Disusun oleh :
Anggara Novananta
115070207113027
Prima Rahayu A
115070207113012
Sheradika Intan R
115070207113039
115070207113024
115070207113034
Dhea Agni A
115070207113031
115070207113040
Novalia Luky P
115070207113003
PENDAHULUAN
Infeksi dalam kehamilan bertanggung jawab untuk morbiditas dan
mortalitas signifikan. Beberapa akibat infeksi maternal berlangsung seumur hidup,
seperti infertilitas dan sierilitas. Kondisi kondisi lain, seperti infeksi yang
didapat secara kongenital, seringkali mempengaruhi lama dan kualitas hidup.
Kehamilan dianggap sebagai kondisi immunosupresi. Perubahan respon
imun dalam kehamilan dapat menurunkan kemampuan ibu melawan infeksi.
Selain itu, perubahan traktus pada genetalia juga dapat mempengaruhi kerentanan
terhadap suatu infeksi.
Infeksi maternal disebabkan karena berbagai virus dan bakteri yang
menginvasi baik secara endogen maupun secara eksogen. Berbagai penyakit bisa
timbul karena infeksi maternal tersebut, klasifikasi dari macam macam penyakit
yang ditimbulkan karena infeksi antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
Genital Herpes atau lebih dikenal dengan herpes genitalis (herpes
kelamin) adalah PMS yang disebabkan oleh Virus Herpes Simplek yang
ditularkan melalui hubungan seksual baik vaginal, anal atau oral yang
menimbulkan luka atau lecet pada bagian kelamin dan mengenai pada
bagian langsung pada luka, bintil atau kutil. Virus ini dapat meng hilang
sementara waktu, tetapi sesungguhnya tetap tidak dapat sepenuhnya
dihilang kan, bahkan obat cydofir (zovirox) saja yang biasa diresepkan
untuk penderita genital herpes hanya dapat meringankan gejalagejalanya,
tetapi tidak benarbenar menyem buhkan penderita. Walaupun tanpa gejala
dan tergantung pada daya tahan tubuh, kalaupun pada awalnya ada rasa
seperti terbakar atau gatal pada kelamin diikuti timbulnya bintilbintil
berisi air di atas kulit dengan warna dasar kemerahan, dalam beberapa hari
bintil ini akan pecah dan menimbulkan luka lecet yang terbuka dan sangat
nyeri. Pada penderita perempuan biasanya timbul di sekitar kelamin,
pada kulit, seperti skrotum, maka kondom tidak 100% efektif dalam
mencegah penularannya. Bahkan berdasar laporan kesehatan, remaja
memiliki persentase tertinggi pada virus ini dibanding kelompok umur
lainnya. Ada satu penelitian di Amerika menunjukkan sampai seperempat
perempuan muda yang aktif secara seksual terbukti terinveksi kutil
kelamin melalui pengujian laboratorium, walaupun bukti kasat mata
seperti kutil kelamin dibagian luar lebih sedikit. Sekarang kita bahas
tentang PMS yang disebabkan karena penyebaran bakteri antara lain
seperti Chlamydia Trachomatis atau disebut Klamidia, Vaginosis Bakterial,
-
menyebabkan
kehamilan
ektopik
(diluar
kandungan)
dan
kemandulan pada lakilaki. Bakteri ini juga dapat menyerang leher rahim.
Gejala pada penderita berupa keluhan adanya keputihan yang disertai nyeri
pada saat kencing dan pendarahan setelah melakukan hubungan seksual.
Cara penularannya tidak disadari karena kebanyakan penderita yang
terinfeksi tidak merasakan gejalanya. Pada infeksi kronis dapat menyebar
ke saluaran telur yang mengakibatkan kehamilan ektopik dan kemandulan.
Dapat menyebabkan kebutaan atau radang paruparu pada bayi yang baru
dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi bakteri ini. Masa inkubasi klamidia
adalah 712 hari. Hasil laporan kesehatan menunjukkan bahwa remaja di
seluruh dunia adalah proporsi terbesar seluruhnya dalam infeksi klami dia,
kurang lebih sepertiga. Termasuk di Haiti dan Nigeria memiliki tingkat
-
Pada
penderita
penyebabnya
adanya
kuman
Neisseria
dini.
Sifilis atau dikenal dengan Raja Singa adalah penyakit menular yang
disebabkan kuman Treponema Pallidium. Gejala yang pertama kali
muncul adalah rasa sakit di daerah kontak seksual, timbul benjolan di
sekitar alat kelamin, kadangkadang disertai pusingpusing dan nyeri
tulang seperti flu yang akan menghilang dengan sendirinya tanpa diobati,
terjadi bercak kemerahan pada tubuh sekitar 612 minggu setelah
hubungan seks. Selama 23 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan
gejala apaapa. Setelah 510 tahun penyakit ini akan menyerang susunan
syaraf otak, Pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil, penyakit
ini dapat menular pada bayi yang dikandungnya yang mengakibatkan
kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental. Selanjutnya kita
bahas PMS yang disebabkan karena penyebaran jamur yaitu Kandidas
Vagina.
Kandidas Vagina adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jamur
Candida Albicans. Dalam keadaan normal biasanya jamur ini terdapat
pada kulit ataupun lubang kemaluan perempuan. Pada keadaan tertentu
seperti penyakit (kencing manis, kehamilan pengobatan steroid, anti
biotik) jamur ini dapat meluas dan menimbulkan keputihan. Penyakit ini
Trikomoniasis.
Trikomoniasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
Trichomonas Vaginalis. Gejalanya antara lain terjadinya keputihan yang
banyak. Kadangkadang berbusa dan berwarna kehijauan dengan bau
busuk, terjadinya gatalgatal di kemaluan, nyeri pada saat berhubungan
seks atau saat buang air kecil. Masa inkubasi 328 hari. Infeksi
trikomoniasis
merupakan
penyakit
menular
seksual
yang
dapat
maupun
di
tempat/kawasan
remangremang
dan
reproduksi
yang
komprehensif.
Sedangkan penanganan
B. INFEKSI TORCH
1. Definisi
Infeksi TORCH adalah suatu kelompok organisme yang mampu
menembus plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin. Empat
jenis penyakit infeksi yaitu Toxsoplasmosis, infeksi lain (mis.
Hepatitis), virus rubella, citomegalovirus, dan virus herpes simplex
2. Patofisiologi
3. Klasifikasi
1. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang disebut Toxoplasma gondii. Dari penelitian di jelaskan bahwa untuk
penyakit bawaan atau kongenital terjadi akibat infeksi primer selama
kehamilan, khususnya selama trimester ketiga. Tidak seperti infeksi kongenital
lain yang cenderung untuk terjadi sekitar 8-15 minggu kehamilan yang terjadi
Penyebaran virus:
a. Dari telur Toxoplasma yang berada dalam tanah masuk ke tubuh
manusia.
b. Menelan mentah atau masak daging setengah matang, terutama
daging babi, domba atau daging rusa.
c. Kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi.
d. Plasenta (jika infeksi terjadi selama kehamilan).
e. Melalui transplantasi organ atau transfusi akan tetapi hal ini sangat
jarang terjadi.
f. Perempuan dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga
beresiko untuk reaktivasi infeksi sebelumnya.
Manifestasi Klinis
- Sakit Kepala
- Lemah
- Sulit berpikir jernih
- Demam
- Mati rasa
- Koma
- Serangan jantung
- Perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih
- Limfadenopati
Efek pada janin
- Jika disertai infeksi akut maternal akan terjadi parasitemia
- Kemungkinan untuk terjadi bersama infeksi kronik maternal lebih
kecil
- Cenderung terjadi abortus bila terdapat infeksi akut pada awal
kehamilan
Pemeriksaan dan penatalaksanaan
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu dengan pemeriksaan
imunoglobulin spesifik polymerase chain reaction (PCR). Jika tes ini
terbukti negatif akan tetapi kecurigaan klinis akan infeksi ini tinggi maka
pengobatan harus tetap dilakukan. Selain itu juga dapat dilakukan tes
serum dan ELISA. Pengobatan alternatif untuk taksoplasmosis adalah
pyrimethamine ditambah sulfadiazin dan klindamisin(untuk wanita yang
alergi terhadap sulfadiazin).
Efek Maternal:
bulan
keempat:
infeksi
sistemik,
dilakukan
meliputi
Cytomegalovirus
Penyakit
ini
disebabkan
oleh
Human
cytomegalovirus,
subfamili
kalsifikasi intrakranial. Jika bayi dapat bertahan hidup akan disertai retardasi
psikomotor maupun kehilangan pendengaran.
Klasifikasi
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan
hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah:
lebih besar:
o Purpura
o Hilang pendengaran.
o Korioretinitis; buta.
o Demam.
o Kerusakan otak.
Efek Maternal :
Penyakit pernafasan atau hubungan seksual yang asimptomatik
atau sindrom seperti mononukleosis: dapat memiliki rabas di serviks
Efek pada janin :
Kematian janin atau penyakit menyeluruh anemia hemolitik dan
nekrotik
oligohidramnion,
di
asites,
otak,
pleural
hati
atau
efusi
adalah
plasenta,
PJT,
perikardial
atau,
metode
optimal
CMV.
4. Virus Herpes Simpleks
Herpes disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang mirip dengan virus
yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster. Setelah infeksi awal, herpes
simplex virus dapat bersembunyi dalam sel saraf dan kemudian memulai
serangan baru. Ada 2 jenis utama virus herpes simpleks (HSV): tipe I, yang
biasanya dikaitkan dengan luka dingin di sekitar mulut, dan tipe 2, yang
biasanya dikaitkan dengan luka genital. Namun, jenis dapat menginfeksi baik
mulut atau alat kelamin dan keduanya dapat diteruskan kepada bayi yang baru
lahir. Sekitar 45 juta orang Amerika memiliki herpes genital dengan sekitar
1.000 infeksi baru lahir terjadi setiap tahun.
Klasifikasi
- Virus herpes simpleks tipe 1 (HSA-1) merupakan infeksi yang
paling banyak ditemukan pada masa kanak-kanak. Virus ini
ditransmisikan kontak dengan sekresi oral dan menyebabkan cold
sores(lepuhan-lepuhan kecil) pada mulut atau wajah, namun terkadang
dapat menyebabkan kelainan kelamin juga, terutama jika seseorang
melakukan hubungan seks secara oral dengan orang yang terinfeksi.
- Virus herpes simpleks tipe 2 (HSA-2) biasanya terjadi setelah masa
puber seiring aktivitas seksual yang meningkat. HSV-2 ditransmisikan
terutama
melalui
kontak
dengan
sekresi
genetalia.
HSV-2
yang
disebarluaskan dengan keterlibatan beberapa organ. Namun, kategorikategori ini tidak terpisah satu sama lain dan bayi dapat memiliki tandatanda dari lebih dari satu. Bayi yang didiagnosis Penyakit SEM juga
mungkin memiliki okultisme SSP infeksi.
Penatalaksanaan
a. Wanita dengan gejala prodromal atau lesi aktif (masih dalam blister
atau ulkus tahap) akan diberi konseling untuk memiliki kelahiran
sesar. Perlindungan terbesar bagi janin jika ini dilakukan sebelum
ROM lebih dari 4 jam.
b. Obat anti-virus dapat memperpendek durasi serangan herpes,
meringankan gejala dan mengurangi jumlah serangan. Acyclovir oral
kadang-kadang digunakan pada akhir kehamilan untuk mengurangi
kebutuhan untuk kelahiran sesar.
c. Bayi baru lahir Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes
konginetal dan kalau perlu kultus virus. kalau ibu aktif menderita
herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B
selama 5 7 hari
Pendidikan kesehatan
a. Mendorong
wanita
dengan
riwayat
herpes
genital
untuk
pentingnya
pelaporan
gejala
Efek maternal
Hepatitis A :
a. Abortus penyebab gagal hati selama kehamilan
b. Demam, malaise, mual, dan rasa tidak nyaman di abdomen
c. Persalinan prematur, sirosis dan kanker hati.
Hepatitis B :
Ditransmisi melalui hubungan seksual, gejalanya adalah demam, ruam,
artralgia, penurunan nafsu makan, dispepsia, nyeri abdomen, sakit
diseluruh badan, malaise, lemah, ikterik, nyeri tekan dan pembesaran hati.
hamil
harus
tidak
Pemeriksaan
a. Temuan fisik - Low-grade demam, mual , anoreksia , sakit kuning ,
hepatomegali , dan malaise .
b. Temuan Diagnostik - + HbsAg , HbeAg + ( 7-14 hari setelah paparan )
Penatalaksanaan
a. Pada Ibu - Ibu hamil yang terpapar HBV harus menerima vaksin
dan HBIG.
Wanita hamil yang sudah terinfeksi harus makan dengan baik,
mendapatkan istirahat yang cukup, menghindari stres dan
menghindari alkohol. Alpha interferon dan lamivudine tidak
dianjurkan selama kehamilan.
b. Pada Neonatal - Bayi perempuan yang terinfeksi harus menerima
vaksin HBV dan HBIG .
Pendidikan kesehatan
a. Hepatitis B vaksinasi adalah pencegahan terbaik .
b. Penggunaan yang tepat dan konsisten kondom lateks dapat
mencegah penularan seksual .
c. Jangan menggunakan obat-obatan IV dan Jangan pernah berbagi
jarum, jarum suntik , air.
d. Jangan berbagi barang pribadi yang mungkin memiliki resiko
kontak dengan darah penderita - pisau cukur , sikat gigi .
e. Mempertimbangkan risiko sebelum melakukan tato atau tindik.
f. Petugas kesehatan harus menggunakan BSP dan penanganan yang
aman dari benda tajam.
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda
dengan wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit
sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal.
Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapitinggi protein
dan
karbohydrat.
Pemakaian
obat-obatan
hepatotoxic
hendaknya
Pencegahan
2.
Epidemiologi
Penyebaran HPV dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : letak geografis,
genetik, status sosial ekonomi rendah, nutrisi, sistem imun alami, banyak
pasangan seks, usia, dan rokok (nikotin). Tipe yang paling umum dijumpai
justru yang paling berbahaya, yakni 16 dan 18. Tipe 16 biasa ditemukan di
wilayah seperti Eropa, Amerika Serikat, dan wilayah lainnya. Sementara tipe
18 lebih banyak ditemukan di Asia(Andrijono, 2007).
c. Etiologi
Infeksi HPV dapat terjadi saat hubungan seksual pertama, biasanya pada
masa awal remaja dan dewasa. Prevalensi tertinggi (sekitar 20%) ditemukan
pada wanita usia kurang dari 25 tahun. Pada wanita usia 25-55 tahun dan
masih aktif berhubungan seksual berisiko terkena kanker serviks sekitar 5-10
persen. Meski fakta memperlihatkan, terjadi pengurangan risiko infeksi HPV
seiring pertambahan usia, namun sebaliknya risiko infeksi menetap/persisten
malah meningkat. Hal ini diduga karena seiring pertambahan usia terjadi
perubahan anatomi (retraksi) dan histology (metaplasia). Selama serviks
matang melebihi masa reproduktif seorang wanita, maka cervical ectropion
digantikan melalui suatu proses squamous metaplasia, untuk membagi secara
bertingkat epitel skuamosa. Epitel skuamosa bertingkat ini diperkirakan lebih
protektif pada banyak orang melawan penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Selain itu, hasil imunitas dari paparan infeksi sebelumnya,
juga diduga sebagai biang dibalik penurunan insiden tersebut (Andrijono,
2007).
d. Faktor resiko
Tidak adanya tes pap yang teratur
System imun yang lemah
Usia
Sejarah seksual
Merokok
Terlalu lama menggunakan pil pengontrol kehamilan
Mempunyai banyak anak
e. Pemeriksaan diagnostik
Jika dokter tidak menemukan adanya lesi atau kutil , tes diagnostik
berikut mungkin diperintahkan :
-
Pap menguji - sampel sel-sel serviks atau sel vagina dikumpulkan dan
dikirim ke laboratorium . Tes ini dapat menentukan apakah sel-sel telah
berubah struktur mereka ( menjadi abnormal ) . Sel abnormal biasanya
sehingga membuat tidak nyaman dan sering kali baru disadari keberadaannya
saat jumlahnya sudah bertambah banyak dan besar. Kutil dapat bertumbuh
dengan cepat segera setelah terinfeksi atau pun beberapa bulan bahkan
beberapa tahun setelah terinfeksi HPV, dan bahkan tidak pernah tumbuh
sampai dinyatakan kita terinfeksi HPV (atau sampai kita menyadari bahwa
kita terinfeksi HPV). Oleh karenanya, untuk menjaga segala sesuatu yang
tidak diinginkan maka dianjurkan untuk rutin melakukan Pap smear/ tes Pap
minimal setahun sekali bagi wanita di atas usia 21 tahun. Umumnya dokter
dapat menentukan apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya.
Kadang kala alat yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah
dubur. Jika perlu, contoh kutil dipotong dan diperiksa diperiksa dengan
mikroskop (biopsi) . HPV yang menyebabkan kutil kelamin tidak sama dengan
virus yang menyebabkan kanker. Tetapi jika kita mempunyai kutil, maka kita
mungkin
terinfeksi
jenis
HPV
lain
yang
dapat
menyebabkan
kanker(Andrijono, 2007).
Gejala fisik yang terlihat pada wanita :
1. Kutil pada organ kelamin, dubur atau anus atau pada permukaan vagina.
2. Pendarahan yang tidak normal.
3. Vagina menjadi gatal, panas atau sakit.
Gejala fisik yang terlihat pada pria :
1. Kutil pada penis, anus atau skrotum.
2. Kutil pada uretra (mungkin terjadi penurunan jumlah urin)
h. Penatalaksanaan medis
Pencegahan infeksi HPV kutil umum sulit untuk menghindari . Profesional
perawatan kesehatan mengatakan bahwa menggigit kuku meningkatkan risiko ,
jadi tidak menggigit mereka secara logis mengurangi risiko . Kutil plantar ,
yang mempengaruhi kaki , dapat dicegah dengan menjaga kaki bersih dan
kering . Mengenakan kaus kaki bersih dan tidak berjalan di sekitar kolam
renang umum dan olahraga kamar ganti dengan kaki telanjang juga dapat
membantu.
3. Klasifikasi
2 infeksi yang paling sering terdapat pada Infeksi Vagina :
a. Kandidiasis Vulvovaginalis
1. Pengertian
Kandidiasis Vulvovaginalis adalah infeksi mukosa vagina dan vulva
( mulut vagina ) yang dapat disebabkan oleh jamur Candida. Ada 7 spesies
yang diketahui dapat menyebabkan infeksi namun tersering adalah
Candida Albicans (80-90%), Candida Glabarta (10%), Candida Tropicalis
(5-10%).
2. Epidemiologi
Data yang dikeluarkan oleh Syarifuddin dkk (1995) menyatakan
tingginya frekuensi kejadian KVV seiring meningkatnya tahun, pada tahun
1987 Kandidiasis Vulvovaginialis ditemukan sebanyak 40% dari seluruh
infeksi saluran kemih, meningkat menjadi 60% pada tahun 1991 dan 65%
pada tahun 1995. Pada tahun 1997 penelitian yang dilakukan Depkes
melaporkan angka prevalensi Kandidiasis Vulvovaginialis di Jakarta Utara
adalah sekitar 22% di antara wanita pengunjung klinik KB. Di RSUP Haji
Adam Malik data tahun 2004 sampai dengan 2008 Kandidiasis
Vulvovaginialis
dari seluruh
yang
sensitif
terhadap
spray
vagina,
deodoran
dapat
perbedaan
frekuensi
kandidiasis
vagina
dengan
seperti susu
basi/pecah dan tidak berbau. Akan tetapi lebih sering sekret hanya minimal
saja. Keluhan klasik yang lainnya adalah rasa kering pada liang vagina,
rasa terbakar pada vulva, dispareunia dan disuria. tidak ada keluhan yang
benar-benar spesifik untuk Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV).
