Anda di halaman 1dari 14

RUANG TERBUKA

Pengertian Ruang :
Ruang bukanlah sesuatu yang obyektif atau nyata tetapi merupakan sesuatu
yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia (Immanuel Kant,5)
Ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana obyek dan kejadian
tertentu berada, (Plato)
Ruang adalah tempat yang merupakan suatu bagian dari dunia; adalah
wadah/container dari semua obyek (Aristoteles)
Meskipun tanah liat dapat dibentuk menjadi sebuah jambangan, tetapi arti
sesungguhnya dari jambangan tersebut adalah kekosongan yang terkandung
didalam bentuk jambangan itu sendiri. (Lao Tzu)
Ruang dapat dibayangkan sebagai sebagai satu kesatuan, terbatas atau tidak
terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan mempunyai
kapasitas untuk diisi barang (Rudolph Arnheim)

Ruang Terbuka ditinjau dari sifatnya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :


1. Ruang Terbuka Lingkungan, ialah ruang terbuka yang terdapat pada suatu
lingkunangan dan sifatnya umum.
2. Ruang Terbuka Bangunan, ialah suang terbuka oleh dinding bangunan dan
lantai halaman bangunan, bersifat umum atau pribadi sesuai dengan fungsi
bangunannya.
Garrett Eckbo membagi menjadi tiga untuk peran/fungsi ruang terbuka ditinjau dari
sudut manusianya, yaitu :
1.
Untuk penggunaan yang intensif, misalnya plaza, lapangan, alun-alun.

2.
3.

Untuk daerah aktivitas, misalnya playground.


Untuk penggunaan kurang intensif, misalnya ruang terbuka hijau.
Sedangkan Rustam Hakim menyebutkan ruang terbuka berfungsi sebagai tempat
bermain, berolahraga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan,
menunggu, sebagai tempat untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan;
sebagai sarana penghubung satu tempat dengan lainnya; sebagai pembatas/jarak antar
masa bangunan; dan mempunyai fungsi ekologis yaitu penyegaran udara, menyerap
air hujan, pengendalian banjir, Norberg-Schulz dengan locus solus nya, dalam
buku Genius Loci (8). Disebutkan bahwa untuk menghindarkan ketunggal rupaan
maka identitas lingkungan dan sense of place suatu daerah harus dipertahankan.

Elemen Ruang Terbuka


Ruang terbuka merupakan salah satu elemen perancangan kota (Hamid Shirvani, 9)
dan didefinisikan sebagai seluruh lansekap (Landscape), Hardscape (jalan, trotoar
dan semacamnya), taman-taman umum dan ruang rekreasi diarea perkotaan

1.

2.

Dalam sejarah perancangan lansekap dikenal 2 (dua) macam aliran


besar yaitu :
Tradisi Axis-Formal yang banyak diikuti di Eropa dan Asia Barat
merupakan suatu konsep arsitektural dimana indoor dengan outdoor
struktural dan elemen-elemen alam diintegrasikan untuk menciptakan suatu
organisasi ruang yang komplit, bersifat rasional, formil, direct logical
dengan maksud untuk memenuhi kehendak manusia dalam hal kebutuhan,
kesenangan yang bersifat rasional, indah dan teratur. Sehingga pada
umumnya merupakan suatu hal yang steril mekanis dan formil.
Aliran Informal (nature simbolism) yang banyak dipakai di Asia Timur,
merupakan suatu konsep bahwa manusia dan alam dinilai sama, dianggap
satu, bahkan manusia dianggap sebagaian dari alam.

Kembali kemasalah ruang terbuka, menurut Hamid Shirvani, elemen


ruang terbuka meliputi taman-taman dan lingkungan umum; ruang
hijau kota seperti pepohonan, bangku-bangku, perkebunan, air,
penerangan, paving, kios-kios, pancuran minum, patung, jam dan
sebagainya yang ada didalamnya; jalur pejalan kaki; tanda-tanda dan
fasilitas-fasilitsnya.
Sedangkan Rob Krier (10) dalam bukunya yang berjudul Urban Space
menyebutkan bahwa dua elemen dasar adalah lapangan (Square) dan
jalan (Street). Hal ini diidentikan dengan ruang dalam yang terdiri dari
koridor dan ruang (room).

