Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Penyakit adalah keadaan tidak normal pada badan yang menyebabkan
ketidak selesaian, disfungsi, atau tekanan/stres kepada orang yang berhubung
rapat dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara umum untuk
menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom, simptom, keserongan tingkah laku,
dan variasi biasa sesuatu struktur atau fungsi, sementara dalam konteks lain boleh
dianggap sebagai kategori yang boleh dibezakan. Terdapat berbagai jenis
penyakit yang mengancam manusia. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman,
bakteria, virus, racun, kegagalan organ berfungsi, dan juga oleh penyakit
baka/keturunan.
Sesuatu keadaan boleh disahkan secara objektif, tetapi anggapan bahawa
sesuatu gejala ialah penyakit bergantung pada pertimbangan nilai masyarakat.
Sebagai contoh, pada masa kini, dalam kalangan masyarakat Amerika Utara,
jumlah mereka yang menganggap masalah kebantutan dan obesiti sebagai
penyakit telah meningkat sepanjang tempo 40 tahun lalu, sebaliknya jumlah
mereka yang menganggap homoseksual sebagai penyakit semakin berkurangan.
Sesuatu gejala dianggap sebagai penyakit oleh sesuatu kebudayaan atau
dalam satu julat masa, tetapi bukan dalam semua kebudayaan atau era. Masalah
kecenderungan menentang, masalah sukar menumpukan perhatian, dan masalah
personaliti merupakan antara contoh gejala yang dianggap sebagai penyakit
dalam masyarakat Amerika Utara kini tetapi tidak pernah dianggap sedemikian
dalam kebudayaan Amerika abad lalu atau bagi masyarakat lain pada masa kini.
Eksim atau Dermatosis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang
mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja
namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang
paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatosis. Gejala eksim akan
mulai muncul pada masa anak-anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun.
Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun
tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan
1

yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi
angka kekambuhan.
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien
adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan
pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan
kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada
orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu
berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap,
eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak
lebih terang atau lebih gelap.
B.

Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud Dermatosis?
2. Apa saja tipe atau jenis Dermatosis?
3. Apa saja gejala dari Dermatosis?
4. Apa saja penyebab dari Dermatosis?
5. Bagaimana cara pencegahan atau penyembuhan penyakit Dermatosis?

C.

Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Dermatosis.
2. Mengetahui tipe atau jenis Dermatosis.
3. Mengetahui gejala dari Dermatosis.
4. Mengetahui penyebab dari Dermatosis.
5. Mengetahui cara pencegahan atau penyembuhan penyakit Dermatosis.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Dermatosis
Dermatosis atau eksim sering muncul pada kulit seseorang apalagi yang
kurang menjaga kebersihannya. Dermatosis juga sering muncul pada pasien
HIV/AIDS. Dermatosis atau biasa disebut dengan eksim adalah istilah kedokteran
untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Dermatitis ini
juga termasuk peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau
gelembung kecil (vesikel) pada kulit yang akhirnya pecah dan mengeluarkan
cairan. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena
adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim
atopik atau dermatitis atopik.
Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat
mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang
dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur
hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan
baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
3

Gambar 1. Dermatosis
Sumber Internet, diakses pada 2 Desember 2014

B.

Tipe Dermatosis
Dermatosis terdapat berbagai macam tipe-tipenya, diantaranya :
1.

Dermatosis Atopik
Adalah salah satu jenis dermatosis yang paling sering ditemui dan
merupakan penyakit keturunan. Penyakit ini umumnya dimulai ketika bayi
atau pada saat masih anak-anak dengan gejala gatal-gatal, radang pada kulit.
Selain itu pada sebagian penderita juga sering menimbulkan penyakit lain
seperti asma dan demam.
Dermatosis atopik ini adalah radang pada kulit berbentuk ruam yang
4