6. Patofisiologi
Kandidiasis vulvovaginalis dimulai dari adanya faktor predisposisi
memudahkan pseudohifa candida menempel pada sel epitel mukosa dan
membentuk kolonisasi. Kemudian candida akan mengeluarkan zat
keratolitik (fosfolipase) yang menghidrolisis fosfolopid membran sel
epitel, sehingga mempermudah invasi jamur kejaringan. Dalam jaringan
candida akan mengeluarkan faktor kemotaktik neutrofil yang akan
menimbulkan raksi radang akut yang akan bermanifestasi sebagai daerah
hiperemi atau eritema pada mukosa vulva dan vagina. Zat keratolitik yang
dikeluarkan candida akan teus merusak epitel mukosa sehingga timbul
ulkus-ulkus dangkal. Yang bertambah berat dengan garukan sehingga
timbul erosi. Sisa jaringan nekrotik, sel-sel epitel dan jamur akan
membentuk gumpalan bewarna putih diatas daerah yang eritema yang
disebut flour albus.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari kandidiasis vulvovaginitis dapat dilakukan
baik secara umum maupun secara khusus.
1. Penatalaksanaan secara umum :
menanggulangi faktor predisposisi
menjaga kelembapan kulit
menjaga higyeni daerah genital
memakai pakaian dalam yang ngaman tidak sempit dan terbuat dari
2.
a.
b. Sistemik
Ketokonazole 2x200mg selama 5 hari
Itrakonazole 2x200 mg dosis tunggal atau 2x100 mg sehari selama 3
hari.
Flikonazole 150 mg dosis tunggal
b. Trikomoniasis ( Trichomonas Vaginalis )
Pengertian
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
parasit uniselluler Trichomonas Vaginalis (T.Vaginalis). Trichomonas
Vaginalis adalah protozoa yang tumbuh subur di lingkungan yang bersifat
basa, trikomoniasis terjadi pada sekitar 30% wanita yang aktif secara seksual.
Trikomonasis
vaginalis
mempunyai
hubungan
dengan
peningkatan
Faktor Predisposisi
a. pH lingkungan 4,9-7,5, seperti pada kondisi:
haid
hamil
Pencucian vagina
b. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat
merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri
patogen
c. Aktivitas seksual tinggi dan bergonta ganti pasangan.
d. Wanita lebih banyak dari pria. Wanita setelah menopause
e. Sanitasi buruk
Faktor risiko untuk infeksi Trichomonas vaginalis meliputi:
karena
kontrasepsi oral)
Faktor risiko yang paling signifikan adalah aktivitas seksual selama 30
hari sebelumnya (dengan 1 atau lebih pasangan). Wanita dengan 1 atau
lebih pasangan seksual selama 30 hari sebelumnya memiliki 4 kali lebih
mungkin mengalami infeksi Trichomonas vaginalis.
Epidemiologi
Menurut
perkiraan
tahunan
Organisasi
Kesehatan
Dunia (WHO),
diperkirakan ada 7,4 juta kasus trikomoniasis setiap tahun di Amerika Serikat,
dengan lebih dari 180 juta kasus yang dilaporkan worldwide. Dan jumlah
sebenarnya penderita infeksi trikomoniasis mungkin jauh lebih tinggi dari inimenurut Pusat Pengendalian Penyakit ''(Center for Disease Control)''. Tes
diagnostik yang paling umum digunakan hanya memiliki tingkat sensitifitas
sebesar 60-70%.
Manifestasi Klinis
Infeksi ragi dapat muncul sebagai pustul-pustul yang meradang, terasa
sangat gatal dan nyeri. Infeksi di vagina menimbulkan rabas yang berwarna
putih seperti keju
Patofisiologi
Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat
tipis danhypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan dengan
pembiakan (kultur) akan menunjukkan beberapa mikroorganisma. Setelah
gadis menjadi dewasa, dinding vagina menebal dan laktobasilus menjadi
mikroorganisma yang dominan, PH vagina menurun hingga kurang dari 4,5.
Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus
adalah flora dari vagina yang dominan (walaupun bukan merupakan stausatunya flora vagina). Masa inkubasi sebelum timbulnya gejala setelah
adanya infeksi bervariasi antara 3-28 hari. Selama terjadinya infeksi protozoa
Trichomonas vaginalis, trikomonas yang bergerak-gerak (jerky motile
trichomonads) dapat dilihat dari pemeriksaan dengan sediaan basah. PH
vagina naik, sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit polymorphonuclear
(PMN). Lekosit PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu
(host/manuasia), dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi
yang dikeluarkan trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara
kontak langsung dan dengan cara mengeluarkan substansi sitotoksik. T
vaginalis juga menempel pada protein plasma pejamu, sehingga mencegah
pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di pejamu dan proteinase
pejamu terhadap masuknya T vaginalis.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan diantaranya :
a. pH vagina
Menentukan pH vagina dengan mengambil apusan yang berisi sekret
vagina pada kertas pH dengan range 3,5 5,5. pH yang lebih dari 4,5 dapat
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan bacterial vaginosis
Antepartum
Intrapartum
Pelahiran preterm
Demam >38C
Ketuban pecah >18 jam
Manifestasi Klinis
SGB dapat menyebabkan penyakit neonatal invasif yang
menimbulkan sepsis, pneumonia, dan meningitis. Infeksi Streptokokus
Grup B awitan lambat terjadi dalam 7 hari hingga bebrapa bulan setelah
bayi lahir dan melibatkan sepsis dan meningitis. Angka mortalitasnya 520%. Infeksi ini terjadi penularan vertikal atau infeksi nosokomial atau
infeksi yang didapat dari lingkungan, 60% kasus bermanifestasi sebagai
meningitis dan bayi berhasil selamat kemungkinan mengalami sekuela
neurologis serius.
Epidemiologi
20% wanita hamil terkena kolonisasi streptokokus grup B hanya 1
dari 100 ibu yang terjangkit kolonisasi kelahiran ini melahirkan bayi juga
terkena. Semakin beratnya kolonisasi semakin besar resiko bayinya
terkena juga. Pajanan pada streptokokus grup B menyebabkan ketuban
yang utuh menjadi meradang, melemah, dan ruptur sehingga terjadi
persalinan prematur.
Patofisiologi
Terjadinya infeksi streptokokus pada bayi
Bakteri streptokokus grup B dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit pada orang yang rentan, termasuk bayi baru lahir, orang tua dan
orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes
atau kanker. Awal-awal bayi baru lahir menunjukkan tanda-tanda penyakit
lama setelah kelahiran atau dalam waktu satu sampai dua hari lahir .
Penyakit GBS awal-awal adalah jenis yang paling umum. Akhir-onset-bayi
menunjukkan tanda-tanda sakit satu minggu hingga beberapa bulan setelah
lahir. Bentuk penyakit GBS relatif langka. Hanya sekitar separuh dari
semua bayi dengan akhir-onset GBS penyakit kontrak penyakit dari ibu
yang terinfeksi mereka. Untuk sisa kasus, sumber infeksi tidak diketahui .
3. Infeksi Saluran Kemih ( ISK )
Pengertian
B.
C.
D.
E.
Pseudomonas aeruginosa
Acinetobacter
Enterokokus faecalis
Stafilokokus sarophyticus
Faktor Risiko
Manifestasi Klinis
pielonefritis
Demam disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
Gejala infeksi pada bayi atau anak kecil dapat nonspesifik dan
termasuk iritabilitas, demam, nafsu makan turun, muntah, dan bau
Demam
Menggigil
Nyeri punggung
Disuria
Patofisiologi
2.
4.
kemih.
Bakteriologis
Mikroskopis
Biakan bakteri
Hitung koloni : sekitar 100.000 koloni permililiter urine dari urine
kencing.
Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini
akan mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari
rectum.
Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH
balanced (seimbang).
Buang air seni sesering mungkin (setiap 3 jam).
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok.
Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi
1. Definisi
Sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan adalah infeksi
klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau
persalinan. D itandai kenaikan suhu sampai 38 atau lebih selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam
pertama. Diukur peroral sedikitnya 4 kali sehari disebut morbiditas
puerperalis.