Ruang terbuka kota (Urban Open Space) tidak hanya tamantaman umum, plaza dan tempat bermain, akan tetapi termasuk
juga jalan-jalan, muka air (water fronts), puncak atap dan semua
ruang luar komunal. (Cooper Hewitt Museum, 11).

Menurut Ian C. Laurit, ruang-ruang terbuka dalam lingkungan hidup yaitu


lingkungan alam manusia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi, seperti perhutanan, pertanian, perairan
dan sebagainya.
2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam manusia,
misalnya cagar alam (hutan, laut, daerah budaya dan bersejarah).
3. Ruang terbuka untuk kesehatan, kesejahteraan dan kenyamanan antara lain
untuk melindungi kualitas air tanah, untuk pengaturan (air, sampah), untuk
rekreasi
Jika(taman),
ditinjaudan
darisebagainya.
kegiatannya ruang terbuka terbagi menjadi

1.
2.

(Rustam. H, 1987) :
Ruang Terbuka Aktif yaitu ruang terbuka yang mengundang
unsur-unsur kegiatan didalamnya misalnya plaza, tempat bermain.
Ruang Terbuka Pasif yaitu ruang terbuka yang didalamnya tidak
mengundang kegiatan manusia, misalnya strenrel kereta api.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ruang merupakan suatu wadah yang
tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan keberadaanya oleh manusia,
dengan ruang merupakan penghubung antara manusia dengan alam.

Menurut sifatnya ruang umum terbagi menjadi :


1. Ruang Umum Tertutup, yaitu ruang umum yang terdapat didalam suatu
bangunan.
2. Ruang Umum Terbuka, yaitu ruang umum diluar dari pada bangunan.
Pengertian dan batasan pola ruang umum terbuka adalah (Rustam Hakim):

Bentuk dasar daripada ruang terbuka diluar bangunan.

Yang dapat digunakan oleh publik (setiap orang)

Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan.


Pengertian Ruang Terbuka :
1.
Ruang Terbuka merupakan suatu wadah yang dapat menampung
kegiatan/aktivitas tertentu dari warga lingkungan tersebut baik
individu maupun kelompok. (Rustam Hakim)
2.
Ruang Luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam
dengan memberi kerangka atau bingkai/frame hanya pada bidang alas
atau dindingnya saja, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak
terbatas. (Yoshinobu Ashihara, 6)
3.
Ruang Luar/Terbuka (Open Space) adalah ruang internal positif dari
suatu kota, dibentuk oleh bangunan-bangunan negatif dan dilayani
oleh jalan-jalan. (Garett Ekcbo)

Pembagian ruang terbuka menurut Roger Trancik terbagi menjadi


hard space dan soft space (Roger Trancik, 7).
Hard Space adalah segala sesuatu yang secara prinsip dibatasi oleh
dinding arsitektural dan biasanya sebagai tempat-tempat bersama
untuk aktivitas sosial.
Sedangkan Soft Space segala sesuatu yang didominir oleh
lingkungan alam, apakah didalam atau diluar kota. Pada seting
kota Soft Space berbentuk taman dan kebun umum serta jalur
hijau yang dapat memberikan kesempatan untuk berrekreasi.
Berikut adalah kutipan dari bukunya Garrett Ekcbo berjudul
Landscape We See (1969) mengenal pengertian Urban Design
yaitu: Perancangan Kota adalah sebuah konsep paling baru untuk
memecahkan masalh-masalah lingkungan yang kompleks.

Lost Space didefinisikan sebagai :


* Sisa Lansekap yang tidak terstruktur didasar bangunan tinggi, atau
* Plaza Tenggelam (sunkan plaza) yang tidak berguna bagi aktivitas pedestrian, atau
* Area parkir yang mengelilingi hampir semua kota di USA sehingga memotong
hubungan antara pusat komersial dan daerah hunian, atau
* Muka air (waterfronts) yang ditinggalkan, stasiun kereta, lahan militer yang
ditinggalkan dan kompleks industri yang pindah kepinggiran untuk mempermudah
pencapaian dan mungkin keringanan pajak.

1.
2.
3.
4.

5.

Adapun penyebab timbulnya Lost Space ini menurut Roger


Trancik ialah:
Meningkatnya ketergantungan pada kendaraan bermotor.
Sikap Arsitek penganut gerakan modern terhadap ruang terbuka.
Kebijakan zoning dan tata guna tanah pada peremajaan kota.
Privalisasi dari ruang umum-kekurangan dibidang institusi,
pemerintah dan swasta dalam memperkirakan kemampuan untuk
lingkungan kota.
Adanya perubahan tata guna tanah/lahan.

Selanjutnya disebutkan pula bahwa perancangan kota mempunyai


beberapa tujuan, yaitu untuk memperbaiki :
1.

2.
3.

4.
5.
6.

Hubungan antara hunian, tempat kerja dan tempat rekreasi,


sedemikian sehingga diantaranya terbentuk sirkulasi yang termasuk
didalamnya.
Hubungan antara runag yang dilingkungi (enclosed) dengan ruang
terbuka; indoor dan outdoor.
Hubungan antara ruang terbuka secara struktural (jalan dan
lapangan) dengan ruang terbuka sebagai lansekap (pepohonan/tata
hijau).
Hubungan antara kota (town) dan desa (country).
Antara kota (urban), desa (rural) dan ruang terbuka yang mula-mula
Antara bentuk tanah, elemen air, struktur, ruang terbuka dan
pepohonan/tata hijau.
Roger Trancik dengan place theory nya, dalam buku Finding Lost
Space (7). Pengertian Place Theory dalam perancangan urban yaitu
berupa pemahaman tentang kultur dan karakteristik suatu daerah
yang ada dan telah menjadi ciri khas untuk dipakai sebagai salah satu
bahan pertimbangan dalam menciptakan lingkungan, agar penghuni
tidak merasa asing dengan lingkungan tersebut memelihara koosistem
tertentu dan pelembut arsitektur bangunan.

SEJARAH PERKEMBANGAN RUANG TERBUKA


Pada awalnya ruang terbuka dipergunakan untuk fungsi keagamaan;
fungsi komersial dan yang terakhir fungsi pemerintahan/politik (CooperHewitt Museum).
Dijawa ruang terbuka yang berfungsi keagamaan, alun-alun dapat
diambil sebagai contoh. Alun-alun ini pada awalnya hanya merupakan
papan segi empat yang dialasi anyaman bambu sebagai tempat sesaji
untuk memuja Dewi Sri atas keberhasilan menanam padi. Akhirnya
berkembang menjadi besar dalam ukuran dan kompleks dalam fungsi.
Di Timur Tengah, pada 4000 tahun yang lalu sudah dikenal adanya
lapangan pasar (market square) dan lapangan kuil (temple square). Dua
lapangan ini dibedakan dengan jelas yaitu dengan dinding pembatas yang
jelas untuk lapangan kuil, sedangkan lapangan pasar tidak sehingga
dibiarkan merembes sampai jalan-jalan komersil.
Di Yunani dikenal dengan pola tata kotanya, yang sudah membedakan
ruang terbuka kota dengan ruang-ruang untuk tempat bekerja dan
ruang tempat tinggal. Misalnya dapat ditemukan dalam bentuk agora,
stoa ataupun stadium

Romawi, dikenal dengan tiga konsep untuk ruang terbukanya,


yaitu :
1.

2.

3.

Dilingkungi secara penuh (fully enclosed room); pola tata letak


ruang segi empat dengan barisan kolom-kolom mengelilinginya,
dibalik barisan kolom ini terdapat pasar, kantor, kuil atau bangunan
lainnya. Ide ini diilhami dari agora dan stoanya Yunani.
Membuat sesuatu yang khusus pada jalan-jalan. Misalnya dengan
memperlebar jalan dan memberi barisan kolom pada jalan-jalan
penting, trotoar diletakkan diantara berisan kolom denga dinding
toko-toko ditepinya; memfungsikan jalan sebagai ruang terbuka
kota yang aktif dan mencengangkan.
Ruang terbuka sebagai tempat rekreasi. Bangsa Romawi mengenal
180 hari libur dalam tiap tahunnya, untuk itu dibangun tempattempat umum yang bersifat rekreasi, misalnya tempat mandi umum,
teater, forum.

Hard Space
Faktor terpenting dari ruang keras ini adalah penciptaan enclosureseperti yang
telah disebutkan oleh beberapa tokoh misalnya Robert Venturi dan Steven
Peterson. Jika Venturi mempermasalahkan tidak pada kebocoran. Ruang terbuka
kotanya tetapi lebih pada keterbukaannya (openness), maka Peterson
membedakan antara ruang dengan anti ruang; ruang didefinisikan sebagai volume
yang memungkinkan, sedangkan anti ruang sebaliknya yaitu volume yang tidak
dimungkinkan.
Tiga komponen pokok dari kesuksesan hard open space :
1.
Rangka atau Frame Tiga Dimensional, yaitu akhiran ruang (the edges
of space), derajat pelingkungan (egree of enclosure), dan karakteristik
dari dinding spasial.
2.
Pola Dua Dimensional yaitu menunjuk pada perlakuan dan artikulasi
dari bidang tanah,; misalnya tekstur, material, dan komposisi.
3.
Obyek Dalam Ruang yaitu semua elemen seperti patung, air dan
pohon yang memberikan aksen atau fokal poin dan membuat ruang
menjadi dapat diingat.
Wujud dari hard space ini adalah square dan street yang menjadi
panutan; ruang berisi (open versus filed space); ruang monumentalruang intim; dan ruang komunikatif.

Soft Space
Bagi para perancang menganggap adanya ruang non arsitektural yaitu ruang
alamiah dalam merancang kota merupakan langkah yang baik sehingga diperoleh
suatu yang kontras dalam kepadatan lingkungan kota. Dalam kontras dapat
terbentuk kesatuan yang utuh. Adapun wujud ruang lunak (soft space) ini dapat
berupa : Human Space, Rural Space, Parklike Space dan Simbolic Space.
Teori Konsepsional Perancangan kota
A
Delapan Elemen dari Hamid Shirvani, yaitu :
1.
Landuse
2.
Building Form and massing
3.
Circulation and Parking
4.
Open Space
5.
Pedestrian ways
6.
Activity support
7.
Signage
8.
Preservation
B. Tujuh aturan atau hukum dari Christopher Alexander :
1.
Plecemeal growth
2.
The growth of larger wholes
3.
Visions
4.
The basic rule of positive urban space
5.
Layout of large building
6.
Constrution
7.
Formation of centers

C. Tiga teori pendekatan dari Roger Trancik :


1. Figure-ground theory
2. Linkage theory
3. Place theory
Adapun penjelasan masing-masing teori dapat dikutipkan sebagai berikut :
1.
Figure-ground theory: in this approach, the strating point for an
understanding of urban form is the analyses of relationship between
building mass and apon space, figure-ground analyses are powerful tools
for identifying the textures and pattern of the urban fahrics as well as
problems in its spatial order, but can lead to a static and two-dimensional
conception of space.
2.
Linkage theory: in the approach dynamics of circulation become the
generation of urban form. The emphasis on connetion and movement is a
significant contribution, but the need for spatial definition is sometimes
undervalued.
3.
Place theory: Designers have incraesingly become aware of the
importance of historic, cultural, and social values in urban open space.
Contextualists have argued strongly againts the tendency of the
Functionalists to impose abstract designs from the outside.

Anda mungkin juga menyukai