Anda di halaman 1dari 40

PENGANGGARAN

EKMA4570
Penganggaran
Program Studi
Manajemen
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq

Grasberg, Peg. Jayawijaya, Pap

Nadea Nabilla Putri


nadea.nabilla@gmail.com

Tinjauan Umum Modul 4


Secara umum, Modul 4 akan membahas tentang penyusunan anggaran beban usaha atau be
ban operasional, yang terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum.
Modul 4 terdiri dari dua kegiatan belajar:
Kegiatan Belajar 1 Penyusunan Anggaran Beban Penjualan;
Kegiatan Belajar 2 Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Rugi-Laba.
Setelah mempelajari Modul 4, diharapkan mampu:
Menjelaskan pengertian anggaran beban penjualan;
Menjelaskan kegunaan anggaran beban penjualan;
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi anggaran beban penjualan;
Menyusun anggaran beban penjualan;
Menjelaskan pengertian anggaran beban administrasi;
Menjelaskan kegunaan anggaran beban administrasi;
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi anggaran beban administrasi;
Menyusun anggaran beban administrasi dan umum;
Menyusun anggaran rugi-laba.
2

Selling & Marketing


Beban penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama.
Beban penjualan berbeda dengan beban pemasaran karena penjualan berbeda dengan
pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses dari perusahaan untuk memperoleh barang (product),
menentukan harga (price), mempromosikan (promotion), dan mendistribusikan barang yang
dapat memuaskan konsumen (place).
Berdasarkan definisi tersebut, pemasaran meliputi 4P: product, price, promotion, dan place.
Sedangkan penjualan hanya meliputi 3P: price, promotion, dan place.
Penjualan hanya melakukan kegiatan menjual, sedangkan produk sudah tersedia. Adapun
pemasaran tidak hanya melakukan proses menjual produk, namun juga meliputi kegiatan
memperoleh produk yang diinginkan konsumen.

Marketing Mix
1. Produk
Produk merupakan hasil produksi yang meliputi barang dan jasa, termasuk desain, bungk
us, warna, harga, merk, kualitas, reputasi, dan layanan yang memuaskan konsumen.
Product mix (bauran produk) adalah kombinasi produk yang dijual dan di dalamnya terda
pat
jalur produk atau lini produk (product line) dan bagian produk (product item).
Membuat produk (memproduksi) bukanlah bagian dari fungsi pemasaran, namun merup
akan fungsi dari produksi. Dalam hal ini manajer pemasaran bekerja sama dengan manaj
er
produksi. Riset pemasaran dilakukan oleh manajer pemasaran untuk menentukan produk
yang akan diproduksi, yaitu produk yang diinginkan konsumen. Setelah produk yang diin
ginkan konsumen ditentukan dalam fungsi pemasaran, kemudian dilakukanlah produksi.

Marketing Mix
2. Harga
Dalam hal ini harga meliputi harga pokok dan harga jual.
Harga pokok adalah harga untuk memperoleh produk, yang meliputi harga beli dan seju
mlah pengorbanan lainnya untuk memperoleh produk, seprti: ongkos angkut, ongkos pa
sang,
ongkos dokumen, dan lain-lain.
Harga jual adalah selisih lebih dari harga pokok yang konsumen bersedia untuk memenu
hi.
Terdapat lima macam sasaran penetapan harga jual:
. Sasaran penguasaan pasar dengan menetapkan harga jual yang rendah;
. Sasaran pembumbungan pasar dengan menetapkan harga jual yang tinggi;
. Sasaran mendapatkan pengembalian modal dengan cepat;
. Sasaran mendapatkan rentabilitas ekonomi yang tinggi;
. Sasaran mempromosikan lini produk seluruhnya.