timbul hanya pada orang yang memiliki kulit sensitif dan mudah teriritasi.
Gangguan pada kulit ini terjadi dalam jangka waktu lama dan sewaktu-waktu
dapat kambuh. Diperkirakan angka kejadian di masyarakat sekitar 1-3% dan
pada anak kurang dari 5 tahun sebesar 3,1%. Prevalensi dermatosis atopik
pada anak meningkat 5-10% pada 20-30 tahun terakhir. Sangat mungkin
peningkatan prevalensi ini berasal dari faktor lingkungan, seperti bahan kimia
industri, makanan olahan, atau benda asing lainnya. Ada dugaan bahwa
peningkatan ini juga disebabkan perbaikan prosedur diagnosis dan
pengumpulan data.
Dermatosis atopik lebih sering terjadi pada perempuan, dan rentang
usia yang paling sering mengalami gangguan ini antara 25-44 tahun dan 1-4
tahun. Balita merupakan kelompok umur yang paling sering mengalami
gangguan ini. Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan
episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga si anak melewati masa
tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari penyakit ini sebelum usia 5
tahun, dan sebagian kecil anak akan terus mengalaminya hingga dewasa.
2.

Dermatosis Kontak
Dermatosis kontak dibagi lagi menjadi 2 yaitu :
a.

Dermatitis kontak alergik


Dermatosis ini disebabkan oleh reaksi kekebalan tertunda
(delayed immune system) akibat kontak kulit dengan senyawa alergik
yang menyebabkan radang kulit dalam waktu 48 jam setelah paparan
terjadi. Contoh pembuatan alergi seperti : parfum, jelatang, pengawet
kosmetik, metal dan pewarna. Bila dibandingkan dengan dermatitis
kontak iritan, jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit,
karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif).
Namun sedikit sekali informasi mengenai prevalensi dermatosis ini di
masyarakat.
Penyebab dermatosis kontak alergik adalah alergen, paling sering

berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang
juga disebut bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi
oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di
kulit. Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatoais kontak alergi
adalah mengikuti respons imun yang diperantarai oleh sel (cell-mediated
immune respons) atau reaksi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit
timbulnya lambat (delayed hypersensitivit), umumnya dalam waktu 24
jam setelah terpajan dengan alergen. Sebelum seorang pertama kali
menderita dermatitis kontak alergik, terlebih dahulu mendapatkan
perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya.
Perubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia
sederhana yang disebut hapten yang akan terikat dengan protein,
membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses leh
makrofag dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T.
Setelah kontak dengan yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar
getah

bening

regional

untuk

berdeferensiasi

dan

berproliferasi

membentuk sel T efektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel


memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh,
juga sistem limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang
sama di seluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama alergen sampai
kulit menjadi sensitif disebut fase induksi atau fase sensitisasi.
Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya
reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat
sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer
kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sebaliknya sensitizer lembah
seperti bahan-bahan yang dijumpai pada kehidupan sehari-hari pada
umumnya kelainan kulit pertama muncul setelah lama kontak dengan
bahan tersebut, bisa bulanan atau tahunan. Sedangkan periode saat
terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai
timbulnya gejala klinis disebut fase elisitasi, umumnya berlangsung
antara 24-48 jam.
Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit
6

bergantung pada keparahan dermatitis. Pada yang akut dimulai dengan


bercak eritema berbatas jelas, kemudian diikuti edema, papulovesikel,
vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan
eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama,
papul, likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan
ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin
penyebabnya juga campuran.
b.

Dermatosis kontak iritan


Penyakit ini disebabkan oleh paparan senyawa iritan yang
menyebabkan rusaknya kulit secara kimiawi. Contohnya seperti : sabun
keras, detergen, dan produk pembersih lainnya. Senyawa iritan tersebut
dapat menghilangkan kelembaban dari lapisan luar kulit. Kemudian akan
merusak lapisan pelindung dan memicu terjadinya peradangan. Kelainan
kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut,
konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi
oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan
(terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih
permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan
kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatosis kontak iritan,
misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan
perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun lebih mudah
teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin
(insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit
yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan
turun), misalnya dermatitis atopik.
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh
bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan irisan merusak
lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk,
dan mengubah daya ikat air kulit. Keadan ini akan merusak sel epidermis.

Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah.
Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada
hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling
rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi,
misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai
andil pada terjadinya kerusakan tersebut.
3.

