuk memajukan tujuan kerajaan-
Nya dan melawan musuh bebuyutan kita dengan sukses.
Kita tidak seorang diri dalam upaya kita; saudara seiman kita di
seluruh dunia juga sedang memperjuangkan misi anugerah yang sama
dan mengalami pertempuran yang serupa. Kabar baiknya, pertempuran
ini meneguhkan kedewasaan dan kekuatan kita. Seiring dengan setiap
kemenangan yang kita raih, kita diangkat ke taraf otoritas yang lebih
tinggi di dalam Kristus.
Petrus mengakhiri perikop ini dengan gagasan yang menyegarkan
ini: Ini adalah (tujuan dari) anugerah yang benar-benar dari Allah.
Bukankah menarik bahwa Roh Kudus menggerakkan Petrus hampir
dua ribu tahun yang lalu untuk menuliskan kata-kata anugerah yang
benar-benar dari Allah.. Ini bukan suatu kebetulan; Roh Kudus melihat
bahwa pada akhir zaman konsep anugerah Allah akan disederhanakan
(paling tidak dalam pemikiran orang Kristen di Barat) menjadi sekadar
penghapusan dosa dan tiket menuju surga. Anugerah yang benar-
benar dari Allah memang mencakup kedua hal itu, namun juga jauh
lebih banyak hal lagianugerah itu juga memampukan kita untuk
bertindak melampaui kemampuan alamiah kita demi menyelesaikan
misi yang dipercayakan kepada kita. Dan salah satu aspek utama dari
misi ini adalah menjadikan diri kita unggul untuk memuliakan Allah
dan memajukan kerajaan-Nya.
Dengan pengertian ini, kita dapat dengan mudah menyimpulkan
mengapa tidak banyak orang percaya yang memancar sebagai terang
yang cemerlang. Untuk menjadikan diri kita unggul, kita harus
melewati pertempuran yang berat, dan kebanyakan dari kita menjauhi
pertempuran semacam itu. Musuh tidak akan berbaring dengan tenang
dan membiarkan kita memberikan dampak kepada dunia bagi Yesus
Kristus. Ia dengan sengit melawan misi kita, dan kita harus bertahan
dan melawannya untuk menyelesaikan tugas yang ditetapkan Allah
bagi kita. Terjemahan New International Version berbunyi, Ini adalah
anugerah yang benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di
.XDW'DODP$QXJHUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kita, orang yang mendayung perahu, harus mendayung maju dan
terus maju melawan arus sungai yang kuat. Kekuatannya melemah.
Mengapa? Saya hanya dapat membayangkan, mengamati kapal
besar yang lewat dengan membawa sekian banyak orang yang hidup
nyaman, tertawa-tawa, mengalami kehidupan yang tampak sukses,
dan nyaris tidak mengalami perlawanan apa punsemua itu akhirnya
menggerogoti semangatnya. Hal ini akhirnya membawanya pada suatu
penemuan, sesuatu yang sebenarnya hanya ilusi, namun tampak begitu
nyata. Ia dapat hidup tenang sebagai orang Kristen dan, menariknya,
mengalami perlawanan yang lebih sedikit. Sungguh suatu penyesatan
yang parah.
Berikut ini sebuah ilustasi lain. Seorang prajurit dapat mundur dari
medan perang dan, dengan demikian, mengalami gaya hidup yang lebih
tenang dari kawan-kawannya yang masih di garis depan. Peperangan
LQL EHOXP EHUDNKLU 3UDMXULW LWX WLGDN ODJL PHQJKDGDSL NRQLN KDQ\D
karena ia mundur. Sama seperti orang yang mendayung perahu
itu, prajurit itu masih tampak siap untuk berperang: ia mengenakan
seragam, memiliki segala perlengkapan, dan memanggul senapan.
Tetapi ia tidak mengalami perlawanan apa pun.
Tujuan kita bukanlah untuk kelihatan seperti Kristus, melainkan
menjadi benar-benar seperti Kristus dalam memajukan kerajaan Allah
dan menghancurkan perbuatan-perbuatan Iblis (lihat 1 Yohanes 3:8).
Untuk melakukannya, tak ayal kita akan menghadapi perlawanan dan
penolakan.
Kita harus ingat bahwa anugerah (kuasa) Allah sajalah yang kita
perlukan untuk mengatasi kesulitan apa pun. Akan tetapi, kita harus
bekerja sama dengan anugerah itu dengan terus-menerus percaya
dan bukti dari kepercayaan kita adalah tindakan yang selaras dengan
kepercayaan itu. Ketika Petrus berjalan di atas air, ia melakukan
tindakan yang mustahil dan luar biasa. Yesus berkata, Datanglah ke
sini, dan di dalam satu ucapan itu terkandung seluruh anugerah yang
Petrus perlukan untuk berjalan di atas air. Tetapi ketika ia berhenti
percaya, anugerah (kuasa) itu melemah dan ia mulai tenggelam. Ada
cukup anugerah di dalam perkataan Yesus kepada Petrus untuk berjalan
sampai ke tempat Yesus dan bahkan untuk sampai ke seberang Danau
Galilea jika ia menginginkannya. Tetapi anugerah itu gagal karena
imannya gagal. Kita memiliki anugerah yang tidak terbatas di dalam
Kristus, tetapi kita hanya dapat memasukinya melalui iman: Melalui
Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman ke dalam anugerah ini. Di
dalam anugerah ini kita berdiri (Roma 5:2).
.XDW'DODP$QXJHUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Kehilangan anugerah Allah berarti menghindari perlawanan
musuh, masuk ke wilayah netral, dan berpuas diri. Mengapa berpaling
dari kuasa Allah yang dahsyat dan supernatural? Mengapa gagal
menerapkan pelimpahan kuasa anugerah-Nya yang menakjubkan?
Kita sedang berperang, dan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan
pertandingan dengan kuat adalah dengan tak kenal menyerah dalam
iman kita. Menjadi orang yang tak kenal menyerah itu mendatangkan
sukacita bagi Tuhan dan menjadikan Anda ancaman yang sungguh-
sungguh bagi kerajaan kegelapan. Inilah panggilan hidup kita, tujuan
hidup kita, dan hak istimewa kita dalam melayani Tuhan kita Yesus
Kristus.
10
7DN.HQDO0HQ\HUDK
ORANG YANG RENDAH HATI
MENERIMA ANUGERAH ALLAH
Orang Kristen yang sungguh-sungguh rendah hati percaya, yakin, dan
menaati Firman Allah melampaui pemikiran, penalaran, perasaan,
atau keinginan mereka sendiri. Mereka, dengan demikian, bergantung
sepenuhnya pada kemampuan Allah, bukan pada kemampuan mereka
sendiri. Mereka mencari kehendak-Nya, bukan kehendak pribadi
atau orang lain. Mereka memperjuangkan misi-Nya. Firman Allah
menyatakan, Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak
lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya
(Habakuk 2:4).
Habakuk menggambarkan kesombongan dan iman sebagai
hal yang berlawanan. Ayat ini dapat saja ditulis, Sesungguhnya,
orang yang tidak rendah hati, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang
benar itu akan hidup oleh iman-nya. Di sini kerendahan hati dan
iman berjalan berdampingan. Begitu juga dengan kesombongan dan
ketidakpercayaan. Tidak memercayai Allah berarti menyatakan bahwa
kita lebih berpengetahuan dari Dia dan kita lebih memercayai penilaian
kita sendiri daripada penilaian-Nya. Ketidakpercayaan itu tidak lain
dari kesombongan yang tersamar.
Saya akan memberikan ilustrasi. Sekitar setahun setelah Israel
keluar dari Mesir, Tuhan memerintahkan Musa, Suruhlah beberapa
orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang
Israel (Bilangan 13:2). Seperti biasanya, petunjuk Allah itu jelastidak
ada area abu-abu atau hal yang meragukan.
Maka Musa pun menyuruh dua belas pemimpin, dari setiap suku
masing-masing satu. Akan tetapi, sepuluh orang sangat rendah
hati dan dua orang lagi sangat sombong. (Jika Anda akrab dengan
cerita itu, bertahanlah menyimak paparan saya; saya memang hendak
menekankan suatu maksud tertentu.)
Setelah empat puluh hari di Tanah Perjanjian, para mata-mata
pulang kembali. Sepuluh orang yang rendah hati berbicara lebih
dahulu, Kami memata-matai negeri itu dan negeri itu memang sangat
hebat, berlimpah dengan susu dan madu. Lihat saja buah-buahan yang
kami bawa ini. Akan tetapi, ada pasukan sangat kuat yang harus kita
hadapibahkan para raksasa! Mereka prajurit yang cakap dengan
senjata yang jauh lebih besar dari miliki kita; sedangkan kita ini hanya
sekumpulan budak yang baru saja bebas. Kita harus memikirkan istri
dan anak-anak kita! Bagaimana mungkin kita menyerahkan orang-
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kepada Musa, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-
Ku? (Bilangan 14:11). Allah tidak senang dengan mentalitas orang
banyak itu. Apa yang mereka anggap sebagai kerendahan hati ternyata
sama sekali bukan kerendahan hati. Sesungguhnya, ketidakpercayaan
mereka tidak lain adalah kesombongan. Seluruh perhitungan mereka
berdasarkan pada hikmat, kemampuan, dan kekuatan mereka sendiri.
Nantinya dalam Perjanjian Lama Allah menyatakan, Terkutuklah
orang yang mengandalkan manusia.... Diberkatilah orang yang
mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN
(Yeremia 17:5, 7). Sepuluh mata-mata lain melihat betapa besarnya
para raksasa itu dan membayangkan prospek yang menakutkan
berdasarkan kekuatan mereka sendiri. Tetapi Kaleb dan Yosua melihat
betapa besarnya Allah dibandingkan dengan musuh dan membuat
perhitungan sepenuhnya berdasarkan anugerah Allah. Kedua orang
ini, Kaleb dan Yosua, berakhir sebagai orang yang diberkati; sepuluh
mata-mata dan semua orang lain yang tidak percaya ditimpa kutuk.
Jadi, mata-mata manakah yang sungguh-sungguh rendah hati dan
manakah yang sungguh-sungguh sombong? Di mata Tuhan, sepuluh
mata-mata itu sombong dan hanya dua yang rendah hati.
Kita perlu sungguh-sungguh rendah hati untuk memiliki iman,
karena ketika Anda rendah hati Anda sungguh-sungguh mengandalkan
dan yakin pada kemampuan (anugerah) Allah untuk menyelesaikan
masalah Andabukan mengandalkan kemampuan Anda sendiri.
Jika sepuluh mata-mata itu dengan rendah hati mengandalkan janji
Allah, mereka tentu sudah pergi dan menaklukkan negeri itu. Mereka
tentu sudah menundukkan diri pada Firman Tuhan, bukannya pada
kekuatan dan penalaran manusiawi mereka yang terbatas, dan dengan
demikian mereka merendahkan diri
satu sama laindalam misi yang sama.
Kita perlu sungguh-
Seandainya mereka berada di
sungguh rendah hati dalam pertempuran, seorang penonton
untuk memiliki iman
mungkin menganggap para keturunan
Abraham itu sedang bergerak menurut
kekuatan mereka sendiri, namun
sebenarnya anugerah Allahlahkuasa supernatural-Nyayang bekerja
melalui mereka. Ketika kita diperlengkapi dengan anugerah Allah,
kadang-kadang pencapaian kita tampak seperti hasil dari kemampuan
kita sendiri. Pada waktu lain, hal itu jelas-jelas memperlihatkan
kemampuan Allah. Namun, bagaimanapun tampaknya hal itu bagi
orang luar, kita dapat mengetahui dan memercayai sepenuhnya kuasa-
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Jika Dia telah melakukan tindakan yang mustahil ini, betapa jauh lebih
mampu Dia menangani keadaan yang jauh lebih sederhana dan mudah
dalam kehidupan kita? Keadaan seperti menyembuhkan penyakit dan
kelemahan, memenuhi kebutuhan apa pun, memberikan hikmat, dan
memampukan kita untuk menjadi unggul dan mengatasi hambatan
yang tampak mustahil. Janganlah kita mengulangi kebodohan bangsa
Israel dan segera melupakan perbuatan-perbuatan-Nya. Marilah kita
tetap mengenakan senjata kerendahan hati seperti Kaleb dan Yosua.
KESALAHPAHAMAN TERHADAP
KERENDAHAN HATI
Sungguh menyedihkan, kerendahan hati sering disalahpahami
sebagai bersikap lemah, lunak, atau tanpa daya. Sesungguhnya, justru
sebaliknya. Dan, di dalam Alkitab, mereka yang sungguh-sungguh
rendah hati sering disalahpahami sebagai orang yang sombong atau
angkuh. Daud, misalnya. Atas permintaan ayahnya, ia mengunjungi
kakaknya yang sedang berperang melawan pasukan Filistin. Ketika
ia tiba di medan tempur, ia melihat bahwa semua prajurit, termasuk
kakaknya, tengah berada dalam sikap militer yang ganjil: bersembunyi
di balik batu karang dan gemetar karena ketakutan. Mereka terintimidasi
oleh ukuran, kekuatan, dan reputasi raksasa Filistin, Goliat. Daud
mendapati bahwa hal ini sudah berlangsung selama empat puluh hati,
dan ia mengajukan pertanyaan tanpa tedeng aling-aling, Siapakah
orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan
barisan dari pada Allah yang hidup? (1 Samuel 17:26).
Sikap Daud ini menjengkelkan kakak sulungnya, Eliab. Dapatkah
Anda membayangkan pemikiran Eliab? Adikku ini memang bukan
hanya besar mulut, tapi juga sombong sekali. Ia langsung membalas
perkataan Daud, Aku kenal sifat angkuhmu dan kejahatan hatimu
(ayat 28, KJV). Wow, benar-benar teguran yang tajam! Dalam terjemahan
Bahasa Indonesia Sehari-Hari, Eliab berkata, Aku tahu, kau berlagak
berani dan dalam New International Version, Aku tahu betapa
tinggi hatinya kamu. Kakak Daud jelas-jelas menganggap adiknya itu
sebagai berlagak, angkuh, dan sombong.
Namun tunggu, siapakah di antara mereka sesungguhnya yang
sombong? Tepat satu pasal sebelumnya, nabi Samuel mendatangi
keluarga Isai untuk mengurapi raja yang berikutnya. Eliab si sulung
ternyata tidak lolos. Baik Isai maupun Samuel mengira bahwa Eliab
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
akan menjadi raja yang terpilih karena dialah anak Isai yang paling
sulung dan kemungkinan besar yang paling tinggi dan paling kuat.
Tetapi Allah dengan tegas menyatakan, Aku telah menolaknya
(1 Samuel 16:7).
Mengapa Allah menolak Eliab? Mungkinkan bahwa kesombongkan
yang dituduhkan Eliab terhadap Daud sebenarnya justru bercokol
di dalam hatinya sendiri? Allah nantinya memuji kerendahan hati
Daud dan menyatakan bahwa Daud adalah orang yang berkenan di
hati-Nya (lihat Kisah Para Rasul 13:22). Kerendahan hati menjadi ciri
kehidupan Daud, dan kita semua tahu bahwa pemimpin yang hebat
ini sama sekali tidak lemah, lunak, atau tanpa daya. Dialah orang yang
menulis, TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang
dapat dilakukan manusia terhadap aku? (Mazmur 118:6).
Kembali ke medan tempur, Daud menepiskan serangan lisan Eliab
dan menantang si raksasa dengan penuh keyakinan, menyatakan
dengan tegas pada Goliat bahwa tak lama lagi si raksasa akan
kehilangan kepalanya. Lalu Daud berlari ke perkemahan musuh,
membunuh Goliat dengan sebutir batu dari umbannya, dan melakukan
persis seperti yang dijanjikan: Ia memenggal kepala Goliat.
Kakak-kakak Daud membuat perhitungan dalam pertempuran
berdasarkan kekuatan mereka sendiri, sama seperti yang dilakukan oleh
sepuluh mata-mata. Daud, sebaliknya, membayangkan pertempuran
menurut kekuatan atau tangan kuat Allah. Ia mengenakan kerendahan
hati. Raja Saul menawari Daud untuk mengenakan perlengkapan
senjatanya, tetapi bocah itu menolaknya; ia mengandalkan senjata
Allah. Namun sekali lagi, sama seperti Kaleb dan Yosua, Daud
dianggap sebagai orang yang angkuh dan sombong oleh mereka yang
mengandalkan kekuatan mereka sendiri.
Menurut saya, musuh sudah bekerja keras untuk menyimpangkan
GHQLVLGDQSHQJHUWLDQNLWDDNDQNHUHQGDKDQKDWL%DQ\DNRUDQJ.ULVWHQ
yang berniat baik telah bergabung dengan dunia yang tidak percaya
dengan memandang kerendahan hati sebagai cara berbicara yang
lembut, sikap yang lemah dan tidak suka berkonfrontasi. Namun, itu
sangat jauh dari makna kata itu yang sesungguhnya. Pertimbangkanlah
dua lagi contoh dalam Alkitab, Musa dan Yesus.
Dalam kitab Bilangan kita membaca, Adapun Musa ialah seorang
yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas
muka bumi (Bilangan 12:3). Lembut hati juga dapat diterjemahkan
sebagai rendah hati.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Wow, pernyataan yang sungguh-sungguh luar biasa! Bukankah
Anda dan saya akan sangat senang bila hal itu dinyatakan tentang kita?
Tentu saja, kita tak akan pernah mengatakannya sendiri karena hanya
orang arogan, tinggi hati, dan egois yang akan mengatakan pada setiap
orang betapa rendah hatinya dirinya, bukan? Namun, tebaklah siapa
yang menulis kitab BilanganMusa! Inilah hamba Tuhan menakjubkan
yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang paling rendah hati
di muka bumi.
Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Dapatkah Anda membayangkan
seorang hamba Tuhan berdiri di depan konferensi Kristen dan berkata,
Saudara sekalian, saya orang yang sangat rendah hati, dan saya akan
mengajarkannya kepada kalian. Ia pasti ditertawakan dan disuruh
turun dari panggung.
Sekarang simaklah perkataan Yesus: Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat... belajarlah kepada-Ku, karena
Aku... rendah hati (Matius 11:28-29).
Pada hakikatnya, Yesus berkata, Hei, datanglah kepada-Ku.
Aku rendah hati dan Aku ingin mengajarkannya kepadamu. Seperti
pernyataan Musa, pengakuan Yesus akan kerendahan hati-Nya tidak
pantas dalam pandangan dunia saat ini. Namun, masalahnya bukanlah
apa yang Musa atau Yesus katakan; masalah kita sudah menyimpang
jauh dalam pemahaman dan pengertian kita akan kerendahan hati.
Kita tidak memahami artinya yang sebenarnya karena sekarang kita
menganggapnya sebagai hidup seperti cacing yang tidak layak dan
hanya berbicara tentang ketidakmampuan dan kebobrokan kita.
Kerendahan hati yang sejati adalah ketaatan dan ketergantungan
mutlak pada Allah. Itu berarti menempatkan Dia sebagai yang pertama,
orang lain sebagai yang kedua, dan diri kita sebagai yang ketiga dalam
segala sesuatu. Kerendahan hati sama sekali tidak berkaitan dengan
berbicara lembut dan merendahkan diri, melainkan berkaitan dengan
hidup secara berani dan tak kenal menyerah dalam kuasa Allah melalui
karunia anugerah yang diberikan secara cuma-cuma.
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
7DN.HQDO0HQ\HUDK
seharusnya sudah menaklukkan pasukan Filistin jauh sebelum Daud
muncul di situ. Namun kerendahan hati yang palsu mencuri kekuatan,
janji, buah, dan kemampuan mereka untuk memerintah di dalam hidup
ini, dan pada akhirnya upah kekal mereka juga. Karena itulah Paulus
dengan tegas menasihati kita,
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama;
janganlah kamu memikirkan hal-hal yang tinggi, tetapi
arahkanlah dirimu kepada hal-hal yang sederhana. Janganlah
menganggap dirimu pandai! (Roma 12:16)
Orang yang rendah hati tidak menganggap dirinya pandai. Saya
teringat, suatu ketika sebuah majalah internasional terkenal menulis
artikel tentang suatu topik yang kontroversial. Editornya menghubungi
kantor kami untuk meminta komentar dan pandangan saya, dan
asisten saya meneruskan permintaan itu. Saya menjawabnya, Saya
akan memikirkannya dulu.
Keesokan harinya saya merasa tidak sejahtera dalam roh saya,
tetapi saya tidak dapat menemukan apa penyebabnya. Saya terus
bertanya-tanya, Ada masalah apa ya? Namun saya tidak dapat
menjawabnya. Saya akhirnya membawanya kepada Tuhan dalam doa,
dan satu atau dua hari kemudian, tiba-tiba saya seperti tersadar. Saya
sedang berbicara kepada Lisa dan berkata, Aku tahu mengapa aku
tidak sejahtera dengan permintaan majalah itu. Sederhana saja: Siapa
aku sehingga pantas memberikan opiniku? Apakah seorang duta
memberikan pendapatnya sendiri?
Alkitab berkata, Jadi, kami ini utusan-utusan [duta] Kristus,
seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami (2
Korintus 5:20). Jika Presiden Amerika Serikat mengutus duta besar
untuk menyampaikan pesannya kepada negara lain dan duta besar
itu menyampaikan pesan atau komentar-nya sendiri, bukan pesan
dari Presiden, ia berada dalam masalah besar. Ketika saya berbicara
demi kepentingan Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan saya, saya
harus menyampaikan Firman-Nya. Siapa saya ini sehingga pantas
menyampaikan pendapat saya pribadi? Itulah kebodohan sepuluh
mata-mata itu. Majalah itu mendatangi saya, seorang pelayan injil,
meminta pendapat saya, yang dapat menghina penatalayanan anugerah
yang telah Allah percayakan kepada saya.
Kejadian itu membuat saya mengingat kembali apa yang Allah
sampaikan kepada saya dalam doa beberapa tahun sebelumnya. Selama
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Anak-Ku, anak-anak-Ku diuji dalam dua area utama: di padang gurun dan
di tempat kelimpahan. Kebanyakan orang yang gagal bukan gagal di padang
gurun, melainkan di tempat kelimpahan.
Saya gemetar. Setelah selesai berdoa, saya segera menceritakannya
kepada Lisa apa yang Allah nyatakan kepada saya. Ia menjawab, John,
ketika saya mendengar bagian pertama dari Firman yang Allah berikan
kepadamu, aku ingin menari-nari di sekeliling dapur. Sekarang setelah
aku mendengar pesan itu selengkapnya, aku gemetar ketakutan!
Itu bagus, jawab saya, karena itu tanggapan yang benar: takut
akan Tuhan.
Banyak orang tidak memahami bahwa takut akan Tuhan itu sama
sekali bukan berarti gentar kepada
Allah. Sebaliknya, itu justru berarti
gentaratau
malah
ngeriuntuk
Takut akan Tuhan adalah menjauh dari Dia! Takut akan Tuhan
akar dari kehidupan
adalah akar dari kehidupan yang sehat,
yang sehat, bijaksana, bijaksana, kuat, dan aman. Sehubungan
dengan kekayaan, misalnya, kekayaan
kuat, dan aman.
itu bagus jika ditangani dan dikelola
dalam perspektif yang benar. Akan
tetapi, penyesatan dapat dengan mudah
melekatkan dirinya pada kekayaan kita. Yesus memperingatkan kita
akan tipu daya kekayaan dalam Matius 13:22, tetapi tipu daya
semacam itu tidak akan menyelewengkan atau mencelakakan kita jika
kita tetap berada dalam nasihat, Firman, dan hikmat Allahhidup
dalam takut akan Tuhan.
