Laporan Sistem Indra Khusus
Laporan Sistem Indra Khusus
MODUL I
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I Anggota :
Bunga Nur A
(2010730019)
Monica Andriani
(2010730071)
M. Iqbal R
(2010730066)
Nur sriyani
(2010730082)
Pria Adhi Y
(2010730085)
Rifa Imaroh
(2010730092)
Tessa Meiliasari
(2010730098)
Wahyu Caesar Ramdani (2010730111)
Wikke Aditia
(2010730112)
Yoviena Kusuma Dewi (2010730115)
M . Gassan Samman
(2007730083)
Tutor : dr. Pitut Aprilia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
dr. Pitut , selaku Tutor dalam sistem indra khusus
Teman teman semua yang memberikan motivasi
Orang tua yang selalu memberi semangat belajar sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa
dan masih perlu banyak belajar, penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan
penyusunannya masih jauh dari sempurna, tapi demi kewajiban dan tugas kami, maka kami
memberanikan diri membuat laporan ini. Dan insya Allah perbaikan perbaikan akan kami
lakukan pada laporan laporan yang akan datang. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang positif agar laporan ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di
masa yang akan datang.
Dengan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan kami mengharapkan laporan ini
dapat membawa manfaat dan keuntungan yang berarti pada semua pembaca.
Adapun saran saran dan kritik konstruktif dari pemakai laporan ini yang budiman ,
tentu merupakan suatu hal yang sangat kami harapkan, demi kesempurnaan laporan ini
kelaknya. Amin.
Jakarta , 3Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar .
Daftra isi ..
Bab I
: Pendahuluan
Latar belakang
TIU dan TIK
Bab II
: Permasalahan .
Skenario
Kata kunci
Pertanyaan
Bab III
: Pembahasan ..
Kesimpulan .
Reverensi
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempalajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang penyebab, patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis,
penatalaksanaan/terapi, komplikasi serta epidemiologi dan cara pencegahan penyakitpenyakit yang menyebabkan gatal.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menjalaskan anatomi dan histologi kulit
2. Menjelaskan fisologi alat peraba
3. Menyebutkan penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal.
4. Menjelaskan penyebab dari penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal.
5. Menjelasakan patomekanisme penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal.
6. Menyebutkan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosa penyakit
yang menyebabkan
7. Menjelasakan penatalaksanaan penyakit dengan gejala gatal.
8. Menjelaskan komplikasi lain penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal.
9. menjelaskan maalah penyakit-penyakit yang menyebabkan gatal pada masyarakat.
10. Menjelasakan upaya-upaya pencegahan penyakit-penyakit yang menimbulkan gatal
pada masyarakat.
BAB II
PERMASALAHAN
Skenario
Mahasiswa A B, 18 tahun datang ke puskesmas dengan kaluhan gatal-gatal dan timbul bercak
kemerahan disertai sisik pada sebagian besar badan dan sering gatal pada xdaerah-daerah
tertentu, bila keadaan umum tidak stabil dan stres. Disamping itu dalam Keluarga pun kadangkadang ada yang menderita gatal. Sering tidak mengikuti kuliah seiring dega bertambah
beratnya gtal yang dirasakan terutama bila cuaca dingain dan panas sekali. Sering menarik diri
dalam pergaulan
2.2 Klasifikasi kata sulit
Tidak ada kata sulit
3.2 Kata Kunci
Mahasiswa AB 18 thn
Gatal dan timbul bercak kemerahan disertai sisik dan pada sebagian besar badan
Gatal daerah tertentu pada saat tidak labil dan strees
Gatal semakin meningkat pada cuaca dingin dan panas
Menarik diri dari pergaulan
Makan soto betawi
4.2 Pertanyaan
1. Bagaimana patomekanisme gatal, bercak merah dengan sisik ?
2. Jelaskan mekanisme hubungan keadaan tidak stabil dengan tibulnya gatal ?
3. Jelaskan hubungan gatal dengan cuaca panas atau dingin ?
4. Jelaskan anatomi dari kulit ?
5. Jelaskan histologi kulit ?
6. Jelaskan hubungan keluarga dengan riwayat gatal?
7. Jelaskan histopatologi kulit?
8. Etiologi gatal ?
9. Mengapa gatal timbul pada daerah tertentu ?
10. Jelakan fisiologi alat peraba?
11. Difrensial diagnostik?
BAB III
PEMBAHASAN
Anatomi kulit
Fisiologi kulit :
matahari .