Dermatitis Numular
Dermatosis numular merupakan suatu peradangan dengan lesi yang
menetap, dengan keluhan gatal, yang ditandai dengan lesi berbentuk uang
logam, sirkular atau lesi oval berbatas tegas, umumnya ditemukan pada
daerah tangan dan kaki. Lesi awal berupa papul disertai vesikel yang
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). Nama lain dari dermatosis
numular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous
dermatitis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatosis berdasarkan lokasi
kelainan, penyebab, usia, faktor konstitusi.
Dermatosis Statis

4.

Merupakan dermatosis kronis yang terjadi pada daerah kaki bagian


dalam yang berkaitan dengan varises.

C.

Gejala Dermatosis
Dermatosis ringan menimbulkan gejala utama yaitu kulit memerah kering,
bersisik, dapat menimbulkan gatal, biasanya terdapat pada daerah kaki atau
tangan. Sedangkan tanda-tanda dari dermatosis akut yaitu kulit mengalami gatal
yang intents yang biasanya terjadi pada daerah depan siku, belakang lutut, dan
pada wajah. Selanjutnya kulit menjadi lebih sensitif terhadap kain, terutama kain
wol. Pada musim dingin dermatosis akan menjadi lebih parah karena udara yang
kering.
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien
8

adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan
pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan
kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada
orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu
berubah menjadi cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap,
eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak
lebih terang atau lebih gelap.

D.

Penyebab Dermatosis
Penyebab dermatosis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan
kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari
dalam (endogen), misalnya dermatosis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti.
Banyak macam dermatosis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang
penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang
dermatosis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan primer.
Pada umumnya penderita dermatosis mengeluh gatal. Kelainan kulit
bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas,
penyebarannya dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium
akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi,
sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat
mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis,
skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin juga terdapat erosi
atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja
sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit
stadium kronis. Demikian pula jenis efloresensinya tidak selalu harus polimorfi,
mungkin hanya oligomorfi.
Tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang
yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar
biasa, ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain.
9

Gejala yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas
yang dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau
flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita
akan membuat gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak
kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan
pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim.
Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang
ke orang yang lain.
Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanan dan
klasifikasi dermatosis, tidak hanya karena penyebabnya yang multi faktor, tetapi
juga karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatosis pada
waktu yang bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan
etiologi (contoh : dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa),
morfologi (contoh : dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis
medidasns, dermatitis eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis),
lokalisasi (contoh : dermatitis interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis
manus, dermatitis generalisata), dan ada pula yang berdasarkan lama atau stadium
penyakit (contoh : dermatitis akut, dermatitis subakut, dermatitis kronis).
Perubahan histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis,
bergantung pada stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis berupa
vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel
mononuklear. Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan
terutama sel mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada
penyebab dermatitis.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah
vesikel di epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta,
dan parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas,
demikian pula sebukan sel radang.
Epidermis pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis,
10

rete ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan; vesikel tidak ada
lagi. Papila dermis memanjang (papilamatosis), dinding pembuluh darah
menebal, dermis terutama di bagian atas bersebukan sel radang mononuklear,
jumlah fibroblas dan kolagen bertambah.
Eksim dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:
1

Keringnya kulit

Iritasi oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain

Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus


anak dengan pakaian berlapis-lapis

Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu

Alergi terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan

Virus dan infeksi lain

Perjalanan ke negara dengan iklim berbeda

E. Cara Penyembuhan dan Pencegahan Dermatosis atau Eksim


Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion
dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab.
Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis
mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit.
Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi. Salep atau
krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk
mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus yang berat, dokter
akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah
terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab
infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa
gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon
terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
11

Pada terapi ada beberapa anjuran yang harus dilakukuan guna


penyembuhan dermatosis itu sendiri dalam hal ini terdapat penjelasan dari setiap
terapi, yaitu :
1.

Antihistamin dan Antialergi


a. Antihistamin meredakan dermatosis yang diinduksikan oleh alergi,
bekerja terutama pada reseptor histamin H.
b. Perhatikan bahwa beberapa antihistamin menyebabkan mengantuk. Tidak

boleh diberikan pada pasien yang mengemudi atau beroperasi mesin.