Marketing Mix
2. Harga
a. Atas dasar biaya
Penetapan harga jual atas dasar biaya terdiri atas penetapan harga jual atas dasar biaya per unit
ditambah kenaikan (mark up pricing), penetapan harga jual atas dasar jumlah biaya
ditambah (cost plus pricing), dan penetapan harga jual sasaran (target).
Penetapan harga jual atas dasar biaya per unit ditambah kenaikan ( mark up pricing):
Misalkan harga pokok produk per unit : Rp 438,00
Mark up (kenaikan) 59.82% : Rp 262,00
Harga jual
: Rp 700,00
Penetapan harga jual atas dasar jumlah biaya ditambah (plus cost pricing):
Misalkan untuk memperoleh 300.000 unit produk diperlukan biaya sebesar Rp 112.000.000
dan manajemen menginginkan laba Rp 2.399.000.
Jumlah biaya : Rp 112.000.000
Laba yang diinginkan : Rp 2.399.000
Jumlah dapatan jualan : Rp 114.399.000
Harga jual per unit : Rp 114.399.000 / 300.000 unit = Rp 318,33.
6

Marketing Mix
2. Harga
a. Atas dasar biaya
Penetapan harga jual atas dasar biaya terdiri atas penetapan harga jual atas dasar biaya p
er unit ditambah kenaikan (mark up pricing), penetapan harga jual atas dasar jumlah biay
a
ditambah (cost plus pricing), dan penetapan harga jual sasaran (target).
Penetapan harga jual sasaran (target):
Misalkan untuk memperoleh 300.000 unit produk per tahun diperlukan biaya investasi
sebesar Rp 12.000.000 dan jumlah biaya usaha sebesar Rp 7.000.000 setahun. Manajem
en menginginkan imbalan dari investasi (IDI) sebesar 20%.
IDI Investasi Jumlah biaya usaha
Volume produk Harga pokok per unit
20% Rp 12.000.000 Rp 7.000.000
Persentase kenaikan
300.000 unit Rp 350/unit
Persentase kenaikan 8.95%
Persentase kenaikan

Harga pokok per unit : Rp 350,


00
Persentase kenaikan
: Rp 31,3
3
Harga jual per unit : Rp 381,33

Marketing Mix
2. Harga
b. Atas dasar permintaan
Penetapan harga jual atas dasar permintaan yaitu tinggi rendahnya harga jual ditentukan
oleh permintaan, walaupun harga pokok produk sama, kualitas dan ukuran sama.
Misalnya penentuan harga makanan di gedung pertunjukan. Harga makanan yang ada di
dekat panggung Rp 150.000 per porsi sedangkan harga makanan yang jauh dari panggu
ng
sebesar Rp 100.000 per porsi.
c. Atas dasar persaingan
Perusahaan yang menetapkan harga jual atas dasar persaingan dapat menetapkan harga
jual lebih tinggi, lebih rendah, atau sama dengan harga jual pesaing (kompetitor).
Perusahaan tidak menghubungkan antara harga jual per unit dengan harga pokok produ
k
per unit. Harga pokok per unit mungkin berubah, tetapi perusahaan mempertahankan ha
rga
jualnya karena pesaing tidak mengubah harga jual mereka. Sebaliknya perusahaan akan
mengubah harga jualnya bila pesaing mengubah harga jual mereka.
8

Marketing Mix
2. Harga
Setelah perusahaan menetapkan harga jual, selanjutnya adalah mengadakan kebijakan
potongan harga, yaitu:
a) Potongan kuantitas: potongan harga karena membeli dalam kuantitas yang besar;
b) Potongan dagang: potongan harga karena pembeli ikut memasarkan produk;
c) Potongan musiman: potongan harga karena pembeli membeli pada musim tertentu;
d) Potongan tunai: potongan harga karena pembeli membeli dengan cara tunai, atau
pembeli membayar lebih cepat dari waktu kredit yang dijanjikan;
e) Potongan promosi: potongan harga karena pembeli ikut mempromosikan produk.
Perusahaan juga dapat menempuh kebijakan komisi penjualan dan turun harga.
Komisi penjualan adalah uang balas jasa yang diberikan perusahaan dalam persentase
tertentu dari volume produk yang dijual. Misalnya ditetapkan komisi penjualan 10% dari
volume produk yang dijual. Bila volume produk yang dijual adalah 100 unit dengan harga
jual per unit adalah Rp 1.000, maka besarnya komisi penjualan adalah Rp 10.000.
Turun harga adalah harga jual yang diturunkan kepada pembeli yang bersedia membeli
dalam kondisi di bawah normal.