Menyampaikan pendapat saya pribadi sebagai utusan Kristus
sama saja tidak memiliki ketakutan yang ilahi, dan itu tidak lain
adalah kesombongan. Itulah sebabnya Paulus berkata, Arahkanlah
dirimu kepada hal-hal yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu
pandai! (Roma 12:16). Kaleb dan Yosua tidak mengikuti pendapat
orang-orang sezamannya; Allah sudah menyatakan kehendak-Nya
dengan jelas. Mereka takut akan Allah dan, karena itu, menyelesaikan
pertandingan dengan baik. Seperti dinyatakan dalam kitab Amsal,
Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Ia pun mencemooh, tetapi
orang yang rendah hati diberi-Nya anugerah (3:34, NIV).
Tentu saja tidak ada orang waras yang ingin dicemooh oleh Tuhan.
Namun itulah sebenarnya yang terjadi pada orang yang merasa sudah
cukup dengan mengandalkan kemampuannya sendiri. Tuhan yang
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
7DN.HQDO0HQ\HUDK
menyediakan jawabannya: Kemuliaan TUHAN barisan belakangmu
(58:8).
Firman Allah yang Hidup menerjemahkannya, Kemuliaan TUHAN
akan melindungi kamu dari belakang. Kemuliaan-Nya melindungi
punggung kita. Namun, kita harus tetap ingat akan penegasan Allah
bahwa Dia tidak akan memberikan kemuliaan-Nya kepada siapa pun
(lihat Yesaya 42:8). Ketika kita meninggikan pendapat kita melampaui
pendapat-Nya, kita bertindak sombong dan kehilangan penjagaan atas
punggung kita, yaitu kemuliaan-Nyadan punggung kita menjadi
terbuka!
Ketika saya merenungkan betapa kelirunya pemahaman kita akan
kerendahan hati dan kesombongan yang sesungguhnya, saya gentar.
Allah berkata, Umat-Ku binasa karena tidak berpengetahuan (Hosea
4:6, KJV). Berapa banyak dari kita yang sudah, atau akan, binasa
karena ketidaktahuan? Jika sepuluh mata-mata dan seluruh bangsa
Israel salah memahami kerendahan hati Kaleb dan Yosua sebagai
kesombongan, dan jika Eliab salah memahami kerendahan hati Daud
sebagai kesombongan, lalu bagaimana dengan kita saat ini?
Hal itu dapat dibandingkan dengan bepergian jauh dan tidak tahu
bahwa di sepanjang jalan banyak binatang buas dan agresif berkeliaran.
Jika Anda keluar dari kendaraan dan pergi ke tempat yang salah, Anda
bisa berakhir tercabik-cabik sebagai mangsa mereka.
Suatu ketika Lisa dan saya ditraktir mengikuti safari di Afrika.
Tempatnya bagus sekali, suatu penginapan berbintang lima yang
menyediakan pondok pribadi bagi masing-masing pasangan. Setiap
malam, polisi hutan bersenjata mendampingi kami dari tempat makan
di lapangan terbuka ke pondok kami. Jaraknya lumayan jauh. Pada
malam petama petugas itu memperingatkan Lisa dan saya dengan
tegas, Dalam keadaan apa pun, jangan sekali-kali keluar pada waktu
malam, karena Anda akan dapat dengan mudah diserang. Di sana
banyak binatang liar yang kelaparan berburu pada waktu malam, dan
tidak ada pagar untuk menahan mereka.
Bagaimana seandainya saya tidak mengetahuinya dan memutuskan
untuk pergi ke tempat makan untuk mengambil camilan pada tengah
malam? Bisa jadi sayalah yang akan menjadi camilan tengah malam.
Saya akan binasa karena ketidaktahuan saya. Berdasarkan pembahasan
kita dalam bab ini, perkataan Hosea dapat diuraikan menjadi demikian:
Umat-Ku binasa karena tidak mengetahui perbedaan antara
kerendahan hati dan kesombongan yang sesungguhnya.
6HQMDWD.HUHQGDKDQ+DWL
11
MENANGGALKAN BEBAN
Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap
yang lain, sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi
memberi anugerah kepada orang yang rendah hati. Karena itu,
rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya
kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala
kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu
1 PETRUS 5:57
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kekhawatiran keluarga mereka berada di tangan yang paling cakap di
alam semesta ini.
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
padang gurun. Ini jelas hasil akhir yang sangat tidak diharapkan, empat
puluh tahun yang penuh dengan kesusahan dan tanpa kelimpahan.
Tetapi dua pemimpin yang memercayai dan menaati Firman Allah,
dan
memercayakan
kekhawatiran
keluarga mereka ke dalam integritas-
Nya, menyebabkan keluarga mereka
mewarisi Tanah Perjanjian, tanah yang
kita masing-masing
berlimpah dengan susu dan madu.
harus memilih antara
Itulah panggilan hidup mereka.
rasa aman dan
Dalam berbagai tahap dalam
tujuan hidup.
kehidupan kita, kita masing-masing
harus memilih antara rasa aman dan
tujuan hidup. Akankah kita memilih
MDODQ \DQJ PHQXMX VLJQLNDQVL DWDX NLWD DNDQ EHUXVDKD XQWXN
mengamankan kenyamanan dan kesejahteraan kita? Jika Anda memilih
untuk mengamankan diri sendiri, kesudahannya bukanlah panggilan
ilahi Anda. Anda mungkin sukses dalam mempertahankan rasa aman,
namun pada akhirnya Anda akan mendapati, di takhta pengadilan
Kristus, kepenuhan hidup dalam segala kelimpahannya yang Anda
tinggalkan demi mempertahankan zona kenyamanan Anda yang
sementara.
Itu suatu fakta, diteguhkan berulang-ulang di seluruh Firman
Allah: jika Anda hendak memenuhi perjalanan yang Allah tetapkan
bagi Anda, Anda perlu menanggalkan beban kekhawatiran Anda di
tangan-Nya. Jalan-Nya adalah jalan yang penuh dengan petualangan
dan iman, dan upahnya selalu jauh lebih besar dari rasa aman dan
rasa nyaman Anda. Tanggalkanlah beban yang memperlambat Anda
dengan menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Dia.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Saya ingin menjadi pilot, namun ayah saya mencegahnya karena pada
masa itu menjadi pilot tidak dianggap sebagai pekerjaan yang aman.
Ayah mengarahkan saya untuk memilih karier yang lebih stabil. Saya
pun mengambil kuliah teknik dan, pada 1981, bekerja di Rockwell
International.
Saya memperoleh gaji yang sangat lumayan sebagai insinyur yunior.
Sungguh menenteramkan dapat menyediakan kebutuhan istri secara
memadai. Saya mengikuti teladan yang ayah saya tunjukkan selagi
VD\D PXGD $NDQ WHWDSL VD\D EHUJXPXO GHQJDQ VXDWX NRQLN EDWLQ
saya merasakan panggilan yang menyala-nyala untuk masuk ke dalam
pelayanan. Hal itu sudah berlangsung selama beberapa tahun, namun
saya melihat, tidak mungkin saya dapat mencukupi kebutuhan istri
saya dan nantinya anak-anak saya dengan mengandalkan pendapatan
dari pelayanan. Maka, Lisa dan saya menyusun suatu rencana.
Saya mendapatkan informasi dari karyawan lain bahwa
perusahaan kami memberikan gaji yang amat sangat besar jika seorang
karyawan mau bertugas di luar negeri, khususnya di Timur Tengah.
Saya pun mendatangi direktur personalia dan mencari tahu cara agar
dipindahtugaskan ke Arab Saudi. Lisa dan saya memperkirakan kami
akan dapat bertahan hidup di sana selama beberapa tahun, menabung
uang ekstra, kembali ke Amerika, membeli tunai sebuah rumah
sederhana, kemudian masuk ke dalam pelayanan.
Satu masalah: rencana kami seluruh berdasarkan kemampuan
kami sendiri.
Suatu malam seorang hamba Tuhan yang masih muda, yang sudah
mengenal Lisa dan saya selama beberapa tahun, mengajak saya duduk
dan menegur saya selama dua jam. Pada pokoknya ia berkata, John,
panggilan Allah ada di dalam hidupmu, dan kau tidak melakukan
apa-apa untuk hal itu. Jika kau terus berjalan seperti saat ini, kau akan
berakhir sebagai insinyur tua yang kehilangan tujuan hidupnya.
Saya terguncang oleh perkataannya, tetapi saya tahu ia benar.
Saya pulang ke rumah malam itu dan berkata kepada Lisa, Aku akan
menyediakan diriku bagi pelayanan gereja dalam posisi apa pun. Pintu
pertama yang terbuka, aku akan memasukinya. Kau mendukungku?
Aku mendukungmu, katanya.
Saya berdoa dengan tekun selama beberapa bulan selanjutnya agar
Allah membukakan pintu bagi saya untuk terlibat dalam pelayanan.
Sementara itu, saya melakukan apa saya yang dapat saya lakukan
di gereja secara sukarela. Saya menjadi usher, bergabung dengan
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
begitu panas sehingga udaranya mengembang sampai meledakkan
salah satu jendela.
Rasa frustrasi saya memuncak. Saya geram. Sekalipun saya bisa
membetulkan alternatornya, saya tetap tidak dapat mengendarainya
karena bannya kempes. Kami menutup jendelanya dengan tas
belanja dan selotip, namun saya tahu kalau hujan deras turun, jendela
tambalan itu pasti akan jebol dan air masuk ke dalam mobil. Seiring
dengan berjalannya waktu, kelembapan akan membusukkan bagian
dalam mobil. Saya tidak tahan lagi keesokan harinya. Saya menelepon
beberapa bengkel, namun perkiraan harganya semua di luar jangkauan
kami. Kami sama sekali tak punya uang untuk memperbaiki mobil.
Dengan gaji sebelumnya sebagai insinyur, masalah ini pasti segera
teratasi. Saya harus melawan pikiran-pikiran mengasihani diri dan
bayangan mobil kami akan membusuk di tempat parkir.
Akhirnya, saya angkat tangan. Saya mencari tempat yang sepi
untuk bertemu dengan Allah dan berteriak, Tuhan, Kaukatakan aku
harus menyerahkan segala kekhawatiranku kepada-Mu. Maka saat ini
juga, aku menyerahkan kekhawatiranku akan mobil itu ke tangan-Mu
sepenuhnya. Itu bukan lagi kekhawatiranku, tapi kekhawatiran-Mu.
Kalau mobil itu membusuk, itu bukan lagi kesalahanku karena sudah
bukan lagi urusanku! Aku mau fokus pada apa yang Kauperintahkan
untuk kulakukan. Sekarang aku bersyukur kepada-Mu karena
menyediakan solusinya.
Saya berteriak dengan kuat dan lantang dan bersungguh-sungguh.
Dan untuk pertama kalinya sejak alternator itu rusak, saya mulai
merasakan damai sejahtera lagi. Persis seperti yang dijanjikan Firman
Allah:
Janganlah khawatir akan suatu apa pun, melainkan bawalah
segala sesuatu dalam doa. Sampaikan kebutuhan Saudara
kepada Allah dan jangan lupa bersyukur atas jawaban-Nya.
Bila Saudara melakukan hal-hal ini, Saudara akan mengalami
damai Allah yang jauh melebihi pengertian akal manusia.
Damai-Nya akan menjadikan pikiran dan hati Saudara tenang
dan tenteram, sementara Saudara memercayakan diri kepada
Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7, FAYH)
Kemudian saya mulai menghadapi musuh. Saya berbicara dengan
keras dan sungguh-sungguh, Iblis, dengarkan aku ya. Allahku,
Bapaku, memenuhi segala kebutuhanku menurut kekayaan kemuliaan-
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
ini. Mereka menyerahkan kepada saya amplop berisi cek senilai 200
dolar. Lisa dan saya takjub. Tidak ada orang lain kecuali Allah yang
mengetahui keadaan kami, dan Dia mencukupi kebutuhan kami
sekali lagi.
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Ia baru saja hendak memulai acara televisi harian, yang nantinya
akan disiarkan ke seluruh dunia. Lisa memiliki pengalaman sebagai
produser acara televisi, maka pendeta kami menawarinya pekerjaan
untuk memproduksi acara baru dengan gaji 45 dolar per jam. Saya
sangat lega dan bergairah! Begitu juga dengan Lisa. Pekerjaan itu
dapat menghasilkan uang yang sangat kami perlukan selagi pelayanan
keliling saya menunggu momentum.
Namun beberapa hari kemudian ketika saya sedang berdoa, Roh
Kudus kembali berbicara ke dalam hati saya. Anak-Ku, kalau Lisa
menerima pekerjaan sebagai produser televisi, maka berapa pun yang
LDKDVLONDQVHFDUDQDQVLDOVHMXPODKLWXODK\DQJDNDQGLNXUDQJLGDUL
persembahan yang kauterima dalam pelayanan keliling. Aku tidak
ingin ia bekerja untuk pendetamu. Aku ingin ia mendampingimu.
Saya kaget. Saya menceritakannya kepada Lisa dan, betapa
terkejutnya saya, ia sepakat. Ia menerima pesan yang sama dalam
waktu doanya! Kami menolak tawaran pendeta kami, namun ia masih
mencemaskan keadaan kami.
Saat itu sudah akhir Desember. Pendapatan saya dari gereja sudah
hampir berhenti, dan saya hanya tinggal memiliki dua undangan
berkhotbah itu. Sekali lagi pendeta kami mendekati kami. John, pada
Minggu pagi, dalam kebaktian kita yang disiarkan televisi, aku akan
memintamu naik ke mimbar dan mengumumkan pada semua pendeta
yang menonton di seluruh negara ini bahwa kamu dilepaskan ke dalam
pelayanan keliling dan siap melayani di gereja mereka. Lebih jauh lagi,
gereja kita akan memberimu dukungan bulanan.
Kembali, saya sangat bahagia. Hamba Tuhan ini mungkin salah
satu pendeta yang paling terkenal di Amerika, dengan jutaan orang
biasa menonton acaranya. Saya yakin ini cara Allah untuk mengutus
saya ke medan tempur untuk melakukan panggilan-Nya bagi saya.
Namun beberapa hari kemudian ketika saya sedang berdoa,
Roh Kudus berbicara kembali: Anak-Ku, pendetamu tidak akan
memperkenalkanmu melalui kebaktian yang disiarkan di televisi, dan
gereja itu tidak akan memberimu dukungan bulanan.
Saya menjadi frustrasi. Mengapa tidak? protes saya. Pendeta
kami mengatakan ia akan mengumumkannya!
Segera saya saya mendengar dalam hati saya, Karena Aku
tidak akan membiarkannya melakukannya, dan ia orang yang mau
mendengarkan suara-Ku.
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Kemudian saya menghadap ke selatan, ke timur, dan akhirnya ke
barat, setiap kali memerintahkan pintu-pintu terbuka. Kemudian saya
memerintahkan agar musuh mundur, mengatakan pada Iblis bahwa ia
tidak dapat menghambat langkah-langkah yang telah Allah tetapkan
untuk kami tempuh.
Tidak lama sesudah itu, sebuah gereja di Michigan mengundang
saya untuk melayani dalam kebaktian selama empat hari. Pegerakan
Allah sungguh-sungguh terjadi. Kebaktian empat hari itu berubah
menjadi kebaktian berminggu-minggu. Orang berdatangan ke
kebaktian dari tempat sejauh sembilan puluh mil, membuat gereja
penuh sesak setiap malam. Saya menelepon Lisa, yang bersama anak
kami ke telepon umum di dekat rumah orangtua saya di Florida. Saya
menceritakan kepadanya tentang kebaktian itu, yang belum jelas kapan
akan berakhirnya, dan bahwa saya mengirimkan tiket untuknya dan
anak-anak agar bergabung dengan saya di Michigan.
Seorang pendeta yang sedang berlibur duduk di dekat Lisa dan
mendengar pembicaraan telepon kami. Ia mendekati Lisa dan berkata,
Maafkan saya, tadi saya mendengar percakapan teleponmu dengan
suamimu. Saya gembala gereja beranggota seribu lima ratus orang
di New York. Saya sangat lapar akan pergerakan Allah di tengah
umat-Nya. Saya merasa Tuhan menyuruh saya untuk mengundang
suamimu.
Maka, setelah kebaktian di Michigan, kami pergi ke New York.
Ternyata juga terjadi kebaktian yang penuh kuasa. Kami berulang-
ulang kembali ke gereja itu. Hal semacam ini berlanjut minggu demi
minggu. Nyatanya, selama empat tahun pertama pelayanan keliling
saya tidak pernah menulis satu surat atau menelepon ke gereja meminta
diundang. Setiap pertemuan terbuka begitu saja seperti yang saya
ceritakan atau berlangsung dalam cara lain yang ganjil.
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Karena ketika kami masuk ke pelayanan keliling sepenuh waktu, kami
beralih dari gaji sedikit ke tanpa gaji. Kami sudah bertumbuh dalam
iman dan kami siap untuk menghadapi misi yang lebih sulit. Tantangan
yang kami hadapi selama tahun pertama berkeliling membantu kami
bertumbuh semakin dewasa lagi dan mempersiapkan kami menuju
level iman berikutnya yang kami perlukan.
Saat saya menulis buku ini, anggaran kami di Messenger
International lebih dari 100.000 dolar per minggu. Jika saya tidak belajar
untuk menyerahkan kekhawatiran saya kepada Tuhan dan memercayai
Dia langkah demi langkah, saya akan kewalahan saat ini. Tetapi kabar
baiknya adalah, Saya tidak pernah kehilangan waktu tidur semenit
pun gara-gara memikirkan persediaan kami. Damai sejahtera Allah,
yang benar-benar melampaui akal budi, secara luar biasa menjaga dan
melindungi hati dan pikiran kami di dalam Kristus Yesus, persis seperti
yang Allah janjikan.
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Senin pagi kami pergi ke gym, dan pelatih itu berkata pada saya, John,
tadi malam saya bermimpi kamu mengangkat beban 136 kilo.
Tidak mungkin,saya tergelak.
Ia memandang saya dan berkata, Hei, bung, kamu berbicara
seharian kemarin tentang bagaimana Roh Kudus berkomunikasi
dengan kita. Dia berkomunikasi pada saya tadi malam. Jadi, tenanglah,
dan ambillah posisimu. Kamu akan mengangkat beban 136 kilo hari
ini.
Dengan bijak saya menutup mulut dan berbaring di bangku latihan.
Setelah pemanasan, teman saya meletakkan beban 136 kilo di palang.
Ia berbicara dengan tegas: Langsung angkat saja saat palang ini turun.
Tak perlu memikirkannya. Langsung angkat!
Ia dan orang-orang lain di sekeliling kami berteriak, Dorong!
Dorong! Dorong! saat palang mencapai titik terendah dan saya
mendorongnya dengan segenap kekuatan saya. Palang itu terangkat
naik! Terus naik! Mereka mengambil palang itu, dan saya melompat
dari bangku, berteriak penuh sukacita. Saya terheran-heran.
Pelatih saya membiarkan saya merayakannya selama lima
menit, kemudian menatap saya dengan tajam. Sekarang kamu akan
mengangkat 143 kilo.
Tidak mungkinkamu juga mimpi begitu tadi malam? tanya
saya.
Ia hanya tersenyum dan dengan sopan berkata, Diamlah dan
ambil posisimu.
Benar saja, pada usia empat puluh empat tahun, saya berhasil
mengangkat beban 143 kilo. Saya melompat-lompat penuh semangat.
Saya tidak lupa menelepon Lisa dari bandara Detroit untuk
mengabarkan hal itu.
Nantinya, Allah memperlihatkan pada saya bahwa para pelatih
inianggota staf saya, pendeta di California, dan pelatih nasional di
Detroititu semuanya seperti Roh Kudus. Ingatlah perkataan Paulus:
Allah setia pada janji-Nya. Ia tidak akan membiarkan Saudara
dicoba lebih daripada kesanggupanmu. Pada waktu Saudara
ditimpa oleh cobaan, Ia akan memberi jalan kepadamu
untuk menjadi kuat supaya Saudara dapat bertahan.
(1 Korintus 10:13, BIS)
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
Para pelatih itu tahu apa yang dapat dan tidak dapat saya tangani.
Mereka tahu belum saatnya memasang beban seberat 184 kilo ketika
saya baru sanggup mengangkat 143 kilo. Mereka cakap dan dapat
mengenali potensi saya. Saya begitu terkesan akan kemampuan mereka
untuk melihat melampaui apa yang dapat saya lihat. Setiap kali saya
tidak dapat membayangkan diri saya mengangkat beban seberat yang
mereka bayangkan. Mereka melihat kekuatan dan potensi yang tidak
saya ketahui keberadaannya.
Begitu juga dengan Roh Kudus. Dia tahu apa yang dapat dan
tidak dapat Anda atasi. Jika teman saya pegulat profesional itu sudah
langsung memasang beban seberat 143 kilo ketika pertama kali saya
pergi ke gym, apa yang akan terjadi? Palang itu akan meluncur turun
nyaris secepat gravitas, menghantam tulang iga saya, dan kemungkinan
menewaskan saya. Saya harus memulainya dari 43 kilo dan secara
bertahap meningkatkannya.
Begitu juga, Roh Kudus tahu
apa yang disediakan bagi Lisa dan
saya. Bukankah Aku sendiri tahu
Roh Kudus Dia tahu
rencana-rencana-Ku
bagi
kamu?
apa yang dapat
UPDQ
$OODK
<HUHPLD
%,6
,D
dan tidak dapat
harus membangun iman kami, dan
Anda atasi.
dalam proses pembentukan itu, kami
harus belajar untuk menyerahkan
kekhawatiran kami kepada Dia. Hal itu
tidak pernah terasa nyaman, namun senantiasa mendatangkan berkat.
Sering kali saya harus melawan perasaan ingin berhenti atau menyerah,
namun saya tidak dapat melakukannya semata-mata karena Yesus
tidak pernah menyerah pada saya. Kami tetap setiap menjalani misi
ilahi kami dan terus mengatasi rintangan yang muncul di sepanjang
jalan.
Jika sekarang kami menengok ke belakang, gaji yang rendah,
masalah alternator, tantangan persediaan dana, dan pencobaan lain
yang kami lewati adalah blok-blok pembangun untuk menguatkan
kami dalam menghadapi apa yang akan terjadi. Kalau kami harus
memulai dengan memercayai Allah untuk mencukupi kebutuhan
sebesar 100.000 dolar per minggu, itu kira-kira seperti memasang beban
seberat 143 kilo pada hari pertama saya datang ke gym. Tidak, Roh
Kudus harus secara bertahap dan dengan terus-menerus membangun
kami sampai kami dapat memercayai Allah untuk hal-hal yang lebih
besar.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
JANGAN MENGAMBIL JALAN PINTAS
Perlawanan yang kami hadapi pada hari-hari pertama proses pelatihan
kami berkaitan dengan kebutuhan pribadi: memperbaiki motor,
membeli barang-barang kebutuhan harian, melunasi tagihan, membayar
hipotek rumah. Namun perlawanan yang kami hadapi saat ini jarang
berkenaan dengan kebutuhan pribadi kami, namun berkenaan dengan
kesejahteraan orang banyak yang sudah Allah percayakan kepada
pelayanan kami. Jika kami mengambil jalan pintas pada awal proses
pelatihan Allah, kami tidak akan memiliki kekuatan untuk melayani
mereka yang Allah serahkan kepada kami. Dia harus mencari orang
lain untuk melakukannya.
Berapa banyak pelayanan yang tidak mampu menjangkau orang
yang Allah tetapkan untuk mereka jangkau karena mereka tidak
menyelesaikan proses pelatihannya? Jika mereka tidak memakai iman
mereka untuk mengangkat 68 kilo tantangan pada waktu itu, mereka
tidak akan mampu menanggung tantangan 143 kilo saat ini. Sungguh
menyedihkan, Allah harus mencari orang lain lagi untuk menyelesaikan
tugas mereka.
