1. Pengertian Menyimak
Menyimak (listening) dan membaca disebut sebagai
kegiatan berbahasa reseptif. Menyimak bukanlah kegiatan yang
pasif. Menyimak adalah sebagai kegiatan yang aktif partisipatif,
artinya penyimak aktif memahami apa yang disampaikan oleh
pembicara.
Perlu dibedakan antara istilah mendengar, mendengarkan,
dan menyimak. Mendengar mempunyai pengertian menangkap
suara/bunyi dengan telinga, tetapi secara kebetulan dan tidak
direncanakan, makna yang didengar tidak diperhatikan. Ciri
mendengar, suara datang dengan tiba-tiba, secara mendadak,
tidak di harapkan.
Mendengarkan lebih tinggi pengertiannya daripada
mendengar . Faktor pemahaman mungkin ada mungkin tidak
karena belum menjadi tujuan.
Menyimak merupakan proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan mengidentifikasi menginterpretasi bunyi bahasa
kemudian menilai hasil intrepetasi makna dan menanggapi pesan
yang tersirat dalam bahasa. Menyimak mempunyai tiga faktor:
Tujuan Menyimak
Gary T. Hunt (1981:14) menyatakan tujuan menyimak :
1) Memperoleh informasi
2) Menjadi lebih efektif hubungan antarpribadi
3) Mengumpulkan data
4) Memberikan respon
Lilian M. Logan (1972:42) menyatakan tujuan menyimak :
1) Menyimak untuk belajar
2) Menikmati keindahan audial
3) Menyimak untuk mengevaluasi
4) Menyimak untuk menikmati
5) Menyimak untuk penunjang mengkomunikasikan ide sendiri
6) Memecahkan masalah secara kreatif
7) Membedakan bunyi dengan tepat
8) Meyakinkan diri atas keraguan/menyimak persuasif
4. Jenis-jenis Menyimak
Dasar penilikan pengklasifikasian menyimak adalah :
1) Sumber suara, 2) cara menyimak, 3) taraf hasil simakan, 4)
keterlibatan penyimak dan kemampuan khusus, 5) tujuan menyimak.
Berdasarkan sumber suara, menyimak dibedakan menjadi interpersonal
listening, dan intrapersonal listening. Interpersonal listening terjadi
bila kita mendengarkan suara-suara dari diri sendiri. Sedangkan
intrapersonal listening terjadi saat kita mendengarkan dan
memperhatikan pembicaraan orang lain.
Berdasarkan cara/taraf artifisial menyimak dibedakan menjadi
menyimak taraf rendah dan taraf tinggi. Menyimak bertaraf rendah
(silent listening) bila penyimak memberikan dorongan yang bersifat
nonverbal, misalnya tersenyum, mengangguk, ya, setuju, dan
sebagainya.
Menyimak taraf tinggi (active listening) jika penyimak memberikan
ungkapan kembali isi simakan.
Henry G. Tarigan (1993:35) membedakan menyimak atas cara
penyimakan menjadi penyimak ekstensif dan intensif.
Penyimak ekstensif hanya menyimak sambil lalu/sepintas saja. Sedang
penyimak intensif memahami secara terinci, cermat, teliti,
mendalam.
3) Situasi
Situasi diartikan sesuatu yang menyertai kegiatan menyimak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan : ruangan, waktu, suasana,
dan peralatan.
4) Penyimak
Penyimak dituntut memiliki : 1) kondisi fisik dan mental, 2)
konsentrasi, 3) bertujuan, 4) berminat, 5) berkemampuan
linguistik, 6) berpengetahuan dan pengalaman luas.
Peningkatan Daya Simak
Untuk meningkatkan daya simak, diupayakan dengan :
1)Simak Ulang Ucap
2)Identifiasi kata kunci
3)Parafrase
4)Merangkum
5)Menjawab pertanyaan
MENYIMAK KRITIS
Adalah kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan
bahkan juga butir-butir yang benar dan baik dari ujaran seseorang
pembicara, dengan alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal.
Kegiatan menyimak kritis secara terperinci :
1.Memperhatikan kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata,
dan unsur-unsur kalimatnya.
2.Menentukan alasanmengapa
3.Memahami aneka makna petunjuk konteks
4.Membedakan fakta dari fantasi, yang relevan dan tidak relevan
5.Membuat keputusan-keputusan
6.Menarik simpulan
7.Menemukan jawaban dari masalah tertentu
8.Menentukan informasi baru dan informasi tambahan bagi suatu topik
9.Menafsirkan ungkapan, idiom, dan bahasa yang belum umum dipakai
10.Secara objektif menentukan keaslian, kebenaran, atau adanya
prasangka, kecerobohan, kekurangtelitian, serta kekeliruan.
Menyimak Iklan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Iklan yang
baik :
a) Kalimat singkat, enak dibaca, dan didengar, menarik, dan
komunikatif
Kalimatnya
b) Gambarnya menarik, orisinil, mudah
dipahami
singkat
c) Merangsang keingintahuan, mencoba,
memiliki, isinya tidak
menyesatkan
Enak dibaca
d) Sifatnya persuasif
Bahasa iklan
Enak didengar
Gaya bahasa
menarik
Komunikatif
Mengundang
keingintahuan
Ingin mencoba
isi iklan
Ingin memiliki
Tidak menyesatkan
menarik
orisinil
Gambar iklan
Mudah dipahami
sugestif
KETERAMPiLAN BERBICARA
Hakikat Berbicara
Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Saluran untuk memindahkan adalah udara. Komunikan
memberikan umpan balik/reaksi setelah komunikan memahami pesan. Reaksi
berupa jawaban/tindakan.
TUJUAN UMUM
REAKSI YANG
DIHARAPKAN
JENIS
PIDATO
Mendorong
Ilham/inspirasi/membangkitk
an emosi
Persuasif
Meyakinkan
Persesuaian pendapat,
Persuasif
persesuaian
intelektual/percaya dan yakin
Bertindak/berbu
at
Tindakan/perbuatan tertentu
dari para pendengar
Persuasif
Instruktif
5
Menyenangkan
kegembiraan hal-hal
Rekreatif
Pemilihan
topik yang baikMinat
perludan
memperhatikan
sbb:
1. Topik hendaknya sudah diketahui serba sedikit.
2. Topik yang menarik perhatian pembicara.
3. Topik hendaknya menarik pendengar, a)masalah/persoalan
pendengar, b) jalan keluar persoalan, c) persoalan yang aktual,
d) topik merupakan pertikaian pendapat.
4. Topik dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan.
5.Topik jangan melampaui daya tangkap pendengar.
Terampil Berdiskusi
Berdiskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan
terarah, baik
dalam kelompok kecil/besar, dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu pengertiaan,kesepakatan, dan keputusan bersama
mengenai suatu masalah. Bertukar pikiran dikatakan berdiskusi bila:
1. Ada masalah yang dibicarakan
2. Ada seseorang sebagai anggota diskusi
3. Ada peserta sebagai anggota diskusi
4.Setap anggota mengeluarkan pendapatnya dengan teratur
5. Kalau ade kesimpulan/keputusan harus disetujui oleh semua anggota.
Bentuk Diskusi
Diskusi yang melibatkan sejumlah massa sehingga terjadi interaksi
massa dapat berupa: diskusi panel, simposium, seminar, loka karya, dan
brainstorming.
1.Diskusi panel : prinsipnya melibatkan beberapa penulis yang
mempunyai
keahlian
dalam
bidang
tertentu
dan
bersepakat
mengutarakan pendapat atau pandangannya mengenai suatu masalah
untuk kepentingan pendengar. Panel dipimpin oleh seorang moderator.
Berhasil tidaknya panel sangat tergantung kepada kelincahan moderator.
