Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN

TEORI TENTANG ALAM SEMESTA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
dengan dosen pengampu Dr. Didi Teguh Chandra, M. Si.
dan Dr. Parsaoran Siahaan, M. Pd.

Oleh
YUDI ARIF RAHMAN
1507760

PROGRAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
TEORI TENTANG ALAM SEMESTA
A. Masa Pra-Yunani Kuno
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba
menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaaan pengalaman
langsung, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia
kuno, mereka menjawab sendiri pertanyaannya. Misalnya mengapa ada pelangi
mereka membuat jawaban; pelangi adalah selendang bidadari, atau mengapa
gunung meletus; jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari peristiwaperistiwa ini munculah pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasn penginderaan, penallaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi.
Puncak pemikiran mitos adalah zaman Babilonia yang juga merupakan
jejak astronomi tertua ditemukan dalam peradaban bangsa Sumeria dan Babilonia
yang tinggal di Mesopotamia (3500-3000 SM). Bangsa Babilonia berpendapat
bahwa alam semesta sebagai ruangan setengah bola dengan bumi yang datar
sebagai lantainya, langit dan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun, pemikiran
yang menakjubkan pada masa itu yaitu mereka telah mengenal bidang ekliptika
sebagai bidang edar matahari dan menerapkan perhitungan satu tahun adalah satu
kali matahari beredar ke tempat semula, yaitu 365, 25 hari. Pengetahuan dan
ajaran bangsa Babilonia setengahnya masih merupakan dugaan, imajinasi,
kepercayaan atau mitos. Pengetahuan semacam ini disebut Psedo Science (sains
palsu).
Bangsa Sumeria tidak hanya menerapkan bentuk-bentuk dasar astronomi,
tetapi telah melakukan embagian waktu lingkaran menjadi 360 derajat,
sudah mengetahui gambaran konstelasi bintang sejak 3500 SM, dan menggambar
pola-pola rasi bintang pada segel, vas, dan papan permainan. Sebagai contoh
nama rasi Aquarius yang kita kenal berasal dari bangsa Sumeria.
1

Astronomi juga sudah dikenal masyarakat India kuno. Sekitar tahun 500
SM, Aryabhata melahirkan sistem matematika yang menempatkan bumi berputar
pada porosnya. Aryabhata membuat perkiraan mengenai lingkaran dan diameter
bumi. Brahmagupta (598-668) juga menulis teks astronomi yang berjudul
Brahmasphutasiddhanta pada 628. Dia astronom yang memecahkan masalahmasalah astronomi.
B. Masa Yunani Kuno
1) Thales (625 SM-545 SM)
Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama
karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa
bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Menurut Thales bahwa
asal mula alam semesta adalah Air, karena air adalah pusat dan sumber dari
segala kehidupan. Segala sesuatu bersumber dari air dan kembali lagi menjadi
air misalnya tumbuh-tumbuhan dan binatang lahir ditempat yang lembab,
bakteri-bakteri hidup dan berkembang ditembat yang lembab, dan bakteri pun
memakan makanan yang lembab dan kelembaban itu bersumber dari air. Dari
air itulah terjadi tumbuh-tumbuhan dan binatang bahlan tanah pun
mengandung air.
Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada
di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada
sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat
mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan
tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup
mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air
untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat,
cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Thales (Abbas, hal: 64-65), mengemukakan pandangan bahwa bumi
terapung di atas air dan bahwa matahari keluar dari air dan kembali lagi
kepadaya. Apabila air itu kasar, maka ia menjadi tanah dan apabila menipis
maka ia menjadi asap atau apai atau udara. Selanjutnya, Thales pun
mengungkapkan bahwa alam ini menurut sangkanya penuh dengan dewa2