Berapa banyak pengusaha yang mandek jauh di bawah taraf
panggilan Allah karena mereka tidak masuk ke dalam pemerintahan
melalui pencobaan yang mereka hadapi? Alih-alih percaya kepada
Allah, mereka mengandalkan institusi manusia dan menggunakan
teknik yang manipulatif atau mendominasi untuk mengatasi
pencobaan mereka. Akibatnya, mereka tidak mencapai potensi yang
Allah karuniakan bagi mereka.
Saya nyaris yakin bahwa sepuluh mata-mata Israel itu tidak
melewati proses pelatihan seperti yang dialami Kaleb dan Yosua.
Mereka kemungkinan besar mengambil jalan memutar ketika
menghadapi pencobaan dan kesusahan, bukannya percaya kepada
Allah. Mereka tidak membangun iman mereka. Maka, ketika momen
yang menentukan dalam hidup mereka itu datang, mereka tidak
memiliki kekuatan iman untuk percaya.
Bapa kita mengetahui program pelatihan terbaik bagi kita masing-
masing. Dan meskipun Dia tidak mendatangkan kesusahan, Dia
mengizinkan hal itu terjadi untuk menguatkan kita demi mencapai
panggilan hidup yang ditetapkan-Nya bagi kita.
Jangan mengambil jalan pintas dalam menempuh proses pelatihan.
Pencobaan yang Anda hadapi saat ini mempersiapkan Anda untuk
0HQDQJJDONDQ%HEDQ
pencapaian besar yang akan Anda raih esok. Ingatlah selalu, sahabat
saya, bahwa Allah tidak akan membawa Anda menghadapi suatu
tantangan tanpa terlebih dahulu menyediakan pelatihan yang Anda
perlukan untuk menghadapi tantangan itu dengan sukses.
Belajarlah untuk menyerahkan kekhawatiran Anda kepada Dia
dalam kerendahan hati yang sejati sehingga Anda dapat bertumbuh
dari kemuliaan ke dalam kemuliaan yang semakin besar, dari iman
kepada iman yang semakin besar, dan semakin hari semakin kuat.
12
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kerendahan hati yang sejati adalah menyerahkan kekhawatiran kita
kepada Dia, bukannya berusaha mengatasi tantangan hidup semata-
mata dengan kemampuan kita sendiri. Kita tidak dapat berlari dalam
perlombaan, berjuang secara efektif, dan bertahan sampai akhir jika
kita dibebani oleh berbagai urusan pribadi. Kekhawatiran, kegelisahan,
dan ketakutan adalah musuh bagi panggilan hidup kita. Menyerahkan
beban tersebut kepada Allah memampukan kita untuk berlari dengan
lebih cepat dan memegang pedang kita dengan lebih kuat.
Dengan kata lain, kerendahan hati yang sejati memerdekakan kita
untuk melangkah maju secara positif dan leluasa melawan arus sistem
dunia ini. Kalau tidak, kita harus menyeret sauh melalui kubangan
kecemasansuatu upaya yang mustahil, masih ditambah lagi dengan
adanya perlawanan dari arus sungai.
Kemudian, Petrus menasihati kita untuk sadar dan berjaga-jaga.
SADAR
.DWDVDGDUGDSDWGLGHQLVLNDQVHEDJDLVHULXVELMDNVDQDGDQNKLGPDW
.DWDEDKDVD<XQDQLQ\DQHSKR\DQJGLGHQLVLNDQVHEDJDLDQWLWHVLVGDUL
mabuk oleh anggur. Artinya berpikiran sehat.
Saya mulai minum alkohol pada masa SMP dan berlanjut pada tiap
akhir pekan pada masa SMA. Akan tetapi, ketika saya kuliah, kebiasaan
minum itu makin meningkat karena saya tidak lagi berada di bawah
pengawasan langsung orangtua. Tinggal di asrama juga tidak banyak
membantu karena kami menganggap kehidupan kampus itu seperti
sebuah pesta besar dengan belajar sebagai sambilannya. Tidak lama
kemudian saya pun sering mabuk-mabukan. Saya sangat bersukacita
karena Yesus menyelamatkan saya pada tahun kedua kuliahhanya
Tuhan yang tahu bagaimana hancurnya saya seandainya tidak
diselamatkan.
Beberapa kali saya mampu dan baru tahu dari teman keesokan
harinya hal-hal bodoh dan menggelikan yang saya katakan dan saya
lakukan. Dengan kata lain, seorang pemabuk kehilangan kesadarannya;
ia sama sekali tidak waspada. Asrama kami penuh dengan tukang
olok-olok, dan dengan segera kami mengetahui betapa mudahnya
mempermainkan orang yang sedang mabuk. Kami dapat melakukan
hal-hal yang tidak mungkin kami lakukan saat orang itu sadar. Salah
satu kelakar kami adalah pencurian. Orang itu bahkan tak tahu kalau
6DGDU'DQ%HUMDJDMDJD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
MABUK SECARA ROHANI
Hal serupa dapat berlangsung secara rohani. Musuh dapat dengan
mudah mencuri dari atau membinasakan mereka yang tidak sadar.
Kita seharusnya dapat mengalahkannya
dengan gampang dengan senjata
anugerah, namun jika kita dalam keadaan
Musuh dapat dengan
mabuk, kita akan kehilangan kesadaran
mudah mencuri dari atau
kita dan ia dapat mengalahkan kita.
membinasakan mereka
Petrus memperingatkan bahwa Iblis
yang tidak sadar.
sedang berjalan keliling mencari orang
6DGDU'DQ%HUMDJDMDJD
uang (1 Timotius 6:10) dan kita dapat dengan mudah mengganti kata
kejahatan dengan percabulan dan kekejian, dan tetap mempertahankan
makna sebenarnya ayat itu. Hal ini tidak perlu diperdebatkan panjang-
lebar, namun perlu dipikirkan.
Maksud saya adalah, cara yang digunakan sistem dunia ini sangat
memikat panca indera sehingga dapat memabukkan. Perhatikanlah
perkataan Yohanes dalam perikop di kitab Wahyu tadi: penghuni-
penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya. Jika seseorang
mabuk oleh anggur kekhawatiran, kekayaan, dan kesenangan dunia,
ia dapat dengan mudah diseret menjauh dari keintiman dengan Roh
Kudus. Keadaan seperti itu sangat menyesatkan karena orang percaya
bisa saja tampak saleh, namun sebenarnya mabuk oleh keinginan
dunia ini. Saat ketajaman rohaninya menjadi tumpul, ia akan menjadi
sasaran empuk pencurian, penyesatan, penghancuran, dan bahkan
pembunuhan oleh musuh.
Kemabukan seperti itu dengan jitu menggambarkan apa yang
terjadi pada Salomo. Ia mengawali perjalanannya dengan berusaha
mengetahui hikmat ilahi. Permintaannya dikabulkan dan, seperti
biasanya, hikmat memampukan Salomo meraih kekayaan dan
kesuksesan yang gemilang (lihat Amsal 8:11-21). Akan tetapi, seiring
dengan berjalannya waktu, Raja Salomo menjadi mabuk oleh berkat
dari hikmat tersebut dan tidak lagi memandang kepada Allah yang
mengaruniakannya. Ia mabuk dalam kesenangan, hawa nafsu, dan
kekayaan dunia ini. Setelah mabuk, ia pun melakukan apa yang tak
mungkin terlintas dalam pikirannya dalam keadaan sadar: ia mulai
menyembah dewa-dewa asing.
Saya benar-benar bingung melihat Salomo dapat menyerah pada
situasi yang separah itu, apa lagi ia pernah berjumpa dengan Allah dua
kali. Namun jika Anda melihat apa yang dilakukannya itu dari sudut
pada kemabukan tadi, tindakannya jadi lebih mudah dipahami. Ketika
teman seasrama atau saya sendiri sedang mabuk, kami melakukan hal-
hal yang tidak mungkin kami lakukan selagi waras. Begitu juga dengan
Salomo.
Bagaimana kita menjaga diri agar tidak terjatuh ke dalam kebodohan
itu dan tetap berpikiran sehat dan sadar? Jawabannya adalah dengan
terus makan dan minum di dalam Tuhan, yang sungguh-sungguh
mendatangkan kepuasan. Janganlah kalian mabuk oleh anggur, sebab
itu akan merusakkan kalian, kata Paulus. Sebaliknya, hendaklah
kalian dikuasai oleh Roh Allah (Efesus 5:18, BIS). Menurut saya, ia
bukan hanya berbicara tentang anggur saja, tetapi tentang apa saja yang
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dapat memabukkan kita dan mengalihkan fokus kita dari jalan-jalan
Allah. Itu bisa saja berupa perhatian yang berlebihan terhadap bisnis,
lawan jenis, olah raga atau hobi tertentu, jejaring sosialdaftarnya tak
ada habisnya.
Aktivitas itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, karena kita
tahu bahwa Allah memberikan segala sesuatu kepada kita dengan
berlimpah supaya kita menikmatinya (1 Timotius 6:17, BIS). Sangat
bagus dan sehat jika kita menikmati rekreasi, hiburan yang bersih,
perlombaan olah raga, makanan, keindahan ala, dan bahkan berbagai
hasil teknologi. Namun jika kita melakukannya secara berlebihan dan
mendapatkan kepuasan dari situ, bukannya dari Allah sendiri, hal itu
menjadi kecanduan yang memabukkan.
Yesus harus menjadi kasih dan kerinduan utama kita; kita hanya
boleh mabuk oleh Roh Kudus.
6DGDU'DQ%HUMDJDMDJD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
BERJAGA-JAGA
Sadarlah dan berjaga-jagalah! kata Petrus dalam 1 Petrus 5:5-9. Anda
tidak mungkin berjaga-jaga kalau tidak sadar, namun orang yang sadar
belum tentu berjaga-jaga. Berjaga-jaga adalah tindakan berdasarkan
kehendak oleh orang percaya yang sadar.
8QWXN SHPEDKDVDQ LQL NLWD DNDQ PHQGHQLVLNDQ EHUMDJDMDJD
sebagai mengawasi dengan saksama kemungkinan adanya bahaya
DWDX NHVXOLWDQ DGDSXQ VXPEHU ODLQ PHQGHQLVLNDQQ\D VHODOX
WHUMDJDGDQZDVSDGDEHUMDJDMDJDWDQSDWLGXU'HQLVLLQLVHKDUXVQ\D
menggambarkan keadaan setiap pengikut Kristus. Untuk dipersenjatai,
berjaga-jaga adalah satu lagi faktor yang penting dan tidak bisa ditawar-
tawar.
Di bab terdahulu, kita melihat sekilas kehidupan di Jerman pada
masa Nazi di bawah pemerintahan Hitler. Sama seperti orang Yahudi
yang bijaksana hidup berjaga-jaga selama tahun-tahun yang mengerikan
itu, orang percaya juga harus berjaga-jaga setiap saat setiap hari.
Bahaya mengepung kita di mana-mana karena Iblis berjalan keliling
berusaha mencari orang yang dapat ditelannya. Namun ada perbedaan
besar antara negara Nazi dan dunia kita saat ini: orang Yahudi tidak
memiliki otoritas atas Hitler, namun kita benar-benar memiliki otoritas
atas musuh kita. Musuh kita memerintah dunia ini, tetapi Dia tidak
memerintah atas kita. Namun ia dapat saja melancarkan serangan
dan, jika kita mengizinkan, ia dapat menelan kita. Karena itulah, rasul
Paulus menasihati Anda dan saya: Bertekunlah dalam doa dan dalam
pada itu berjaga-jagalah (Kolose 4:2).
Cara utama kita untuk tetap berjaga-jaga adalah melalui doa. Doa
membukakan mata kita pada alam rohani, memampukan kita melihat
melampaui hal-hal yang alamiah,
serta mengenali bahaya dan serangan
sebelum
termanifestasikan
dalam
dunia. Kebenaran ini tergambar secara
Cara utama kita
sempurna dalam pengalaman Yesus
untuk tetap berjaga-jaga
pada malam sebelum penyaliban.
adalah melalui doa.
Selama Perjamuan Terakhir, Yesus
di dalam hati-Nya pencobaan berat yang
akan segera dihadapi-Nya. Keadaan
sekitar sama sekali tidak terlihat aneh, semuanya tampak baik-baik saja
dan tenang, tetapi Dia menyadari benar kondisi yang tengah memanas.
Setelah makan malam Dia membawa murid-murid-Nya ke salah satu
6DGDU'DQ%HUMDJDMDJD
TANDA-TANDA PERINGATAN
Pada tahun-tahun awal pernikahan kami, Lisa dan saya mengalami
beberapa waktu yang sulit. Kami berdua sama-sama baru menjadi
Kristen dan berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan berulang-
ulang selama sekian generasi. Di sisi Lisa, keluarganya punya sejarah
pertikaian sengit, perceraian, dan pernikahan berulang-ulang. Iblis
tidak ingin melepaskan benteng yang sudah membelenggu garis
keluarga ini selama bertahun-tahun, maka Lisa dan saya mengalami
berbagai serangan terhadap pernikahan kami.
Saya meluangkan waktu paling tidak satu jam dan kadang-
kadang sampai dua jam dalam doa setiap hari, dan karena itu menjadi
sangat peka akan alam roh. Secara berkala, suatu dukacita yang amat
mendalam menghantam ulu hati sayasuatu alarm dalam hati saya
mengisyaratkan ada perkara yang tidak beres. Sulit melukiskannya,
namun seperti kejengkelan yang menggerogoti, menusuk, dan
menancap jauh di dalam diri saya. Suatu dukacita yang mencekam
batin saya.
Ketika hal itu mulai terjadi, saya tidak tahu penyebabnya. Biasanya
segala sesuatu tampak baik-baik saja dan tidak ada tanda-tanda bahaya
di sekitar kami; hubungan Lisa dan saya berjalan dengan luar biasa.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Sayangnya, beberapa kali pertama dukacita itu melanda saya, malah
saya abaikan. Namun setiap kali, hanya dalam beberapa jam, seolah-
olah bencana mendadak meledak dalam rumah tangga kami. Kami
akan berdebat, bertengkar, dan melontarkan kata-kata menyakitkan
yang akibatnya baru hilang berhari-hari, berminggu-minggu, dan
bahkan berbulan-bulan kemudian.
Seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai mengenali pola ini,
maka saya berlatih untuk setiap kali dukacita itu melanda jiwa saya
meskipun keadaan luar tampak baik-baik sajasaya akan menyelinap
pergi dan berdoa dengan tekun untuk pernikahan kami. Benar saja,
musuh masih tetap menyerang, namun karena saya sudah dengan
gigih melawannya sebelum itu, serangannya akan segera mereda
mereka tanpa menimbulkan akibat yang parah.
Saat ini musuh tidak menghantam semudah atau sesering dahulu.
Kami percaya ia patah semangat karena diserang dengan pedang roh
setiap kali ia menyusun rencana untuk menyerang. Jangan keliru: Lisa
dan saya masih harus tetap berjaga-jaga. Kami tidak dapat berpuas diri
dan mengendurkan pertahanan kami. Kami masih harus dengan sadar
dan dengan berdoa secara sungguh-sungguh melawan musuh, namun
tidak sesering ketika kami baru saja menikah.
Pelajaran positif yang kami petik dari pergumulan ini adalah
menyadari adanya tanda-tanda peringatan akan serangan musuh yang
mendekat. Kami sekarang menyadari pentingnya tetap berjaga-jaga
dalam segala area kehidupan, mengenali dukacita yang bangkit di
dalam hati kami persis sebelum terjadi serangan atas keuangan kami,
kesehatan kami, hubungan kami, dan pelayanan kami. Saya belajar
untuk meminta Roh Kudus membantu saya, karena saya sering tidak
WDKXEDJDLPDQDEHUGRDVHFDUDVSHVLNNHWLNDPXQFXOSHULQJDWDQGLQL
tersebut. Dia menolong saya, dan Dia akan menolong Anda juga. Dia
berpihak pada Anda! Dia akan menolong Anda, bahkan berdoa melalui
Anda jika Anda berserah kepada Allah. Firman Allah menjanjikan,
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;
tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang
menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu
bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-
orang kudus. (Roma 8:26-27)
6DGDU'DQ%HUMDJDMDJD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan
mendapati mereka sedang tidur. Lalu Ia berkata kepada Petrus,
Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh
ke dalam pencobaan: roh memang berniat baik, tetapi tabiat
manusia lemah. (Matius 26:40-41)
Di sini kembali kita menemukan kunci apakah kita akan tetap tak
kenal menyerah dalam ketaatan kita kepada Allah atau hanya memiliki
keinginan namun gagal. Kuncinya adalah menguatkan diri kita melalui
berjaga-jaga dan berdoa. Yudas menulis, Akan tetapi kamu, Saudara-
saudaraku yang terkasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar
imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus (ayat 20).
Doa membungkam kedagingan kita dan membangun manusia batiniah
kita.
Daging kita lemah; ia selalu mencari jalan yang paling kecil
rintangannya, yang sering merupakan jalan yang salah. Daging kita tidak
ingin melawan arus kuat pasukan dunia. Doa, di sisi lain, membangun
kekuatan batin kita untuk mengendalikan keinginan daging. Hal itu
mencegah kita agar tidak menjadi jemu. Yesus menyampaikan suatu
perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan bahwa mereka
harus selalu berdoa tanpa jemu-jemu (Lukas 18:1). Dengan kata lain,
kita akan menjadi jemu jika kita tidak berdoa, khususnya pada masa
ketika dukacita (keluhan) mencekam kita.
Kejemuan itulah yang menimpa para murid pada malam di taman
itu. Orang-orang ini tidur ketika mereka semestinya berdoa. Mereka
tidak waspada terhadap bahaya yang mengendap-endap datang
mendekat. Mereka tidak berjaga-jaga, mereka bermalas-malas.
Saat ini Anda dan saya memiliki berbagai sarana lain untuk
memadamkan atau menekan peringatan Roh: Kita dapat menyalakan
TV, berselancar di internet, mengirim SMS atau memeriksa Facebook
dengan telepon genggam yang terus terhubung, memainkan game di
komputer, sibuk bekerja, atau membuka kulkas dan mencari makanan
untuk memuaskan daging kita. Kita menjadi semakin kurang peka
terhadap bimbingan dan peringatan Roh Kudus. Akibatnya, kita
kehilangan kemampuan untuk tetap berdiri teguh saat menghadapi
kesusahan. Kita kehilangan kekuatan untuk tak kenal menyerah yang
sebenarnya tersedia secara cuma-cuma bagi kita melalui anugerah
Allah.
6DGDU'DQ%HUMDJDMDJD
Maka Yesus pun menegur anggota staf-Nya yang paling dekat dan
mengarahkan mereka: Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu
jangan jatuh ke dalam pencobaan (Matius 26:41). Dia pergi menjauh
lagi dan berdoa selama satu jam untuk kedua kalinya, kemudian
kembali hanya untuk mendapati bahwa mereka tidur lagi. Kali ini Dia
tidak membangunkan dan memperingatkan mereka; mereka sudah
menentukan pilihan mereka sendiri.
Sering kali Allah akan memperingatkan kita satu kali, mungkin
dua kali, namun kalau kita mengabaikan peringatan pertama-Nya,
Dia akan tetap diam sesudah itu sebelum kita bertobat. Ketika masalah
menimpa kita, dengan frustasi kita bertanya, Di manakah Engkau,
ya Allah? Dia sudah memperingatkan kita, namun kita tidak mau
mendengarkan.
Yesus kembali menjauhi murid-murid-Nya yang tertidur untuk
berdoa ketiga kalinya. Ketika Dia selesai berdoa, mereka masih tertidur.
Dan pada saat itulah Yudas, si pengkhianat, dan para pengawal Imam
Besar datang ke taman dan menangkap Yesus.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
diharapkan.
Siapa orang yang lebih baik untuk menulis nasihat tentang
mempersenjatai diri daripada Rasul Paulus? Pada malam yang
genting itu ia begitu gagah berani dalam berkata-kata, namun gagal
GDODP EHUWLQGDN <HVXV VHFDUD VSHVLN VXGDK PHPSHULQJDWNDQQ\D
Simon, Simon, Iblis telah meminta dengan sangat supaya engkau
diserahkan kepadanya untuk ditampinya seperti gandum (Lukas
22:31, FAYH). Tetapi Petrus dan murid lain tidak memiliki kekuatan tak
kenal menyerah yang diperlukan untuk berdiri dengan teguh sepanjang
malam itu. Karena itu, dalam hidupnya kelak, ia memperingatkan
Anda dan saya untuk mempersenjatai diri agar dapat menyelesaikan
pertandingan dengan kuat, entah untuk satu malam, untuk satu musim,
entah untuk seluruh hidup kita.
Mempersenjatai diri kita dalam pertempuran melibatkan sikap
tetap sadar dan berjaga-jaga. Kita tidak boleh membiarkan daya pikat
dunia ini menumpulkan tekad atau komitmen kita untuk menjadi
seperti Kristus dalam segala sesuatu. Dan kita harus waspada, berjaga-
jaga sepanjang waktu, karena kalau kita tidak dengan gigih mengawasi
Iblis yang berusaha untuk menelan kita, ia akan menimbulkan bencana.
13
MELAWAN IBLIS
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum
dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu
di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
1 Petrus 5:89
7DN.HQDO0HQ\HUDK
hidup. Jika Anda bijaksana, Anda akan membawa senapan yang kuat
dan tahu cara menggunakannya. Jika dipersenjatai, sadar, dan waspada,
Anda siap untuk bertempur dan menang. Anda tak akan celaka. Itulah
yang ditekankan Petrus.
MELAWAN IBLIS
Di ayat 9 Petrus dengan tegas menasihati kita untuk melawan iblis.
Kata melawan ini dalam bahasa Yunaninya austhistemi. Thayer
PHQGHQLVLNDQQ\D EHUVLDJD PHQJKDGDSL PHQDKDQ PHQHQWDQJ
Strong menambahkan, berdiri menghadapi. Kamus saya
PHQGHQLVLNDQ PHODZDQ VHEDJDL PHQFHJDK GHQJDQ WLQGDNDQ DWDX
argumentasi. Tidak perlu diragukan lagi, kata ini mengandung maka
NRQLN\DQJDJUHVLI
1DPXQ VDDW NLWD PHPSHUVLDSNDQ GLUL XQWXN PHQJKDGDSL NRQLN
bersenjata, dengarkanlah kata-kata penghiburan Yesus: Sesungguhnya
Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan
kalajengking dan kuasa atas segala kekuatan musuh, sehingga tidak
ada yang akan membahayakan kamu (Lukas 10:19). Bukankah itu
membesarkan hati? Janji Allah memastikan bahwa jika Anda berjalan
dalam anugerah-Nya yang penuh kuasa, tidak ada seorang atau
sesuatu pun yang akan membahayakan Andabahkan Iblis sekalipun!
Ini sangat penting.
Akan tetapi, Anda harus menggunakan kuasa yang telah
diberikan kepada Anda. Jika tidak, janji itu tidak akan ada gunanya
dan Anda dapat celaka. Karena itulah
Petrus memerintahkan kita untuk
melawan Iblis. Ia tidak berkata,
Berdoalah dan mintalah Allah untuk
Allah sudah menetapkan
menyingkirkannya. Kita harus secara
untuk memberikan
langsung, secara sengaja, dan dengan
semua otoritas kepada
penuh tekad melawan dia.