Marketing Mix
3. Promosi
Promotional mix (bauran promosi) terdiri atas periklanan, penjualan perseorangan (pribad
i),
promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan publisitas.
Periklanan adalah proses kegiatan membujuk, menciptakan kesan, dan memuaskan produk
untuk memuaskan keinginan pembeli dan penjual.
Penjualan perseorangan (pribadi) adalah kegiatan perseorangan yang secara langsung berkomunikasi untuk menciptakan, memperbaiki, dan mempertahankan hubungan pertukara
n
yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
Promosi penjualan adalah proses untuk mendorong mendorong konsumen agar berminat
membeli serta mendorong perantara membeli dalam jumlah besar dan memperoleh
dukungan yang luas, dengan cara seperti: peragaan, pameran, demonstrasi, pemberian
sampel gratis, pemberian kupon hadiah, dsb.
Hubungan masyarakat bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan pengakuan dari mas
ya-rakat luas terahadap perusahaan.
Publisitas merupakan kegiatan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat melalui
media, baik cetak maupun elektronik.

10

Marketing Mix
4. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan yang menyangkut penyaluran produk dari produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri.

11

Marketing Mix
4. Distribusi
Pelaku dalam kegiatan distribusi:
. Produsen adalah penghasil produk;
. Agen adalah perwakilan produsen;
. Pedagang besar adalah pedagang yang menjual barang yang dibeli kepada pengecer;
. Distributor industri adalah pedagang yang menjual barang kepada pemakai industri;
. Pengecer adalah pedagang yang menjual barang kepada konsumen;
. Konsumen adalah pembeli dan pemakai akhir (end-user) dari suatu produk;
. Pemakai industri adalah pembeli akhir dari suatu produk yang kemudian akan dipakai l
agi
untuk kegiatan produksi.

12

Marketing Mix
4. Distribusi
Dalam pemilihan jalur distribusi, ada empat faktor yang harus dipertimbangkan:
a. Pertimbangan pasar, karena saluran distribusi dipengaruhi pola pembelian konsumen;
b. Pertimbangan produk yang perlu diperhatikan antara lain: nilai, unit, ukuran barang,
kekuatan barang, sifat teknis, sifat barang, dan jalur produk;
c. Pertimbangan perusahaan yang perlu diperhatikan antara lain: sumber dana, pengalaman manajemen, pengawasan saluran, dan pelayanan;
d. Pertimbangan perantara yang perlu diperhatikan antara lain: pelayanan yang diberikan
perantara, kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijakan produsen, volume
barang yang dijual, dan beban industri.

Setelah saluran distribusi ditetapkan, maka yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah
kegiatan distribusi fisik, yang terdiri atas:
e. Penentuan lokasi sediaan dan sistem penyimpanannya;
f. Sistem penanganan;
g. Sistem pengawasan sediaan;
h. Prosedur memproses pesanan;
i. Pemilihan cara pengangkutan.
13

Selling Expenses Budget


Beban penjualan meliputi:
1. Beban penghapusan piutang usaha;
Metode pencatatan piutang usaha ada dua, yaitu: metode langsung dan metode cadang
an.
Beban penghapusan piutang usaha yang termasuk beban penjualan adalah beban pengh
apusan piutang usaha yang menggunakan pencatatan piutang dengan metode cadangan
(taksiran), sedangkan yang menggunakan metode langsung (aktual) bukanlah beban pen
ghapusan piutang usaha, melainkan kerugian penghapusan piutang dan termasuk pos luar
Metode cadangan
biasa.

Metode langsung

Piutang usaha

Rp
Piutang usaha
Rp
Misalkan piutang usaha sebesar Rp 100.000
100.000 ditaksir tidak tertagih Rp 10.000.
100.000
Cadangan penghapusan piutang
usaha

Rp
10.000
Rp
90.000

Misalkan terjadi piutang usaha secara aktual tidak tertagih Rp 10.000 (misal karena debit
14

Selling Expenses Budget


Beban penjualan meliputi:
2. Beban turun harga;
Beban turun harga terjadi karena keadaan produk di bawah kondisi normal (sudah diang
gar-kan). Kemudian apabila beban turun harga benar terjadi dan tidak dianggarkan, dise
but
kerugian turun harga dan termasuk pos luar biasa.
Misalkan sediaan produk jadi sebesar Rp 100.000 ditaksir turun harga Rp 10.000.
Metode cadangan

Metode langsung

Sediaan produk jadi

Rp
100.000

Cadangan turun
harga

Rp
10.000

Sediaan produk
jadi

Rp
100.000

Rp

Misalkan terjadi turun harga


90.000sebenarnya (aktual) Rp 10.000 (misal karena warna produk
berubah karena usang), maka sediaan produk jadi baik menggunakan metode cadangan
maupun metode langsung adalah Rp 90.000

15

Selling Expenses Budget


Beban penjualan meliputi:
3. Beban komisi penjualan;
Anggaran beban komisi penjualan berguna untuk memotivasi perantara dan pramuniaga
dalam rangka meningkatkan omset produk yang dijual, karena mereka akan merasa lebih
dihargai atas jasanya ikut berperan aktif dalam penjualan produk perusahaan.
4. Beban promosi penjualan;
Anggaran beban promosi penjualan yang digunakan untuk mengenalkan produk kepada
calon pembeli dan membujuk calon pembeli agar mau membeli, dimaksudkan dalam ran
gka meningkatkan omset produk yang dijual.
5. Beban distribusi;
Anggaran beban distribusi sangat bermanfaat dalam rangka memperlancar arus produk d
ari produsen ke konsumen. Hal ini merupakan salah satu pelayanan untuk memuaskan ko
nsumen.
16

Selling Expenses Budget


Faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran beban penjualan meliputi:
1. Beban penghapusan piutang usaha;
Beban penghapusan piutang usaha dipengaruhi volume kegiatan penjualan secara kredit.
2. Beban turun harga;
Beban turun harga dipengaruhi oleh faktor volume barang yang akan dijual, faktor musi
m,
dan selera konsumen.
3. Beban promosi penjualan;
Beban promosi penjualan dipengaruhi oleh selera konsumen yang mendorong produsen
untuk melakukan inovasi terhadap produk atau membuat produk baru.
4. Beban distribusi;
Beban distribusi dipengaruhi oleh volume kegiatan penjualan.
5. Beban komisi penjualan;
Beban komisi penjualan dipengaruhi oleh volume kegiatan penjualan.
6. Beban gaji pegawai penjualan;
Beban gaji pegawai penjualan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (tentang UMR)
dan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
17

Selling Expenses Budget


Penyusunan Anggaran Beban Penjualan
Data ilustrasi:
1. Selama Triwulan I dianggarkan barang yang dijual sebanyak 10.000 ton dengan harga jua
l
Rp 50 per ton. Maka total penjualan Rp 500.000. Sebanyak 80% barang dijual secara kre
dit.
2. Beban distributor dianggarkan Rp 3 per ton;
3. Beban komisi penjualan dianggarkan 10%;
4. Beban penghapusan piutang usaha ditaksir 1% dari barang yang dijual secara kredit;
5. Beban promosi dianggarkan Rp 20.000 selama satu triwulan;
6. Beban gaji pegawai penjualan dianggarkan Rp 50.000 selama satu triwulan;
7. Beban pernik perusahaan dianggarkan 0.5% dari produk yang dijual;
8. Beban turun harga ditaksir 1.5% dari hasil produksi;
9. Beban produksi dianggarkan 12.000 ton dengan harga pokok per ton adalah Rp 10;
10. Beban penjualan lainnya (seperti beban telepon, beban sewa bangunan, dsb) dianggarka
n
Rp 40.000 selama satu triwulan (sudah termasuk beban sewa Rp 10.000).

18

Selling Expenses Budget


Penyusunan Anggaran Beban Penjualan
Perhitungan unsur beban penjualan:

19

General-AdministrationExpenses Budget
Beban administrasi dan umum adalah beban usaha selain beban penjualan.
Beban administrasi dan umum terjadi pada bagian personalia, kesekretariatan, administrasi
umum, dan bidang lain yang terkait.
Beban adminsitrasi dan umum meliputi:
1. Beban gaji manajemen puncak;
2. Beban gaji pegawai kantor;
3. Beban pemeliharaan kantor;
4. Beban sewa kantor;
5. Beban telepon, air, listrik, dsb;
6. Beban pernik kantor;
7. Beban depresiasi bangunan, kendaraan, dan alat kantor;
8. Beban penarikan dan seleksi pegawai kantor;
9. Beban pendidikan dan pengembangan pegawai kantor;
10. Beban administrasi dan umum lainnya.

