Anda di halaman 1dari 8

Revitalisasi Kawasan Kali Berok

Peter Nobel Bestian Sucipto


Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain
Universitas Katolik Soegijapranata
gregorypeterofficial@gmail.com

ABSTRAK
Kawasan kota lama Semarang merupakan suatu kawasan dengan sejarah panjang bagi kota Semarang.
Sebagian lokasi dalam kawasan ini telah dihidupkan kembali dengan adanya kegiatan aktif masyrakat
seperti sub kawasan pecinan dengan semawis dan sub kawasan gereja blenduk dengan festifal kota lama
dan aktivitas kuliner baik formal maupun informal. Selain daripada hal tersebut sub kawasan kali berok yang
masih tersambung dengan kali semarang. Dalam sub kawasan kali berok sendiri terdapat jembatan berok
yang merupakan obyek vital yang menyambungkan 2 jalan utama menuju semarang yaitu Jalan
Mpu.Tantular dan juga Jalan Pemuda. Selain itu sub kawasan kali berok juga menghubungkan sub kawasan
kota lama dengan Pasar Johar yang merupakan pasar untuk wilayah semarang dan sekitarnya. Kali berok
kini merupakan suatu lokasi yang cukup sibuk dengan adanya beberapa potensi yang dapat dimaksimalkan
seperti wisata air dan potensi sebagai suatu ruang publik baru. Beberapa alasan mengenai hal tersebut
adalah: 1) Lebar pada kali berok cukup untuk dilakukannya kegiatan wisata air; 2) Arus air yang cukup
tenang; 3) Sebagian besar tanggul dalam kondisi baik; 4) Kondisi air yang masih mungkin untuk dijernihkan;
5) Lokasi yang dekat dengan Pusat kota; 6) Memiliki akses yang menghubungkan Pasar Johar dan sub
kawasan Kota Lama; 7) Lebar tepi sungai yang memungkinkan untuk adanya ruang publik; 8) Kondi sekitar
yang memiliki tampak yang dinilai indah dan memiliki nilai sejarah. Sangat disayangkan bila kawasan yang
berpotensial kurang tertata secara utuh. Mengingat lokasi ini juga sudah dikenal oleh masyarakat luas dan
dapat menjadi ikon baru bagi kota Semarang. Secara konsep kawasan ini dapat diatta ulang sebagai suatu
alternatif untuk wisata air dan wisata darat sebagai ruang terbuka publik hijau guna menghidupkan kembali
interaksi sosial dengan mendesain ulang tatanan taman pada kawasan Jembatan Berok. Dengan adanya
peningkatan aktivitas sosial, diharapkan lokasi tersebut dapat digunakan sebagai lokasi komunal bagi
masyrakat. Dan diharapkan juga dapat dibentuk komunitas masyrakat sekitar berok, selain itu juga
kedepannya agar terjadi suatu korelasi antara kawasan kota lama semarang dengan Pasar Johar dengan
kembali aktifnya interaksi pada lokasi sekitar jembatan.
Keywords: Berok River Side, Revitalisasi, Wisata Air, Taman Kota, Interaksi Sosial Masyarakat.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kawasan kota lama semarang merupakan salah satu kawasan
bersejarah bagi kota semarang. Dengan banyaknya kejadian dan aktivitas yang
terjadi pada kawasan tersebut sejak lama. Kawasan ini sudah menjadi suatu
kawasan yang menjadi suatu ikon dimana jika Kota Lama adalah Semarang
seperti halnya Kota Tua Jakarta. Karena hal tersebut proses penataan ulang dan
revitalisasi kawasan harus lebih digencarkan demi menguatkan ikon kota dan
meningkatkan kualitas hidup daripada masyrakat sekitar.
Selain daripada keprihatinan akan Kota Lama itu sendiri, mengenai
rasa memiliki daripada kawasan yang harus dimiliki oleh masyrakat sekitar juga
perlu ditingkatkan. Maka dari itu dalam hal ini khususnya masyrakat wilayah kali
berok yang direvitalisasi perlu ditata sedemikian rupa sehingga rasa memiliki dan
kebersamaan masyrakat dapat ditingkatkan dan mengurangi rasa individual yang
berkembang pada kebanyakan masyrakat modern saat ini.
Keprihatinan akan kurangnya ruang terbuka hijau dan ruang publik
kota Semarang terutama mengingat tingginya jumlah masyarakat menjadikan
perlu adanya titik lain sebagai ruang berkumpul masyrakat. Dengan melihat juga
semakin tingginya keinginan dari masyrakat untuk memiliki suatu ruang terbuka
yang nyaman dan dapat berfungsi secara optimal karena melihat titik yang ada
lebih banyak dititik beratkan pada sektor usaha informal yang menjadikan
bberapa titik menjadi kurang nyaman seperti kota lama dan Simpang lima yang
sudah semakin padat dan mengakibatkan kurangnya tingkat kenyamanan publik
dalam beraktifitas.

1.2. Permasalahan
1.2.1. Bagaimana ruang disekitar bantaran kali berok dapat menjadi ruang
publik yang nyaman untuk dilakukannya kegiatan sosial daripada masyrakat.
1.2.2. Bagaimana kawasan kali berok sendiri dapat berpotensi sebagai
lokasi wisata air.
1.2.3. Bagaimana ruang publik yang terbentuk dapat menjadi suatu
penghubung daripada dua ruang besar berupa sub kawasan Gereja Blenduk dan
Pasar Johar.
1.2.4. Apa peran masyrakat dan kontribusi seperti apa yang dapat diberikan
dan didapat oleh masyrakat sekitar yang menempati kawasan sekitar kali berok.
1.2.5. Bagaimana ruang yang terbentuk dapat mempengaruhi perilaku
pengguna agar dapat ikut merawat dan melestarikan.

