Anda di halaman 1dari 5

Teknik Hibridisasi pada tanaman kacang tanah

Pada garis besarnya persilangan mencakup kegiatan (1) persiapan, (2) kastrasi,
(3)

emaskulasi,

(4)

Isolasi,

(5)

pengumpulan

serbuk

sari,

(6) penyerbukan dan (7)

pelabelan.
1) Persiapan
Sebagai persiapan untuk melakukan kastrasi dan penyerbukan silang perlu disediakan
alat-alat antara lain : pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset dengan ujung yang runcing,
jarum yang panjang dan lurus, alkohol (75- 85%) atau spiritus dalam botol kecil untuk
mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan
serbuk sari dari benang sari, kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca
pembesar untuk memeriksa kebersihan kepala putik. Untuk

membungkus

bunga

sebelum

dan sesudah dilakukan penyerbukan dapat dipakai kantong dari kain, kelambu, kantong plastik
yang telah diberi lubang-lubang kecil untuk pernafasan (peredaran udara) atau isolatif, sesuai
dengan ukuran bunga. Selain itu perlu disediakan label dari kertas yang tebal dan kedap air.
Label-label tersebut diberi nomor urut menggunakan pensil atau bolpoint yang tintanya tidak
luntur karena air. Untuk keperluan penyerbukan silang antara jenis-jenis tertentu sebaiknya
kertas label mempunyai warna tertentu, misalnya untuk persilangan A X B warna labelnya
merah, untuk A X C warna labelnya putih, untuk D X B warnanya hijau dan seterusnya dengan
warna lain.
2) Kastrasi
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang
akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai serta
organ tanaman lain yang mengganggu kegiatan persilangan. Membuang mahkota dan
kelopak juga termasuk kegiatan kastrasi. Kastrasi umumnya menggunakan gunting, pisau atau
pinset.
3) Emaskulasi
Emaskulasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina,
sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan sendiri. Emaskulasi terutama dilakukan

pada tanaman berumah satu yang hermaproditdan fertil. Cara emaskulasi tergantung pada
morfologi bunganya. Beberapa metode emaskulasi yang umum digunakan adalah :
1. Metode Kliping atau Pinset
Adapun cara melakukan emaskulasi menggunakan metode ini adalah sebagai
berikut :
a. Setelah dipilih bunga yang akan digunakan sebagai betina, bagian ujung
bunga

dipotong

dengan

pisau

silet

atau

kuncup

gunting, sehingga kepala putiknya

kelihatan jelas dari atas. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai
putiknya turut terpotong atau rusak.
b. Mahkota dari kuncup bunga dibuka perlahan-lahan satu per satu dengan
menggunakan pinset sampai semua benang sari terlihat jelas dari luar. Bila perlu
semua mahkota dibuang.
c. Benang sari dapat dibuang satu per satu sampai habis dengan sebuah pinset.
d. Baik pinset, maupun gunting kecil dan alat lain yang dipakai untuk emaskulasi bunga
harus steril.

Setiap

kali hendak

di pakai, alat tersebut perlu dicelupkan ke

dalam spiritus atau alkohol 75-85% dan kemudian dilap sampai kering dan bersih.
e. Setelah melakukan emaskulasi, pada tangkai bunga segera
f. digantungkan sebuah label yang telah diberi nomor.
2. Metode Pompa Isap (Sucking Method)
Teknik ini mudah dilakukan pada padi. Pada tahap awal metode ini relatif mahal, karena
diperlukan
adalah

biaya

untuk

pengadaan

kemungkinan rusaknya

alat.

Keuntungan menggunakan metode ini

kepala putik. (stigma) dan pecahnya anter dan

penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik pengerjaannya adalah ujung bunga dibuka
dengan gunting, kemudian anter dihisap keluar dengan alat pompa hisap.
3. Metode Pencelupan dengan Air Panas, Air Dingin atau Alkohol
Untuk tanaman yang bunganya kecil-kecil, seperti sorghum, rumput- rumputan
dan pakan, pembuangan stamen dengan menggunakan pinset atau gunting sangat sulit.
Cara emaskulasi untuk jenis bunga ini adalah dengan mencelupkan bunga ke dalam
air hangat yang mempunyai temperatur tertentu, biasanya antara 43-53 0C selama 110 menit. Cara ini mahal dan tidak praktis. Hal yang sama bisa dilakukan pada air dingin
atau alkohol.
4. Metode Kimia

