Anda di halaman 1dari 10

PT ABC

PROSEDUR
KESIAGAAN, MITIGASI DAN PEMULIHAN
KEADAAN DARURAT
PE-447

Dipersiapkan Oleh :

Nama Personal

Diperiksa Oleh :

(Nama Jabatan)

Nama Personal
(Nama Jabatan)

Tanggal :

Tanggal :

Disetujui Oleh :

Nama Personal

(Nama Jabatan)
Tanggal :

Distribusi ke
:
Nomor Penggandaan :
Tanggal Distribusi

Status Distribusi


Dikendalikan
Tidak dikendalikan
Beri tanda V untuk yang sesuai

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 1

PT ABC

DAFTAR ISI
JUDUL

BAGIAN

1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0

PE-447/1-0/15-08-2008

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
TUJUAN
RUANG LINGKUP
DEFINISI
ACUAN
PENANGGUNG JAWAB
PROSEDUR

LAMPIRAN

Halaman 2

PT ABC
1.0

TUJUAN

1.1

Untuk mengidentifikasi terjadinya peristiwa kecelakaan dan situasi darurat yang potensial dan
menanggapinya serta mencegah dan mengurangi dampak lingkungan yang mungkin berkaitan
dengannya.

1.2

Untuk menentukan sistem pengendalian, mitigasi dampak dan pemulihan bencana dari dampak atau
resiko yang timbul akibat dari kejadian gawat darurat.

2.0

RUANG LINGKUP

2.1

Prosedur ini diterapkan di area pabrik PT ABC .

2.2

Prosedur ini meliputi identifikasi penyebab kecelakaan kerja dan situasi darurat di lingkungan kerjadan
tempat tinggal.

3.0

ACUAN

3.1

Manual Manajemen Lingkungan PT ABC ME-420

3.2

PE-432

Peraturan dan Persyaratan Lain

3.3

PE-442

Pelatihan, Kepedulian dan Kompetensi

3.4

PE-443

Komunikasi

3.5

PE-4462 Pengendalian Bahan

3.6

PE-4465 Pengendalian Pencemaran Udara , kebisingan, Bau, Getraran dan Panas

3.7

PE-4466 Pengendalian Limbah Cair

4.0

DEFINISI

4.1

Keadan Darurat
Situasi yang terjadi secara mendadak yang sangat merugikan pada kesehatan dan keselamatan
manusia dan berdampak negatif terhadap lingkungan.

4.2

Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team)


Suatu kelompok personil atau unit organisasi dari perusahaan yang ditetapkan untuk menangani
suatu keadaan gawat darurat.

4.3

Evakuasi Darurat
Suatu tindakan penyelamatan atau pengungsian dari keadaa darurat ke tempat yang dianggap
aman.

4.4

Kecelakaan
Suatu kejadian yang tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengganggu proses yang telah diatur
pada suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik manusia maupun harta benda.

4.5

Mitigasi Dampak
Tindakan mengurangi dampak.

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 3

PT ABC
5.0

TANGGUNGJAWAB

6.0

PROSEDUR

6.1

Pembentukan Tim Tanggap Darurat

6.1.1

Dibentuk oleh (siapa). dan anggotanya meliputi personil yang mewakili semua bagian dan
diketuai oleh Ketua P2K3 , sesuai dengan SK Menaker No 2 tahun 1970 tentang pembentukan P2K3
di tempat kerja yang terdapat dalam prosedur peraturan dan persyaratan lain P-432.

6.1.2

Struktur dan tanggung jawab Tim Tanggap Darurat diuraikan sebagaimana terdapat dalam Lampiran
Surat Keputusan pembentukannya sesuai dengan SK No .

6.2

Identifikasi Penyebab Keadaan Darurat

6.2.1

Penyebab Keadaan Darurat


Peristiwa-peristiwa yang diindikasikan dapat menyebabkan keadaan darurat adalah :
a. Kecelakaan dan Penyakit akibat kerja yang berpotensi menyebabkan cacat permanen.
b. Bencana Pencemaran oleh B3.
c. Bencana Pencemaran oleh Minyak dan Resin.
d. Bencana Kebakaran di Unit Dryer atau di Unit Kerja Lainnya.
e. Bencana Ledakan Tangki N2 dan Ledakan di Unit Boiler
f.