dewa yaitu yang menggerakan setiap yang bergerak dalam alam ini baik
makhluk hidup maupun benda mati (Al-Akkad dalam Abbas 1981, hal, 65).
Pendapat (teori) yang dikemukakan Thales ini merupakan pendapat
yang bukan hanya rasional tetapi observatif. Meskipun pada zamannya dulu
belum lahir ilmu pengetahuan yang segala sesuatunya itu baru dikatakan
benar jika telah terbukti secara empirik dan observatif. Oleh karena itu thales
berpendapat bahwa asal muasal alam semesta itu air dengan alasan yang kuat,
salahsatunya karena dari pengalamannya sebagai saudagar yang senang
berlayar dari negara yang satu ke negara yang lain, dengan demikian thales
hidup selalu berhubungan dengan air. Berdasarkan pengalamanya tersebut,
Thales dapat menyimpulkan bahwa asal muasal alam semesta adalah air dan
air itu merupakan pangkal, pokok, dasar, segala sesuatunya. Semua barang
terjadi dari air dan kembali pada air pula.
2) Anaximandros (610 SM-547 SM),
Anaximandros adalah seorang filsuf yang merupakan murid dari
Thales. Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan
geografi. Dalam usahanya memberikan jawaban tentang asal usul kejadian
alam, ia tidak memeilih asalh satu anasir yang biasa diamati panca indera, ini
jelas berbeda dari pendapat gurunya (thales) yang menyatakan bahwa airlah
sebagai sumber utama kejadian alam ini
Anaximandros menyatakan segala sesuatu keluar dari benda pertama,
benda pertama itu bukan air, bukan apai, bukan tanah dan bukan pula udara,
sebab kalo salah sartu anasir tersebut misalnya air dikatakn sebagai sumber
kejadian, tentu akan mengalahkan yang lain, demikian selanjutnya (Al-Akkad
dalam Abbas, 1981., hal, 67). Menurut Anximandros segala sesuatu itu
berasal dari aperion yang berarti tak terbatas atau sesuatu yang tak
terhingga (Abbas, 1981, hal. 68).
Beberapa Konsep Aperion menurut Anximandros:
1.

Konsep aperion sebagai keluasan spasial dan substansi tidak terbatas


ditemukan

dalam

filsafat

yunani

(Anaximandros,

Anaximenes,

Xenophenes, Melissus, Kaumatonius, dan sebagainya). Tetapi filusuf


3

seperti plato dan aristoteles serta para pengikutnya menyakini bahwa


alam semesta terbatas.
2.

Konsep Aperion dipakai untuk menunjukan rangkaian pembagian yang


terbatas atau di pakai untuk menunjukan rangkain kesatuan yang tidak
terhingga ini mengacu pada analisis gerak, waktu, dan luas dalam tempat.
Sebagai orang pertama yang mengajukan konsep

aperion yang

merupakan asal dan tujuan sesuatu, Anaximandros mencari prinsif terakhir


yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian dalam alam semesta.
Menurutnya, prinsif terakhir tersebut ialah to Aperion. To Aperion itu
bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan tak terhancurkan, utama, kekal,
eksistensi segala sesuatu dan meliputi segala sesuatu.
Sebagai ahli geografi (ilmu bumi), tercatat bahwa Anaximandros
adalah orang yang pertama kali membuat peta bumi. Selain itu,
Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari
sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu memprediksi
kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki fenomenafenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula
kehidupan, termasuk asal-mula manusia.
Pandangan Anaximandros mengenai alam semesta adalah sebagai
berikut (https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximandros): Bumi pada awalnya
dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah
itu sebagai laut pada bumi. Langit yang kita lihat adalah sedikit saja, langit
dan isinya beredar mengelilingi bumi.

3) Anaximeres (585 524 SM)


Anaximenes adalah murid Anaximandros, yang secara substansial,
pemahamannya tentang alam tidak berbeda dengan gurunya. Anaximenes
mengajarkan bahwa asal dari alam ini satu dan tidak terhingga. Hanya saja ia
tidak dapat meneima ajaran Anaximenes bahwa yang asal itu tidak ada
persamaan dengan barang yang lahir yang tak dapat dirupakan. Baginya,
4