Yesus, dan Yesus pada
Tidak ada satu ayat pun dalam
gilirannya menyerah-
Perjanjian
Baru yang memerintahkan kita
kannya kepada kita.
untuk meminta Allah menyingkirkan
Iblis dari kehidupan kita. Faktanya,
Allah tidak dapat melakukannya! Saya
tahu bahwa Anda mungkin berpikir
saya sudah tidak waras dengan menggunakan istilah tidak dapat
0HODZDQ,EOLV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
atau pencobaannya. Dia juga tidak berkomunikasi dengan musuh
secara tidak langsung dengan berkata kira-kira seperti ini, Allah tidak
menghendaki Iblis mengalahkan aku, maka Aku tidak akan menyerah
pada pencobaan ini. Tidak, Dia menghadapi Iblis secara langsung
dan secara tegas. Anda dan saya harus melakukan hal yang sama. Kita
diberi nasihat, Janganlah beri kesempatan kepada Iblis (Efesus 4:27).
Akhirnya, Yesus mengucapkan Firman Allah yang tertulis.
Perhatikan perkataan-Nya, Ada tertulis. Mengapa hal ini sangat
penting? Karena Firman Allah adalah pedang kita. Paulus berkata,
'DQWHULPDODKSHGDQJ5RK\DLWXUPDQ$OODK(IHVXV)LUPDQ
$OODK EXNDQ VHQMDWD VLN PHODLQNDQ VHQMDWD URKDQL \DQJ OXDU ELDVD
Yesus benar-benar menikam musuh dengan pedang rohani-Nya, dan
tak ayal lagi hal itu menyakitkan. Akan tetapi, musuh rupanya amat
keras kepala dan ia tidak gampang menyerah. Ia menahan sakit dan
terus menyerang.
Dalam upaya berikutnya, Iblis menawari Yesus jalan pintas untuk
memperoleh kembali kerajaan dunia ini, yang karena dosa Adam
telah diserahkan kepada Iblis. Yang perlu Yesus lakukan hanyalah
sujud dan menyembahnya. Namun Yesus menjawab, Enyahlah, Iblis!
Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan
hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! (Matius 4:10).
Yesus
menyuruh musuh agar pergi menjauh. Ini sama dengan bila Anda atau
saya berkata dengan penuh keberanian, Pergi sana! Yesus kemudian
menggunakan Firman Allah untuk menghantam musuh sekali lagi.
Pencobaan berlanjut sampai musuh menanggung semua tikaman
yang sanggup ditahannya dalam satu kali perjumpaan. Lukas mencatat,
Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari
hadapan-Nya dan menunggu saat yang baik (4:13).
0HODZDQ,EOLV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
supaya tidak ada orang lain yang mendengar suaraku. Kemudian
aku mulai berteriak kuat-kuat, karena teguh berarti menyerahkan
segalanyaroh, jiwa, dan tubuhku. Tubuh di sini sering berarti
menyaringkan suaraku, maka aku berkata, Oke, Iblis, kalau kau mau
bertempur, bersiaplah untuk bertempur! Namun, kuingatkan kau
sebelumnya, kau hanya akan ditikam lagi karena aku memiliki pedang,
sedangkan kamu tidak. Aku akan menggunakan pedang Roh, dan aku
akan mencincangmu, dan kalau kau masih juga keras kepala dan tidak
mau lari, aku akan mencincang potongan tubuhmu menjadi lebih kecil
lagi sambil kau berlari ketakutan. Nah, Firman Allah menyatakan....
Ken mendengarkan ketika saya membagikan beberapa ayat Firman
Allah tentang kesembuhan, kemerdekaan dari ketakutan, pemeliharaan,
dan pembebasan. Saya menunjukkan kepadanya cara menggunakan
UPDQ WHUWXOLV LWX GDQ PHQMDGLNDQQ\D SHGDQJ SHUWHPSXUDQ 6D\D
mengatakan pada Ken bahwa ia harus berbicara secara langsung dan
secara tegas pada roh ketakutan. Kami masih berbicara beberapa saat,
lalu saya berdoa baginya, dan ia pergi.
Enam bulan kemudian Ken kembali kepadanya dengan tampang
muram. Saya dapat melihat ia masih menanggung masalah yang berat.
Saya menanyakan kabarnya, tetapi saya sudah tahu apa yang akan
dikatakannya.
John, saat ini keadaannya malah lebih buruk dari dulu, katanya.
Aku melawan ketakutan lebih sering dari enam bulan lalu. Serangan itu
sepertinya terjadi nyaris setiap hari: aku sering berkeringat, pakaianku
basah kuyup, keyakinanku goyah. Dan aku kesulitan melayani orang
lain karena aku sendiri disibukkan oleh pertempuran itu.
Ken mencondongkan tubuhnya dan mengakui dengan cemas,
John, aku sudah sering berpuasa, berdoa, dan bahkan berseru kepada
Tuhan untuk menolongku. Aku bukan hanya tidak mendapatkan
jawaban apa pun, aku juga hampir gila.
Saya terperangah. Ken, sudahkah kau melakukan apa yang
kukatakan padamu beberapa bulan lalu? Sudahkah kau pergi ke
tempat sepi dan melawan Iblis secara langsung? Apakah kau sudah
mengucapkan Firman Allah kepadanya?
Yah... belum juga sih.
Saya pun marah. Ken, tidak akan terjadi apa-apa, tidak akan ada
perubahan, kecuali kalau kau secara langsung menghadapi musuh
dengan pedang Roh, yaitu Firman Allah.
0HODZDQ,EOLV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
setiap lidah harus mengakui ketuhanan-Nya (Filipi 2:10-11).
Kamu sudah diberi perlengkapan senjata Allah: baju zirah
kebenaran, perisai iman, ketopong keselamatan, dan seterusnya. Perisai
imanmu tidak akan memadamkan hanya sebagian, namun setiap
panah berapi yang musuh lepaskan kepadamu. Allah berjanji dalam
Firman-Nya, Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan
berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau
dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah. Inilah yang menjadi
bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka terima
dari pada-Ku (Yesaya 54:17). Ken, Allah secara khusus berkata bahwa
kamu-lah yang melawan serangan itu. Dia tidak melakukannya; kamu
yang harus menghadapi Iblis dan berbicara kepadanya. Kamu terus
berseru kepada Allah, namun Allah menjawab kamupersis seperti
PresidenTembak dia! atau Tikam dia dengan pedang!
Ken menatap lurus ke arah saya. Ia melihat hikmat di balik contoh
yang Roh Kudus sampaikan melalui saya. Ia meninggalkan kantor saya
dengan pengharapan dan iman. Tiga minggu kemudian ia kembali ke
kantor saya dengan senyum menyeringai lebar. Langkahnya berjingkat
penuh semangat, matanya bersinar-sinar, dan suaranya penuh gairah.
John, kau harus mendengar apa yang terjadi!
Saya mencondongkan tubuh siap menyimak laporan yang luar
biasa.
Aku sedang dalam perjalanan ke gereja pada Minggu pagi ketika
hal itu mulai terjadi lagi, kata Ken. Rasa takut yang mengerikan itu
kembali muncul dalam hatiku, jangan-jangan aku bisa mati mendadak
kapan saja gara-gara serangan jantung. Aku mulai berkeringat dan
pakaianku mulai basah. Namun, alih-alih berseru kepada Allah
seperti yang dulu selalu kulakukan, aku menjadi geram. Aku benar-
benar murka pada Iblis. Kemarahan seperti mendidih dalam hatiku,
dan tanpa memperingatkan istriku yang duduk di sampingku, aku
menghantam dasbor mobil. Ia nyaris terlompat menjebol atap! Aku
berteriak lantang, Iblis, aku tahu sekarang! Aku sudah muak dengan
kamu dan dengan rasa takut ini! Kemudian saya mulai mengutip
dengan keras dan penuh keyakinan apa yang Firman Allah nyatakan
tentang kehidupan saya.
John, ketika aku menghantam dasbor dan berteriak, Iblis, aku tahu
sekarang! tiba-tiba aku mendapatkan penglihatan di dalam hatiku.
Aku melihat Yesus di takhta di surga, dan pada saat aku menghadapi
Iblis, aku melihat Yesus melompat dengan penuh semangat, tangan-
0HODZDQ,EOLV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
menganggap hal itu karena sistem pencernaan yang belum sempurna.
Anak sulung kami, Addison, juga mengalami kolik. Saya ingat ia
menangis menjerit-jerit tanpa alasan yang jelas. Ketika hal itu baru
terjadi beberapa kali, tangisannya seakan tak berkesudahan. Kami
menepuk punggungnya, menimangnya, dan bernyanyi untuknya,
namun ia terus saja menjerit. Kami merasa tak berdaya karena ia
tidak bisa dihibur. Setelah beberapa saat saya menggendongnya dan
memerintahkan penyakit itu untuk meninggalkan tubuhnya. Saya
berbicara secara langsung kepada sistem pencernaannya. Kemudian
saya akan berdoa dengan kuat dan keras di dalam Roh, dan Addison
akan tidur nyenyak.
Suatu malam Lisa sedang ke kamar tidur dan saya sudah berbaring
di kasur. Tiba-tiba kami mendengar jeritan yang mendirikan bulu roma
dari ruang bayi. John, itu pasti kolik lagi! teriak Lisa.
Saya bangkit dari kasur dan menengok sekilas jam di sisi tempat
tidur: 12.11 dini hari. Saya bergegas ke ruang bayi, mengangkat
Addison dari buaian, dan memerintahkan penyakit itu meninggalkan
tubuh anak saya dalam nama Yesus. Kemudian saya berdoa dalam Roh
sampai Addison jatuh tertidur. Hal itu perlu waktu sekitar lima belas
menit.
Keesokan malamnya kami berdua sudah di tempat tidur ketika
kami mendengar jeritan yang mengerikan. Saya harus mengakui bahwa
pikiran pertama yang muncul dalam benak saya adalah, Ternyata tidak
berhasil! Kau terus berdoa untuknya dan keadaannya tidak membaik
juga. Kau tidak efektif dan tidak beriman. Saya harus dengan sadar
menolak pikiran itu dari benak saya dan menggantikannya dengan apa
yang Firman Allah katakan tentang jawaban doa. Saya berkata pada
Lisa, Biar kuurus.
Saya bangun dan melirik jam. Kembali saat itu pukul 12.11 dini
hari. Kebetulan saja, pikir saya. Saya bergegas ke kamar Addison,
memeluknya, memerintahkan rasa sakit itu pergi dalam nama Yesus,
dan berdoa dalam Roh sampai ia jatuh tertidur. Kembali, hal itu perlu
waktu sepuluh sampai lima belas menit.
Keesokan malamnya, Lisa sedang membersihkan riasan wajahnya
di kamar mandi dan saya berbaring di kasur. Untuk ketiga kalinya
berturut-turut kami mendengar jeritan yang menegakkan bulu roma
itu. Kali ini pikiran yang muncul sedikit lebih kuat: John, kau sudah
berdoa untuk Addison nyaris selama dua minggu. Kau berdoa tadi
malam dan malam sebelumnya. Sudahlah, kau tidak membuat anakmu
0HODZDQ,EOLV
lebih baik! Doamu sama sekali tidak berhasil! Kembali saya melawan
pikiran itu dan menggantinya dengan Firman Allah dan bangkit dari
tempat tidur.
Mata saya melihat jam, dan saya ingin memastikannya. Untuk
ketiga kalinya berturut-turut, jeritan itu terjadi pada pukul 12.11 dini
hari. Saya benar-benar geram! Saya menerjang ke kamar bayi, melihat
anak saya yang menderita, menjangkau ke dalam buaiannya, dan
menumpangkan tangan saya ke dadanya. Saya memandang pada
bayi kecil saya dan saya merasa bukan hanya saya yang menatapnya;
seolah-olah Roh Kudus menatap Dia melalui mata saya.
Dengan amarah dan otoritas yang besar saya berteriak, Kau
roh kolik dan kelemahan, cukup sudah kau menyiksa anakku! Aku
mematahkan kutuk yang berasal dari garis keluarga Lisa, dan aku
memerintahkan engkau di dalam nama Yesus untuk menjauhkan
tangan kotormu dari Addison! Kau harus segera pergi, dan jangan
pernah kembali lagi! Anda akan mengira hal itu membuat si bayi
ketakutan, namun malam sebaliknya. Addison kecil langsung berhenti
menangis, menatap saya dengan lembut, kemudian menutup matanya,
dan tertidur. Itulah terakhir kalinya ia menangis karena kolik. Sejak
malam itu, ia menjadi bayi yang normal dan bahagia. Musuh sudah
angkat tangan; ia capek terus-menerus ditikam dengan pedang. Ia
meninggalkan Addison dan tidak pernah kembali lagi.
Anak kedua kami, Austin, lahir hampir tiga tahun kemudian.
Beberapa bulan setelah kelahirannya, ia mulai memperlihatkan gejala-
gejala yang sama. Saya tahu saya sudah siap untuk menghadapi
pertempuran lain lagi. Saya berbicara dengan penuh otoritas atau
atau dua kali, dan jeritan mengerikan itu berhenti. Kolik itu berhenti
dalam waktu beberapa hari dan tidak pernah menyiksa Austin lagi.
Ketika anak ketiga kami, Alec, lahir beberapa tahun kemudian, ia sama
sekali tidak bermasalah dengan kolik. Siklus itu telah dipatahkan. Saya
membayangkan musuh berpikir, Kalau aku mencoba lagi, aku pasti
akan dihantam dan ditikam dengan pedangFirman Allah.
Sahabat yang baik, jangan gampang menyerah dalam melawan
Iblis. Hardiklah ia secara langsung dan secara tegas dengan otoritas
yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada Anda. Kebulatan hati kita
untuk bebas dari belenggu harus lebih besar dari kebulatan hati musuh
untuk memperbudak kita.
Saya tidak akan pernah melupakan kesaksian seorang misionaris
luar biasa yang melayani suku Indian di Meksiko. Ia bekerja terutama
7DN.HQDO0HQ\HUDK
di desa-desa kecil di pegunungan, dan hampir setiap orang di sebuah
desa sudah menjadi orang percaya sebagai buah pelayanan timnya.
Suatu malam ia dibangunkan oleh penduduk desa. Mereka panik.
Bayi sepasang suami-istri anggota gereja misi itu baru saja meninggal
dunia. Anggota keluarga segera meminta misionaris itu untuk
datang dan berdoa. Ia langsung bangun, pergi ke rumah mereka, dan
memerintahkan roh kematian untuk meninggalkan bayi itu. Dalam
beberapa menit, bayi itu mulai batuk, bersin, dan bernafas. Bayi itu
kembali dari kematian! Setiap orang bersukacita, dan misionaris itu
kembali ke rumahnya dan kembali tidur.
Tidak lama kemudian orang-orang yang tadi kembali mengetuk
pintunya. Bayi itu mati lagi untuk kedua kalinya. Misionaris itu bangkit,
menghardik roh kematian, dan bayi itu kembali hidup. Misionaris itu
bercerita bahwa ia harus melawan roh kematian beberapa kali sebelum
roh itu benar-benar meninggalkan si bayi.
Bayi itu masih hidup, dan ketika misionaris itu bersaksi, ia salah
satu anak yang sehat di desa itu.
BERPEGANG TEGUH
Terlalu sering saya menyaksikan orang percaya mengalami kehilangan
yang tragis. Orang-orang yang berniat baik telah sungguh-sungguh
menerima berkat, kesembuhan, dan mukjizat dari Allah, namun dalam
beberapa hari, minggu, bulan, atau kadang-kadang tahun, mereka
kehilangan apa yang sudah mereka terima itu. Itulah sebabnya Alkitab
memerintahkan kita: Peganglah yang baik (1 Tesalonika 5:21). Setiap
orang percaya harus merenungkan, menghapalkan, dan berdiri teguh
menurut nasihat ini. Saya belajar hal itu sejak awal kehidupan Kristen
saya.
Sepanjang sebagian besar masa remaja, saya menderita gangguan
nyeri punggung bawah. Setelah saya menjadi orang percaya selama
sekitar setahun, saya mengikuti kebaktian dengan seorang teman.
Perempuan yang mengadakan kebaktian mengumumkan, Ada
seseorang dalam kebaktian malam ini yang menderita gangguan nyeri
punggung, khususnya di punggung bagian bawah.
Saya langsung tahu yang dimaksudkannya adalah saya, namun
saya agak sangsi dengan apa yang sedang terjadi saat itu. Saya sudah
terbiasa mengikut misa Katholik sepanjang hidup saya dan merasa tidak
0HODZDQ,EOLV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dalam nama Yesus!
Ruangan itu benar-benar menjadi terang kembali. Rasa takut dan
hadirat yang menyertai serangan itu langsung lenyap, dan rasa nyeri
pun ikut lenyap. Sejak saat itu saya tidak pernah lagi harus melawan
nyeri.
Yesus berkata, Jagalah baik-baik apa yang kalian miliki, supaya
tidak seorang pun merenggut hadiah kemenanganmu (Wahyu 3:11,
BIS). Kita harus tak kenal menyerah dalam berpegang teguh pada apa
yang sudah kita terima dari Allah.
Salah satu cerita paling menyedihkan yang pernah saya saksikan
adalah seorang pria yang menerima
kesembuhan secara ajaib pada suatu
malam dalam kebaktian gereja saat saya
berkhotbah. Yang hadir sangat banyak,
Kita harus tak
maka sesudah berkhotbah saya berdoa
kenal menyerah dalam
untuk orang banyak sekaligus. Saya
berpegang teguh
melihat seorang pria yang tertunduk,
pada apa yang sudah
menangis di antara lautan orang di
kita terima dari Allah.
depan saya. Saya mendekatinya untuk
mengetahui apa yang terjadi. Ternyata
ia sudah dioperasi beberapa kali di
punggungnya dan menanggung cacat
seumur hidupnya. Ia selama ini hidup dalam kesakitan yang kronis,
namun kini disembuhkan sepenuhnya. Ia menangis dan menangis dan
menangis dengan penuh sukacitabelum pernah saya melihat orang
dewasa menangis seperti itukarena kemerdekaan menakjubkan yang
dialaminya.
Beberapa minggu kemudian kamu bertemu lagi di restoran. Ia
tersenyum lebar, penuh semangat, dan bercerita bahwa penyakitnya
sudah berakhir dan ia menikmati kemerdekaan yang baru saja
dialaminya. Saya benar-benar ikut bersukacita mendengarnya.
Kira-kira setahun kemudian saya bertemu dengannya lagi. Ia tidak
menyambut saya dengan tersenyum seperti sebelumnya. Nyatanya, ia
tidak mendekati saya sama sekali. Saya mengenalinya dan menanyakan
kabarnya. Ia bercerita bahwa penyakit punggungnya kambuh lagi. Ia
bertanya-tanya apakah kesembuhan yang dialaminya dalam kebaktian
malam itu memang otentik. Ia berusaha menenteramkan saya dengan
mengatakan bahwa kekambuhan itu tidak sepenuhnya buruk karena
Allah sedang mengajarinya sesuatu melalui rasa sakit itu. Saya berusaha
0HODZDQ,EOLV
7DN.HQDO0HQ\HUDK
akan dibawa turun sampai ke lubang neraka, lubang yang
paling dalam. Semua yang ada di situ akan menatap engkau
dan bertanya kepadamu, Dia inikah yang telah menggetarkan
kerajaan-kerajaan di bumi? (Yesaya 14:12-16, FAYH)
Secara historis, Yesaya menulis tentang raja Babel. Akan tetapi,
UPDQQXEXDWDQVHULQJPHQJDQGXQJGXDSHQHUDSDQGDQSHQJJHQDSDQ
yang berbedayang satu alamiah, yang lain rohaniah. Karena Yesaya
menulis tentang dia yang pasukannya menghancurkan orang-orang,
keluarga-keluarga, dan bangsa-bangsa, tak perlu diragukan lagi
bahwa di tataran rohani ia berbicara tentang Iblis. Menurut Yesaya,
kesudahannya adalah lubang api neraka yang paling dalam tempat ia
dan antek-anteknya akan disiksa siang malam untuk selama-lamanya
(Wahyu 20:10, FAYH).
Tidak mungkin Anda tidak menerima berkat dan pembebasan dari
Allah jika Anda percaya dan berdiri teguh melawan bala kegelapan
yang menyerang. Hal itu bisa terjadi dalam area keuangan, hikmat,
kesehatan, bisnis, pelayanan, atau, paling penting, kemampuan Anda
untuk menolong orang lain. Jika Anda melawan dengan pedang Roh,
Anda pasti akan berjaya setiap kali, sama seperti Yesus.
KATA-KATA PERINGATAN
Sebelum mengakhiri bab ini, saya ingin membahas dua sikap ekstrem
yang saya saksikan dalam tubuh Kristus. Sikap ekstrem pertama
adalah mencari-cari Iblis di balik setiap perkara. Orang Kristen dalam
kelompok ini terlalu memikirkan roh jahat sampai mereka mengalihkan
pandangan dari Sang Guru. Ini sikap yang sangat tidak bijaksana.
Ekstrem kedua adalah mengasihi Allah, namun sepenuhnya
mengabaikan musuh, seperti Pendeta Ken yang datang ke kantor saya.
Pola pikir utama orang Kristen dalam kelompok ini adalah: Jika aku tidak
memedulikan si jahat, ia pada akhirnya akan menjauh sendiri. Gagasan
semacam itu sia-sia dan jauh dari kebenaran. Kita diperintahkan untuk
secara aktif melawan musuh dan terus melakukannya sampai kehendak
Allah menang. Kita harus selalu ingat bahwa apa yang tidak kita hadapi
di dalam nama Yesus tidak akan berubah. Jangan menyingkir dari
konfrontasi! Itu tugas Anda sebagai warga kerajaan Allah, itu ketaatan
Anda kepada Allah, dan itu termasuk dalam lingkup kuasa Allah yang
dahsyat yang telah dikaruniakan kepada Anda oleh anugerah-Nya.
0HODZDQ,EOLV
14
PERLAWANAN YANG
PALING AMPUH
Lawanlah dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama.
1 PETRUS 5:9
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan
lari dari hadapanmu! (Yakobus 4:7).
Dalam ayat ini Yakobus mengungkapkan bahwa metode utama
untuk melawan Iblis adalah dengan tunduk kepada Allah. Ini berarti
secara konsisten hidup dalam kepercayaan dan ketaatan kepada-Nya.
Dengan berbuat demikian, kita dapat membawa jalan-Nya, pola pikir-
Nya, dan prinsip-prinsip-Nya ke dalam area-area dunia yang bengkok
dan menyimpang di sekitar kita. Ketaatan mutlak adalah metode utama
menghadapi kubu pertahanan atau serang musuh dan untuk naik
menuju taraf otoritas dan pemerintahan yang lebih tinggi. Simaklah
perkataan Paulus:
Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang
secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah
senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan
kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-
benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan
setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk
menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala
pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, dan kami siap
sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bilamana
ketaatan kamu telah menjadi sempurna. (2 Korintus 10:3-6).
Kubu pertahanan Iblis adalah proses berpikir, pola pikir, penalaran,
pandangan intelektual, imajinasi, dan pola psikologis lainnya yang
bertentangan dengan pengetahuan atau kehendak Allah. Hal ini
mencakup, namun tidak terbatas pada, kecemburuan, ketamakan,
keegoisan, manipulasi, hawa nafsu, perselisihan, bujukan, dan iri
hati. Sikap hati dan pikiran ini berlawanan dengan kebenaran Allah
GDQ PHPDQWLN NRQLN URKDQL $NDQ WHWDSL VHSHUWL GLWXOLV 3DXOXV
ketaatan kita memampukan kita untuk menghancurkan bentuk-bentuk
ketidaktaatan ini.
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah
anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu
(1 Korintus 14:20). Kita perlu polos dalam pemikiran, menjadi seperti
anak-anak, dalam kejahatan; namun dalam pengertian dan keteguhan,
kita perlu menjadi orang percaya yang dewasa.