Bencana Alam Banjir.

g. Bencana Alam Gempa Bumi dan Angin Topan.


h. Bencana Bahaya Asap dari kebakaran hutan dan lahan.
6.2.2

Metode identifikasi keadaan darurat


Metode identifikasi potensi keadaan darurat mengacu kepada Standar Identifikasi Potensi Keadaan
Darurat. (Metode identifikasi keadaan darurat ditentukan oleh karyawan atau operator yang
berpengalaman dalam melihat gejala-gejala akan terjadinya keadaan darurat ).

6.2.3

Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Keadaan Darurat

6.2.3.1 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Kecelakaan dan Penyakit akibat Kerja yang berpotensi
menyebabkan cacat permanen
A. Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit akibat Kerja
1. Pengamanan pada Manusia
a.

Pada waktu melakukan pekerjaan setiap karyawan diwajibkan memakai APD (alat
pelindung diri).

b. Setiap karyawan diharuskan mematuhi rambu-rambu atau instruksi di lingkungan kerja.


2. Pengamanan pada Mesin dan Alat Kerja
a. Mesin dan alat yang dioperasikan harus dilengkapi dengan Instruksi Kerja (IK) cara
pengopersiannya.
b. Mesin yang berputar diberi tutup pengaman atau pagar pembatas atau papan peringatan
bahaya.
c.

Pipa instalasi bahan bakar minyak, air dan steam harus diberi tanda yang dapat dipahami
oleh karyawan dan orang lain.

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 4

PT ABC
d. Desain proses produksi disesuaikan dengan syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
e.

Pipa yang bertekanan > 6 kg/cm2 diberi katup pengaman.

f.

Pada setiap unit proses yang menghasilkan emisi ke udara diharuskan menggunakan
desain cyclon yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Pengamanan Sistem Kerja


a. Setiap tahapan proses produksi dilengkapi Instruksi Kerja (IK) dan dilaksanakan dengan baik
dan benar.
b. Karyawan dilarang mengubah sistem kerja tanpa persetujuan pejabat yang terkait.
c. Bahan dan alat diletakkan di tempat yang telah ditentukan.
4. Pengamanan Lingkungan Kerja
a. Setiap awal dan akhir pekerjaan, lingkungan kerja dibersihkan oleh karyawan.
b. Saluran pembuangan air / saluran limbah cair yang terdapat di sekitar area kerja ditutup rapat
dan kuat, pekerjaan ini dilakukan oleh pihak ke - 3 sesuai dengan prosedur pengendalian
subkontrkator P-4461
c. Pemasangan penerangan yang cukup dengan memperhatikan penyebaran sinarnya.
d. Suhu ruangan dan sirkulasi udara senantiasa diatur sesuai dengan tempat kerja.
B. Mitigasi dan Pemulihan Kecelakaan dan Penyakit akibat Kerja
1. Anggota tim tanggap darurat area setempat segera memberikan pertolongan pertama (P3K)
kepada karyawan yang mengalami cidera akibat kecelakaan.
2. Apabila karyawan mengalami cidera yang serius atau parah dan tim tanggap darurat tidak
mampu memberikan pertolongan lebih lanjut, maka penanganan lanjutan dapat dilakukan di
poliklinik perusahaan dan apabila poliklinik ternyata juga tidak mampu menangani maka
dapat dibawa ke rumah sakit rujukan.
3. Tim tanggap darurat membuat laporan kejadian kecelakaan atau penyebab penyakit akibat
kerja dan diberikan ke(siapa). untuk dilakukan pengusutan.
4. Bagian umum melaporkan ke pihak berwajib jika kecelakaan dan penyakit akibat kerja
menimbulkan korban jiwa untuk dilakukan penyelidikan dan Visum et Repertum.
Bagian umum mencatatat kerugian yang timbul sebagai dasar untuk mengurus klaim asuransi
tenaga kerja.
6.2.3.2 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bahaya Pencemaran B3.
A. Pencegahan Bencana Pencemaran B3
1.