yang asal itu mestilah satu dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal
itu ialah udadak berharga. Udara itulah yang satu dan tidak berharga.
Pandangan Anaximenes didasarkan atas alasan-alasan berikut:
1. Dunia ini diliputi oleh udara, tidak ada satu ruangan pun yang tidak
terdapat udara didalamnya. Oleh karena itu, udara itu tidak ada habishabisnya. Tidak berkesudahan dan tidak berkeputusan.
2. Suatu keistimewaan dari udara ialah ia senantiasa bergerak. Oleh karena
itu udara memegang peranan yang penting dalam berbagai rencana
kejadian dan perubahan dalam alam ini.
3. Udara adalah penyusun kehidupan atau dasar hidup. Tidak ada sesuatupun
yang hidup tanpa udara.
Teorinya tentang alam adalah bahwa sumber dari segala sesuatu
pastilah udara atau uap. Anaximenes tentunya mengenal teorinya Thales
menyangkut air. Akan tetapi dia menyangkal pendapatnya Thales, dari
manakah asalnya air tersebut. Anaximenes beranggapan bahwa air adalah
udara yang dipadatkan . kita mengetahui bahwa ketika hujan turun, air diperas
dari udara. Jika air diperas lebih keras lagi, ia akan menjadi tanah, pikirnya.
Dia mungkin pernah melihat bagaimana tanah dan pasir terperas dari es yang
meleleh. Dia juga beranggapan bahwa api adalah udara yang dijernihkan.
Oleh karenanya air, tanah dan api tercipta dari udara. Pandangan filsafatnya
tentang kejadian alam ini sama dasarnya dengan pandangan gurunya. Ia
mengajarkan bahwa barang yang asal itu satu dan tidak berhingga.

C. Periode Teori Geosentris


Teori Geosentris dimulai sejak zaman Aristoteles (384-322) yang
menyatakan bahwa bumi itu bulat, dengan menunjukkan argumen ketika
terjadi proses gerhana terdapat baying-bayang lengkung pada bulan yang
disebabkan oleh posisi bumi. Ia juga berpendapat bahwa pusat jagat raya
adalah bumi, dan semua benda-benda langit bergerak mengitari bumi. Sekitar
tahun 150 M, di Alexandria hiduplah seorang astronom Mesir bernama
5

Ptolomeus. Ia merupakan peneliti ahli dan menjadi popular karena


ensiklopedia yang disusunnya, yang berisi semua pengetahuan sains dari
dunia kuno. Kita mengenalnya dengan almagest.
Selain memberikan satu-satunya catatan catalog bintang Hipparchus,
buku ini juga menimbulkan pandangan klasik bumi sebagai pusat alam
semesta. Konsep ini dikenal dengan konsep alam semesta Ptolomeus.
Sejarah sosial teori geosentris yang menyangkut dinamikanya di tengahtengah dominasi gereja pada kurun abad 3-16, yang mampu menghasilkan
tipologi tersebut sehingga dapat diterima pada ranah pemahaman manusia
mengenai konsep alam semesta. Dilihat dari suasana pada kurun waktu
tersebut, keberadaan dewan gereja memiliki otoritas penuh dalam
menentukan segala kebijakan, apalagi yang berkaitan dengan deologi. Pada
abad pertengahan sekitar abad 12 s/d a5 orang-orang eropa barat sangat
mendukung Aristoteles. Sehingga Aristoteles dianggap mutlak benar.
Teori Geosentris dianggap mutlak benar pada saat

itu.

Bangsa Eropa Barat pada abad itu tengah dilanda tumbuhnya faham atau
isme-isme baru seperti humanisme, rasionalisme, renaisainsme sebagai reaksi
dari filsafat skolastik di masa itu, dimana orang dilarang menggunakan rasio
atau

faham

yang

kontaradiktif

dengan

pemahaman

gereja.

Pemikiran yang dianggap melanggar agama oleh gereja, memungkinkan si


penggagas dapat dihukum dengan disiksa bahkan dihukum mati. Seperti yang
dialami oleh Giardono Bruno (1548-1600), salah seorang pendukung ide alam
semesta Nicolas Copernicus dengan Teori Heliosentris. Ia ditangkap dan
disiksa oleh deawan Inquisasi Gereja, dan akhirnya dihukum mati di tiang
pembakaran di Roma pada bulan februari 1600.
Tokoh-tokoh dan pendukung Teori Geosentris beserta peranannya,
diantaranya:
1. Aristoteles (384-322): Seorang ahli filsafat terbesar sepanjang masa.
Dikenal dengan bapak peradaban baru, bapak ensiklopedi, bapak ilmu
pengetahuan, dan berbagi julukan lain yang disematkan kepadanya. Tokoh
ilmu logika, biologi, fisika, matematika, botani, kimia, anatomi, zoology.