1.3. Kajian Teori


1.3.1. Ukuran standar manusia menurut arsitek, sebagai penataan ruang
publik lebar lokasi yang ditanam dan lebar lokasi pejalan kaki harus disesuaikan
dengan jumlah manusia yang dibutuhkan. Satuan-satuan tersebut dapat dilihat
pada1 :

Gambar 1.1 Dasar perbandingan ukuran manusia 1. Sumber: Ernst Neufert, Data Arsitek.

Ernst Neufert, Data Arsitek, Erlangga, Jakarta, 1996, hlm.27.

Gambar 1.2 Dasar perbandingan ukuran manusia 2. Sumber: Ernst Neufert, Data Arsitek.

1.3.2. Setiap kawasan mambutuhkan tata ruang berdasarkan pengaturan


ruang, artinya, dan maknanya. Suatu kawasan yang tumbuh liar dan tidak teratur
akan kehilangan anggota tubuhnya yang vital seperti jantung, paru-paru, hati,
dan sebagainya. Tanpa paru-paru penghijauan (taman dan hutan kota) maka
kota tidak akan bernapas lagi2. Perbaikan Lingkungan pemukiman kota oleh
penghijauan kota guna meningkatkan kualitas ruang hidup manusia secara
kuantitatif dengan perluasan penghijauan kota dan secara kualitatif dapat berupa
taman kota yang beraneka ragam3.
1.3.3. Ruang Publik perkotaan, (public urban space) memungkinkan dan
membiarkan masyrakat yang berbeda kelas, etnik, gender, dan usia saling
bercampur baur. Kerangka struktur kota yang menyangga ruang kota
seharusnya bisa dirancang bagaikan crescendo; nada-nada yang digubah
bergerak bertahap menuju suatu klimaks; memiliki wujud dan tematik. Ruang
publik kota seharusnya memiliki posisi sejajar dengan bangunan dan merupakan
rancangan dari detail suatu spasial bersama bangunan lain4.
2

Heinz Frick dan FX. Bambang Suskiyatno, Dasar-dasar arsitektur ekologis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2007,
hlm.126.
3 Heinz Frick dan Tri Hesti Mulyani, Arsitektur ekologis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006, hlm.114.
4 Drs. Paulus Hariyono, M.T., Sosiologi kota untuk arsitek, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hlm.133-134.

2. PEMBAHASAN
2.1. Berdasarkan pengertian yang ada maka suatu kawasan public space perlu
mengakomodir hal-hal seperti Besaran ruang untuk pejalan kaki, penghijauan,
dan ruang untuk adanya suatu aktivitas publik seperti duduk dan berkumpul.
Adapun ruang yang terbentuk baiknya dapat membentuk lingkup sosial tertentu
di dalamnya seperti dalam gambar:

Gambar 2.1 skematik potongan. Sumber: Pribadi.

Gambar 2.2 skematik tampak atas. Sumber: Pribadi.

2.2. Ruang publik tidak hanya sebagai ruang bercengkrama namun dapat
memberikan efek visual tertentu untuk kebutuhan masyrakat tertentu, semisal
area bermain untuk anak-anak seperti playground, area untuk orang muda /
remaja seperti kursi taman, area untuk keluarga seperti lokasi untuk bersantai,
dan lokasi komersial dimana sebagai sektor untuk tumbuhnya usaha formal
sehingga diharapkan sektor usaha informal liar tidak berkembang secara
sembarangan.

Gambar 2.3 contoh skematik taman bermain anak. Sumber: www.buggybuddys.com.au.

Gambar 2.4 Contoh Clean Stand dan tempat makan terdapat diluar stand. Sumber: Pribadi.

2.3. Usulan desain Revitalisasi kawasan berdasarkan kajian.

Gambar 2.5 Skematik cakupan revitalisasi. Sumber: Pribadi.

Gambar 2.6 Skematik hasil Revitalisasi. Sumber: Pribadi.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


Kawasan kali berok merupakan kawasan yang memiliki potensi
tersendiri kedepannya. Dan dalam perkembangannya dengan potensi tersebut,
maka kawasan ini diharapkan dapat menjadi suatu icon dan welcoming spot
untuk pendatang mengingat jembatan berok sendiri merupakan jembatan
penghubung yang dilalui sebagian besar kendaraan pribadi dari stasiun Tawang
menuju pusat kota Semarang. Dengan revitalisasi juga diharapkan adanya suatu
interaksi sosial baru dalam ruang publik yang telah direvitalisasi dan hubungan
sosial yang baik dapat tercipta dengan revitalisasi kawasan berbasis Sosiologi
dan Arsitektur.

4. DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz. dan FX. Bambang Suskiyatno. 2007. Dasar-dasar Arsitektur
Ekologis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Frick, Heinz. dan Tri Hesti Mulyani. 2006. Arsitektur Ekologis, Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Hariyono, Drs. Paulus. 2007. Sosiologi Kota untuk Arsitek. Jakarta: Bumi
Aksara.
Neufert, Ernst. 1996. Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai