Peralatan uji slump yaitu kerucut abrams disiapkan dengan ukuran diameter atas 10 cm dan
diameter bawah 20 cm, serta tinggi 30 cm. Tongkat baja dengan panjang 60 cm dan diameter 16
mm.
b)
Kerucut abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap air, biasanya
Kemudian adukan beton dimasukkan dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya, dan setiap
lapis ditusuk 25-30 kali dengan menggunakan tongkat baja supaya adukan yang masuk dalam
kerucut lebih padat.
d)
Adukan yang jatuh disekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan dan kerucut
Kerucut abrams dibuka dan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula.
f)
Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai kekentalan dari adukan
beton tersebut.
g)
Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh digunakan.
Tes uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik ( kuat tekan maksimum
yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran ), serta dapat menentukan
waktu untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai.
Cara pengujian :
a)
b)
Cetakan silinder diletakkan pada pelat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi dalamnya
diolesi minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan beton dari cetakannya.
c)
Adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test dimasukkan ke dalam cetakan yang
Gambar 1.3 Adukan Beton dari Slump Test digunakan untuk Pengujian Kuat Tekan Beton
d)
e)
Didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama waktu tertentu, kemudian
diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan pengetesan beton pada usia 4, 14, dan 28 hari.
g)
Tes uji beton dilakukan dengan mesin uji tekan yang dilakukan dibatching plant.
h)
Ambil benda uji dari bak perendam yang direndam selama 4, 14, dan 28 hari, bersihkan
j)
k)
Mesin tekan dioperasikan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2 sampai
Pembebanan dilakukan sampai benda uji menjadi hancur kemudian mencatat beban
Umur Tes
(%)
K- 400
K- 350
28 Hari
28 Hari
501,88
406,14
125
116
1KN
= 101,97 kg
= 0,83
Dari tabel 6.2 dapat disimpulkan bahwa beton yang diproduksi memenuhi spesifikasi yang telah
disyaratkan Peraturan Beton Indonesia
Pemilihan mutu beton seperti dalam spesifikasi bahan dimaksudkan agar tidak mengalami
pemborosan biaya serta aman untuk digunakan. Mutu beton ini juga harus disesuaikan dengan
yang diinginkan pemilik yaitu yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis.
Mutu beton K-400 dapat digunakan untuk konstruksi yang vertikal pada basement dan lantai dasar
yaitu kolom, retaining wall, core wall, dan shear wall. Untuk mutu beton K-350 digunakan untuk pelat
lantai basement, tie beam, pile cap, serta pada struktur lantai 1 sampai atas (balok, pelat lantai,
kolom, tangga, core wall, dan shear wall)