Seorang bayi akan menanggapi pelatihan apa pun yang diterimanya,
entah baik entah buruk. Anak-anak juga rentan dan mudah dipengaruhi.
Akan tetapi, kebanyakan orang dewasa tahu di mana ia berpijak dan
tidak mudah digoyahkan oleh desakan yang salah. Kita dinasihati
untuk bertumbuh di dalam Kristus sehingga kita dapat berdiri teguh
di dalam kebenaran dan secara efektif menangkis atau menghukum
segala ketidaktaatan. Menurut Paulus, diperlukan pengertian untuk
menjadi dewasa di dalam Kristus. Namun, kita masih memerlukan
lebih dari itu, dan Petrus membahasnya.
Bagaimana kita bertumbuh secara rohani? Kita dapat
PHPEDQGLQJNDQQ\D GHQJDQ SHUWXPEXKDQ VLN GDQ PHQWDO )DNWRU
DSDNDK\DQJPHQXQMDQJDWDXPHPEDWDVLSHUWXPEXKDQVLN":DNWX
Pernahkah Anda melihat bayi enam bulan yang setinggi 160 cm? Tidak
ada, biasanya perlu lima belas sampai delapan belas tahun untuk
PHQFDSDLWLQJJLLWX3HUWXPEXKDQVLNDGDODKIXQJVLGDULZDNWX
3HUWXPEXKDQ PHQWDO GLEDQGLQJNDQ GHQJDQ SHUWXPEXKDQ VLN
tidak terbatasi oleh waktu. Saya pernah bertemu dengan anak empat
belas tahun yang sudah lulus SMA dan disebut sebagai anak genius.
Saya pernah bertemu dengan orang berumur lima puluh tahun dan
belum lulus dari SMA. Jadi, pertumbuhan mental atau intelektual
bukan fungsi dari waktu, melainkan fungsi dari pembelajaran. Anda
harus naik dari kelas satu ke kelas dua, kemudian berlanjut ke kelas
tiga, empat, lima, dan seterusnya. Anda dapat melakukannya secara
cepat atau secara lambat menurut keinginan Anda.
Nah, apakah pertumbuhan dan kedewasaan rohani merupakan
fungsi dari, dan terbatasi oleh, waktu? Yah, saya pernah mengamati
orang yang baru lahir kembali selama setahun, namun sudah bertumbuh
dalam kedewasaan. Kemudian saya juga pernah menemukan orang
yang sudah selama selama dua puluh tahun, namun masih mengenakan
popok rohani dan menjadi biang masalah bagi pemimpin Kristen
mereka dan juga saudara seiman lainnya. Jadi, kedewasaan rohani
bukanlah fungsi waktu.
Apakah pertumbuhan dan kedewasaan rohani merupakan fungsi
dari, dan terbatas pada, pembelajaran? Orang Farisi dapat mengutip
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
lima kitab pertama Alkitab secara persis, tetapi mereka tidak dapat
mengenali Anak Allah ketika Dia menyembuhkan orang sakit dan
mengusir roh jahat tepat di depan mata mereka. Kehidupan mereka
PXQDN GDQ PHUHND VHFDUD URKDQL EXWD DNDQ NHGDWDQJDQ GDQ
pelayanan Mesias.
Jadi, apakah yang menunjang pertumbuhan rohani itu? Apa yang
membatasinya? Jawabannya adalah penderitaan. Perhatikan kembali
perkataan Petrus: Siapa yang telah menderita secara badani, ia telah
berhenti berbuat dosa (1 Petrus 4:1). Seseorang yang telah berhenti
berbuat dosa telah mencapai kedewasaan rohani yang sempurna.
Mungkin muncul sanggahan, Saya pernah melihat orang yang
telah menderita, dan kini mereka merasakan kepahitan. Hal itu
memang dapat terjadi. Jadi, pasti ada unsur lain yang merupakan
kunci menuju kedewasaan rohani. Penulis kitab Ibrani memberikan
pencerahan: Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar taat dari apa
yang telah diderita-Nya (Ibrani 5:8).
Ayat ini menjelaskan bahwa Yesus
tidak secara otomatis mengenakan
ketaatan ketika Dia datang ke muka
bumi; Dia harus mempelajarinya,
pertumbuhan rohani
dan
Dia
melakukannya
dengan
bukan terjadi ketika
sempurna:
Dia
tidak
pernah
berdosa
matahari bersinar cerah
atau melakukan kesalahan. Untuk
dalam hidup kita
pembahasan kita, poin utamanya adalah
Yesus belajar taat melalui penderitaan.
Jika kita memadukan ayat ini dengan
perkataan Petrus, nyatalah bahwa pertumbuhan rohani bukan terjadi
ketika matahari bersinar cerah dalam hidup kita, ketika setiap orang
menyanjung kita dan memperlakukan kita dengan ramah, dan segala
sesuatu berjalan dengan lancar. Tidak, kita bertumbuh secara rohani
ketika kita terus menaati Allah di tengah pencobaan. Kita bertumbuh
semakin kuat ketika kita tunduk pada hikmat Allah setiap kali orang
PHPWQDK NLWD PHQJJRVLSNDQ NLWD PHPSHUODNXNDQ NLWD GHQJDQ
buruk, atau berusaha mencelakakan kita... atau ketika kita baru saja
kehilangan pekerjaan, mendapatkan laporan yang buruk dari pengacara
atau dokter, atau tidak tahu dari mana akan mendapatkan dana yang
diperlukan.
Kita memilih untuk memercayai Allah di tengah kesukaran, bahkan
sekalipun hal itu tampaknya merugikan kita. Kita memilih untuk
melawan kejahatan yang menyerang kita, pertama dan terutama dengan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
menaati Firman Allah. Dengan cara seperti inilah pertumbuhan rohani
yang sejati terjadi. Kehidupan Yusuf, anak Yakub, menggambarkan hal
ini dengan indah.
MIMPI YUSUF
Allah mengikat perjanjian dengan Abraham. Janji ini diteruskan kepada
Ishak, anaknya, dan kepada Yakub, cucunya. Yakub memiliki dua belas
anak; yang kesebelas adalah Yusuf. Kakak-kakak Yusuf membencinya,
dan Kitab Suci menjelaskan penyebabnya. Yusuf yang masih muda
suka mengadu (Kejadian 37:2) dan membusungkan dada (ayat 5).
Dan ayah mereka, Yakub, lebih mengasihi Yusuf daripada yang lain
dan memanjakannya dengan memberinya jubah indah warna-warni.
Semuanya itu semakin menambah kebencian kakak-kakak Yusuf.
Dengan hubungan yang sudah tegang seperti itu, Allah memberi
Yusuf dua buah mimpi. Dalam mimpi pertama Yusuf melihat berkas-
berkas gandum di ladang. Ia melihat berkasnya berdiri tegak, adapun
berkas kakak-kakaknya menunduk kepada berkasnya. Dalam mimpi
kedua Yusuf melihat matahari dan bulan dan sebelas bintang sujud
menyembahnya. Yusuf dengan naif dan dengan antusias menceritakan
kedua mimpinya itu kepada saudara-saudaranya beserta dengan
tafsirannya bahwa suatu hari ia akan memerintah atas mereka. Tentu
saja kakak-kakaknya tidak ikut bersukacita bersamanya, namun malah
makin membencinya.
Nantinya, sepuluh kakaknya pergi jauh dari rumah untuk mencari
padang rumput yang segar untuk menggembalakan ternak ayah
mereka. Waktu berlalu, dan Yakub menyuruh Yusuf untuk melihat
keadaan mereka. Ketika kakak-kakaknya melihat Yusuf datang, mereka
bersekongkol, Ini dia, datanglah adik kita, Sang Pemimpi, Tuan
Pemimpin, Penguasa kita yang Gemilang. Marilah kita membunuhnya!
Akan kita lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu
(parafrase saya).
Maka mereka pun melemparkannya ke dalam sumur dengan
maksud membiarkannya sampai mati. Akan tetapi, beberapa jam
kemudian lewat karavan bangsa Ismael yang sedang dalam perjalanan
menuju Mesir. Yehuda, anak keempat, mendapatkan ide cemerlang.
Hei Bung, tunggu sebentar. Kalau kita membiarkan dia membusuk
di sumur, tidak akan ada gunanya bagi kita. Mari kita menjualnya
sebagai budak, agar kita mendapatkan sejumlah uang. Itu sama saja
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
dengan dia mati dan tidak akan pernah merepotkan kita lagi, dan kita
akan membagi-bagi barang-barangnya. Yang lebih penting, kita tidak
menanggung darahnya kalau sampai ia mati (parafrase saya).
Saudara-saudara lain yang ada di situ menyukai ide itu, maka
mereka menjual Yusuf sebesar dua puluh keping perak. Kecemburuan,
kebencian, dan pikiran jahat mereka menyulut tindakan yang
dimaksudkan untuk merampas warisan Yusuf dan menjauhkannya
dari keluarga. Ingatlah, saudara-saudara Yusuf sendirilah yang
melakukannya!
Sulit bagi kita membayangkan ketidakadilan yang menimpa Yusuf.
Menjualnya sebagai budak nyaris sama kejamnya dengan mencabut
nyawanya. Pada saat itu, anak laki-laki sangat berarti bagi keluarganya,
karena dialah yang memikul nama dan warisan ayahnya. Kakak-kakak
Yusuf merampas kehormatan ini dari Yusuf. Mereka menghapuskan
namanya, melenyapkan sepenuhnya identitasnya. Pada saat itu, jika
orang dijual sebagai budak ke negara lain, ia akan terus menjadi budak
seumur hidup. Istri dan anak-anaknya semuanya juga akan menjadi
budak. Bagi Yusuf, segala sesuatu yang dikenalnya dan segala sesuatu
yang dicintainya lenyap sudah. Amatlah sulit seseorang hidup sebagai
budak seumur hidupnya, terlebih lagi bila orang itu terlahir sebagai ahli
waris orang yang kaya, namun kemudian dilucuti seluruh haknya
dan hal itu dilakukan oleh saudara seayahnya sendiri! Yusuf saat itu
nyaris seperti orang mati yang hidup. Saya membayangkan Yusuf
harus melawan pikiran-pikiran yang mengharapkan lebih baik dirinya
mati daripada dijual sebagai budak. Tindakan kakak-kakak Yusuf itu
betul-betul jahat dan keji.
Ketika karavan itu tiba di Mesir, Yusuf dijual kepada orang bernama
Potifar, seorang pejabat di istana Firaun. Ia sekarang menjadi hal milik
Potifar. Anda dan saya dapat membaca kisah ini di Alkitab ribuan
tahun setelah peristiwanya terjadi sehingga kita sudah mengetahui
kesudahannya. Namun ingat, Yusuf belum dapat membaca Kitab
Kejadian. Ia tidak tahu bagaimana masa depannya kecuali menjadi
budak di tanah asing. Tampaknya ia tidak akan bertemu lagi dengan
ayah, teman-teman, atau tanah asalnya. Tampaknya pula ia sudah
kehilangan seluruh kesempatan untuk menyaksikan mimpinya menjadi
kenyataan. Bagaimana mungkin impian itu menjadi nyata? Ia seorang
budak di Mesir; ia tidak dapat pergi ke mana pun, karena ia terikat
pada orang lain sepanjang sisa hidupnya.
Tetapi kita hidup oleh iman dan bukan oleh apa yang kita lihat.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Yusuf melayani Potifar selama sepuluh tahun. Tidak pernah ada
kabar dari rumah, dan setiap tahun yang berlalu hanya memperkuat
realitas pedih bahwa kakak-kakaknya sudah mengabarkan bahwa ia
mati kepada semua orang yang dicintainya. Ia yakin bahwa saat ini
ayahnya, Yakub, sudah meratapi kehilangannya dan melanjutkan
kehidupan tanpanya. Tidak ada pengharapan bahwa ayahnya akan
menyelamatkannya atau bertemu lagi dengannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Yusuf menjadi orang yang
dipercayai Potifar. Ia ditugaskan untuk mengelola rumah tangga
Potifaer dan segala sesuatu kepunyaannya. Tetapi pada saat yang
sama, sesuatu yang mengerikan tengah mendidih di balik permukaan.
Istri Potifar ternyata memendam birahi terhadap Yusuf, dan ia tidak
malu-malu untuk mengungkapkannya. Sebaliknya, ia malah sangat
nekad, karena ia mendekati Yusuf setiap hari. Ia perempuan kaya yang
terbiasa mendapatkan apa saja yang diingininya. Ia bukan hanya gigih,
namun juga mengenakan busana dan parfum terbaikdan tak ayal ia
memiliki roh yang kuat dan suka merayu.
Akan tetapi, Yusuf dengan bijaksana melawan setiap upayanya:
Engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku mengkhianati
kepercayaannya dan berbuat dosa terhadap Allah? (Kejadian 39:9,
MSG). Meskipun masa hidupnya yang masih mudah seakan sudah
hancur oleh pengkhianatan dan kekecewaan, Yusuf seorang yang
berpegang teguh pada kebenaran, tunduk pada Allahnya, dan itulah
titik pijaknya.
Suatu hari, Yusuf dan Potifar sendirian di rumah. Masih terus
berniat merayunya, ia merenggut jubah Yusuf dan mendesaknya,
Ayolah, suamiku sedang pergi, mari kita pergi tidur bersama. Tidak
akan ada orang yang mengetahuinya. Kita dapat menikmati hari ini
dengan bersenang-senang dan bercinta (parafrase saya).
Sekali lagi, Yusuf menolak imoralitas seksual dan meninggalkan
rumah itu. Ia lari begitu cepat sampai jubahnya tertinggal di tangan
perempuan itu. Rasa malu perempuan yang tertolak itu segera berubah
menjadi amarah, dan ia menjerit, Pemerkosaan!
Tanpa menunda-nunda, Potifar menjebloskan Yusuf ke penjara
Firaun. Sekali lagi, sama seperti ketika ia dijual oleh kakak-kakaknya,
dalam satu hari lenyaplah segala sesuatu yang baik dalam kehidupan
Yusuf.
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
PERTEMPURAN DI PENJARA
Penjara di Amerika jelas tidak dapat diperbandingkan dengan penjara
Firaun. Saya pernah melayani di beberapa penjara dan, sekalipun itu
tempat yang tidak menyenangkan, penjara itu masih bisa dianggap
sebagai hotel jika dibandingkan dengan penjara di Timur Tengah. Saya
juga pernah mengunjungi beberapa penjara kuno di sana. Keadaannya
dingin, lembap, suram, kurang cahaya dan kehangatan. Berbeda
dengan penjara di Amerika, di sana tidak ada area olah raga, televisi,
kafetaria, toilet, wastafel, atau kasur untuk alas tidur. Penjara itu hanya
berupa ceruk ruangan atau lubang pada bebatuan. Sebagian besar sel
penjara tingginya hanya satu setengah meter, kondisinya kasar dan
tidak manusiawi.
Pada saat itu, tahanan hanya diberi air dan makanan secukupnya
untuk menjaga mereka tetap hidup, karena mudah saja bagi mereka
untuk mati (lihat 1 Raja-raja 22:27). Menurut Mazmur 105:18, Mereka
mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi.
Potifar menjebloskannya ke dalam penjara agar ia mati. Jika ia orang
Mesir, ia mungkin masih memiliki kesempatan untuk lolos, namun
sebagai budak asing yang dituduh memerkosa istri salah satu pejabat
tinggi raja, Yusuf tidak memiliki pengharapan. Yusuf telah turun ke
tempat yang serendah-rendahnya dalam hidup manusia.
Dapatkah Anda membayangkan pikiran apa yang harus
ditepiskannya dalam penjara yang lembap dan gelap itu? Dengan
waktu yang begitu luang, saya yakin musuh menyerang pikiran dan
imajinasinya tanpa ampun. Dapatkah Anda mendengarkan pikiran
Yusuf? Aku melayani Potifar dan rumah tangganya dengan setia, dengan
jujur, dan dengan tulus selama lebih dari sepuluh tahun. Aku lebih setia
kepadanya daripada kepada istrinya. Aku tetap setia kepada Allah dan tuanku
GHQJDQVHWLDSKDULPHQMDXKLLPRUDOLWDVVHNVXDO$SDXSDKNHWDDWDQNX"3HQMDUD
Kenapa aku tidak bertingkah seperti pria normal dan menikmati kesenangan
GHQJDQSHUHPSXDQLWX"6HDQGDLQ\DDNXKDQ\DEHUKXEXQJDQVHNVGHQJDQQ\D
ketika kami sendirian, tidak akan ada orang yang tahu dan aku tidak akan ada
di penjara ini.
Jika Yusuf memercayai dusta ini, tak ayal pemikirannya kemudian
akan terjerumus semakin dalam: Jadi, beginikah cara Allah yang pengasih
GDQ VHWLD PHPHOLKDUD PHUHND \DQJ PHQDDWL1\D" :DK 'LD VDPD VHNDOL
WLGDN VHWLDVHEDOLNQ\D 'LD PHQ\LNVD KDPED1\D 'LD PHPELDUNDQ RUDQJ
jahat makmur dan memang, sedangkan aku tersiksa karena ketaatanku. Apa
JXQDQ\D PHQDDWL $OODK" 'LD PHPEHULNX PLPSL NHSHPLPSLQDQ DNX KDQ\D
7DN.HQDO0HQ\HUDK
PHQFHULWDNDQQ\D NHSDGD VDXGDUDVDXGDUDNX GDQ DSD \DQJ WHUMDGL SDGDNX"
6XPXU GDQ SHUEXGDNDQ /DOX DNX PHQDDWL $OODK GDQ PHQMDXKL LPRUDOLWDV
VHNVXDOGDQDSDXSDKNX"3HQMDUDLQL7DPSDNQ\DVHPDNLQDNXWDDWVHPDNLQ
EXUXNVDMDNHKLGXSDQNX0HOD\DQL$OODKLWXEHQDUEHQDUJXUDXDQ\DQJSDKLW
Yusuf memiliki kemerdekaan yang sangat terbatas dalam penjara,
namun ia masih memiliki hak untuk memilih tanggapannya terhadap
segala sesuatu yang terjadi padanya. Akankah ia menjadi pahit dan
penuh kebencian? Lesu dan sinis? Akankah ia menghina Firman Allah,
memikir-mikirkan pembalasan dendam, dan menyambut kebencian
yang mengetuk di pintu hatinya?
Atau, akankah ia dengan tekun melawan arus pikiran dan emosi
negatif yang tak ayal membanjiri jiwanya?
Saya ragu pernah terlintas dalam pikiran Yusuf sampai lama
kemudian bahwa serangkaian peristiwa mengerikan ini adalah cara
Allah untuk mempersiapkan dirinya memerintah. Yusuf sedang belajar
taat melalui penderitaan. Otot-otot ketaatannya sedang diregangkan
sampai maksimal. Seakan-akan ada beban seberat 143 kilo dipasang
pada palang dan ia berada di bangku latihan dengan seluruh otot tubuh
berteriak, Menyerah saja! Akankah ia mendengarkan teriakan dari
surga Dorong! Dorong! Dorong! atau kita akan mendengarkan logika
manusia, memilih jalan yang paling gampang berupa pembalasan yang
pahit, dan rubuh karena beratnya tekanan beban?
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
ekonomi sedang buruk, dan ia hanya berpendidikan rendah, tidak
memiliki banyak kecakapan, dan jarang mengikuti pelatihan formal!
Apa yang akan Kita lakukan?
Kedengarannya absurd, namun sering kali cara kita bereaksi
terhadap pencobaan menyiratkan bahwa seperti itulah cara kita
memandang Allah.
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Renungkanlah keadaan bangsa Israel. Allah mengutus Musa untuk
memimpin mereka keluar dari perbudakan Mesir menuju Tanah
Perjanjian. Dia menghendaki agar mereka memasuki Kanaan setahun
setelah meninggalkan Mesir. Akan tetapi, karena ketidakpercayaan,
pikiran yang salah, menggerutu, dan mempersalahkan Musa, mereka
tidak pernah masuk ke dalam tujuan mereka. Sebaliknya, seluruh
angkatan itu kecuali dua orang, Kaleb dan Yosua, mati di padang gurun.
Mereka terus-menerus mengomel bahwa Allah itu tidak setia, padahal
sebenarnya justru mereka yang tidak setia kepada Allah. Karena
mereka tidak memiliki iman dan ketaatan yang tak kenal menyerah,
mereka menggagalkan sendiri tujuan hidup mereka.
3HUODZDQDQ<DQJ3DOLQJ$PSXK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Rencana-Nya sudah ditetapkan sebelum Anda dibentuk dalam rahim
ibu Anda. Seperti Yusuf, Dia memanggil Anda ke dalam keagungan.
Petrus meringkas semuanya itu pada akhir nasihatnya:
Aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati
dan meyakinkan kamu bahwa ini adalah anugerah yang
benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya!
(1 Petrus 5:12)
Kuasa untuk taat dengan tak kenal menyerah terdapat dalam
anugerah Allah. Saya berharap Anda tidak akan lagi menganggap
anugerah Allah yang menakjubkan hanya untuk menutupi dosa dan
tiket ke surga. Jauh lebih besar dari itu! Oleh anugerah-Nya kita harus
menjadikan diri kita unggul bagi kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus
yang mutlak.
15
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kepada Allah dalam segala sesuatu?
Terlalu sering hati saya sakit ketika mendengarkan para pemimpin
PHPDQMDWNDQ GRD \DQJ GDQJNDO GDQ WLGDN VSHVLN 3LNLUDQ \DQJ
melintas dalam benak saya, Jika ia mendatangi kantor seorang
pemimpin sipil sama seperti ia memohon kepada Allah, pejabat itu
mungkin akan menanggapi, Untuk apa kau datang ke sini? Kau hanya
membuang-buang waktuku! Para pemimpin Kristen ini seakan-
akan memilih perkataan mereka agar terdengar patut diterima secara
rohani, tidak membuat orang berharap terlalu tinggi dan juga tidak
akan membuat mereka kecewa. Hal itu sungguh sangat menyedihkan
karena memperlihatkan betapa tidak realistisnya alam roh itu bagi
sekian banyak orang Kristen saat ini.
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Kita tidak akan berdiri teguh dalam iman; sebaliknya, kita akan berhenti
memohon kepada Allah dan, sebagainya, tidak mengalami kehendak-
nya. Namun tidak demikian dengan Elia.
Elia tahu kehendak Allah dan permintaannya akan dikabulkan. Ia
berseru sekali lagi, kali ini dengan berani dan dengan tekun bersyukur
kepada Allah, oleh iman, karena mendengarkan doanya. Ia menyuruh
hambanya ke puncak Gunung Karmel untuk kedua kalinya.
Doa dan iman tanpa tindakan yang selaras tidak lain hanyalah
tindakan agamawi yang membuang-buang waktu. Bertekun dalam doa
berarti hati, pikiran, jiwa, dan tubuh Anda bertekad untuk menerima,
dan Anda bertindak selaras dengan itu. Karena Anda yakin bahwa
Anda bertindak menurut kehendak Allah, Anda tidak mau menerima
jawaban tidak. Anda tahu bahwa keadaan dan suasana dapat dan harus
berubah.
Namun hamba Elia kembali dengan jawaban yang sama. Tidak
ada apa-apa.
Sebagian besar dari kita, jika kita tidak menyerah pada kesempatan
pertama, akan menyerah ketika mendengar laporan kedua ini.