Dia juga seorang pengarag produktif yang telah mengarang lebih Dari 50
buku., disertai dengan uraian-uraian yang sisematis.
2. Claudius Ptolomeus (140 SM): Seorang ahli Geografi dan astrologi.
Pendukung

teori

yang

dikemukakan

oleh

aristoteles,

kemudian

menyempurnakan dan mempopulerkannya hingga namanya lebih dikenal


di dunia. Dia juga seorang pengarang beberapa risalah astronomi , dimana
risalah-risalah yang dikarangnya tersebut banyak diadopsi oleh ilmuwanilmuwan

setelahnya.

Karya-karyanya

adalah:

syntasis,

Geografia,

Tetrabiblos.
3. Hipparchus (150 SM): Seorang berkebangsaan Yunani yang juga ahli
dalam bidang asronomi, dia termasuk salah satu pendukung teori
Geosentris. Karya-karya yang ia temukan adalah menyusun gambaran
baku alam semesta dan menyusun katalog bintang-bintang yang ditulis
dalam bukunya yang berjudul introduction to astronomy
4. Abu Jafar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)
Ia sangat disegani oleh dunia, karena pengetahuan dan kemahirannya
bukan saja di bidang syariat tapi juga ahli dalam bidang filsafat, logik,
aritmetik, geometri, musik, sastra, sejarah islam dan kimia. Kontribusi
beliau dalam ilmu pengetahuan antara lain: menemukan angka 0 (nol)
dalam sistem perhitungan, menyusun table geometri, menemukan teori
kemiringan ekliptika, merevisi data astronomi dalam kitab sindihid,
menciptakan pemakaian sinus, cosinus, dan tangent dalam penyelidikan
trigonometri dan astronomi dan penyelesaian persamaan, teorema segitiga,
sama sisi juga segitiga sama kaki dan memperkirakan luas segitiga, segi
empat dan bulatan dalam geometria, memperkenalkan aljabar dan hisab.
Karya beliau adalah kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa al-muqabalah.
5. Nasiruddin Muhammad al-Thusi (598-673 H/ 1201-1274 M)
Al-Thusi juga ahli dalam bidang astronomi, teologi, etika, dan filsafat
masih dipelajari hingga kini sbagaimana juga terhadap karya-karya Ibn
Sina,

sehingga

banyak

yang

menjulukinya

Ibn

Sina

kedua.

Di antara karya-karyanya adalah Meneliti lintasan, ukuran, jarak planet


merkurius; meneliti terbit dan terbenam matahari; menemukan ukuran dan
7

jarak matahari dengan bulan; meneliti kenaikan bintang-bintang;


menemukan teori gerak planet. ia juga menulis buku: Jadwal al-Kaniyan,
Zubdah al-haiah.
6. Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M): Salah seorang ahli astronomi dan
matematika yang bergitu dikenal luas di dunia ilmu pengetahuan.
Kontribusinya dalam di bidang ilmu pengetahuan adalah menciptakan
teropong bintang; menemukan teori mengenai garis lengkung bulan dan
matahari yang diaplikasikan dalam menentukan gerak akselerasi bulan;
menemukan bahwa kemiringan ekliptik, panjangnya musim, dan orbit
matahari; menemukan orbit bulan dan planet; menetapkan teori baru untuk
menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru;
menemukan perhitungan secara akurat revolusi bumi terhadap matahari.
Adapun buku-buku yang ia tulis antara lain: Tabriel al-Maghesti; Tahmid
al-Mustofa li Mana al-Manar.
7. Al-Farghany
Salah satu ilmuwan muslim yang berhasil menorehkan prestasi dalam
dunia astronomi adalah Abul-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir alFarghani. Ia adalah salah satu astrono yang hidup pada masa pemerintahan
khalifah Al-Makmun pada abad IX dan menjadi orang kepercayaan.
Kontribusinya dalam ilmu pengetahuan antara lain: menemukan jarak dan
diameter planet-planet lainnya; menentukan besarnya diameter bumi yang
mencapai 6.500 mil; mampu meneropong bintang-bintang.
D. Periode Teori Heliosentris
1.

Sejarah singkat lahirnya teori heliosentris


Gagasan mengenai teori Heiosentris pertama kali dikemukakan
oleh Aristarcus pada abad III SM. Aristarcus tidak hanya berpendapat
bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta (geosentris). Akan tetapi dia
juga menyatakan bahwa bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari
yang merupakan pusat gerak langit (heliosentris). Inilah awal munculnya
teori heliosentris.

Namun teori ini tidak mendapat posisi keilmuwan pada zaman itu
yang disebabkan oleh kurangnya pendukung. Zaman astronomi klasik
Yunani ditutup oleh Hipparchus pada abad I SM yang menyatakan bahwa
bumi itu diam. Sedangkan matahari, bulan, serta planet-planet
mengelilingi bumi (geosentris). System geosentris ini disampaikan oleh
plotomeus pada abad II M yang lebih dikenal dengan system ptolomeus.
Dengan berbekal pengalaman dan pengetahuan, dia menyusun buku besar
tentang ilmu bintang-bintang yang berjudul syntatis.
Pandangan ptolomeus (geosentris) berlaku selama lebih dari tiga
belas abad. Di abad yang sama juga muncul tokoh islam yang
menganggap bahwasanya teori geosentris tidak masuk akal. Ia adalah Abu
Raihan Al-Biruni. Ia merupakan orang yang pertama kali menolak teori
ptolomeus. Sekitar abad XIV juga muncul tokoh islam yang merombak
habis teori Geosentris Ptolomeus. Ia adalah Ibnu Shatir dalam bukunya
yang

berjudul

Nihayat

al-Sulfi

Tashih

al-Ushul.

Walaupun ada beberapa tokoh yang menentang teori ptolomeus, namun


sebenarnya lebih dari tiga belas abad konsep geosentris diterima oleh
masyarakat dunia.
Pada tahun 1512 M (abad XVI), Copernicus membuka sejarah baru
dengan mengekemukakan bahwa planet dan bintang mengelilingi
matahari dengan orbit lingkaran (Heliosentris). Mulai abad inilah teori
Heliosentris diterima oleh masyarakat dunia. Walaupun sejak Copernicus
mengemukakan pandangan heliosentrisnya muncul dua aliran, yaitu aliran
Ptolomeus (Geosentris) dan aliran Copernicus (Heliosentris). Namun teori
Heliosentris senantiasa berkembang sesuai dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan lahirnya tokoh-tokoh pendukung teori ini, yaitu
Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Sir Isac Newton beserta teori dan
penemuan-penemuanyatokoh-tokoh dan pendukung Teori Heliosentris
beserta peranannya.
2. Tokoh-tokoh dan pendukung Teori Heliosentris beserta peranannya
diantaranya adalah:
9

a. Aristarcus (abad III SM): Aristarcus merupakan seorang ahli


astronomi klasik Yunani pertama yang tidak setuju dengan pendapat
Aristoteles tentang teori geosentrisnya pada abad III SM. Ia
berpendapat bahwa bumi bukalah pusat alam semesta (Geosentris),
akan tetapi, bumi itu berputar dan beredar mengelilingi langit.
b. Nicolas Copernicus (1473-1543): Nicolas Copernicus adalah ahli
astronomi amatir dari polandia yang menentang pandangan Geosentris
dari Ptolomeus. Ia mengekemukakan dalam bukunya Revolutionibus
Orbium Calestium bahwa matahari merupakan pusat dari suatu system
peredaran benda-benda langit, yang dikenal dengan Heliosentris yakni
senagi pusat peredaran bumi dan benda-benda langit lain yang menjadi
anggotanya.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa bumi berputar pada sumbunya
(rotasi) Sekali dalam satu hari dan bulan pun bergerak mengitari bumi
dalam

27 1/3 hari

mengumumkan

untuk sekali

pandangan

putaran.