20

General-AdministrationExpenses Budget
Kegunaan menyusun beban administrasi dan umum :
1. Beban gaji manajemen puncak terjadi karena fungsi manajemen puncak untuk melakuka
n
kegiatan perencanaan dan pengawasan perusahaan secara menyeluruh;
2. Beban gaji pegawai kantor terjadi karena fungsi untuk mengurus administrasi pegawai,
administrasi surat menyurat dan administrasi keuangan;
3. Beban pemeliharaan kantor dan depresiasi kantor terjadi agar terdapat kenyamanan dan
kelancaran pekerjaan kantor;
4. Beban penarikan dan seleksi pegawai kantor terjadi agar dapat mendapatkan pegawai ya
ng diperlukan, yang berkualitas, yang handal, yang dapat memajukan perusahaan;
5. Beban telepon, listrik, air, dsb, dan pernik kantor terjadi agar dapat mendukung kelancara
n
pekerjaan kantor;
6. Beban pendidikan dan pengembangan pegawai kantor terjadi agar kemampuan pegawai
berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan dan perkembangan zaman.

21

Depreciation Expenses
Bangunan, kendaraan, dan alat kantor merupakan harta tetap berwujud.
Harta tetap berwujud adalah harta tetap yang diperkirakan mempunyai masa manfaat (taksir
an
usia) dalam operasi penjualan yang normal lebih dari satu tahun dengan maksud tidak untuk
dijual, tetapi untuk dipakai keperluan perusahaan.
Selama masa manfaat, harta tetap nilainya akan berkurang dikarenakan aus, usang, ketinggal
an zaman, dan kapasitasnya berkurang. Berkurangnya nilai harta tetap ini disebut depresiasi.
Dalam menentukan beban depresiasi ada tiga faktor yang harus diperhatikan:
1. Harga pokok (cost);
2. Nilai sisa;
3. Masa manfaat.
Metode yang dapat digunakan dalam mengukur depresiasi antara lain:
4. Metode beban tetap;
5. Metode beban berkurang;
6. Metode beban variabel;
7. Metode beban bertambah.
22

Depreciation Expenses
1. Metode beban tetap
Metode beban tetap cocok diterapkan untuk aktiva tetap berwujud yang mempunyai ciri:
. Kegunaan ekonomis aktiva menurun secara proposional pada tiap periode;
. Reparasi dan pemeliharaan tiap periode jumlahnya relatif tetap;
. Kegunaan ekonomis berkurang karena lewat waktu;
. Kapasitas aktiva tetap tiap periode relatif tetap.
Aktiva berwujud semacam ini contohnya adalah bangunan dan perabot (lemari, meja).
Metode beban tetap terdiri dari atas metode garis lurus dan metode jam kerja/jam jasa.
Dengan menggunakan kedua metode tersebut, beban depresiasi akan tetap sama tiap ta
hun
Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan perusahaan, baik volume kegiatan
produksi maupun kegiatan penjualan.
Semakin besar harga pokok aktiva tetap semakin besar beban depresiasinya.
Semakin panjang masa manfaat aktiva tetap semakin kecil beban depresiasinya.

23

Depreciation Expenses
1. Metode beban tetap
a. Metode garis lurus
Depresiasi per tahun

Harga Pokok - Nilai Residu


Masa Manfaat

Misalkan aktiva tetap berwujud adalah bangunan dengan masa manfaat selama 4 tahun.
Harga pokok adalah Rp 10.000 dengan nilai residu Rp 1.000.
Beban depresiasi = (Rp 10.000 Rp 1.000) / 4 = Rp 2.250 per tahun.
Atau Rp 2.250 / Rp 9.000 = 25% per tahun.

24

Depreciation Expenses
1. Metode beban tetap
b. Metode jam kerja/jam jasa
Depresiasi per jam

Harga Pokok - Nilai Residu


Jumlah Jam

Depresiasi per tahun

Jumlah Jam
Depresiasi per jam
Jumlah Masa Manfaat

Misalkan aktiva tetap berwujud adalah kendaraan dengan masa manfaat selama 4 tahun.
Kendaraan dipakai selama 10.000 jam selama satu tahun. Harga pokok adalah Rp 10.000
dengan nilai residu Rp 1.000.
Beban depresiasi per jam = (Rp 10.000 Rp 1.000) / 10.000 jam = Rp 0.9 per jam.
Beban depresiasi per tahun = (10.000 jam / 4 tahun) x Rp 0.9/jam = Rp 2.250 per tahun.