Kita mencari-cari alasan teologis yang baik mengapa Allah tidak
memberikan permintaan tertentu ini pada waktu tertentu pula. Tetapi
tidak dengan Elia! Ia kembali bergegas menuju ruang takhta surga, dan
untuk ketiga kalinya menyuruh hambanya naik ke gunung. Kembali,
jawabannya masih sama. Ia melakukannya empat kali, lima kali, enam
kali, dan tujuh kali! (Benar-benar hamba yang luar biasa; ia diminta
tujuh kali dalam sehari untuk mendaki ke puncak Gunung Karmel,
dan ia melakukannya. Bukan hanya Elia yang tekun, namun hambanya
juga!) Setelah hambanya pergi tujuh kali bolak-balik, ia melaporkan,
Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut.
Awan sebesar telapak tangan jelas tidak dapat menghasilkan hujan
seperti yang didoakan Elia. Namun itu saja sudah cukup bagi Elia
untuk menghentikan permohonannya dan mulai bertindak. Ia tahu
doanya sudah dijawab.
Maka ia berkata, Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang
keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan.
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu
turunlah hujan yang lebat (1 Raja-raja 18:44-45).
Tujuh kali ia berdoa, dan tujuh kali ia menyuruh hambanya. Elia
tak kenal menyerah dalam meminta, bertekad untuk mendapatkan
jawaban. Ini contoh yang diacu Yohanes ketika ia berbicara tentang
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
doa yang tekun dan efektif. Itu doa yang tekun dalam kepercayaan,
pengucapan, ketabahan, dan perbuatan.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Saya berdoa dengan tekun. Empat puluh lima menit kemudian saya
kembali ke kamar Lisa, namun tetap saja belum ada kemajuan. Saya
menghabiskan waktu satu jam lagi dengan Lisa dan kemudian pergi
keluar untuk berdoa kedua kalinya. Permohonan saya kepada Allah
semakin kuat. Ketika saya kembali lagi masih belum ada kemajuan.
Kami menghabiskan waktu satu jam lain. Kecemasan Lisa
semakin menjadi-jadi karena berbagai alasan, namun terutama karena
keselamatan bayi kami. Ia memohon, John, tolong pergi dan teruslah
berdoa. Aku sangat cemas.
Saya pergi untuk ketiga kalinya ke tempat doa yang sunyi ini. Kali
ini saya semakin gigih dan intensif. Doa saya kuat dan nyaring; saya
bertekad untuk didengarkan. Saya sudah melihat wajah Lisa yang
ketakutan, dan saya ingin dapat menghiburnya. Saya berdoa dalam
bahasa Inggris dan mengingatkan Allah akan janji-Nya. Kemudian
saya berdoa dengan tekun dalam bahasa Roh.
Setelah beberapa menit saya mendengar dengan jelas dalam hati
saya, Bayimu akan lahir hari ini, dan ibu dan bayinya akan pulang
pada jam seperti ini besok dalam keadaan sehat. Roh Kudus bersaksi
bersama-sama dengan roh saya bahwa doa saya telah didengar dengan
memberi saya perkataan. Dia telah memberi saya awan kecil sebesar
telapak tangan. Saat ini saya siap untuk bertindak.
Saya kembali ke kamar Lisa pada pukul 5 sore dan berkata, Arden
akan lahir hari ini dan kamu dan dia akan pulang besok dalam keadaan
sehat. Ia terhibur. Namun setelah beberapa saat belum juga terjadi
perubahan, janji itu kelihatannya tidak mungkin terjadi. Belum juga
terjadi kontraksi. Bagaimana mungkin seorang bayi lahir dengan begitu
cepat? Tetapi saya sudah melihat awan kecil!
Malam terus berjalan, dan perawat dan dokter mulai membahas
langkah berikutnya. Lisa bertanya lebih dari satu kali, John, mungkin
kau perlu keluar dan berdoa lagi?
Tidak perlu. Bayi kita akan lahir sebelum tengah malam, kata
saya.
Seiring dengan berjalannya waktu, pikiran saya semakin tergoda
untuk menyerah dan melepaskan perkataan yang telah saya dengar
dengan sangat jelas dalam hati saya. Akan tetapi, saya yakin Allah
sudah mendengarkan doa saya, dan saya menolak untuk menyerah.
Akhirnya, tak lama setelah pukul 11 malam, Lisa mulai kontraksi.
Arden lahir pada pukul 11.51. Ketika ia keluar, tali pusar melilit erat
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak
jemu-jemu. Kata-Nya: Dalam sebuah kota ada seorang hakim
yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang
pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang
kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian
ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah
dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini
menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya
jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku. Kata
Tuhan: Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim
itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-
Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia
mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata
kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi,
jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi? (Lukas 18:1-8, FAYH)
Perhatikan perkataan Yesus, mereka harus selalu berdoa dengan
tidak jemu-jemu atau tak kenal menyerah. Itu bukan hanya ide yang
bagus; lebih penting lagi, Allah menghendaki agar Anda tidak pernah
berhenti.
Dalam perumpamaan itu, perempuan tersebut betul-betul tak
kenal menyerah dalam meminta sampai ia membuat hakim yang
tidak adil itu angkat tangan. Dengan kata lain, ia membuat hakim itu
kesal dengan kegigihannya. Hakim yang lalim itu membelanya hanya
agar dapat segera menjauhinya. Yang mengherankan bagi saya, Yesus
menggunakan contoh ini sebagai ilustrasi tentang bagaimana kita
mengajukan permohonan kepada Allah, karena Dia berkata, Petiklah
pelajaran dari cerita ini. Kemudian Dia berbicara tentang umat-Nya
yang memohon siang dan malam, Adakah Dia [Allah] mengulur-ulur
waktu sebelum menolong mereka? Allah itu tidak lalim; Dia berpihak
pada kita. Karena itu, Dia akan mengabulkan permintaan kita dengan
segera ketika kita gigih, sama seperti perempuan dalam cerita Yesus.
Di sini perlu diberikan penjelasan. Jika menerapkan perumpamaan
ini secara keliru, orang dapat terjebak dalam rutinitas berdoa siang
dan malam berulang-ulang. Yesus memperingatkan hal ini: Lagi pula
dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa dengan
banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan (Matius 6:7). Tujuannya
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
televisi di hotel. Sebuah sistem cuaca yang besar telah melanda bukan
hanya seluruh kepulauan Hawaii, namun juga kawasan yang luas di
VHNLWDU6DPXGHUD3DVLN
Paginya, saya membuka tirai dan memandang awan gelap dan
hujan deras. Saya tidak melihat celah terang di antara hamparan
awan gelap itu. Persis seperti yang diperkirakan. Tetapi saya menolak
untuk mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan apa yang saya
minta. Saya berteriak, Terima kasih, Bapa, untuk hari yang indah
dan cerah. Aku ingin melihat istriku mengenakan bikini, berjemur dan
beristirahat.
Lisa menertawakan tingkah saya yang bodoh. Saya seperti bermain-
main, namun sebenarnya saya serius. Saya tidak mau menyerah.
Kami pergi untuk sarapan. Karena hujan deras, staf restoran terpaksa
memindahkan separuh meja dari teras di luar ke dalam aula hotel.
Begitu makanan kami tersaji, saja melirik ke arah awan gelap yang
mencurahkan hujan dan dengan sengaja berdoa, Tuhan, terima kasih
untuk makanan ini, kami menguduskannya dalam nama Yesus. Dan
terima kasih atas hari yang indah dengan matahari yang bersinar
cerah.
Lisa tersenyum dan menggoda, John, kenapa kau tidak mendoakan
sesuatu yang kita tahu bisa dijawab? Kami berdua tertawa. Ia
melontarkan kalimat yang sangat lucu.
Sayang, aku sebenarnya serius, kata saya. Ini akan menjadi hari
yang indah.
Pelayan mendatangi kami. Apakah Anda ingin memesan sesuatu?
Ya, dapatkah Anda menghentikan hujannya? jawab saya.
Kami semua tertawa. Akan tetapi, sebelum kami selesai sarapan,
hujan sudah berhenti, awan gelap pergi, langit biru muncul, dan
matahari bersinar dengan cerah. Sepanjang sisa waktu kami di Maui,
kami tidak pernah melihat hujan atau segumpal awan pun menutupi
matahari.
Nantinya kami pergi ke bagian lain HawaiiOahuuntuk
mengikuti konferensi. Begitu sampai di sana, beberapa orang se-
tempat memberi tahu bahwa mereka dilanda hujan deras pada saat
kami menikmati matahari yang cerah di Maui. Kami berada di bagian
Oahu yang kering, namun pantai-pantai di situ sedang ditutup
karena hujan yang amat deras menggelontorkan sampah berbahaya
ke laut. Orang-orang setempat terkejut mendengar cerita kami tentang
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
mengumumkan, Tahun ini, sasaran kita adalah memberikan 250.000
buku kepada para pemimpin di luar negeri.
Ruangan menjadi tenang. Salah satu anggota tim berbicara, Menurut
saya, itu sebuah target yang agak terlalu tinggi. Peningkatannya terlalu
VLJQLNDQGDULWDKXQODOX.LWDSHUOXPHPSHUNHQDONDQSHQMDQJNDXDQ
\DQJ EHVDU LQL NHSDGD PLWUD QDQVLDO NLWD VHFDUD EHUWDKDS .LWD
memerlukan waktu. Dapatkah kita menetapkan sasaran menjadi
100.000 dan mungkin meningkatkannya lagi pada tahun-tahun yang
akan datang?
Tidak, kita perlu memercayai Allah dan melangkah dengan iman
untuk menolong para pendeta dan gereja yang memerlukan bantuan
di seluruh dunia, kata saya. Dua ratus lima puluh ribu bukanlah
sasaran yang terlalu tinggi.
Perdebatan pun kian sengit. Anggota tim ini menyampaikan
alasan tambahan mengapa sasaran saya terlalu besar. Akhirnya, ia
secara terang-terangan menyebutnya sebagai sasaran yang tidak
masuk akal. Ia menjelaskannya secara akurat dan logis, namun ia tidak
mempertimbangkan anugerah Allah.
Saya menjadi semakin yakin. Bung, tidak ada pelayanan lain yang
memegang buku ini; Allah sudah mempercayakannya kepada kita.
Kitalah satu-satunya lembaga yang dapat memberikan Umpan Iblis,
Under Cover, Lioness Arising, Driven by Eternity, Extraordinary, dan
judul-judul lain. Kita bertanggung jawab untuk memercayai Allah akan
hal ini. Kita harus mengarahkan pandangan kita tinggi-tinggi.
Perlawanan masih berlanjut. Pada saat itu suara saya menjadi keras
dan nyaring: Saya tidak ingin berdiri di depan takhta penghakiman
Yesus dan harus menjelaskan mengapa kita meminta begitu sedikit.
Saya tidak ingin para pendeta bertanya-tanya pada kita pada saat
penghakiman, Mengapa kami tidak memberikan kepada kami buku-
buku yang sudah Allah percayakan kepadamu? Pelayanan lain tidak
akan diminta pertanggungjawaban untuk hal inihanya kita!
Atmosfer kian memanas, dan rapat kami berakhir dalam kondisi
SHQXK WHNDQDQ GDQ NRQLN 6D\D PHQ\HVDO UDSDW LWX PHVWL PHPDQDV
seperti itu dan saya mesti berbicara dengan begitu keras. Para pemimpin
departemen kami adalah orang-orang yang tulus dan saleh, yang
hanya ingin mengupayakan kebaikan pelayanan ini. Namun jauh di
dalam hati, saya tahu saya tidak mungkin mundur. Sangat penting bagi
saya untuk berdiri dalam kesenjangan bagi para pendeta yang lapar
dan gereja yang memerlukan bantuan di wilayah-wilayah yang sedang
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
percaya akan hal-hal yang mustahil. Jika kita tidak bertahan dengan
sasaran ini, saya tidak yakin cek 300.000 dolar ini akan sampai ke
tangan kita. Saya jelas sepakat dengan pandangannya. Hikmat Lisa
tampak nyata.
Menjelang akhir tahun, lebih dari 250.000 buku sudah disebarkan
ke tangan para pemimpin di empat puluh satu negara. Hal ini tidak
mungkin terjadi tanpa dukungan dan doa mitra kami dan upaya yang
tekun dari semua pihak yang terlibat. Perlu berjilid-jilid buku untuk
mencatat kesaksian dari penjangkauan ini.
Ini kejadian yang sangat membangkitkan iman bagi seluruh tim
kami. Kita perlu meminta, mencari, dan mengetuk dengan gigih untuk
melihat pintu terbuka agar dapat memberi dampak pada sekian banyak
jiawa. Kita harus selalu ingat bahwa Allah dapat melakukan jauh lebih
banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata
dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Efesus 3:20). Kita tidak dapat
membiarkan pikiran manusiawi kita yang terbatas membatasi Dia
dalam pemikiran dan kepercayaan kita. Jika kita benar-benar percaya,
kita akan meminta dengan gigih dan terus-menerus mengetuk sampai
kita melihat kemuliaan-Nya dinyatakan.
'RD<DQJ7DN.HQDO0HQ\HUDK
16
BERLARI UNTUK
MEMPEROLEH HADIAH
Karena itu, larilah [dalam pertandingan] sedemikian rupa,
sehingga kamu memperoleh [hadiah itu] dan
menjadikannya milikmu!
1 KORINTUS 9:24 (AMP)
eperti yang kita pelajari dalam seluruh buku ini, Anda dan saya
tengah berada dalam sebuah pertandingan yang menantang.
Dan seperti diungkapkan dalam ayat dari 1 Korintus itu,
pertandingan ini bersifat pribadi. Ini pertandingan Anda. Ini
pertandingan saya.
Perhatikanlah frasa rasul Paulus, sedemikian rupa. Dengan cara
bagaimana seharusnya kita berlari? Kita harus berlari dengan tak kenal
menyerah. Penulis kitab Ibrani mengungkapkannya: Marilah kita...
berlomba dengan ketabahan yang sabar dan ketekunan dan kegigihan
yang aktif dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (12:1, AMP).
Saya menjadi atlet sepanjang hidup saya, maka banyak teman
saya adalah atlet amatir atau profesional. Mereka yang serius berlatih
dengan keras, bertahan melalui kesukaran, dan menjalani pelatihan
yang meletihkan. Paulus menulis, Setiap orang yang sedang dalam
latihan, menahan diri dalam segala hal (1 Korintus 9:25, BIS). Mengapa
atlet melakukannya? Rasul ini menjawab, Mereka melakukannya
untuk memperoleh hadiah.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Bagi pemain sepakbola, hadiahnya adalah memenangkan Piala
Dunia. Bagi pemain bulutangkis, hadiahnya mungkin menjadi juara
All England, Piala Thomas, atau kejuaraan utama lainnya. Untuk
atlet Olimpiade, hadiahnya adalah medali emas. Visi mereka untuk
mendapatkan hadiah itu menjadi motivasi mereka. Mereka yang
mengarahkan pandangannya untuk memperoleh hadiah itu akan
berlatih dengan lebih gigih, tak kenal menyerah, dan siap menanggung
kesukaran yang ekstremlebih dari mereka yang tidak memiliki visi
dan tidak termotivasi untuk memenangkan hadiah.
Saya pernah melihat pemain hoki yang pergelangan kakinya
patah, namun meminta pelatihnya untuk membebat luka itu agar ia
dapat terus bertanding untuk memperebutkan Stanley Cup. Ia terus
meluncur sambil menahan rasa sakit yang membuat kebanyakan orang
sulit berjalan. Saya pernah melihat pemain football yang hidungnya
koyak, namun membebatnya, agar ia dapat melanjutkan pertandingan;
visinya untuk memenangkan Super Bowl mengatasi rasa nyeri yang
menyakitkan itu. Kita semua pernah menyaksikan hal semacam ini,
entah dalam olah raga entah dalam upaya lain. Visi adalah motivator
yang hebat. Itu membuat orang menonjol di antara kerumunan
orang lain. Itu yang menjadikan mereka juara. Hanya mereka yang
mengarahkan pandangannya dengan tekun untuk memperoleh hadiah
itulah yang siap untuk menanggung kesukaran seperti itu.
Sebagai warga kerajaaan Allah
yang setiap hari bertempur melawan
pasukan Iblis yang kuat dan
destruktif, kita harus tahu untuk apa
Memulai dengan baik itu
penting, tetapi...bagaimana kita bertanding. Apa motivasi kita
kita mengakhiri sesuatu untuk menyelesaikan pertandingan
dengan baik? Mengapa sangat
jauh lebih penting lagi.
penting bagi kita untuk tetap setia?
Apa makna dari kehidupan pribadi
kita masing-masing sebagai umat
Allah? Mengapa jalan yang telah
ditetapkan Allah bagi kita sangat penting bagi kerajaan-Nya?
Paulus mengatakan bahwa jawaban untuk masing-masing
pertanyaan ini sama dengan jawaban seorang atlet. Kita berjuang
untuk mendapatkan hadiah atau upah: Karena itu, larilah [dalam
pertandingan] sedemikian rupa, sehingga kamu memperoleh [hadiah
itu] dan menjadikannya milikmu! Pada tahun-tahun akhir masa
hidupnya, rasul Yohanes mencatat perintah yang serupa dari Allah:
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
UPAH PERTAMA
Upah atau hadiah pertama berkaiatan dengan fakta bahwa jalan
kehidupan kita berkaitan langsung dengan membangun rumah Allah
rumah di mana Dia akan tinggal untuk selama-lamanya.1
Allah sedang membangun rumah bagi diri-Nya sendirirumah
yang penuh kemuliaan. Dia rindu untuk mendiami rumah itu, dan
rumah itu sudah menjadi fokus rencana-Nya selama beribu-ribu tahun.
Dan Dia sangat bergairah akan hal itu!
Lisa dan saya memiliki kesempatan membangun rumah sendiri.
Pada akhir 1980-an ketika kami tinggal di Orlando, Florida, seorang
pembangun rumah terkenal bernama Robert mendekati kami. Saya
mengasihi pelayananmu, katanya, lalu menambahkan, Saya ingin
membangunkan rumah untukmu. Pada saat itu kami tinggal di rumah
yang kecil dan sederhana, dan mengira biaya pembangunan rumah itu
akan terlalu mahal bagi kami. Namun ketika kami mengungkapkan
keberatan, Robert berseru, Saya akan melakukannya dengan harga
1.
Untuk
pembahasan
lebih
mendalam
tentang
rumah
Allah,
lihatlah
buku
saya
Driven
By
Eternity
(New
York:
Faith
Words,
2006).
7DN.HQDO0HQ\HUDK
pelayanan. Ternyata, ia tidak mengambil keuntungan sesen pun dari
pembangunan rumah itu.
Sebelum itu, Lisa dan saya pernah memiliki dua rumah. Dua-duanya
rumah kecil, dan kami tidak perlu repot-repot merancangnya. Kami
hanya memilih jenis lantai standar serta warna cat dan bahan; kami
tidak bisa menentukan hal-hal yang lain. Jadi, proses pembangunan
rumah kali ini terasa asing bagi kami.
Saya tidak akan pernah lupa ketika Robert datang ke rumah kecil
kami beberapa hari kemudian, duduk bersama dengan kami di meja
dapur, membentangkan selembar kertas kosong, dan dengan antusias
berkata, Gambarlah rumah impianmu!
Kami tertegun. Kami tidak menyadari bahwa kami dapat melakukan
hal semacam itu. Segera saja Lisa bekerja. Ia mulai menggambar seolah-
olah ia sudah memikirkannya selama beberapa waktu. (Sebenarnya,
ia memang sudah memikir-mikirkannya!) Saya akan sedikit lamban
dalam menggambar, mengusulkan ide untuk ruang belajar dan garasi,
sedangkan istri saya melakukan bagian lainnya. Sungguh membesarkan
hati, dan kegairahan itu semakin bertambah ketika kami mendapati
bahwa kami dapat benar-benar merancang rumah itu sesuai dengan
keinginan kami. Tidak ada batasan.
Kemudian impian kami, dicorat-coret seadanya di atas selembar
kertas besar, diserahkan pada arsitek dan perancang, dan beberapa
hari kemudian Bob menunjukkan pada kami cetak birunya. Sungguh
menggairahkan. Tidak lama kemudia mereka meletakkan batu pertama
dan mulai membangun.
Istri saya dan saya mendatangi lokasi setiap hari sepanjang seluruh
proses pembangunan. Kadang-kadang kami pergi dua kali sehari. Kami
begitu bersemangat; kami tidak sabar menunggu bagian berikutnya
dari rumah itu dibangun. Beberapa bulan itu terasa seperti bertahun-
tahun, dan hari-hari terasa seperti berminggu-minggu, karena kami
menunggu-nunggu sesuatu yang baru ditambahkan pada rumah kami
dan pada akhirnya dapat pindah ke sana. Kami takjub menyaksikan
impian yang kami gambar di selembar kertas kosong terwujud di
depan mata kami!
Yah, saya percaya penantian penuh sukacita yang kami rasakan itu
sangat mirip dengan emosi dan penantian Allah akan rumah impian-
Nya. Namun Dia sudah menunggu jauh lebih lama dari beberapa bulan.
Sesungguhnya, Allah sudah menunggu penyelesaian rumah-Nya sejak
dunia diciptakan.
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Allah sedang membangun rumah. Dia menggunakan kita semua
dalam apa yang sedang dibangun-Nya. Dia memakai para rasul
dan para nabi sebagai dasarnya. Sekarang Dia memakai Anda,
mencocokkan Anda batu demi batu, dengan Kristus sebagai
batu penjuru yang menyatukan seluruh bagian. Kita melihat
rumah itu semakin terwujud hari demi haribait kudus yang
dibangun oleh Allah, kita semua dibangun di dalamnya, suatu
bait yang Allah berkenan berdiam di dalamnya. (Efesus 2:19-
22, MSG)
SUBKONTRAKTOR
Kita bukan menjadi bahan bangunan untuk rumah itu, tetapi kita juga
disebut sebagai kawan sekerja (lihat 1 Korintus 3:9). Dalam bahasa saat
ini, subkontraktor. Siapakah mereka ini? Mereka adalah pemasang
pipa, tukang listrik, pemasang bingkai, pemasang tembok, pemasang
atap, pemasang ubin, pemasang batu bata, pemasang karpet
daftarnya terus berlanjut. Ketika Robert membangun rumah kami,
ia tidak menancapkan sebatang paku pun ke rumah kami, ia tidak
memasnag batu bata, tidak memotong kayu. Tidak, para subkontraktor
yang melakukan semuanya itu.
Jadi, kalau para subkontraktorlah yang sebenarnya membangun
rumah, apa kerja si pembangun? Jawabannya tiga hal. Pertama,
pembangun merancang rumah itu. Allah, sebagai pembangun rumah-
Nya sendiri, merancang rencana agung-Nya sejak dahulu kala. Rasul
Paulus menulis, Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan (Efesus 1:4). Ibrani mengatakan, Pekerjaan-Nya sudah
selesai sejak dunia dijadikan (4:3). Rumah Allah sudah direncanakan
sepenuhnya sebelum Adam diciptakan. Menakjubkan!
Kedua, pembangun memesan material yang digunakan dalam
membangun rumah. Tidakkah Anda bersukacita karena Allah memesan
Anda? Itulah sebabnya Dia berkata, Sebelum Aku membentuk engkau
dalam rahim ibumu, dan sebelum engkau lahir, Aku sudah memilih
(Yeremia 1:5, BIS). Paulus mengatakan, Sebab di dalam Dia Allah telah
memilih kita sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4).
Tanggung jawab ketiga pembangun adalah mengatur jadwal
subkontraktor. Ini aspek yang sangat penting dalam proyek ini karena
Anda tidak ingin mempekerjakan tukang cat sebelum tukang pipa
atau tukang batu, misalnya. Anda tidak ingin pemasang karpet datang
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
sebelum pemasang atap atau tukang cat. Jika para subkontraktor tidak
diatur dengan jadwal yang baik, tak ayal akan terjadi kekacauan.