heliosentrisnya,

Sejak

maka

Copernicus

dalam

dunia

astronomi sampai abad 18 M ada dua aliran yaitu aliran Ptolomeus dan
aliran Copernicus.
c. Galileo Galilei (1564-1642): Setelah Galileo membaca karya
Copernicus tentang gerak benda-benda langit, kemudian ia menyusun
teori kinematika tentang benda-benda langit yang sejalan dengan
Copernicus.
Di samping itu ia berhasil membuat teleskop yang dapat dengan mudah
dan jelas melihat relief permukaan bulan, noda-noda matahari, planet
saturnus dengan cincinnya yang indah, planet Yupiter dengan empat
buah satelitnya, dan sebagainya. Karya Galileo tentang peredaran
benda-benda langit seperti itu dinyatakan terlarang untuk dibaca umum,
karena bertentangan dengan pandangan dan kepercayaan kaum gereja.
d. Johannes

Kepler

(1571-1630):

Kepler

adalah

seorang

yang

berkebangsaan Jerman, dengan tidak kenal lelah ia selalu mengadakan


penelitian benda-benda langit. Ia memperluas dan menyempurnakan
10

ajaran Copernicus. Teori-teori yang ia kemukakan dilandasi matematika


yang kuat, ia menjadi landasan dalam ilmu astronomi. Tiga hukum itu
adalah:
1. Lintasan planet menyerupai ellips dengan matahari pada salah satu
titik apinya.
2. Garis hubung planet matahari akan menyapu daerah yang sama
luasnya dalam selang waktu yang sama panjangnya.
3. Pangkat dua kala edar planet sebanding dengan pangkat tiga jarak
planet ke matahari.
e. Tycho Brahe (1546-1601): Tycho Brahe ahli astronomi berkebangsaan
Denmark, banyak merancang dan membangun alat-alat astronomi yang
besar yang belum pernah dibangun orang sebelumnya. Pada tahun 1576
ia membangun sebuah observatorium dan bekerja di dalamnya selama
21 tahun, banyak data penting tentang alam semesta yang dicatatnya
ternyata sangat berfaedah untuk ilmu astronomi pada masa kemudian.
Konsep Tycho Brahe sebetulnya berusaha menggabungkan sistem
Plotomeus dan Copernicus dengan pusat jagat raya tetap di bumi.
f. Sir

Isac

Newton

(1643-1722):

Newton

adalah

fisikawan,

matematikawan, ahli astronomi dan juga ahli kimia yang berasal dari
inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang
sangat berpengaruh sepanjang sejarah. Bahkan dikatakan sebagai Bapak
ilmu Fisika Modern. Dengan hasil karya ilmiah yang dicapainya,
Newton berhasil menulis sebuah buku yang berjudul Philosophiae
Naturalis Pricipia Mathematika. Kontribusi terbesarnya bagi astronomi
adalah hukum grvitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda
sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding tebalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum gravitasi Newton
memberi penjelasan fisis bagi hukum Kepler yang dikemukakan
sebelumnya

berdasarkan

hasil

pengamatan,

hasil

pekerjaannya

dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun. Teori


Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan tata surya yang
11

lahir kemudian. Teori tentang bumi mengelilingi matahari bukan


sekedar teori asal jadi, tetapi merupakan konsekuensi dari hukum
gravitasi.
E. Daftar Bacaan
Abbas, Hamzah. 1981. Pengantar Filsafaf Alam. Surabaya: Al-ikhlas
Abd. Hakim, Atang dan Ahmad Saebani, Beni.2008. Filsafat Umum (dari
metodologi sampai Teofilosofi).Bandung: Cp Pustaka Setia.
Achmadi, Asmoro. 2006. Filsafat Umum. Jakarta: PT. Raja Grapindo
Persada.
Bertens, K. 1998 Ringkasan Sejarah Filsafatcetakan ke-15 Yogyakarta:
kamisius.
Harahap, F.K.N, 1978. Tokoh-tokoh Dunia dalam Lapangan Berfikir.
Bandung: PT. Karya Nusantara Cabang Bandung.
Tafsir, Ahmad. 2009. Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales Capra.
Cetakan Ke-17. Bansung : PT. Remaja Rosdakarya.
_______________Thales. https://id.wikipedia.org/wiki/Anaximandros)
Todd, David. 1948. The Story of The Starry Universe. Popular Science
Library. New York: P. F. Collier&Son Corporation.

12

Anda mungkin juga menyukai