25

Depreciation Expenses
2. Metode beban berkurang
Metode beban berkurang terdiri dari atas metode persentase tetap dari nilai buku dan
metode jumlah angka tahun.
a. Metode persentase tetap dari nilai buku
Metode persentase tetap dari nilai buku terdiri atas metode saldo menurun (declining
balance) dan metode saldo menurun berganda (double declining balance).
. Metode saldo menurun
Depresiasi setahun 1 Masa manfaat

Nilai residu tahun


100%
Harga pokok

Misalkan aktiva tetap berwujud adalah kendaraan dengan masa manfaat 4 tahun.
Harga pokok adalah Rp 10.000 dengan nilai residu Rp 1.000.
Beban depresiasi per tahun = 1 (((Rp 10.000 / Rp 10.000) x 100%) = 43.77%

26

Depreciation Expenses
2. Metode beban berkurang
Metode beban berkurang terdiri dari atas metode persentase tetap dari nilai buku dan
metode jumlah angka tahun.
a. Metode persentase tetap dari nilai buku
Metode persentase tetap dari nilai buku terdiri atas metode saldo menurun (declining
balance) dan metode saldo menurun berganda (double declining balance).
. Metode saldo menurun berganda
Metode saldo menurun berganda sama prinsipnya dengan metode garis lurus dala
m
metode baban tetap, hanya saja persentase beban depresiasi digandakan.
Misalkan aktiva tetap berwujud adalah kendaraan dengan masa manfaat 4 tahun.
Harga pokok adalah Rp 10.000 dengan nilai residu Rp 1.000.
Beban depresiasi = (Rp 10.000 Rp 1.000) / 4 = Rp 2.250 per tahun atau 25%/tah
un.
Maka beban depresiasi dengan metode saldo menurun berganda adalah 50%/tahu
n.

27

Depreciation Expenses
2. Metode beban berkurang
Metode beban berkurang terdiri dari atas metode persentase tetap dari nilai buku dan
metode jumlah angka tahun.
b. Metode jumlah angka tahun
Metode jumlah angka tahun dilakukan dengan mempergunakan pembobotan pada ti
aptiap tahun. Tahun yang paling awal biasanya diberi bobot paling besar dibandingkan
dengan tahun yang paling akhir.
Misalkan aktiva tetap berwujud adalah kendaraan dengan masa manfaat 4 tahun.
Harga pokok adalah Rp 10.000 dengan nilai residu Rp 1.000.
Pembobotan adalah 0.4, 0.3, 0.2, dan 0.1 masing-masing pada tahun pertama, kedu
a,
ketiga, dan keempat secara berturut-turut.

28

Depreciation Expenses
3. Metode beban variabel
Metode beban variabel sangat cocok untuk aktiva tetap berwujud yang dipergunakan
langsung untuk kegiatan produksi atau kegiatan penjualan, seperti: mesin dan alat produ
ksi, kendaraan yang digunakan untuk mengatur produk yang akan dijual.
Metode beban variabel terdiri atas metode satuan hasil produksi dan metode satuan jasa
a. Metode satuan hasil produksi
Depresiasi per unit produk

Harga pokok - Nilai residu


Jumlah produk yang dihasilkan selama masa manfaat

Misalkan aktiva tetap berwujud adalah mesin produksi dengan masa manfaat 4 tahu
n.
Harga pokok adalah Rp 10.000 dengan nilai residu Rp 1.000. Jumlah produk yang dihasilkan selama masa manfaat tersebut adalah 15.000 unit.
Beban depresiasi per unit produk = (Rp 10.000 Rp 1.000) / 15.000 = Rp 0.6/unit

29

Depreciation Expenses
3. Metode beban variabel
Metode beban variabel sangat cocok untuk aktiva tetap berwujud yang dipergunakan
langsung untuk kegiatan produksi atau kegiatan penjualan, seperti: mesin dan alat produ
ksi, kendaraan yang digunakan untuk mengatur produk yang akan dijual.
Metode beban variabel terdiri atas metode satuan hasil produksi dan metode satuan jasa
b. Metode satuan jasa
Depresiasi per satuan jasa