Rumah-rumah pada masa modern biasanya tidak memiliki
subkontraktor utama, nama rumah Allah memilikinya. Menurut
Anda, siapakah subkontraktor utama pembangunan rumah Allah?
Anda benar: Yesus Kristus. Galatia 4:4 (BIS) berkata, Tetapi pada
saatnya yang tepat, Allah mengutus Anak-Nya ke dunia (Galatia 4:4).
Allah sang pembangun menjadwalkan kedatangan Yesus, batu penjuru
dan subkontraktor utama, pada saat yang tepat dalam pembangunan
Sion.
Sehubungan dengan pekerjaan-Nya sebagai subkontraktor
utama, Yesus memenuhi tugas-Nya dengan sempurna. Dia jelas-jelas
menyelesaikan pertandingan dengan baik! Pada Perjamuan Terakhir,
Dia dapat berkata kepada Bapa-Nya dengan rendah hati dan dengan
yakin, Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan (Yohanes
17:4). Yesus menyelesaikan pekerjaan-Nya sebagai subkontraktor
utama dalam membangun Sion.
Bagaimana dengan Anda dan saya? Apa yang Firman Allah katakan
tentang peran kita sebagai subkontraktor dalam membangun rumah
Allah?
Tentang kita dikatakan, Karena kita ini buatan Allah, diciptakan
dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10).
Perhatikan bahwa kita diciptakan di dalam Kristus untuk melakukan
pekerjaan baik. Dengan kata lain, kita diciptakan bukan hanya untuk
menjadi seseorang, tetapi kita juga diciptakan di dalam Kristus untuk
melakukan sesuatu. Tolong perhatikan dengan saksama: Dalam tahun-
tahun belakangan ini, terjadi ketidakseimbangan pengajaran di dalam
tubuh Kristus tentang hal ini. Kita sangat menekankan tentang siapa
diri kita di dalam Kristus, yang memang penting, namun kita begitu
menekankannya sampai kita mengabaikan apa yang ditetapkan untuk
kita lakukan di dalam Kristus. Ketidakseimbangan ini memunculkan
dua masalah utama.
Pertama, hal itu menghasilkan gereja yang penuh dengan kelesuan
di dunia Barat. Mayoritas orang percaya datang ke gereja seminggu
sekali, dan banyak yang kurang dari itu. Kita begitu sibuk mengurus
pekerjaan kita, mengejar kehidupan sosial yang baik, membeli gadget
paling muktahir, mencicil rumah, membesarkan anak, menabung
7DN.HQDO0HQ\HUDK
untuk pendidikan mereka, dan menyiapkan dana pensiun. Semuanya
ini menjadi motivasi kita, bukannya penggenapan dari amanat pribadi
kita dari Allah. Sangat banyak dari kita yang tidak tahu akan fakta
bahwa kita memiki pekerjaan kekal yang harus diselesaikan.
Pikirkanlah hal ini: bagaimana mungkin Paulus mengatakan,
Aku telah mengakhiri pertandingan (2 Timotius 4:7) jika ia tidak
mengetahui jalurnya? Mari saya jelaskan. Jika Anda pernah berlari
lintas alam (jarak jauh) di SMA, Anda akan tahu bahwa semua peserta
memperhatikan peta jalur perlombaan sebelum mulai berlomba. Jika
Anda berlari dalam pelrombaan jarak jauh dan tidak tahu jalurnya,
Anda dapat berlari dan berlari sampai Anda pingsan dan rekan-rekan
satu tim membopong Anda pulang. Namun Anda tetap tidak akan
tahu apakah Anda sudah menyelesaikan perlombaan. Satu-satunya
cara Anda dapat secara jujur dan secara akurat mengatakan bahwa
Anda sudah menyelesaikan perlombaan adalah bila Anda mengetahui
dan menyelesaikannya menurut jalur yang telah ditetapkan. Seperti
Yesus, Paulus berkata, Aku sudah menyelesaikan pekerjaan yang
Kautetapkan untuk kuselesaikan.
Bagaimana kita dapat menyelesaikan perlombaan kita jika kita
semata-mata berfokus pada, dan energi kita terkuras untuk, urusan
sehari-hari? Bagaimana kita tahu pekerjaan yang Allah tetapkan bagi
kita jika koneksi utama kita dengan Dia adalah sebuah kebaktian singkat
pada hari Minggu setiap minggunya? Bagaimana kita dapat mengenal
rencana-Nya jika kita tidak mencari Dia setiap hari dan dengan tekun?
Masalah kedua akibat penekanan yang tidak seimbangaspek
menjadi lebih dipentingkan daripada melakukanadalah banyak orang
Kristen beranggapan bahwa hanya mereka yang melayani sepenuh
waktulah yang memiliki panggilan yang sejati dalam hidup mereka.
Ini omong kosong! Setiap anak Allah, pria atau perempuan, muda atau
tua, memiliki panggilan surgawi, dan panggilan itu adalah menadi
VXENRQWUDNWRU\DQJVHWLDGDODPPHPEDQJXQUXPDK$OODK$PSOLHG
Bible mengungkap dengan indah bahwa kita diciptakan dalam
Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan
Allah sebelumnya [menempuh jalur yang telah disiapkan-Nya jauh
sebelumnya]. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya [menjalani
kehidupan baik yang telah Dia rancang sebelumnya dan Dia persiapkan
untuk kita jalani] (Efesus 2:10).
Allah memberi Anda hak istimewa untuk melayani sebagai salah
satu subkontraktor dalam membangun Sion, rumah kekal-Nya. Ini
bukan rumah yang terbuat dari batu bata dan semen atau kayu dan
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
batu. Ini rumah yang dibuat tanpa tangan manusia, rumah hidup
yang terdiri atas putra dan putri raja. Seperti banyak subkontraktor
saat ini, Anda mungkin tidak (belum) dapat melihaat bagaimana
panggilan hidup Anda melengkapi keseluruhan desain rumah-Nya,
karena hanya Dia yang mampu melihatnya sebagai ahli bagunan yang
cakap. Sumbangsih kita baru akan nyata sepenuhnya suatu hari kelak
ketika rumah Allah telah selesai dan, bersama-sama dengan Dia, kita
menikmati hadirat-Nya di sana untuk selama-lamanya.
Ketika Robert menyusun jadwal para subkontraktor untuk
membangun rumah kami, ia menyerahkan pada mereka masing-
masing bagian cetak biru dan skema yang telah disesuaikan. Ia
memaparkan pada mereka secara jelas apa yang ia kehendaki agar
mereka lakukan. Ia mengetahui dengan baik keseluruhan rencana;
mereka hanya mengetahui bagian mereka dan hanya diharapkan
untuk mengerjakan bagian mereka itu. Mereka tidak sekadar muncul
ke lokasi dan melakukan apa yang mereka rasa perlu dilakukan atau
tampak baik untuk dilakukan. Mereka mengikuti rencana yang telah
dirancang sebelumnya oleh sang pembangun.
Allah sudah merencanakan sebelumnya jalur yang terbaik bagi Anda,
bagi saya, bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus Yesus sebagai
Juruselamat dan Tuhan (Efesus 2:10). Sama seperti subkontraktor yang
membangun rumah kami, kita masing-masing memiliki peran yang
VSHVLNGDQSHQWLQJGDODPPHPEDQJXQUXPDKNHNDO$OODK7LGDNDGD
tugas yang lebih atau kurang penting daripada yang lain. Allah ingin
rumah-Nya selesai sebagaimana Dia merencanakannya, dan untuk itu
kita perlu melakukan bagian kitadan melakukannya dengan baik.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
bagi mereka yang tidak percaya: Batu yang telah dibuang oleh tukang-
tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu
sentuhan dan suatu batu sandungan (1 petrus 2:5, 7).
Dalam perkataan Petrus kita melihat bahwa orang yang taat adalah
orang yang setia dan subkontraktor sejati dalam pembangunan rumah
Allah, sedangkan mereka yang tidak menaati Firman (rancangan
dan cetak biru Allah) sesungguhnya malah menghambat tercapainya
tujuan.
Dengan pengertian ini, kita siap untuk menguraikan penjelasan
Paulus tentang proses dan upah:
Masing-masing akan menerima upah menurut jerih payahnya.
Kami adalah orang-orang yang sama-sama bekerja untuk
Allah.... Saudara-saudara adalah seperti gedung Allah [Sion]
juga. Dengan kepandaian yang diberikan Allah, saya sebagai
ahli bangunan [subkontraktor] sudah meletakkan pondasi
untuk gedung tersebut, dan orang lain [subkontraktor lain]
membangun gedung di atas pondasi itu. Setiap orang harus
memperhatikan baik-baik bagaimana ia membangun [kita
semua disebut sebagai subkontraktor] di atas pondasi itu.
Sebab Allah sendiri sudah menempatkan Yesus Kristus sebagai
satu-satunya pondasi untuk gedung itu; tidak ada pondasi
yang lain. (1 Korintus 3:8-11, BIS)
Yang pertama dan terutama, perhatikan bahwa dalam kalimat
pertama Allah berbicara kepada kita tentang upah atau hadiah. Ingatlah
selalu hal ini saat kita membahas lebih lanjut perikop 1 Korintus ini.
Paulus telah membangun pondasi. Suratnya ditulis hampir dua
ribu tahun yang lalu dan masih digunakan saat ini sebagai dasar yang
layak dipercaya tentang bagaimana kita sepatutnya hidup di dalam
Kristus. Subkontraktor pertama yang membangun rumah kami di
Florida adalah peletak pondasi. Setelah pekerjaan mereka selesai,
semua subkontraktor lain datang dan membangun di atas pondasi
beton yang telah dibangun subkontraktor awal ini.
Paulus melanjutkan, Ada yang membangun di atas pondasi itu
dengan memakai emas, ada yang memakai perak, ada yang memakai
batu permata, ada pula yang memakai kayu, rumput kering ataupun
jerami (3:12, BIS). Emas, perak, dan batu permata mengacu pada perkara
yang kekal, sedangkan batu, rumput kering, atau jerami mengacu pada
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang
menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia
menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. (3:16-18)
Sekali lagi, perkataan yang keras! Hal ini seharusnya membangkitkan
rasa takut yang kudus pada siapa pun yang memperlakukan atau
memimpin secara buruk rumah Allah atau mempelai perempuan
Kristus, gereja. Anggaplah ini sebagai peringatan keras untuk tidak
berlaku buruk terhadap siapa pun, bahkan batu bata paling kecil
dalam rumah Allah atau yang akan kita sebut orang kudus yang
paling kecil.
UPAH SUBKONTRAKTOR
Paulus menyimpulkan, Janganlah ada orang yang menipu dirinya
sendiri (3:18). Sayangnya, beberapa orang Kristen tidak menyelesaikan
pertandingan dengan kuat, mereka mereka menyimpang dari jalur
untuk mengikuti daya pikat sikap mementingkan diri sendiri. Mereka
berpaling dari membangun rumah Allah bagi kemuliaan-nya dan
mengejar kemuliaan yang memudarmengejar pengakuan sekilas
manusia atau kekayaan dunia ini yang suatu hari akan terbakar.
Jangan bodoh! Tetaplah mengarahkan fokus; Anda memiliki tugas
untuk dikerjakan di dalam Kristus. Pekerjaan Anda harus diselesaikan
sebagaimana Allah merancangkannya semula; kalau tidak, pekerjaan
yang ditetapkan untuk Anda itu akan digantikan. The Message
menggarisbawahi poin yang sangat penting ini:
Jika pekerjaanmu lulus pemeriksaan, bagus; jika tidak, bagian
bangunan yang kaukerjakan akan dibongkar dan dikerjakan
lagi dari awal. Namun kamu tidak akan dibuang; kamu
akan bertahannamun seperti orang yang nyaris terbuang.
(1 Korintus 3:10-15)
Jika pekerjaan kita tidak lulus standar pemeriksaan Allah, maka
bagian bangunan yang kita kerjakan akan dibongkar dan dikerjakan
lagi dari awal. Tidak ada seorang pun yang menginginkan pekerjaannya
dimulai lagi dari awalkhususnya jika itu pekerjaan yang kita lakukan
bagi Sang Pencipta alam semesta!
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
sendiri pulang sekolah dan dengan antusias memberitahukan bahwa
mereka akan melakukan kunjungan ke gedung paling terkenal di
seluruh Amerika itu. Dapatkah Anda membayangkan kesenangan dan
kepuasan mendalam yang dirasakan sang ayah ketika ia memberi tahu
anaknya yang penuh semangat itu bahwa ia secara pribadi ikut terlibat
dalam pembangunan gedung itu? Dapatkah Anda membayangkan
perasaan ayah itu ketika ia menyertai anaknya ke Gedung Putih?
Bagaimana rasanya melihat kebanggaan pada wajah anaknya saat
teman-teman sekelasnya mendapati bahwa ayah teman sekelas mereka
ikut membangun gedung kenegaraan tempat Presiden Amerika Serikat
berdiam? Dapatkah Anda membayangkannya?
Hal yang sama berlaku juga bagi kita dengan rumah Allah! Akan
tetapi, kita tidak sedang membangun rumah yang akan dibongkar dan
diganti dengan gedung lain sekian ratus tahun kemudian. Kita sedang
membangun rumah yang akan menjadi fokus utama seluruh alam
semesta untuk selama-lamanya. Oh, ya, dengarkanlah perkataan nabi
Mikha:
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah
TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan
berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah
Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-
Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion
DNDQNHOXDUSHQJDMDUDQGDQUPDQ78+$1GDUL<HUXVDOHP
(Mikha 4:1-2)
Urusan alam semesta akan berpusat di rumah ini. Hikmat dan hukum
yang mengatur semua ciptaan akan mengalir dari kepemimpinan
dalam rumah ini. Dan mungkin fakta yang paling menakjubkan: rumah
Allah, Sion, akan tetap sama indahnya puluhan triliun tahun kemudian
dengan hari pertama ketika ia baru berdiri.
Ada seorang hamba Tuhan luar biasa, pelayan Injil yang setia
sampai pada akhirnya. Ia melayani secara efektif selama lebih dari
enam puluh tahun dan masuk ke dalam upahnya menjelang pergantian
milenium. Setahun atau lebih setelah kepergiannya, saya bepergian ke
gereja besar di Midwest. Di sana pemimpin pujiannya memberi tahu
saya bahwa Allah memberinya mimpi yang begitu jelas. Dalam mimpi
ini, ia berada di surga dan melihat hamba Tuhan luar biasa yang telah
%HUODUL8QWXN0HPSHUROHK+DGLDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kehilangan pahala yang kita usahakan dengan susah payah.
Berusahalah supaya kalian menerima upah penuh dari Tuhan.
(2 Yohanes 8, FAYH)
Tuhan sendiri merancang suatu jalan untuk setiap anak-Nya agar
memiliki kesempatan untuk menerima upah penuh dengan mengambil
bagian dalam pembangunan rumah kekal Allah. Jerih payah Anda tidak
akan pernah memudar, tidak akan pernah menua, tidak akan pernah
digantikan. Hal itu akan dikagumi oleh miliaran orang dan malaikat
untuk selama-lamanya.
Dan ini baru upah atau hadiah pertama yang akan kita terima
karena kesetiaan dan ketaatan yang tak kenal menyerah pada Tuhan
kita. Meskipun motivasi ini sangat menakjubkan, ada hadiah lain yang
jauh lebih agung. Kita akan menemukannya pada bab selanjutnya.
17
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kita akan memiliki otoritas, tanggung jawab, dan kehormatan yang
sama di langit yang baru dan bumi yang baru. Secara keliru, mereka
tidak memahami kebenaran ini: meskipun penebusan Allah itu setara
bagi semua orang, dan bukan berdasarkan pada perbuatan atau kinerja
kita, Dia memberi upah bagi kesetiaan kita menurut bagaimana kita
taat, tabah, dan tetap setia pada Firman-Nya.
Upah terbesar kita karena menyelesaikan pertandingan dengan
baikhadiah yang jauh lebih besar dari hadiah yang kita kupas dalam
bab sebelumnyaadalah seberapa dekat kita akan berhubungan
dengan Yesus sepanjang kekekalan. Tidak ada perkara yang lebih
mulia daripada menjadi dekat dan intim dengan Dia yang kita kasihi
dan kita kagumi. Kitab Suci memberikan petunjuk yang jelas akan
hal ini. Salah satu acuannya adalah sekelompok pemenang yang akan
mendapatkan hak istimewa untuk mengikuti Anak Domba itu ke
mana saja Ia pergi (Wahyu 14:4). Sungguh suatu keistimewaan dan
kehormatan yang luar biasamengikuti Yesus ke mana pun Dia pergi
sepanjang seluruh kekekalan!
Kebenaran ini juga terlihat dengan jelas dalam Injil. Menjelang akhir
pelayanan Yesus di muka bumi, ibu dari dua murid-Nya datang untuk
menyampaikan permintaan: Berilah perintah, supaya kedua anakku
ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah
kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu (Matius 20:21).
Tentu saja tempat kehormatan tertinggi adalah tepat di sebelah
Yesus, yang duduk di sebelah kanan Bapa. Tidak ada lagi tempat
yang lebih baik! Alkitab menyebutkan malaikat perkasa, yang disebut
VHUDP \DQJ VDQJDW GHNDW GHQJDQ WDNKWD $OODK OLKDW <HVD\D
Mereka terus-menerus berseru satu sama lain, Kudus, kudus, kuduslah
TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya! Orang
Kristen menyanyikan lagu rohani yang digubah dari perkataan mereka.
Akan tetapi, mereka tidak menyanyi untuk membuat Allah merasa
senang dengan diri-Nya sendiri. Tidak, mereka menanggapi apa yang
mereka lihat! Setiap saat aspek lain dari keagungan-Nya dinyatakan,
dan mereka hanya dapat berseru, Kudus! Sejatinya, seruan mereka
begitu penuh hasrat sehingga alas ambang pintu auditorium yang
memuat miliaran malaikat dan orang kudus di surga bergetar karena
suara mereka.
Para malaikat yang perkasa ini tidak membenci tempat mereka
yang tidak berubah sekian lama. Mereka tidak diam-diam berpikir,
Kita sudah melakukan hal ini selama sepuluh triliun tahun sekarang.
Rasanya jadi agak bosan. Mungkin Allah akan membawa seseorang
'HNDW'HQJDQ6DQJ5DMD
ke sini untuk menggantikan tempat kita, supaya kita dapat rehat dan
mungkin menjelajah bagian-bagian lain dari surga atau alam semesta.
Tidak mungkin! Malaikat tidak ingin berada di tempat lain. Tidak
ada tempat di seluruh alam semesta yang lebih baik daripada si sebelah
Allah, memandang keagungan-Nya dan mendengarkan hikmat-Nya.
Sederhana saja, tidak ada satu pun perkara di dalam seluruh alam
ciptaan yang lebih spektakuler dari Sang Pencipta. Kita harus ingat
bahwa tidak ada satu perkara pun yang tersembunyi dari pandangan-
Nya, maka ketika Anda berada di dekat Dia, Anda melihat segala
sesuatu dari sudut pandang-Nya. Untuk memberi contoh yang tidak
sebanding, bayangkan jika melihat melalui teleskop ke ruang angkasa
sambil duduk di samping Albert Einstein, Neil Amstrong, dan Sir Isaac
Newton. Wow, betapa luar biasa wawasan yang akan Anda peroleh!
Saya sadar ilustrasi ini sama sekali tidak setara dengan melihat segala
sesuatu dari sudut pandang Allah, namun saya yakin Anda memahami
maksudnya.
Seorang hamba Tuhan yang saya kenal diangkat ke surga. Ia
bercerita bahwa ketika berada di sana ia merasakan kerinduan yang
tak terpuaskan untuk berada di ruang takhta. Dan setiap orang yang
berada di surga merasakan hal samamereka ingin berada sedekat
mungkin dengan Allah. Teman saya itu menyatakan bahwa surga itu
jauh lebih indah dari segala sesuatu yang pernah ia bayangkan, namun
tidak ada perkara di surga yang lebih membangkitkan kerinduan
daripada Tuhan sendiri.
Kembali ke permintaan ibu Yakobus dan Yohanes tadi. Yesus
menjawab, Hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-
orang yang baginya Bapa-Ku telah menyediakannya (Matius 20:23).
Sekarang kita harus bertanya, Adakah tempat kehormatan yang memang
disediakan di surga? Ataukah Yesus kira-kira bermaksud mengatakan,
Hei, tidak usah memikirkan tempat kehormatan. Kenapa kalian mesti
memikirkan siapa yang akan dengan Aku dan Bapa-Ku? Kamu dan
anak-anakmu hanya perlu menjalani kehidupanmu bagi Allah. Suatu
hari semuanya akan menjadi jelas dengan sendirinya dan Allah akan
memberikan kepada setiap orang Kristen tempat kehormatan yang
setara. Itu semua berdasarkan pada apa yang Aku lakukan, bukan apa
yang Kaulakukan, maka janganlah terlalu mencemaskan hal itu.
Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus menyimak pertanyaan
lain yang diajukan pada Yesus sehubungan dengan kehidupan yang
akan datang. Suatu hari orang Saduki datang kepada-Nya, ingin
7DN.HQDO0HQ\HUDK
melihat apakah mereka dapat menyudutkan-Nya secara teologis.
Ada tujuh laki-laki bersaudara, kata mereka. Yang tertua menikahi
seorang perempuan dan meninggal tanpa memiliki anak. Yang kedua
menikahinya, namun ia juga mati tanpa anak. Begitu seterusnya,
satu demi satu, sampai ketujuh bersaudara itu menikahinya. Orang
Saduki lalu bertanya, Bagaimana sekarang dengan perempuan itu,
siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari
kebangkitan?
Jawaban Yesus berbeda dari jawabannya kepada ibu murid-murid-
Nya. Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, katanya.
Tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian
dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara
orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Mereka tidak
dapat mati lagi, sebab mereka sama seperti malaikat-malaikat
dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah
dibangkitkan. (Lukas 20:35-36)
Jadi, Yesus mengoreksi pandangan orang Saduki, dan kemudian
menjelaskan bagaimana kondisi pernikahan di surga nanti. Akan
tetapi, Dia tidak mengoreksi pandangan ibu Yakobus dan Yohanes
sehubungan dengan keakuratan permintaannya. Nyatanya, Dia
menegaskan bahwa tidak ada tempat kehormatan yang lebih besar
di surga daripada berada sedekat mungkin dengan Dia. Kedudukan
ini dihadiahkan oleh Allah Bapa pada saat penghakiman. Ayat lain
menunjukkan bahwa tempat kehormatan itu akan dihadiahkan kepada
mereka yang menyelesaikan pertandingan dengan baikkepada orang
percaya yang tak kenal menyerah.
'HNDW'HQJDQ6DQJ5DMD
Bagi Dia, yang mengasihi kita dan telah melepaskan kita dari
dosa kita oleh darah-Nyadan telah membuat kita menjadi
suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya
bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.
Amin. (Wahyu 1:5-6)
Lihat bagaimana saya menggarisbawahi kata imam? Orang Kristen,
yang dilahirbarukan oleh Roh, sekarang menjadi imam bagi Allah
VHODPDODPDQ\D'HQJDUNDQODKUPDQ$OODK
Tetapi orang-orang Lewi yang menjauh dari pada-Ku waktu
Israel sesat dari pada-Ku dengan mengikuti berhala-berhala
mereka, akan menanggung hukumannya. Di dalam tempat
kudus-Ku merekalah yang mendapat tugas penjagaan di pintu-
pintu gerbang Bait Suci dan tugas pelayanan di dalam Bait Suci;
merekalah yang menyembelih korban bakaran dan korban
sembelihan bagi bangsa itu dan bertugas bagi bangsa itu untuk
melayaninya. (Yehezkiel 44:10-11)
Ayat ini berbicara tentang penyembahan berhala bangsa Israel.