Semua bahan B3 tidak boleh dibuang bebas melainkan harus ditampung ditempat
penampungan bahan B3 dan harus dipisahkan dengan bahan non B3.

2.

Tempat penampungan disediakan di setiap lokasi yang berpotensi menghasilkan limbah B3,
yaitu di bagian laboratorium, di bagian workshop, di bagian gudang penyimpanan serta bagian
lain sebelum di bawa ke penampungan akhir.

3.

Penyimpanan bahan B3 labih lanjut merujuk pada PE-4462, Prosedur Penanganan Bahan.

4.

Penanganan limbah B3 lebih lanjut merujuk pada P-4466, prosedur Pengendalian Limbah Cair.

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 5

PT ABC
A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Pencemaran B3.
1.

Karyawan yang melihat dan mengetahui adanya pencemaran segera melaporkan kepada tim
tanggap darurat.

2.

Area yang tercemar B3 dilokalisir, diberi pembatas dan papan peringatan dan bahan B3 di
tempatkan pada suatu tempat.

3.

Pada area yang tercemar tidak boleh dilalui aliran.

4.

Untuk pencemaran bahan B3 yang tidak dapat ditangani oleh tim tanggap darurat maka tim
tanggap darurat dengan persetujuan .(siapa)..mendatangkan ahli penanggulangan
pencemaran bahan kimia dari Deperindag.

6.2.3.3 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bencana Pencemaran oleh Minyak dan Resin.
A. Pencegahan Bencana Pencemaran Minyak dan Resin.
1.

Minyak bekas dan resin tidak boleh dibuang bebas melainkan ditampung ditempat
penampungan. Tempat penampungan disediakan di tempat yang potensial menghasilkan
minyak bekas dan resin.

2.

Setelah terkumpul penanganan selanjutnya merujuk pada PE-4466, Prosedur Pengendalian


Limbah Cair.

A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Pencemaran oleh Minyak dan Resin.


1. Karyawan yang melihat dan mengetahui adanya pencemaran segera melaporkan kepada tim
tanggap darurat.
2. Dalam pendistribusian minyak atau resin baik menggunakan pipa maupun dengan menggunakan
alat transportasi diusahakan tidak terjadi tumpahan atau ceceran minyak atau resin.
3. Area yang tercemar minyak dan resin dilokalisir, diberi pembatas dan papan peringatan dan
minyak dan resin di tempatkan pada suatu tempat.
4. Apabila pencemarannya disebabkan kebocoran tangki minyak atau tangki resin maka
diupayakan agar kebocoran dapat segera diatasi dan bila mungkin diupayakan posisi kebocoran
berada di bagian atas.
5. Jika kebocoran tangki minyak atau resin masuk ke sungai maka dilakukan pemompaan terusmenerus guna mengeluarkan minyak atau resin dari sungai.
6. Pada area yang tercemar ditimbun dengan tanah dan tidak boleh dilalui aliran.
7. Untuk pencemaran minyak dan resin yang tidak dapat ditangani oleh tim tanggap darurat maka
tim tanggap darurat dengan persetujuan .(siapa)..mendatangkan ahli penanggulangan
pencemaran bahan kimia dari Deperindag atau ahli penanggulangan pencemaran minyak dari
Pertamina.
6.2.3.4 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bencana Kebakaran di Unit Dryer dan Unit Kerja Lain.
A. Pencegahan Bencana Kebakaran di Unit Dryer dan Unit Kerja Lain.
1.

Proses yang dilakukan di unit dryer harus diawasi dengan seksama terutama pada pengeringan
core dimana pengeringannya tidak bersifat kontinyu sehingga dimungkinkan core tersebut
terhenti yang kemudian karena panas yang berlebih akan menyebabkan lapisan core akan
terbakar, penyebab lainnya dapat berupa ketidaktepatan pemasangan gum tape, misal terlalu
ke tepi, sehingga pada waktu pengeringan gum tape akan sangat mudah terbakar

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 6

PT ABC
2.