Proses perubahan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf . mungkin melalaui
proses sintesis dan degredasi dan memeberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologi.
Melanosit yang berasal dari rigi saraf (perbandingan dengan sel basal 10 : 1) . Jumlah
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl , urea, asam urat, dan amonia.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
tekanan , gesekan , tarikan : gangguan kimiawi yang bersifat iritan ( lisol karbol, asam
dan alkali). Melanosit berperan d alam melindungi kulit terhadap pajanan sinar
GATAL
BERTAMBAH
GATAL
Histopatologi
Hipertrofi Adalah bertambah besarnya ukuran sel-sel sehingga dapat mengakibatkan
penebalan epidermis. Ex: dermatitis kronik
Akantosis Adalah penebalan epidermis karena hiperplasi maupun hipertropi, terutama pada
stratum spinosum Ex: dermatitis kronik
Akantolisis Adalah hilangnya jembatan antar sel pada sel-sel keratinosit (terutama pada
stratum spinosum) sehingga menyebabkan terbentuknya rongga. Ex: pemfigus
Mengapa gatal hanya timbul daerah tertentu ? etiologi ?
Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi timbulnya dapat
terjadi pada bagian tubuh manapun sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila
tidak dirawat dengan baik. namun dalam penyakit ini terdapat predileksi dari gejala itu sendiri
yang mana dapat dihubungkan kembali dengan faktor pencetus ataupun etiologinya.
Etiologi:
Genetik
Imunologi
Gangguan metabolik ataupun endokrin
Infeksi fokal
Stress
Obat
Alkohol
Sinar matahari
Merokok
Infeksi Streptococcus sp dan HIV
Predeleksi :
kulit kepala
Perbatasan kulit kepala dan Wajah (muka)
Ekstensor ekstremitas (siku, lutut, lumbosakral, dorsum manus, dorsum pedis
Defrensial diagnostik :
Psoriasis vulgaris
Definisi
Kata psoriasis berasal dari bahasa Yunani psora yang berarti gatal. Psoriasis ialah penyakit
yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan bercak-bercak
eritema berbatas tegas
terjadi pada onset usia 22 tahun pada pria dan 16 tahun pada wanita. Di Indonesia
sendiri prevalensi penderita psoriasis mencapai 1-3 persen (bahkan bisa lebih) dari
populasi penduduk Indonesia. Jika penduduk Indonesia saat ini berkisar 200 juta,
berarti ada sekitar 2-6 juta penduduk yang menderita psopriasis yang hanya sebagian
kecil saja sudah terdiagnosis dan tertangani secara medis.
Patomekannisme
Faktor Genetik/
imunologik
Sel T aktif
Proliferasi
keratinosit
Memicu pelepasan
sitokin (TNF-)
Migrasi ke dermis
Terjadi kemotaksis
sel radang dalam
dermis &
epidermis
Disini ada
pergerakan
antigen (eksogen
maupun endogen)
o/ sel langerhans
Proliferasi
epidermis
pembentukan
epidermis (turn
over time) lebih
cepat
Gejala klinis :
Tidak berbahaya
Tidak menular
Gatal ringan dan plak dengan skuama diatasnya dengan predileksi : kulit kepala,
perbatasan kulit kepala dan wajah / muka, ekstensor ektremitas (terutama siku, lutut,
lumbosakral)
Gatal
Eflurorisensi :
Lesi biasanya membesar secara sentrifugal dan biasanya Fenomena tetesan lilin
(Karsvlek phenomena)
Fenomena Auspitz
Pemeriksaan penunjang :
Tidak ada kelainan laboratorium yang spesifik pada penderita psoriasis.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan bertujuan menganalisis penyebab psoriasis,
seperti pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat
Laju endapan eritrosit dapat meningkat terutama terjadi pada fase aktif
50 % pasien dijumpai peningkatan asam urat
peningkatan metabolit asam nukleat pada ekskresi urin
Protein C reaktif, makroglobulin, level IgA serum dan kompleks imun IgA meningkat
Komplikasi :
1. Dapat menyerang sendi menimbulkan arthritis psoriasis
2. Jika menyerang telapak kaki dan tangan serta ujung jari disebut psoriasis pustul tipe barber.
Namun jika pustul timbul pada daerah psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan disertai gejala
sistemik berupa panas atau rasa terbakar disebut Zumbusch.