Penyembahan dalam masyarakat kita bentuknya sering tidak seperti
pada zaman mereka, namun hal itu sama menjijikkannya di mata Allah.
Kita diingatkan, Janganlah memuja barang-barang yang mewah dalam
hidup ini, karena itu berarti penyembahan berhala (Kolose 3:5, FAYH).
Penyembahan berhala terjadi ketika kita sangat menginginkan perkara-
perkara yang memikat hati dalam hidup ini. Dalam budaya Barat
saat ini, penyembahan berhala berupa pengutamaan dan pengejaran
promosi, uang, benda-benda duniawi, status, popularitas, kesenangan,
kemashyuran, dan berbagai bentuk manifestasi kecemburuan atau
ambisi yang egois. Berhala adalah apa pun yang kita cintai atau kita
rindukan lebih dari kita mengasihi dan merindukan Allah. Itu sesuatu
atau seseorang yang menguatkan kita atau menyedot kekuatan kita.
Penyembahan dapat muncul dalam segala area kehidupan kita
bahkan dalam hal yang pokok seperti
makan. Ada banyak orang Kristen yang
Penyembahan dapat
memuja makanan. Ketika sedih, mereka
muncul dalam segala
makan; ketika bahagia, mereka makan;
area kehidupan kita
kalau rasanya enak, mereka makan
tanpa peduli akan nilai gizinya. Mereka
akan mencerna makanan sampah karena
mereka menginginkan kenikmatan rasa yang sesaat. Mereka tidak akan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
menggunakan minyak bekas atau kotor untuk mobil mereka, namun
mereka tidak menggunakan akal sehat sehubungan dengan kualitas
dan kuantitas makanan yang mereka nikmati. Mereka memberhalakan
makanan. Karena mereka mendapatkan kekuatan dari sensasi rasa
yang sesaat dan perut yang penuh, mereka memberik kekuatan pada
sensasi itu.
Penyembahan berhala juga terdapat dalam keinginan seseorang
untuk dikenal. Ada orang yang akan melakukan apa saja untuk
mendapatkan posisi terhormat di dalam gereja, di tempat kerja, atau
GL PDV\DUDNDW 0HUHND DNDQ EHUJRVLS PHPWQDK PHQLSX EHUGXVWD
atau mengkompromikan integritas untuk mendapatkan pengakuan,
penghormatan, atau otoritas. Sekalipun mereka tidak melakukan
tindakan seperti itu, mereka memberhalakan pengejaran mereka akan
kedudukan. Mereka mendapatkan kekutan dari popularitas, status,
dan kemasyhuran; dan dengan begitu mereka memberi kekuatan pada
hal-hal itu.
Berhala akan merampas kesetiaan Anda yang tak kenal menyerah.
Mencuri kekuatan yang Anda perlukan untuk berlari dalam perlombaan
dengan setia sampai akhir.
Dalam ayat di Yehezkiel tadi, Allah berbicara kepada orang
percaya yang meninggalkan pengejarannya akan Dia untuk mengejar
hal-hal yang tidak memberikan kepuasan yang tahan lama. Berhala itu
mungkin dapat memuaskan kita dalam jangka pendek, namun tidak
akan pernah memuaskan kita dalam jangka panjang. Allah menyatakan
bahwa para penyembah berhala akan menanggung hukuman atas
segala kesalahan yang mereka lakukan. Mereka akan menanggungnya
dengan melihat upah mereka terbakar. Mereka tetap diselamatkan,
namun seperti dalam api. Mereka akan menjadi bagian dari rumah-
Nya, namun sebagai pelayanan yang melakukan kerja kasar urusan
rumah tangga.
Kita harus ingat bahwa Allah juga berbicara kepada kita juga, di
sini dan saat ini. Dia tidak ingin Anda atau saya melewatkan segala
kekayaan yang sudah dipersiapkan-Nya bagi kita. Surga akan jauh lebih
baik dari apa pun yang dapat kita bayangkan; tidak ada satu perkara
pun di bumi yang setara dengan kemegahannya. Akan tetapi, akan ada
status di surgakedudukan yang lebih mulia dan kedudukan yang
kurang mulia. Kedudukan apa pun di rumah Allah itu jauh lebih baik
daripada apa pun di muka bumi ini, karena Daud pun meneguhkan,
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di
tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari
'HNDW'HQJDQ6DQJ5DMD
7DN.HQDO0HQ\HUDK
memiliki sampai 450 anggota staf. Saya dipekerjakan sebagai asisten
eksekutif pendeta dan istrinya. Sungguh suatu kehormatan saya dapat
melayani mereka. Saya mendapatkan keistimewaan lebih besar dari
anggota tim lain karena kantor saya berada persis di sebelah kantor
mereka, saya sering berada di rumah mereka, dan saya sering ikut
bersama mereka makan siang atau makan malam dengan beberapa
hamba Tuhan terhebat di dunia. Pada saat-saat tertentu saya duduk
dengan takjub. Air mata menggenangi mata saya saat merenungkan
betapa beruntungnya saya bisa begitu dekat dengan para pemimpin
besar ini.
Saya mendengarkan hikmat, gagasan, dan ide yang tidak
didengarkan oleh anggota staf lain. Saya memperoleh wawasan
yang masih menuntun saya sampai saat ini. Kedudukan saya adalah
pekerjaan yang paling diinginkan di seluruh gereja. Anggota staf
sering berkata pada saya, Kamu sungguh beruntung bisa melayani
di tempat itu. Beberapa orang bertanya, dengan nada cemburu,
Bagaimana kau mendapatkan posisi itu? Apa yang kaulakukan untuk
mendapatkannya? Yang lain sering membicarakan siapa yang akan
menggantikan posisi saya jika saya pergi nanti. Saya tahu mereka
benar: itu posisi terbaik di antara para staf.
Nah, dapatkah Anda membayangkan keistimewaan seperti itu
di hadapan Allah sendiri? Orang percaya yang tak kenal menyerah,
yang melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan bertahan dalam
perlombaan sampai akhir adalah orang-orang yang akan berada dekat
dengan hadirat Allah pada zaman yang akan datang. Mereka akan
duduk di tempat terhormat. Seperti Allah katakan dalam Yehezkiel
44:28, Mereka tidak mendapat bagian milik pusaka, sebab Akulah
milik pusakanya.
Wow! Adakah upah atau hadiah lain yang lebih baik dari itu?
Orang-orang yang akan berada dekat dengan Dia, mendengarkan ide,
visi, dan wawasan-Nya, membantu-Nya dalam menyusun rencana
masa depan dan dalam perkara kepemimpinan lainnya, adalah mereka
yang bertahan dengan tekun dan dengan setia. Kita akan duduk dan
memerintah bersama dengan Dia selama-lamanya. Kita akan melayani
Dia secara langsung. Sungguh suatu janji yang menakjubkan!
Maka dengarkanlah lagi nasihat Paulus:
Supaya menang dalam pertandingan, kita harus menahan diri
untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat menghambat usaha
kita. Seorang atlet bersusah payah seperti itu hanya untuk
'HNDW'HQJDQ6DQJ5DMD
18
JANGAN MENYERAH!
Jangan berhenti. Jangan menyerah. Kamu akan mendapatkan balasan
yang sangat layak pada akhirnya.
MATIUS 10:22 (MSG)
idak ada seorang pun yang dapat memaksa Anda untuk berhenti;
Andalah satu-satunya orang yang dapat mengambil keputusan
itu.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
kita berhasil mengatasi kesukaran itu. Banyak orang akan menyerah
karena mereka tidak memiliki perspektif yang benar. Mereka tidak
dipersenjatai.
Menyerah terjadi dalam berbagai bentuk. Paling sering hal
itu berakar pada kompromisalah satu lawan kata dari tak kenal
menyerah. Dari penglihatan yang saya gambarkan pada Anda di bab
pertama, kita perlu meniru orang yang mendayung melawan arus.
Untuk berjalan dengan Allah, memanifestasikan kerajaan-Nya, dan
menjadikan diri kita unggul bagi kemasyhuran-Nya menuntut kita
untuk bergerak melawan arus sistem dunia ini.
Kita harus tak kenal menyerah dalam berpegang teguh pada hikmat
Allah. Kompromi bukanlah pilihan.
-DQJDQ0HQ\HUDK
masa hidup kita ini berbeda dari zaman Paulus? Sesungguhnya, sikap
semacam itu juga terdapat di tengah masyarakatnya. Orang mencintai
dirinya sendiri, tidak hidup kudus dan tidak mau mengampuni,
seluruh sikap yang disebutkannya itu. Petrus bahkan berkata pada hari
Pentakosta, Berilah dirimu diselamatkan dari orang-orang yang jahat
(menyimpang, bengkok, tidak adil) ini (Kisah Para Rasul 2:40. AMP).
Lalu, mengapa Paulus khusus menyatakannya bagi generasi kita?
Mengapa ia menjadikan daftar perilaku itu untuk menggambarkan
waktu yang paling sulit dalam sejarah untuk hidup dengan Allah?
Ayat berikutnya menyediakan jawabannya: Secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka
memungkiri kekuatannya (2 Timotius 3:5).
Kesukaran yang hebat, kata Paulus, berasal dari orang percaya
yang mengkompromikan kebenaran. Bersama dengan penulis Perjanjian
Baru lainnya, rasul ini memperingatkan bahwa, pada masa hidup kita,
sebagian besar orang yang mengaku sebagai orang Kristen yang
lahir baru tidak akan berdiri dengan kuat di dalam anugerah Allah.
Mereka akan berpaut pada fakta bahwa mereka sudah diselamatkan
oleh anugerah, namun mereka akan menolak kuasa anugerah yang
akan memampukan mereka menjadi prajurit kerajaan Allah yang
tak kenal menyerah. Inilah orang-orang yang berhenti mendayung.
Haluan mereka mungkin mengarah ke hulu, namun mereka mengalir
bersama dengan arus sistem dunia ini. Lebih parah lagi, penglihatan
saya juga mencakup perahu besar yang penuh dengan orang-orang
seperti ini. Kepercayaan mereka yang sama menjadikan penyesatan itu
makin kuat dan makin meyakinkan. Mereka bukan hanya menipu diri
sendiri, namun juga menyesatkan orang lain dan menyebabkan banyak
orang yang tulus tersandung. Inilah kesulitan yang dimaksudkan oleh
Paulus.
Saat saya menengok kembali sejarah, saya yakin pertempuran
terbesar yang dihadapi bapa gereja mula-mula adalah legalisme.
Legalisme berusaha menyeret orang yang baru percaya kembali
kepada hukum Taurat untuk diselamatkan, bukannya percaya kepada
anugerah Allah.
Kita menghadapi pertempuran yang berbeda saat ini. Menurut
saya, pertempuran terbesar yang kita hadapi pada hari-hari terakhir
ini adalah kedurhakaan. Kedurhakaan mengungkapkan keselamatan
tanpa harapan akan perubahan gaya hidup. Kehidupan kita sebagai
orang Kristen tidak ada bedanya daripada kehidupan kita sebelum
diselamatkan, namun sekarang menjadi anggota klub, kita mengenakan
7DN.HQDO0HQ\HUDK
label pengenal, kita berbicara dalam bahasa klub saat perahu besar
mereka mengalir ke hulu mengikuti arus. Kita tidak lagi gigih dalam
memercayai Allah dan dalam menaati jalan-Nya.
Yesus memperingatkan bahwa pada hari-hari terakhir Di mana-
mana dosa akan merajalela dan karena itu, kasih kebanyakan orang akan
luntur. Tetapi mereka yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan
(Matius 24:12-13, FAYH). Tetapi
tunggudosa juga merajalela
ketika
Yesus
mengucapkan
perkataan ini. Apa yang membuat
Menurut saya, pertempuran
era kita berbeda? Realitasnya
terbesar yang kita hadapi
yang mengejutkan: Yesus tidak
pada hari-hari terakhir ini
berbicara tentang masyarakat pada
adalah kedurhakaan.
umumnya; Dia berbicara tentang
mereka yang mengaku mengikuti
Dia. Dia bersaksi bahwa dosa
akan merajalela di antara orang-orang yang mengaku sebagai orang
Kristen pada zaman kita. Kalau tidak, mengapa Dia mesti mengakhiri
pernyataan-Nya dengan Tetapi mereka yang bertahan sampai akhir
akan diselamatkan? Anda tidak akan berkata kepada orang yang
tidak percaya, Jika kamu menyelesaikan pertandingan, kamu akan
diselamatkan, karena ia belum berada dalam perlombaan. Akan tetapi,
Anda akan berkata kepada orang yang sudah berada dalam iman, yang
sudah memulai perlombaan, Jika kamu mengakhiri pertandingan....
Kata kunci yang digunakan Yesus adalah bertahan. Bertahan berarti
kita akan menghadapi perlawanan, penolakan, dan kesukadaran dalam
upaya berpegang teguh pada kebenaran. Kita harus tak kenal menyerah
untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik.
-DQJDQ0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena
akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran
sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka
akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya
bagi dongeng. (2 Korintus 4:1-4)
Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang
yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh
kepadamu. Ini pesan yang sangat kuat dari Paulus kepada muridnya.
Apakah pesannya? Memberitakan dan mengajarkan Firman Allah.
%XNDQ PHQJDMDUNDQ OVDIDW SULQVLS NHSHPLPSLQDQ VHNXOHU WHNQLN
pendampingan hidup, atau materi lain yang relevan pada zamannya.
Tidak, pesannya adalah agar Timotius memberikan Kitab Suci yang tak
lekang oleh waktu.
Paulus menegaskan bahwa seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh
Allah dan berguna untuk mengarahkan kehidupan kita. Kemudian
ia menugasi Timotius untuk memberitakan dan mengajarkannya.
Mengapa? Karena akan tiba waktunya (dan saya percaya saat ini masa
itu sudah tiba) ketika mereka yang menipu dan yang tertipu tidak akan
mau menerima doktrin yang sehat. Apakah doktrin itu? Bukan sekadar
pengajaran, melainkan dasar atau tulang punggung pengajaran Kitab
Suci. Dengan kata lain, pengajaran yang menyatukan segala sesuatu
yang lain.
Sungguh menyedihkan, saya pernah menyaksikan pondasi rohani
(Alkitabiah) kita bergeser untuk mewadahi tren dan zaman. Pergeseran
ini begitu tak terkendali sehingga hamba Tuhan sebuah gereja besar
dapat berdiri di depan jemaatnya, menyatakan dirinya homoseksual,
dan disambung dengan standing ovation. Yang lain dapat menyatakan
bahwa Allah tidak lagi berkehendak untuk menyembuhkan, dan
pengikutnya akan lebih memercayainya daripada memercayai Firman
Allah. Yang lain dapat menulis buku, menyatakan bahwa semua umat
manusia pada akhirnya akan masuk surgabahwa tidak akan ada
orang yang terbakar dalam api kekaldan ia tetap dianggap bintang
rock dalam Kekristenan. Yang lain dapat menantang kelahiran
dari perawan dan kedatangan kembali Yesus Kristus dan masih
disanjung sebagai pemimpin iman Kristen. Semakin banyak skenario
menyedihkan semacam ini tampil di antara orang Kristen setiap hari.
Beberapa survei terakhir mungkin menolong kita memahami
pergeseran yang menggelikan ini. Menurut salah satu survei nasional,
-DQJDQ0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
UPDQ\DQJDNDQPHPELDUNDQNLWDPHORPSDWNHDWDVUDQMDQJGHQJDQ
dunia daripada keluar dari antara mereka dan memisahkan diri kita
dari mereka (lihat 2 Korintus 6:17).
Banyak orang percaya benar-benar merasakan teguran Roh Kudus
ketika mereka pertama kali mulai mencoba-coba berkompromi. Namun,
karena sekian banyak orang hanyut terbawa arus di atas kapal besar,
mayoritas orang percaya akhirnya memadamkan suara Roh, menutup
telinga, dan menjadi tumpul dalam mendengarkan kebenaran.
-DQJDQ0HQ\HUDK
7DN.HQDO0HQ\HUDK
Kita tubuh Kristus; kita tidak menyerah. Kita tidak putus asa!
Paulus sering mengulangi perkataan ini, Karena itu, kami tidak
pernah berputus asa (2 Korintus 4:1, FAYH), dan sekali lagi, Itulah
sebabnya kami tidak pernah menyerah (2 Korintus 4:16, FAYH), dan
masih banyak lagi ayat serupa. Anda diciptakan untuk sukses secara
mengagumkan.
Dan jangan pernah berpikir bahwa Allah menyerah terhadap
Anda. Dia tidak akan pernah
melakukannya:
Allah,
yang
memanggil kamu ke dalam
petualangan rohani ini, memberikan
jangan pernah berpikir
kepada kita kehidupan Anak-Nya
bahwa Allah menyerah
dan Tuhan kita, Yesus Kristus. Dia
terhadap Anda.
tidak akan menyerah terhadap
kamu. Jangan pernah melupakan
hal itu (1 Korintus 1:9, MSG).
Bukankah itu janji yang luar biasa? Allah tidak akan pernah
menyerah terhadap Anda. Dia pantang mundur terhadap Anda. Dan
jika Dia tidak akan menyerah terhadap Anda, bagaimana mungkin
Anda menyerah pada Dia atau pada diri Anda sendiri? Tetaplah gigih.
Apakah upah bagi mereka yang bertahan? Ini dia, langsung dari
mulut Tuhan kita:
Inilah upah yang kusediakan bagi setiap orang yang menang,
yang terus bertahan sampai akhir, dan tak kenal menyerah:
Engkau akan memerintah bangsa-bangsa. (Wahyu 2:26, MSG)
Sungguh suatu upah yang luar biasa! Paulus meneguhkan janji
Yesus, Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia
(2 Timotius 2:12).
Jadi, saudaraku yang terkasih di dalam Kristus, Anda jelas-jelas
memiliki kuasa untuk tak kenal menyerah. Anda memiliki apa yang
diperlukan untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik: anugerah
Allah, dan anugerah itu tidak mungkin gagal. Maka, berlarilah dengan
penuh keyakinan untuk memperoleh hadiah. Entah itu untuk suatu
tugas ilahi, suatu kedudukan utama, atau suatu hubungan kerajaan;
entah itu untuk jangka pendek, jangka panjang, atau bahkan seumur
hidup, Anda ditetapkan untuk menaklukkan dan memerintah. Anda
memiliki hak istimewa untuk mengalami kepenuhan yang kaya dan
-DQJDQ0HQ\HUDK
Apendiks A
7DN.HQDO0HQ\HUDK
ia mengakui imannya serta meneguhkan keselamatannya.
(Roma 10:9-10, FAYH)
Maka, jika Anda percaya Yesus Kristus sudah mati bagi Anda dan
Anda bersedia untuk menyerahkan kehidupan Anda kepada Dia
tidak lagi hidup bagi diri Anda sendiriucapkanlah doa ini dengan
hati yang tulus, dan Anda akan menjadi anak Allah:
Bapa di surga, aku mengakui bahwa aku orang berdoa dan sudah
tidak memenuhi standar kebenaran-Mu. Aku layak untuk dihukum
selama-lamanya karena dosaku. Terima kasih karena Engkau tidak
membiarkan aku tetap dalam keadaan ini, karena aku percaya Engkau
mengutus Yesus Kristus, Anak-Mu yang tunggal, yang lahir dari
perawan Maria, untuk mati bagiku dan menanggung penghukumanku
di kayu salib. Aku percaya Dia dibangkitkan kembali pada hari
ketiga dan saat ini duduk di sebalah kanan-Mu sebagai Tuhan dan
Juruselamatku. Maka pada hari ini __________________ (tanggal,
EXODQWDKXQDNXPHQ\HUDKNDQVHOXUXKKLGXSNXNHSDGD.HWXKDQDQ
Yesus.
Yesus, aku mengakui Engkau sebagai Tuhan, Juruselamat, dan
Rajaku. Datanglah ke dalam hidupku melalui Roh-Mu dan ubahlah
aku menjadi anak Allah. Aku meninggalkan perkara-perkara kegelapan
yang semula kupegang teguh dan sejak saat ini aku tidak akan hidup
untuk diriku sendiri, melainkan untuk-Mu yang telah memberikan
diri-Mu kepadaku, agar aku dapat hidup selama-lamanya.
Terima kasih, Tuhan; kehidupanku sekarang sepeuhnya berada di
tangan-Mu, dan menurut Firman-Mu aku tidak akan pernah malu.
Sekarang, Anda sudah selamat; Anda seorang anak Allah. Seluruh
surga bersukacita bersama dengan Anda pada saat ini juga! Selamat
datang di dalam keluarga Allah! Saya ingin menyarankan tiga langkah
berguna yang perlu segera Anda ambil:
1. Ceritakan apa yang sudah Anda lakukan dengan seseorang
yang sudah percaya. Kitab Suci menyatakan kepada kita
bahwa salah satu cara untuk mengalahkan kegelapan adalah
dengan perkataan kesaksian kita (lihat Wahyu 12:11). Saya
mengundang Anda untuk menghubungi pelayanan kami,
Messenger International, di www.messengerinternational.
org. Kami akan sangat senang jika mendapatkan kabar dari
Anda.
'RD8QWXN0HQMDGL$QDN$OODK
Apendiks B
MENGAPA SAYA
MENGGUNAKAN
BERBAGAI TERJEMAHAN
ALKITAB
7DN.HQDO0HQ\HUDK
dalam menyampaikan poin yang hendak saya garis bawahi.
Saya juga memastikan bahwa jika saya menggunakan
parafrase, bagian yang saya gunakan itu tidak menyimpang
dari terjemahan yang diakui orang.
4. Alasan saya tidak selalu mengutip ayat secara penuh adalah
karena pasal dan ayat baru ditambahkan dalam Alkitab pada
tahun 1227. Alkitab pada mulanya tidak disusun dengan
pembagian seperti itu. Yesus di dalam Injil sering hanya
mengutip potongan ayat dari Perjanjian Lama.
7DN.HQDO0HQ\HUDK
melawan Iblis.
12. Mengapa kesukaran itu suatu realitas yang penting dalam
kehidupan Kristen?
13. Apakah peran doa dalam kehidupan orang percaya yang
tak kenal menyerah?
14. %DJDLPDQD$QGDPHQGHQLVLNDQGRD\DQJWHNXQLWX"
15. Mengapa akan ada berbagai jenis dan tahap upah di surga?
16. Saat Anda merenungkan tema utama buku ini, dalam area
kehidupan dengan Allah yang mana Anda memerlukan
pertolongan Roh Kudus untuk mengembangkan roh
yang tak kenal menyerah?
UMPAN IBLIS
Pengajaran ini dan pengajaran lain dari John dan Lisa Bevere
dalam bahasa Indonesia dapat diunduh di:
www. MessengerInternational.org
www.CloudLibrary.org
Materi pengaya tambahan dalam berbagai bahasa dapat
dilihat & diunduh di Youtube.com & Yuku.com dan
situs-situs serupa lainnya.
www.MessengerInternational.org
www.CloudLibrary.org
"MMBIUJEBLNFOEBUBOHLBOLFTVMJUBOIJEVQ
UFUBQJ%JB
NFOHHVOBLBOOZBVOUVLNFOHVBULBOLJUBEBMBN
NFOBLMVLLBOQFSLBSBZBOHMFCJICFTBS%JBUJEBLQFSOBI
NFOVOUVOLJUBLFEBMBNCBEBJUBOQB%JBNFOHBSVOJBLBO
LFQBEBLJUBLFLVBUBOVOUVLNFOHBUBTJOZB
+0)/#&7&3& 5BL,FOBM.FOZFSBI