Harga pokok - Nilai residu


Jumlah satuan jasa selama masa manfaat

Misalkan aktiva tetap berwujud adalah kendaraan dengan masa manfaat 4 tahun. Har
ga pokok adalah Rp 10.000 dengan nilai residu Rp 1.000. Kendaraan beroperasi sela
ma
masa manfaat sepanjang 80.000 km.
Beban depresiasi per km = (Rp 10.000 Rp 1.000) / 80.000 = Rp 0.1125/km

30

Depreciation Expenses
4. Metode beban bertambah
Metode beban bertambah, misalnya bunga majemuk cocok bila aktiva tetap berwujud ya
ng
dibeli bersumber dari pinjaman bank
i dengan bunga majemuk.
Depresiasi Harga Perolehan

1 i Masa manfaat 1

Misalkan aktiva tetap berwujud adalah bangunan yang diperoleh dengan pinjam di bank
dengan harga pokok adalah Rp 10.000. Masa manfaat diasumsikan 4 tahun dengan den
gan nilai residu Rp 1.000. Bunga majemuk (i) adalah 30% per tahun.
Beban depresiasi = (Rp 10.000 Rp 1.000) x (0.3 / (1 + 0.3)4 1) = Rp 1.455

31

General-AdministrationExpenses Budget
Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Umum
Data ilustrasi:
1. Gaji satu bulan untuk bagian personalia adalah Rp 5.000, bagian kesekretariatan Rp 6.00
0,
bagian tata usaha Rp 3.000, dan bagian keuangan Rp 7.000. Gaji komisaris dan direksi
adalah Rp 8.000 per bulan;
2. Beban pernik kantor ditaksir pada triwulan I adalah Rp 12.000, triwulan II dan III sebesar R
p 10.000 dan pada triwulan IV sebesar Rp 14.000;
3. Beban telepon, air, dan listrik ditaksir per bulan adalah sebagai berikut. Bulan pertama da
n
kedua sebesar Rp 8.000, bulan ketiga sampai ketujuh sebesar Rp 10.000, bulan kedelapa
n
sampai keduabelas sebesar Rp 9.000;
4. Beban depresiasi bangunan dan alat kantor ditaksir Rp 2.500 per bulan;
5. Pada awal tahun direncanakan membeli kendaraan kantor seharga Rp 100.000 dengan ni
lai residu Rp 10.000 dan masa manfaat empat tahun. Selama empat tahun kendaraan dit
aksir
dapat menempuh 80.000 km. Tahun pertama ditaksir dapat menempuh 30.000 km (triw
ulan I 9.000 km, II 8.000 km, III 7.000 km, dan IV 6.000 km);
6. Beban pemeliharaan kantor ditaksir Rp 10.000 tiap bulan, kecuali untuk bulan Juli dan
32
Agustus masing-masing sebesar Rp 12.000 dan Desember sebesar Rp 14.000;

General-AdministrationExpenses Budget
Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Umum
Perhitungan anggaran beban administrasi dan umum:

33

Income Statement
Dalam penyusunan anggaran rugi-laba, semua anggaran yang terdapat dalam anggaran ope
rasional harus dimasukkan karena semua anggaran tersebut saling berkaitan.
Anggaran tersebut adalah:
Anggaran Jualan
(Modul 2 Kegiatan Belajar 2);
Anggaran Produk
(Modul 3 Kegiatan Belajar 1);
Anggaran Biaya Bahan Baku
(Modul 3 Kegiatan Belajar 2);
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
(Modul 3 Kegiatan Belajar 3);
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
(Modul 3 Kegiatan Belajar 3);
Anggaran Beban Penjualan
(Modul 4 Kegiatan Belajar 1);
Anggaan Beban Administrasi dan Umum (Modul 4 Kegiatan Belajar 2).

34

Income Statement
Anggaran Jualan

35

Income Statement
Anggaran Biaya Bahan Baku

36

Income Statement
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung

Anggaran Biaya Overhead Pabrik

37

Income Statement
Anggaran Beban Usaha (Penjualan, Administrasi, dan Umum)

38

Income Statement
Anggaran Rugi-Laba

39

TERIMA KASIH
EKMA4570
Penganggaran
Program Studi
Manajemen
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq

Grasberg, Peg. Jayawijaya, Pap

Anda mungkin juga menyukai