3. Psoriasis eritroderma jika lesi psoriasis terdapat di seluruh tubuh dengan skuama yang halus
disertai gejala konstitusi berupa malaise
Pemfigus Vulgaris
Pemfigus vulgaris
Definisi
Pemphigus adalah penyakit berlepuh yang dapat mengenai kulit dan membran mukosa,
ditandai dengan bula intraepidermal yang terjadi akibat proses akantolisis, dan disertai
adanya sirkulasi antibodi IgG terhadap permukaan sel keratosit. Perjalanan pemphigus
bersifat kronik, sering diikuti kekambuhan akut, dan kadang dapat berakibat fatal.2
Epidemiolog
i
Seringkali terjadi pada pasien berusia 40-60 tahun. Pemphigus sering dikaitkan dengan
kanker, dan penyakit autoimun lainnya
Etiologi
Penyebab pasti timbulnya penyakit ini belum diketahui, namun kemungkinan yang relevan
adalah berkaitan dengan faktor genetik,
Gejala klinis
Gejala klinis pemphigus vulgaris biasanya didahului dengan keluhan subjektif berupa malaise, anoreksia,
subfebris, kulit terasa panas dan sakit serta sulit menelan. Rasa gatal (pruritus) jarang didapat. Kelainan
kulit ditandai dengan bula berdinding kendur yang timbul di atas kulit normal atau pada selaput lendir.
Bila lesi mengenai paru akan timbul kesukaran menelan karena sakitnya. Selaput lendir lain juga dapat
terkena, seperti konjungtiva, hidung, vulva, penis, dan mukosa hidung-anus. Daerah predileksi biasanya
mengenai muka, badan, daerah yang terkena tekanan, lipat paha, dan aksila.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemerikssaan imunofluoresensi
2. Pemeriksaan hitopatologik: terlihat gambaran yang khas, yakni bula yang terletak supra basal dan
adanya akantolisis
3. Test tzanck positif dengan membuat apusan dari dasar bula dan dicat dengan giemsa akan terlihat
sel tzanck atau sel akantolitik yang berasal dari sel-sel lapisan spinosum berbentuk agak bulat dan
berinti besar dengan dikelilingi sitoplasma jernih
Eritroderma
Definisi
Kelainan kulit atau peradangan yang ditandai dengan eritema (90-100%) dan skuam yang hampir
mengenai seluruh tubuh.
Patogenesis
Gx termoregulasi hipertermi/hipotermi heat loss menggigil
Takikardia aliran darah ke kulit
Dehidrasi barier kulit rusak (skuama >90%) penguapan
Hipoalbuminemia skuama
Infeksi
Manifestasi klinis
Lesi pada kulit :
kulit merah
-
tebal
berskuama
hiperkeratosis fissura
sindrom sezary
psoriasis
Kuku :
-
kuku menebal
onikolisis
Pigmentasi :
-
Rambut :
- telogen effluvium- alopesia
Penatalaksanaan
-
cocos.
bila eritema sudah mereda dapat diberikan bedak Talc. Aidum Salisilikum 0,5% atau 1
Untuk kulit yang terlalu kering dapat igunakan krim Hidrokortison 1%.
Pitriasis Rosea
Definisi
epidemiologi
etiologi
Virus
Gejala klinis
Gatal ringan
Lesi pertama ( Herald Patch ) : umumnya dibadan, solitary,
berbentuk oval dan anula, kira-kira 3 cm
Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus di pinggir
Lesi timbul serentak dan atau dalam beberapa hari. Tempat
predileksi pada badan,lengan atas bagian proksimal dan
paha atas
penatalaksanaan
Pencegahan
prognosis
Referensi
1. Buku Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UI
2. Fisiologi kedokteran Guyton dan Hall
3. Atlas Histologi berwarna