Sambungan instalasi listrik harus sempurna, breaker / pengaman harus berfungsi sempurna,
tahanan isolasi harus berfungsi dengan baik, peralatan yang digunakan harus standar dan
harus dihindari terjadinya sambungan arus pendek.

3.

Semua karyawan tidak diperbolehkan merokok dan membuang puntung rokok di tempat yang
rawan kebakaran.

4.

Pelumasan bagian dari alat atau mesin yang berputar harus dilakukan untuk menghindari
timbulnya percikan api.

5.

Pembakaran sampah harus diawasi sehingga tidak menjalar ke tempat lain.

6.

Kontak langsung antara peralatan yang mengandung panas dengan bahan yang mudah
terbakar harus dihindari.

7.

Untuk menghindari kebakaran akibat sambaran petir maka harus dilakukan pemasangan
instalasi penyalur petir pada tempat yang potensial tersambar petir.

8.

Mematuhi semua ketentuan mengenai pengangkutan, penyimpanan, penggunaan bahan yang


mudah terbakar.

9.

Mematuhi semua ketentuan cara penggunaan kompor dan peralatan listrik yang berbahaya.

10. Mengendalikan suhu, asap/emisi sesuai dengan PE-4465 Pengendalian Pencemaran Udara,
Kebisingan, Bau, Getaran dan Panas.
11. Menyiapkan tim tanggap darurat yang siap setiap saat.
A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Kebakaran di Unit Dryer dan Unit Kerja lain.
1. Orang pertama yang mengetahui adanya kebakaran agar segera menyebarluaskan berita
dengan teriakan ataupun cara lainnya dan memberikan berita kepada tim tanggap darurat yang
kemudian anggota tim tanggap darurat dapat segera memadamkan api dengan menggunakan
pemadam kebakaran ringan dan segera memindahkan posisi breaker ke posisi OFF.
2. Bila diperkirakan tim tanggap darurat tidak mampu mengatasi kebakaran maka harus langsung
dilaporkan ke dinas pemadam kebakaran setempat dengan menggunakan alat komunikasi
seperti handy talky pada frekuensi , sesuai dengan Prosedur Komunikasi PE- 443.
3. Tim tanggap darurat dapat menyebarluaskan informasi kebakaran dengan menggunakan alat
komunikasi yang ada di pabrik, misalnya sirine atau alat komunikasi lainnya yang dinilai dapat
menyebarluaskan informasi dengan efektif, sesuai dengan Prosedur Komunikasi PE-443.
4. Seksi evakuasi mengendalikan kepanikan massa dan melakukan evakuasi karyawan keluar
lokasi kebakaran menuju lokasi yang aman dan melakukan inventarisasi terhadap karyawan dan
mengamankan barang dan dokumen penting. Bila terdapat karyawan yang cidera diberi
pertolongan pertama sesuai dengan instruksi kerja mengenai Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), I-447-1.
5. Satpam melakukan pengamanan lokasi kebakaran dengan cara memblokir lokasi tersebut.
6.2.3.5 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bencana Ledakan Tangki N2 dan Ledakan di Unit Boiler.
A. Pencegahan Bencana Ledakan Tangki N2 dan Ledakan di Unit Boiler
1.

Setiap proses operasi yang menggunakan alat atau mesin yang bertekanan harus diperhatikan
dengan baik dengan cara pengkontrolan secara rutin.

2.

Segera dilakukan tindakan pencegahan ledakan pada boiler jika terdapat indikasi kemungkinan
akan terjadinya kebakaran, misalnya dari unit boiler dihasilkan steam yang terlalu tinggi

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 7

PT ABC
suhunya ataupun bila dilihat pada indikator pengukur tekanan terlihat kenaikan tekanan yang
cukup drastis.
3.

Pada saat pengangkutan dan penyimpanan tabung gas bertekan misalnya tabung LPG, boiler
kompresor dan tabung lainnya dilakukan dengan hati-hati.

4.

Menghindari segala aktivitas yang menggunakan api dan yang potensial menimbulkan api dari
unit operasi yang menggunakan tekanan.

5.

Setiap tabung yang bertekan harus terdapat pressure switch, katup pengamanan, pressure
indikator atau alat pengaman lainnya yang dapat mencegah terjadinya ledakan.