2.Simposium: Hampir sama dengan panel, tetapi lebih bersifat formal.
Pemrasaran harus menyampaikan makalah suatu masalah yang disorot
dari sudut keahlian masing-masing. Dalam simposium tidak diambil suatu
keputusan, tetapi hanya untuk membandingkan suatu masalah.
KETERAMPILAN MEMBACA
A. Pengertian Membaca
Membaca adalah suat proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui mediakata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1983:7). Membaca
merupakan perbuatan berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan,
yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan, 1971:90).
Membaca adalah laku penguraian tulisan, suatu analisis bacan yang
perlu disertai proses pemahaman dan penghayatan. Untuk keperluan
tersebut diperlukan ketepatan dan kecepatan. Membaca merupakan
kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan
pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana, 1985:3). Muara akhir dari
membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik yang tersurat, tersirat
bahkan tersorot dalam bacaan.
Fungsi Membaca
Kegiatan membaca mempunyai banyak fungsi a.l.:
1. Fungsi intelektual 5. Fungsi informatif
2. Fungsi pemacu kreativitas 6. Fungsi religius
3. Fungsi praktis
7. Fungsi sosial
4. Fungsi rekreatif
8. Fungsi pembunuh sepi
Manfaat Membaca
Di samping fungsi, membaca mendatangkan berbagai manfaat, a.l.:
Serta latar yang terdapat dalam bacaan. Model mebaca sebagai proses
tedapat tiga cara, yaitu: bawah ke atas (bottom up), atas ke bawah (top
down), dan interaktif (interactive).Secara singkat proses membaca terkait
dengan: 1. pengenalan huruf, 2. bunyi dan huruf, 3. makna atau maksud,
dan 4. pemahaman tehadap makna/maksud berdasarkan konteks/wacana.
Mebaca sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan
perasaan penulis dengan pembaca. Pembaca yang memiliki pengetahuan
yang lebih luas berpeluang lebih besar untuk dapat mengembangkan
pemahaman kata dan konsep daripada yang lainnya.
Keterampllan Membaca Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
John (1960:3) membagi karangan menjadi 2 yaitu: 1. Karangan ilmiah yang
ditujukan kepada masyarakat tertentu (profesional) yang bersifat ilmiah
tinggi (karya ilmiah) dan 2. karangan nonilmiah yang ditujukan kepada
masyarakat umum (karya ilmiah populer). Karya ilmiah: skripsi, tesis,
disertasi, jurnal, buku ilmiah, timbangan buku, abstrak, ringkasan, laporan
ilmiah.
Ciri karya ilmiah:
a.Bahan
: menyajikan fakta yang benar/objektif, dapat dibuktikan.
b. Penyajian
: menggunakan bahasa yang cermat, sistematis
b. Mengutarakan perincian
c. Mengetengahkan satu atau lebih contoh, dan
d. Membandingkan dua hal.
Jenis Membaca yang Perlu Dikembangkan
Jenis membaca yang perlu dikembangkan dalam dunia ilmu pengetahuan
dan kesusasteraan a.l.:
1. Membaca Intensif
Membaca jenis ini dianggap sebagai salah satu kunci pemerolehan ilmu
pengeta- huan karena penekanannya adalah soal pemahaman yang
mendalam,pemahaman ide pokok sampai ke ide penjelas, dari hal yang
rinci sampai ke relungnya.
2. Membaca Kritis
Membaca jenis ini lebih tinggi daripada membaca intensif. Ide-ide buku
yang telah dipahami secara baik dan detail, perlu direspon bahkan
dianalisis. Pembaca perlu kritis bersikap cermat, teliti. Korektif, bisa
menemukan kesalahan dan kejanggalan dalam teks baik dari isi maupun
bahasanya.
3. Membaca Cepat
Membaca cepat dilaksanakan secara zigzag atau vertikal, prinsip maju
terus, mementingkan kata-kata kunci dalam memperoleh informasi berita
dan reportase.
4. Membaca Apresiatif dan Estetis
Kendala Membaca
Membaca merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang berdimensi sosial,
intelektual, dan spiritual yang perlu dikerjakan secara serius dan kontinyu,
selaras dengan pola dsn teknis yang sesuai. Membaca merupakan
kontributor utama dalam pengembangan dan aktualisasi diri. Namun banyak
kendala dalam membaca, a.l.:
1. Orang memandang banyak membaca tidak berbeda dengan sedikit
membaca
2. Banyak membaca dianggap kutu buku, sikap priyayi,kuang punya etos kerja
3. Langka dan mahalnya harga buku, perpustakaan kurang, pelayanan sulit.
4. Rendahnya kompetensi bahasa dan tingkat pemahman membaca.
5. Budaya santai dan sikap menerabas, mau cepat sukses tidak bekerja keras.
Langkah-langkah mengatasi kendala membaca:
1. Sikap mental meningkatkan intelektual, spiritual dengan banya membaca
2. Meningkatkan ekonomiuntuk dapat membeli buku secara bertahap
3. Meningkatkan kompetensi bahasa dengan banyak membaca
4. Meningkatkan minat baca dan melaksanakan perenungan dan
pengembangan
5. Membina etos studi dengan
mengadakan observasi lingkungan, tulismenulis, mengadakan penelitian dan karang-mengarang.
Hakikat Menulis
Menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan M. Yunus,
2003: 3). Dengan demikian dalam komunikasi tulis paling
tidak terdapat empat unsur yang terlibat: penulis, isi
tulisan, saluran/media, dan pembaca. Mary S. Lawrence
(1972;
1)
menyatakan
bahwa
menulis
adalah
mengkomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis.
Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian
kegiatan yang terjadi dan melibatkan beberapa fase/tahap
yaitu: pramenulis/persiapan, penulisan/pengembangan isi
karangan,
pascapenulsan/telaah
dan
revisi
dan
penyempurnaan tulisan.
Keterampilan Menulis
Tulisan/karangan dapat dilihat dari segi bahasa yang digunakan, isi
karangan, dan bentuk/cara penyajiannya. Bahasa yang digunakan dalam
karangan hendaknya mudah dan lancar, paragraf tepat, kalimat efektif,
dan diksi tepat. Dari segi isi karangan berupa fiksi atau nonfiksi, kesesuaian
antara judul dan isi. Dari segi bentuk atau cara penyajian apakah puisi atau
prosa, bila prosa berupa narasi, eksposisi, deskripsi atau argumentasi.
Karangan yang baik selalu tersusun atas tiga unsur/bagian, yaitu
pendahuluan/introduksi, isi tulisan/bodi, dan penutup/konklusi. Pendahuluan
berfungsi untuk menarik minat pembaca dan menjelaskan ide pokok atau
tema karangan. Isi karangan sebagai jembatan antara pendahuluan dan
penutup, sedangkan penutup merupakan kesimpulan.
Judul karangan harus relevan dengan isi karangan. Isi karangan bisa
berupa pengalaman,
lingkungan hidup dan kehidupan,
keagamaan,
pendidikan dll. Judul karangan hendaknya mengandung tiga aspek yaitu:
relevan, propokatif, dan singkat. Fungsi judul adalah sebagai 1) daya
penarik minat, 2) suatu nama yang bersifat promosi, 3) merupakan topik
besar, dan 4) penunjuk nama pengarang.
Isi karangan tersusun dalam paragraf-paragraf. Paragraf tersebut berisi
satu gagasan pokok dan sejumlah gagasan pengembang. Syarat paragraf
yang baik adalah adanya 1) kepaduan (koherensi)
dan kekompakan
(kohesi). Kepaduan berarti keserasian hubungan antargagasan dalam
paragraf yang berarti keserasian antarkalimat dalam paragraf.