2. Epidemiologi
Sepsis puerperal terjadi pada sekitar 6% kelahiran di Amerika
Serikat dan kemungkinan besar merupakan penyebab utama morbiditas
dan mortilitas maternal di seluruh dunia.
3. Etiologi
Infeksi bisa timbul akibat akibat bakteria yang seringkali
ditemukan di dalam vagina (endogenus) atau akibat pemaparan pada agen
patogen dari luar vagina (eksogenus).
- Keletihan
- Letargi
- Kurang nafsu makan
- Menggigil
- Nyeri perineum atau distres di abdomen bawah
- Mual
- Muntah
6. Klasifikasi
a. Syok bakteremia
- Syok bakteremia bisa terjadi karena infeksi kritis, terutama infeksi
-
partum
Gejala gejala yang ditimbulkan antara lain demam yang tinggi
dan menggigil, cemas yang menjadikan apatis, suhu tubuh yang
seringkali menurun, kulit menjadi dingin dan lembab, warna kulit
menyusui bayinya.
Organisme penyebab utama ialah Staphylococcus aureus. Fisura di
payudara,
kompres
lokal
(atau
dingin),
dan
penggunaan analgesik.
F. INFEKSI UMUM
Secara
umum
infeksi
dalam
kehamilan
berdasarkan
penyebabnya
ancaman serius, bayi akan mengalami infeksi viseral dan susunan syaraf pusat
diseminata, yang sering kali mematikan.
2. Influenza
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari famili Orthomyxoviridae, meliputi
influenza tipe A dan tipe B. Influenza A lebih serius dari pada B. Penyakit ini
tidak mengancam nyawa bagi orang dewasa sehat, kecuali apabila timbul
pneumonia, prognosis menjadi serius. Haris (1919) melaporkan angka
kematian kasar ibu hamil sebesar 27 %, yang meningkat menjadi 50% apabila
terjadi pneumonia.
Pencegahan
Center
for
Disease
Control
and
Prevention(1998)
REFERENSI
http://emedicine.medscape.com/article/235213-overview
(diakses
tanggal
24
oktober 2013)
Bley, Karen Adkins. 2003. Torch Infection. Womens, Children and Behavioral
Health Nnursing Services University of Michigan Health System.
Del Pizzo, Jeannine. 2001. Focus on Diagnosis : Congenital Infections (TORCH).
American Academy of Pediatrics
Ratnayake, Ruwan P. Neonatal TORCH Infection. Medical University of South
Caroline, USA.
Sue G. Boyer, MN, RN, Kenneth M. Boyer, MD. 2004. Update on TORCH
Infections in the Newborn Infant.
http://www.medscape.com/viewarticle/472409_print (diakses tanggal 26 Oktober
2013)
Salim, Agus. Imunoekspresi p63 Pada Inverted Papilloma Dan Karsinoma Sel
Skuamosa
Sinonasal
Available
at
F.H.
Atlas
of
Human
Anatomy.
Available
from:http://www.
Netterimages.com/image/4413.htm.
Woodruf W.W. dan Vrabec D.P. Inverted Papilloma of The Nasal Vault
andParanasal Sinuses: Spectrumof CT Finding. American Journal of
RoentgenologyFebruary 1994: 419
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi
Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius.
2000
Sumadibrata, Marcellus. Pemeriksaan Abdomen Urogenital dan anorektal, Infeksi
Saluran Kemih. Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
III, Edisi IV. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran UI. 2007. Hal : 51-55, 553-557.
Guyton, A.C dan Hall, J., E.Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
EGC. 2006
Lambert H, Coulthard M, 2003. The child with urinary tract infection. In : Webb
NJ.A, Postlethwaite RJ ed. Clinical Paediatric Nephrology.3 rd ED. Great
Britain: Oxford Universsity Press., 197-225.
Siregar, RS. 1991. Penyakit Jamur Kulit. Palembang: Lab Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin FK UNSRI/RSU Palembang.
Suprihatin, SD. 1982. Candida dan Kandidiasis pada Manusia.Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta
Manuaba, I.B.G dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC