-TB
- Pneumonia
- COPD dg eksaserbasi akut
IDK:
1.Dyspnea on Effort:
Keadaan dyspnea yang ditimbulkan oleh usaha fisik/ beraktivitas berat
2.Dyspnea
-definisi
: Pengalaman subjektif berupa ketidaknyamanan bernafas yang tdd
sensasi yang
dibedakan secara kualitatif dgn intensitas bervariasi. Ditentukan oleh interaksi fisiologis,
psikologis, social, lingkungan dan dapat melibatkan respon faal sekunder dan behavioral.
-Algoritma untuk patofisiologi dyspnea:
Dyspnea
: 1. Respiratory : a. gas exchanger: pulmonary embolism, pneumonia,
Interstitial lung disease
b. Pump: PPOK, Asthma, kyphoscoliosis
c. Controller: Pregnancy, metabolic acidosis
3. Batuk Kronis
-definisi: Batuk yang terjadi dalam 3 bulan berturut-turut disertai dgn sputum produktif.
-etiologi batuk kronis:
a. Intrathoracic
: - PPOK
- Intertitial lung disease
- Bronchial asthma
- Cystic fibrosis
- Central bronchial carcinoma
- Endobronchial Tuberculosis
- Bronchiectasis
- Left heart failure
b. Extrathoracic
: - Postnatal drip
- Gastroesophageal reflux
- Drug therapy (ex: Ace inhibitor)
a. Idiopati/ primary :
* pachydermoperosiostosis
* familial clubbing
* hypertropic osteoarthropathy
b. Secondary:
* pulmonary disease : lung abcess, emfisema, bronchiectasis, cystic fibrosis
* GI
: inflammatory bowel disease, neoplasma
* CVS
: cyanotic, congenital heart disease, subacute bacterial endocard
* malignancy
: thyroid cancer, thymus cancer
* thyroid (thyroid acropathy)
: hyperthyroidism(grave disease)
6.Thoracic Wall (ANATOMI)
-True thoracic wall termasuk thoracic cage + otot-ototnya serta kulit, jaringan subcutan, fascia yang menutupi
aspek antero lateral + posterior.
-Kelenjar mammae terletak dalam jaringan subcutan dinding thorax
-Otot anterolateral axioapendicular yang terbentang dari thoracic cage + membentuk dasar dari breast dan
keduanya bertemu pada dinding thorax. Co: M. pectoralis mayor + seratus anterior
* Intercostalis Spaces
-memisahkan costa dan cartilagonya
-penamaanya berdasarkan costa yang membentuk batas superior dari spasium itu. Co: ICS 4 antara costa 4&5
-ada 11 ICS dan 11 ICN. ICS ditempeli oleh M. intercostalis+fascianya+2pasang nervus+pembuluh darah
intercostalis
-celah dibawah costa 12 tidak terletak diantara costa. Spatium subcostalis+ N.subcostalis itu adalah Rm.anterior
dari N. spinalis 12
-spatium ini melebar ketika inspirasi + dapat melebar lagi dengan ekspirasi lateral flaxy dari columna
vertebralis thoracica
# Joints:
1. Intervertebral
2. Costovertebral
3. Costotransversal
4. Sternocostal
5. Sternoclavicular
6. Costocendral
7. Interchondral
8. Manubriosternal
9. Xypsternal
#Ligaments:
1. Anterior + posterior longitudinal
2. Radiate + intraalticulare
3. Lateral + superior costo transulcersal
4. Anterior + posterior radiate sternocosta
5. Anterior + posterior sternoclavicular
6. Renosternum
7. Interchoharal
8. 8 dan 9 sering bergabung menjadi
9. sinostosis pada orang dewasa
Otot :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Innervasi
N. Intercostalis
N. Intercostalis
N. Intercostalis
N. Intercostalis
N. Intercostalis
Rm.post N.C5-T11
N.intercostalis 2-5
N.Intercostalis9-11 & N.subcostalis (T12)
Intercostalis externus
Intercostalis internus
Intercostalis intimus
Transversa Thoracica
Subcostalis
Levator costarum
Serratus posterior superior
Serratus posterior inferior
Arteri
1.
2.
3.
4.
Intercostalis Posterior
Intercostalis anterior
Thoracica interna
Subcostalis
Gambaran klinis :
Emphysema (type A pink puffer)
Peningkatan dsypnea (over years)
Sedikit/tdk ada batuk
Marked chest overexpansion
Sering sianosis
Rales + ronki
Peningkatan JVP
Peripheral edema
Po2 biasa sangat rendah
Pco2 biasa meningkat
Patogenesis
Inhalasi bahan berbahaya
Inflamasi
Mekanisme perlindungan
mekanisme perbaikan
hipersekresi mukus
(bronchitis kronis)
PATOFISIOLOGI
1. Keterbatasan aliran udara + terperangkapnya udara
Inflamasi yang meluas, fibrosis, eksudat luminal di jalan napas kecil
(penurunan FEV1, rasio FEV1/FVC)
Obstruksi progresif
Hiperinflasi
Retensi CO2
Fibroblas
Fibrosis
Asap rokok
Alveolar macrophage
Mediator-mediator
(IL8, neutrofil, chemotactic factor)
Neutrofil
Protease inhibitor
(-)
PROTEASE
4. Hipertensi Pulmonal :
Hipoxic vasokonstriksi arterial paru
Perubahan struktural :
Hiperplasia intima + Hipertrofi /
Hiperplasia otot polos
Respon inflamasi PD
Disfungsi sel endotel
Peningkatan tek. Sirkulasi pulmonal
Hipertensi pulmonal
Hipertensi ventrikel Dextra
Gagal jantung kanan ( Cor Pulmonale)
Harga Normal
7,35 7,45
80 100 mmHg
35 45 mmHg
22 24 mmHg
PPOK
Turun = Hypoxemia
Meningkat
- Pada kasus :
-Hb
= 7,28 (acidosis)
PaCO2
= 50 mmHg (meningkat)
= 90 %
Normal
Normal ( lung tissue is not visible)
Normal
Bagus
Bagus
Normal
COPD ( emphysema)
Hyperinflated
Jaringan paru kelihatan di bawah ICS 7
Hyperlucent ( gelap meningkat)
Fitur hemidiafragma ( diafragma datar )
Pulmonary bleb
Tidak terlihat di x-ray hanya terlihat pada ct scan
Small subpleuaral dinding tipis mengandung udara yang permukaannya dapat ruptur dan
menyebabkan pneumothorax
Ruptur alveolar sub pleaural disebabkan overload elastic fiber dapat berkumpul menjadi
bula
Radiologi Emfisema
Polisitemia / erithrocytosis
Kelainan yang ditampakan pd naiknya kadar sel darah merah dikarrenakan byk
faktor.Ditandai meningkatnya HCT ( hematrokit)
o Kelebihan FE ( absorbsi)
o Herediter ( polisitemia vera) -> hiperabsorbsi Fe di GIT
o HCT wanita : 41-53 %, pria : 36-36%
Spirometri
Spirometri adalah pengukuran objektif dari pembatasan aliran udara yang tersedia. Pengukuran PEF saja
tak dapat digunakan sebagai diagnosa karena spesifitasnya yang lembah. Pengukuran spirometri dengan
kualitas baik memungkinkan pada pengaturan kesehatan dan semua tenaga medis untuk COPD.
Obstruksi = FEV1/FVC = <70%.
Spirometri mengukur FVC, FEV1 dan rasio keduanya. Rasio FEV1 & VC kadang diukur sebagai
pengganti rasio FEV1/FVC.
Spirometri yang diukur dievaluasi dengan reference value berdasarkan umur, tinggi, jenis kelamin &
ras.
Parenkimal destruction
Airway fibrosis
Luminal plug
Elastic recoil
Airway resistance
Key mediators
Oxidative stress
COPD
Neutrophils ++
Macrophages +++
CD8+ T cells (Tc1)
Asthma
Eosinophils ++
Macrophages +
CD4+ T cells (Th2)
IL-8
TNF-, IL-1, IL-6
NO +
+++
Eotaxin
IL-4,IL-5,IL-13
NO +++
+
Severe asthma
Neutrophils +
Macrophages
CD4+ T cells
(Th2),
CD8+ T
cells(Tc1)
IL-8
IL-5,IL-13
NO ++
+++
Site of disease
Consequences
Response to
therapy
Peripheral airways
Lung parenchyma
Pulmonary vessels
Squamous metaplasia,
Mucous metaplasia,
Small airway fibrosis,
Parenchymal destruction,
Pulmonary vascular
remodelling
Small b/d response
Poor response to steroids
Proximal aiways
Proximal airways
Peripheral airways
Fragile epithelium,
Mucous metaplasia,
basement
membrane,
Brochoconstriction
Large b/d response
Good response to
steroids
Smaller b/d
response
Reduced response
to steroids
Patologi
Proximal airways : trakea, bronkus > 2mm diameter internal
o Peningkatan sel goblet
o Pembesaran kel submukosa
o Metaplasia sel squamous
Peripheral airways : bronkiolus < 2mm 1 diameter
o Penebalan dinding saluran nafas
o Peribronchial fibrosis
o Luminal inflammatory exudates
o Penyempitan jalan nafas
Parenkim paru : bronkiolus respiratory + alveoli
o Rusaknya dinding alveoli
o Apoptosis sel epitel + sel endotel
Vascular pulmo :
o Tunika intima menebal
o Disfungsi sel endotel
o Peningkatan otot polos HT pulmonal
Etiologi hipoksemia
1. Hipotensi alveolar
Volume udara segar yang menuju alveoli/satuan waktu yang menurun disebabkan: penyakit diluar
paru,paru seringnya normal
2. Penurunan difusi melintasi membran gas darah
Terjadi ketidakseimbangan antara PO2 pada kapiler darah pulmonal + gas alveolar
3. Ventilasi-perfusi ketidaksetaraan
Kondisi dimana ventilasi + aliran darah mismatched (tidak cocok) pada berbagai regio paru sehingga
hasilnya transfer gas menjadi tidak efisien
4. Shunting
Shunt menyebabkan beberapa darah mencapai sistem arterial tanpa melalui ventilated regions paru.
Disebabkan : malformasi arteriol-venous (genetik)
COPD exacerbasi akut
Definisi : adalah kejadian pada natural course dari penyakit yang dikarakteristikkan oleh perubahan
pada dyspnea, batuk + sputum yang melebihi normal variasinya dari hari ke hari,merupakan onset akut
+ mungkin mengharuskan penggantian obat pada pasien COPD.
Etiologi :
Primer infeksi trakeobronkial dan polusi udara
Sekunder Pneumonia, pneumothorax, emboli paru, gagal jantung, penyakit metabolik,
penggunaan obat dan oksigen yang tidak tepat, nutrisi buruk.
Sign and symptom
sesak nafas (utama)
Wheezing + nyeri dada
Batuk + sputum yang bertambah parah
Perubahan warna + kekentalan sputum
Demam
Gejala khas tachicardia + tachypnea, malaise, insomnia, ngantuk, fatique, depresi
kebingungan.
Terapi
Home management untuk eksaserbasi ringan diberi bronkodilator
Hospital management untuk mengatasi eksaserbasi (untuk mencegah gagal nafas kematian)
Langkah :
1. Diagnosa beratnya eksaserbasi derajat sesak,kesadaran
2. Terapi O2 yang adekuat
3. Pemberian obat max antibiotik,bronkodilator,kortikosteroid
4. Nutrisi untuk mencegah kelaparan karena hipoksia
5. Ventilasi mekanik
6. Kondisi lain berhubungan dengan cairan elektrolit
7. Evaluasi ketat progresiviti penyakit
FARMAKOLOGI
Tujuan:
Mencegah dan mengontrol gejala
Menurunkan frekuensi dan keparahan exaserbasi
Memperbaiki status kesehatan
Meningkatkan toleransi exercise
Ipratropium Bromida
Mekanisme kerja:
Termasuk antagonis muskarinik yang menghambat efek asetilkolin pada reseptor-reseptor muskarinik secara
kompetitif. Dalam saluran nafas, asetilkolin dibebaskan dari ujung-ujung eferen saraf vagus+antagonis
muskarinik secara efektif dapat memblokade kontraksi otot polos saluran nafas serta memblokade peningkatan
sekresi mukus yang terjadi sebagai respon terhadap aktivitas vagus.
Obat-obat antagonis muskarinik merupakan bronkodilator efektif
Ipratropium dapat diberikan dosis besar melalui jalur inhalasi karena tidak diabsorbsi dengan baik ke dalam
sirkulasi + tidak dengan cepat memasuki susunan saraf pusat
Agen anti muskarinik juga bermanfaat pada pasien yang tidak dapat menggunakan agen agonis inhalasi.
Efek samping : konstipasi, mulut kering, takikardi, palpitasi, hypersensitive
Farmakokinetik : sedikit yang masuk sirkulasi sistemik, sulit diabsorbsi di GIT, eliminasi melalui urine + feses
Methyl Prenisolone
Efek samping, pengobatan, with drawal & precaution
Injeksi IV cepat dalam dosis besar dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular. Metil Preednisolon memiliki
efek retensi sodium+air yang lebih sedikit daripada prednisolon. Ketika diberikan secara topikal, khususnya
pada areaa luas, saat kulit mengalami kerusakan, kortikosteroid ini bisa diabsorbsi oleh tubuh dan menyebabkan
efek sistemik.
Farmakokinetik
Didistribusi cepat setelah dosis oral, dengan half life 3,5 jam/lebih. Half life pada jaringan dilaporkan berkisar
18 sampai 36 jam. Metil prednisolon dapat melewati plasenta.
Penggunaan dan administrasi
Metil prednisolon adalah corticosteroid dengan aktivitas utama glukokortikoid. Digunakan dalam bentuk
alkohol bebas/ dalam bentuk esterifikasi. Ketika diberikan secara oral, metil prednisolon biasanya memiliki
dosis awal 4 sampai 48 mg perhari tapi dosis awal yang lebih tinggi(100 mg/lebih) mungkin digunakan pada
acute severe disease. Untuk penggunaan parenteral pada terapi intensif atau emergensi, metil prednisolon
sodium succinate bisa diberikan melalui injeksi IM/IV/infus IV. Dosis awal IM/IV berkisar dari 10 sampai
500mg metil prednisolom per hari. Dosis parenteral ini pada anak-anak bervariasi tergantung dari kondisi,
berkisar dari 1 sampai 30 mg/kg per hari. Untuk injeksi intraarticular/injeksi ke dalam jaringan lunak.
Digunakan methylprednisolon asetat dalam bentuk aqueous suspension. Dosisnya bervariasi dari 2- 80 mg,
tergantung dari ukuran sendi. Untuk pengobatan pada penyakit kulit, bisa diberi secara topical, biasanya
konsentrasi 0.25 %
Penggunaan:
Blood disorder -> metilprednisolon adalah salah satu kortikosteroid yang digunakan dalam manajemen
hemangioma & kasabach-Merrit syndrome
Idiopathic Thrombocytopenia Purpura -> untuk keadaan akut, digunakan metal prednisolon dosis tinggi
IV pada manajemen emergency
Rheumatoid arthritis -> metilprednisolon yang diberikan secara IV efektif pada pengobatan rheumatoid
arthritis, termasuk juvenile idiopathic arthritis
Systemic Lupus Erythematosus
Acetylcystein
o Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan beberapa logam, termasuk besi dan tembaga, dengan karet & dengan O2
dan senyawa-senyawa teroksidasi. Beberapa antimicrobial, seperti amphotericin B, ampicillin
sodium, erythromycin lactobionate& beberapa tetrasiklin akan inaktif jika dicampur asetilcystein
o Efek samping
Reaksi hipersensitivitas dilaporkan pada pasien yang menerima acetylcystein, termasuk
bronchospasm, angioedema,rash & pruritus; hipotensi; atau kadang-kadang hipertensi mungkin
terjadi. Efek samping lain meliputi nausea & muntah, demam, syncope, arhralgia, blurred vision,
gangguan fungsi liver, asidosis, konvulsi & cardiac/ respiratory arrest. Acetylcystein inhalasi
juga mengakibatkan haemoptysis, rhinorrhea dan stomatitis
o Precaution
Hati-hati bila digunakan pada penderita asma & pasien dengan riawayt penyakit peptic ulcer,
karena mual & muntah yang disebabkan obat ini bisa meningkatkan resiko GI hemorrhage.
o Farmakokinetik
Acetylcystein cepat diabsorbsi dari GIT & konsentrasi plasma puncak terjadi -1 jam setelah
dosis oral 200-600 mg. bioavailabilitas oral rendah & hanya berkisar 4-10 %. Renal clearance
merupakan 30% dari total clearance tubuh. Metabolism pada dinding usus & first past
metabolism di liver.
o Penggunaan & administrasi
o Acetylcystein adalah mukolitik yang mengurangi viskositas dari sekresi mungkin dengan cara
memecah ikatan disulfide pada mukoprotein . kerjanya paling baik pada pH 7-9. Acetylcystein