A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Ledakan Tangki N2 dan Ledakan di Unit Boiler.
1.

Karyawan yang berada di sekitar sumber terjadinya ledakan segera merunduk atau
merebahkan badanya ke tanah dan menjauhi pusat terjadi ledakan.

2.

Tim tanggap darurat segera memerintahkan ke unit genset atau unit power supply untuk
mematikan supplay listrik ke unit yang mengalami ledakan.

3.

Tim tanggap darurat segera melakukan evakuasi dan segera memberikan pertolongan pertama
jika terdapat korban sesuai dengan I-447-1.

4.

Tim tanggap darurat melakukan penyelidikan dan mencari sebab terjadinya ledakan.

5.

Lokasi tempat terjadinya peristiwa ledakan dibersihkan dan selanjutnya dilakukan koordinasi
dengan bagian lain untuk dilakukan perbaikan.

6.2.3.6 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bencana Alam Banjir.


A. Pencegahan Bencana Alam Banjir.
1.

Tim tanggap darurat selalu melakukan komunikasi dengan posko yang terdapat di sekitar
sungai dimana melalui tempat tersebut dapat diperkirakan akan terjadinya bencana alam banjir.

2.

Komunikasi yang dilakukan dapat menggunakan alat komunikasi seperti dengan menggunakan
handy talky sesuai dengan Prosedur Komunikasi PE-443.

3.

Apabila diperoleh informasi dari posko bahwa akan terjadi bencana banjir maka tim tanggap
darurat segera menginformasikan informasi tersebut ke unit genset untuk dilakukan
pengamanan motor listrik dan semua instalasi listrik yang berpotensi akan terendam air. Selain
itu juga dilakukan pengamanan dokumen penting perusahaan.

A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Alam Banjir.


1.

Tim tanggap darurat menginstruksikan untuk dilakukan pembangunan jembatan darurat yang
dapat digunakan untuk melintas orang dari lokasi yang terjadi banjir.

2.

Jika dengan adanya bencana banjir aktivitas operasional tidak dimungkinkan untuk dilakukan
maka perusahaan akan meliburkan karyawan dan dibuat jadual piket siaga.

3.

Semua kerugian dicatat oleh tim tanggap darurat dengan dibantu oleh personalia dari tiap unit
operasi atau dari bagian lain.

4.

Semua karyawan melakukan pembersihan area bekas banjir dan parit-parit saluran buang.

5.

Setelah bencana banjir dipastikan aman maka bagian mekanik melakukan perbaikan dan
pemasangan kembali komponen dan mesin-mesin industri.

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 8

PT ABC
6.2.3.7 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bencana Alam Gempa Bumi dan Angin Topan.
A. Pencegahan Bencana Alam Gempa Bumi dan Angin Topan.
1.

Tim tanggap darurat selalu melakukan komunikasi dengan posko yang dapat memantau
bencana alam gempa bumi dan angin topan, ataupun melakukan hubungan dengan suatu
instansi pemerintah yang berhubungan identifikasi gejala alam atau peramalan menganai
gejala alam yang dimungkinkan akan terjadi yaitu badan meteorologi dan geofisika, sehingga
informasi yang diperoleh selalu lebih tepat.

2.

Komunikasi yang dilakukan dapat menggunakan alat komunikasi seperti dengan menggunakan
handy talky sesuai dengan Prosedur Komunikasi PE-443.

3.

Apabila diperoleh informasi dari posko atau instansi bahwa akan terjadi bencana alam gempa
bumi atau angin topan maka tim tanggap darurat segera menginformasikan informasi tersebut
ke semua karyawan.

