I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. T
Umur
: 35 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Status
: Menikah
II.
ANAMNESIS
Keluhan utama
sangat mengganggu, pasien berobat ke dokter spesialis mata, dan lalu dirujuk ke
dokter spesialis kulit dan kelamin.
III.
STATUS GENERALIS
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
TD
: 140/80 mmHg
Suhu
: afebris
IV.
STATUS DERMATOLOGIS
Lokasi
V.
LABORATORIUM
Tidak dilakukan
VI.
RESUME
Pasien laki-laki,Tn. T, 35 tahun, datang ke Poli Kulit dan Kelamin dengan
keluhan nyeri pada mata dan dahi sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
timbulnya kelainan kulit berupa kulit kemerahan disertai gelembung-gelembung
yang berisi cairan di dahi kiri, hidung sebelah kiri, dan mata kiri. Beberapa hari
sebelumnya pasien mengalami demam. Pasien belum pernah menderita penyakit
seperti ini sebelumnya; pasien pernah terkena sakit cacar beberapa tahun yang
lalu; status generalis dalam batas normal; status dermatologis pada dahi sebelah
kiri, hidung sebelah kiri, mata kiri, terdapat vesikel dengan dasar eritematosa,
multipel, sirkumskripta, miliar, herpetiformis.
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Herpes simpleks
Varisela
IX.
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Medikamentosa
Asiklovir 5 x 800 mg (7 hari)
Metilprednisolon 3 x 8 mg
Ibuprofen 3x400 mg
X.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad funcionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
PEMBAHASAN
Pada herpes zoster oftalmikus juga terdapat gejala okular yang dapat
terjadi pada kelopak mata, dimana dapat terjadi edema periorbital 3 dan gejala ini
ditemukan pada pasien dimana daerah di sekitar mata atau di kelopak matanya
mengalami pembengkakan. Selain itu, konjungtivitis juga sering didapatkan pada
penyakit ini dimana konjungtiva terlihat edema dan terdapat injeksi, dapat terjadi
penurunan penglihatan, dan sensitif terhadap cahaya.3 Pada pasien gejala ini juga
dapat ditemukan, berupa mata merah, kabur dan silau jika melihat cahaya.
Untuk membantu menegakkan diagnosa, bisa dilakukan beberepa
pemeriksaan seperti PCR, imunofluoresensi dan kultur virus. 4 Namun karena
keterbatasan sarana dan prasarana, pada pasien ini tidak dapat dilakukan
pemeriksaan tersebut dan herpes zoster sendiri merupakan penyakit dengan
gambaran klinis yang khas sehingga biasanya tanpa pemeriksaan penunjang,
diagnosis dapat ditegakkan.1 Adapun pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang
dilakukan apabila pada kasus-kasus dimana herpes zoster sulit untuk didiagnosa
(tanpa kelainan kulit).4 Selain ketiga pemeriksaan penunjang tersebut, ada
pemeriksaan tzanck yang cukup sederhana dimana dapat ditemukan gambaran sel
datia (sel raksasa) yang berinti banyak.
pengobatan
pada
herpes
zoster
dan
pada
pasien
diberikan.4
Metilprednisolon dosis rendah 8mg sebanyak 3x1 hari dengan harapan dapat
membantu mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan lesi.
Selain itu pasien juga di edukasi untuk istirahat yang cukup, tidak
menggaruk lesi apabila gatal, tidak mengucek-ngucek mata, menjaga kebersihan
kulit dengan tetap mandi 2 x sehari untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali ke poli kulit dan kelamin 1
minggu kemudian untuk evaluasi hasil pengobatan dan mengamati apakah ada
komplikasi yang terjadi baik dari penyakitnya maupun pengobatan.
Prognosis terhadap penyakitnya pada dewasa dan anak-anak umumnya
baik, tetapi usia tua risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara
kosmetika dapat menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan
memperhatikan higiene & perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang
baik & jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit
10
DAFTAR PUSTAKA
11