Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia
Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia
B.
C.
D.
E.
B. Pendaftaran Merek
Pihak-pihak yang dapat mengajukan pendaftaran merek yaitu ;
orang, badan hukum, beberapa orang atau badan hukum
(pemilikan bersama). Tidak semua merek dapat didaftarkan, UU
No.15 tahun 2001 tentang merek secara tegas menyebutkan halhal yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek adalah:
1. Merek yang permohonannya diajukan atas dasar itikad tidak
baik
2. Merek bertentangan dengan perundangan yang berlaku,
moralitas keagamaan, kesusialaan atau ketertiban umum (pasal
5 poin a)
E. Indikasi geografis
Penggunaan nama geografis ini dilakukan untuk menunjukan
asal barang atau jasa mereka tawarkan kepada masyarakat
konsumen seperti: kopi bali, Beras Cianjur, Bika ambon dan
sebagainya.
Secara lebih rinci dapat dikemukakan bahwa yang dapat
mengajukan permohonan pendaftaran Indikasi Geografis adalah;
1. Lembaga yanag mewakili masyarakat di daerah yang
memproduksi barang yang bersangkutan, terdiri atas:
Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil
alam atau kekayaan alam
Produsen barang hasil pertanian;
F. Pelanggaran Merek
Pasal 76 ayat 1 jo pasal 77 UUm 2001 menyatakan bahwa seorang
pemilik merek atau penerima lisensi merek dapat menuntut seseorang
yang tanpa izin telah menggunakan merek yang memiliki persamaan
pada pokoknya dengan merek yang lain yang bergerak dalam bidang
perdagangan atau jasa yang sama.
Ada dua macam pemeriksaan kasus pelanggaran. Penggugat
harus membuktikan bahwa merek tergugat :
Memiliki persamaan pada pokoknya terhadap merek yang
dimiliki penggugat, atau
Persamaan yang menyatakan konsumen pada saat membeli
produk atau jasa tergugat
Pelanggaran suatu merek secara yuridis bias dikategorikan sebagai
suatu kasus perdata dan atau kasus pidana. Yang perlu diperhatikan
disini adalah meskipun kasus perdatanya sudah dilakukan (ganti rugi),
negara masih dapat melaksanakan perkara pidana (pasal 83 UUM
2001).Merujuk pasal 90-95 UUM 2001 hukuman atas pelanggaran
merek sangat berat Denda dan hukuman berkisar antara Rp.200 juta1 Milyar, dan 1-5 tahun penjara.