Beberapa bahan kimia dapat mendorong terbentuknya mandul jantan (male sterile) pada
tanaman. Bahan

kimia

tersebut diantaranya

adalah GA3, sodium dichloroasetat,

ethrel, GA4/7, 2,4 D, NAA. Caranya bahan tersebut disemprotkan pada bunga yang
sedang kuncup dengan konsentrasi tertentu.
5. Metode Jantan Mandul
Pada beberapa tanaman menyerbuk sendiri seperti barley, sorghum, atau padi pelaksanaan
emaskulasinya sukar, maka bisa memanfaatkan tanaman mandul jantan yaitu yang
anternya steril dan tidak menghasilkan polen yang viabel. Sifat mandul jantan ini bisa
dikendalikan secara genetik maupun sitoplasmik.
4) Isolasi
Isolasi dilakukan agar bunga yang telah diemaskulasi tidak terserbuki oleh serbuk sari
asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun betina harus dikerudungi dengan kantung.
Kantung bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung
disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman yang bersangkutan. Kantong tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Kuat dan tahan hujan lebat dan panas terik matahari.
2. Tidak mengganggu pernafasan bunga yang dibungkus
3. Bila terkena air hujan dapat lekas kering, airnya dapat lekas menguap
4. Bahan yang dipakai untuk kantong tidak enak rasanya, agar tidak dimakan oleh
serangga atau binatang-binatang lainnya.
5. Kantongnya cukup besar, sehingga bila ada hujan turun, bunganya tidak akan
menempel pada kantong. Kantong tersebut dapat berbentuk silinder, yang diperkuat
dengan kerangka dari kawat atau bambu. Bila bunga yang dibungkus itu kecil,
cukuplah bunga itu ditutup dengan sebuah tudung plastik berukuran kecil.

5) Pengumpulan Serbuk Sari

Pengumpulan serbuk sari dari pohon tetua jantan dapat dimulai beberapa jam sebelum
kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua betina jauh dari pohon tetua jantan, maka
pengangkutan kuncup-kuncup bunga dari tetua jantan ke tetua betina akan memakan waktu yang
lama. Agar kuncup bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya
kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau pada sore hari
setelah matahari terbenam. Serbuk sari adalah mahluk hidup, yang mempunyai umur
terbatas dan kemudian mati. Mutu serbuk sari dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
1. Kelembaban udara, pada kelembaban udara relatif yang tinggi serbuk sari tidak tahan
disimpan lama. Penyimpanan serbuk sari di tempat lembab akan berakibat buruk, karena
berpeluang berjangkit cendawan dan bakteri yang dapat menyebabkan serbuk sari lekas
mati.
2.

Umur

serbuk

sari,

makin

tua

umur

serbuk

sari,

makin

lamban

akan

perkecambahannya dan tabung sari yang terbentuk akan lebih pendek. Selain itu
persentase butir-butir serbuk sari yang hidup akan terus menurun sampai pada suatu saat
tidak ada serbuk sari lagi yang dapat berkecambah.
3. Suhu udara, pada tempat yang udaranya kering dan pada suhu rendah, serbuk sari dapat
disimpan sampai beberapa minggu dalam keadaan tertutup. Di laboratorium, serbuk sari
biasanya disimpan pada suhu antara 2-8 0C dan pada kelembaban udara antara 10%
sampai 50%. Penyimpanannya dapat dilakukan
terlebih

dahulu

serbuk

dengan

cara

sebagai

berikut:

sarinya dimasukkan ke dalam tabung gelas. Kemudian

tabungnya diletakkan dalam exsicator (desiccator) yang telah diisi dengan CaCl2atau
dengan larutan H2SO4 pada konsentrasi tertentu, misalnya antara 10-70%. Maksudnya
agardapat menyerap uap air dari udara cukup banyak. Untuk menyimpan serbuksari
bunga karet dari jenis No. PR 107 biasanya dipakai konsentrasi 27%H2SO4dan untuk
serbuk sari dari jenis karet No. AV 157 dipakai konsentrasi35% H2SO4
.
6) Penyerbukan
Penyerbukan

buatan

dilakukan

antara tanaman

yang

berbeda genetiknya.

Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman

tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma

tetua

betina

yang

telah

dilakukan emaskulasi. Cara melakukan penyerbukan :


1. Menggunakan kuas, pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan
alat-alat tersebut ke alkohol pekat, biarkan kering kemudian celupkan ke polen dan
oleskan ke stigma.
2. Mengguncangkan bunga jantan di atas bunga betina, sehingga polen jantanjatuh ke
stigma bunga tetua

betina yang

telah diemaskulasi. Cara

ini biasanya digunakan

untuk persilangan padi dan jagung.


7) Pelabelan
Ukuran dan bentuk label berbeda-beda. Pada dasarnya label terbuat dari kertas keras
tahan air, atau plastik. Pada label antara lain tertulis informasi tentang:
berhubungan

(1)

Nomor

yang

dengan lapangan, (2) Waktu emaskulasi, (3) waktu penyerbukan, (4) Nama

tetua jantan dan betina, (5) Kode pemulia/penyilang.

Anda mungkin juga menyukai