2.
Antihistamin/Antipruritus Topikal
a. Memberi tahu kepada pasien untuk menggunakan preparat anti gatal
dengan tepat. Beberapa produk harus digosokkan secara topikal,
sedangkan yang lain digunakan sewaktu mandi.
b. Hindari kontak dengan mata atau puting susu bila sedang masa menyusui.
Anti-Infeksi Topikal.
c. Beberapa anti-infeksi topikal mengandung antibiotik sehingga dapat
3.

digunakan untuk mengobati dermatosis yang terinfeksi.


Anti-infeksi Topikal dengan korfikosteroid
Kortikosteroid yang terkandung dalam preparat mi digunakan untuk
menekan peradangan akibat dermatosis. Obat tersebut berguna pada berbagai
tipe dermatosis yang terinfeksi.

4.

Kortikosteroid topical
a. Obat-obat seperti steroid sebaiknya digunakan hanya pada daerah yang
meradang.
b. Tidak dianjurkan untuk menggunakan preparat mi pada luka terbuka atau

5.

pada wajah.
Pelindung kulit
a. Beberapa bahan yang terkandung dalam pelembab dan emolien dapat
memperburuk kondisi kulit.
b. Pelembab sebaiknya dioleskan sesering mungkin untuk menghindari

6.

kekeringan kulit yang meluas.


Preparat Psoriasis, Seboroik dan Iktiosis
Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini digunakan untuk
mengobati kondisi dermatosis seboroik.

7.

Suplemen
The Marigold, Minyak Evening, Primrose Marine E, Latio Calamin,
Baking Soda, Multivitamin dan Mineral, Vitamin A, C, dan E dan Zing,
Ekstrak Kulit Kayu Cemara.

12

Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan


penyebabnya. Tetapi, seperti diketahui penyebab dermatosis multi faktor, kadang
juga tidak diketahui pasti, maka pengobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan
menghilangkan/mengurangi keluhan dan menekan peradangan.
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion
dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab.
Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis
mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit.
Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.
Salep atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison
diberikan untuk mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus
yang berat, dokter akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah
eksim telah terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi. Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk
mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan cyclosporin untuk penderita yang
tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang diberikan.
Pada kasus ringan dapat diberikan antihistamin, atau antihistamin
dikombinasi dengan antiserotonin, antibradikinin, anti-SRA, dan sebagainya.
Pada kasus akut dan berat dapat diberi kortikosteroid.
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini:
1.

Dermatosis akut/basah (medidans) harus diobati secara basah


(kompres terbuka). Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), krim, pasta, atau
linimentum (pasta pendingin). Krim diberikan pada daerah yang berambut,

2.

sedang pasta pada daerah yang tidak berambut. Bila kronik, diberi salap.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase
obat spesifik.

Munculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips dibawah ini:
1.

Jaga kelembaban kulit.

2.

Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak.

3.

Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.

4.

Kurangi Stress.
13

5.

Hindari pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan
lain lain.

6.

Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.

7.

Hindari faktor lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk
bunga, debu, bulu binatang dan lain lain.

8.

Hati-hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kasus tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Eksim atau
Dermatosis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit
tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang
paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering
dijumpai adalah eksim atopik atau dermatosis atopik. Gejala eksim akan mulai
muncul pada masa anak-anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada
beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak
sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang
tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi dampak
dari penyakit Dermatitis.

14

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda A, Hamzah M,editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed. 5. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Unibersitas Indonesia; 2007.
http://www.tanyadok.com/kesehatan/gangguan-kesehatan-kulit-yang-sering-kambuhjangan-jangan-dermatitis-atopik diakses pada tanggal 2 Desember 2014 pukul
15.00
http://www.tanyadok.com/kesehatan/gangguan-kesehatan-kulit-yang-sering-kambuhjangan-jangan-dermatitis-atopik diakses pada tanggal 2 Desember 2014 pukul
15.15
http://lukas21.wordpress.com/pengertian-penyakit/ diakses pada tanggal 2 Desember
2014 pukul 15.38

15

Anda mungkin juga menyukai