A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Alam Gempa Bumi dan Angin Topan.
1. Setelah menerima informasi mengenai gempa bumi atau angin topan maka semua karyawan
harus mematikan mesin dan instalasi listrik.
2. Semua karyawan diinformasikan untuk menuju ruang terbuka.
3. Satpam memerintahkan agar keluarga karyawan mematikan semua hubungan listrik ke jalur
mess dan segera berkumpul di ruang terbuka.
4. Anggota tim tanggap darurat berkumpul di posko satpam untuk pembagian tugas dalam
plaksanaan tindakan evakuasi dan tindakan lainnya dalam menyelamatkan orang, barang dan
membangun tenda bila perlu.
5. Tim tanggap darurat mengkoordinasikan dengan bagian lain untuk mencatat kerugian yang
terjadi.
6. Karyawan melakukan pembersihan lokasi dan gotong royong melakukan rehabilitasi bangunan
yang rusak.
6.2.3.8 Pencegahan, Mitigasi dan Pemulihan Bencana Bahaya Asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan.
A. Pencegahan Bencana Bahaya Asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan.
1.

Tim tanggap darurat melakukan komunikasi dengan biro KLH setempat untuk mendapatkan
informasi mengenai Indeks Pencemaran Udara (IPU).

2.

Tim tanggap darurat juga melakukan komunikasi dengan badan meteorologi dan geofisika
untuk mendapatkan informasi mengenai cuaca dan arah angin.

3.

Metode komunikasi dengan instansi-instansi terkait sesuai dengan Prosedur Komunikasi PE443.

A. Mitigasi dan Pemulihan Bencana Bahaya Asap dari Kebakaran Hutan dan Lahan.
1. Jika Indeks Pencemaran Udara mencapai nilai tertentu maka semua karyawan diwajibkan
memakai masker dan pembakaran sampah dihentikan.
2. Dilakukan penyiraman jalan agar tidak timbul debu jalanan.
3. Karyawan dihimbau untuk minum air putih lebih banyak dari biasanya.

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 9

PT ABC
4. Persediaan obat-obatan, masker, tabung oksigen dan semua peralatan yang berkaitan dengan
saluran pernafasan ditambah.
5. Karyawan yang pingsan karena kekurangan oksigen dibawa ke poliklinik untuk diberi
pertolongan.
6. Jika indeks pencemaran udara akan berlangsung lebih lama maka perusahaan meliburkan
karywan dan disertai pembentukan tim piket tanggap darurat dan melakukan evakuasi karyawan
ke tempat yang aman.
6.3

6.4

Pelatihan dan Penyuluhan


1.

Untuk menjamin agar prosedur ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada maka ketua
tim tanggap darurat membuat usulan adanya pelatihan / penyuluhan serta dilakukan simulasi
kebakaran dan peledakan yang selanjutnya usulan tersebut di ajukan ke (siapa)..

2.

Selanjutnya ditentukan jadual pelaksanaan uji coba dan pelatihan mengenai keadaan gawat
darurat yang dikoordinasikan oleh tim tanggap darurat.

3.

Untuk selanjutnya metode pelaksaan pelatuhan dan penyuluhan dapat merujuk pada Prosedur
Pelatihan, Kepedulian dan kompetensi PQE-2.

Evaluasi Keadaan Darurat dan Kesiapannya.


1.

Setelah terjadi kejadian gawat darurat dilakukan evaluasi mengenai prosedur Kesiagaan,
Mitigasi dan Pemulihan Keadaan Darurat.

2.

Dilakukan juga evaluasi mengenai kesesuaian antara prosedur dan pelaksanaan


penanggulangan keadaaan darurat.

3.

Dari hasil evaluasi kemungkinan dilakukan penyempurnaan pada prosedur ini .

4.

Kemungkinan dilakukannya pelatihan baru atau peningkatan pelatihan.

5.

Semua kejadian darurat dilaporkan dalam bentuk form Laporan Peristiwa Darurat F-447-1.

6.

Hasil uji coba dan evaluasi tanggap darurat juga didokumentasikan dalam F-447-2 Laporan Uji
Coba dan Evaluasi Tanggap Darurat.

7.

Dokumentasi dibuat oleh Ketua Tim Tanggap Darurat diperiksa oleh .(siapa).. disetujui
oleh (siapa).

7.0 Lampiran
7.1

F-447-1

Laporan Peristiwa Darurat.

7.2

F-447-2

Laporan Uji Coba dan Evaluasi Tanggap Darurat.

-o0o-

PE-447/1-0/15-08-2008

Halaman 10

Anda mungkin juga menyukai