Disusun Oleh :
Abstrak
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis, dimana pola, kebiasaan serta perilaku penderita sangatlah menentukan
progresif dan prognosis dari penyakit non infeksi ini. Peningkatan penderita
hipertensi yang cukup meningkat pesat pada daerah perkotaan dan urutan ke-3
penyakit terbanyak di Kecamatan Ciracas yang mendorong untuk dilakukannya
penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang pada penderita
hipertensi tahun 2015 di puskesmas Ciracas, Jakarta Timur. Dari hasil yang
ditemukan terlihat penderita cukup mengetahui betapa pentingnya pola hidup,
kebiasaan, pemeriksaan rutin, dan sikap terhadap penyakit hipertensi. Dari penelitian
ini dapatlah kita simpulkan seberapa besar pengaruh berbagai aspek dalam penderita
hipertensi yakni pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang terhadap peningkatan
penyakit hipertensi. Metode penelitian adalah deskriptif observasional, desain
penelitian adalah Cross sectional, populasi adalah seluruh penderita hipertensi di
Kecamatan Ciracas, Metode simple random sampling dengan kuesioner, wawancara,
dan pengukuran, sampel yang diambil sebanyak 100 penderita hipertensi di
Puskesmas Kecamatan Ciracas.
Kata kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Perilaku, Sikap, Gizi Seimbang
Abstract
Hypertension is a condition when the blood pressure is chronically increased blood
vessels, where the of lifestyle, habits, behavior of patients is crucial in progressity
and prognosis of this non-infectious disease. The higher amounts of hypertension
patients in urban areas especially this is the big three main disease in health centre of
Ciracas are what an encouraged to do the research about the knowledge, behavior
and practice nutrition of hypertensive patients in health centers in 2015 Ciracas, East
Jakarta. This results found the patients understanding of hypertension have seen
good enough to know the importance of lifestyle, habits, routine inspection, and
attitudes of the hypertension. From this study we may conclude how much influence
of various aspects of the hypertension patient such as characteristics and attitudes
toward the improvement of hypertension. The used method is observational
descriptive, the used design is Cross sectional design, the populations are the people
with hypertension in Ciracas, sampling method is simple random sampling with
quesioner, interview, and measuring blood pressure, sample that being taken was 100
people with hypertension in health centre of Ciracas.
Keywords : Hypertension, Knowledge, Behavior, Attitude, Nutrition
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sejalan dengan strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan
bangsa yang sehat. Tahun 2011 ini peningkatan derajat kesehatan menjadi
salah satu fokus pembangunan di bidang kesehatan. Mewujudkan masyarakat
yang sehat, pembangunan di bidang kesehatan diarahkan kepada semua
lapisan masyarakat. (Depkes RI, 2011). Hipertensi adalah suatu keadaan
ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal
tersebut dapat terjadi ketika jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Kriteria hipertensi
yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC
VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik 140mmHg dan
tekanan diastolik 90mmHg yang berlaku untuk umur diatas atau sama
dengan 18 tahun (Riskesdas 2013).
Penderita hipertensi di dunia diperkirakan mencapai 1 milyar
(Chobanian et.al, 2003), sekitar 972 juta jiwa (26%) orang dewasa di dunia
menderita hipertensi (Depkes 2006). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18
tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%,
dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi
dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Survei secara
epidemiologi menunjukan peningkatan penderita hipertensi pada daerah
sikap, dan perilaku penderita hipertensi terhadap gizi seimbang. Hal ini yang
menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
Karakteristik pengetahuan, sikap dan perilaku
sikap penderita
hipertensi
pada
lansia
di
bahan
dan
informasi
mengenai
karakteristik,
bahan
informasi
untuk
lebih
meningkatkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Obat
Obat
Kortikosteroid, ACTH
hiperaldosteronisme primer
penyakit renovaskular
sindroma Cushing
pheochromocytoma
koarktasi aorta
(terutama
venlafaxine)
Tabel 1. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi.
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
< 120
Dan
< 80
Prehipertensi
120 139
Atau
80 89
Hipertensi stadium 1
140 159
Atau
90 99
Hipertensi stadium 2
160
Atau
100
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Optimal
< 120
Dan
< 80
Normal
< 130
Dan
< 85
130 139
Atau
85 89
Hipertensi derajat I
140 159
Atau
90 99
Hipertensi derajat II
160 179
Atau
100 109
180
Atau
110
Normal tinggi /
pra hipertensi
11
a. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun
mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko
terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia
lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas
umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan
tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya
meningkat ketika 50an dan 60an.
Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat.
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering
dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila
tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini
disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan
hormon. Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa
memicu terjadinya hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat
angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah
didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan
daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7%
wanita.10
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga
dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi
risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang
memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5
kali lipat. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan
kita mendapatkan penyakit tersebut 60%.
13
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya
akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 3050 tahun akan timbul tanda dan gejala.
1. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan.Selain
dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang
dihisap perhari. Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang
diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan hipertensi.
b. Konsumsi Asin/Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa
dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap
hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan
garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi
15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena
menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3
gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan
14
asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.
Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan
110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan adanya kaitan antara
asupan natrium dengan hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium
akan meningkat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan
volume darah.
c. Konsumsi Lemak Jenuh
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi.Konsumsi lemak jenuh juga
meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak dalam makanan
yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan lain
yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.
d. Penggunaan Jelantah
Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali
dipakai untuk menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang
telah rusak. Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti
kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam, secara
kimia isi kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari
beraneka asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ).
Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak
bebas, lilin, pigmen larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang
menyebabkan berbeda adalah komposisinya, minyak sawit mengandung
sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemak palmitat dan 54,1% ALTJ
yang didominasi asam lemak oleat sering juga disebut omega-9. minyak
kelapa mengadung 80% ALJ dan 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan
minyak biji bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah ALTJ.
e. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol
15
16
Makin keras dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan
yang dibebankan pada arteri.
h. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan
bila stres sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Peristiwa
mendadak menyebabkan stres dapat meningkatkan tekanan darah, namun
akibat stress berkelanjutan yang dapat menimbulkan hipertensi belum dapat
dipastikan.
i. Penggunaan Estrogen
Estrogen meningkatkan risiko hipertensi tetapi secara epidemiologi
belum ada data apakah peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan
karena estrogen dari dalam tubuh atau dari penggunaan kontrasepsi
hormonal estrogen.MN Bustan menyatakan bahwa dengan lamanya
pemakaian kontrasepsi estrogen ( 12 tahun berturut-turut), akan
meningkatkan tekanan darah perempuan.
17
19
angiotensin II cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim darah dan jaringan
yang secara bersama sama disebut angiotensinase.12
Tingginya risiko pria untuk mengalami hipertensi sebagaimana yang
ditemukan dari hasil analisis ini, sejalan dengan temuan Zambir Setiawan.
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi dari pada wanita,
seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok dan konsumsi alkohol),
depresi dan rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap
pekerjaan dan pengangguran.15
1.3 Gizi Seimbang
Gizi berasal dari bahasa arab: al gizai yang artinya makanan dan
manfaatnya untuk kesehatan. Dapat juga diartikan sari makanan yang
bermanfaat untuk kesehatan. Manusia dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang
masa hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang
terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrien
dalam bentuk makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh tumbuhan (nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak
yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut
dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme
dalam tubuh diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka
ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau
kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau
penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang
seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.
Kebutuhan gizi setiap individu berbeda, dipengaruhi oleh faktor
dibawah ini:
1. Umur
masa pertumbuhan dari janin, bayi, balita, usia remaja sampai dewasa
muda membutuhkan zat gizi cukup. Kekurangan zat gizi pada masa
tersebut akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. Contoh: kurang
yodium pada ibu hamil menyebabkan anak kretin
21
2. Jenis Kelamin :
pada umumnya laki - laki memerlukan zat gizi lebih dibandingkan wanita
karena luas permukaan tubuh maupun otot pada laki -laki lebih besar
daripada wanita. Namun kebutuhan Fe pada wanita cenderung lebih
tinggi karena wanita mengalami menstruasi.
3. Aktifitas
kegiatan atau pekerjaan sehari - hari yang lebih aktif baik fisik maupun
mental memerlukan energi/kalori yang lebih banyak.
4. Wanita hamil dan orang yang baru sembuh dari sakit umumnya
memerlukan zat gizi yang lebih banyak. Namun pada penderita penyakit penyakit tertentut seperti jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan
penyakit degeneratif lain memerlukan diet khusus dimana ada unsur zat
gizi dengan jumlah tertentu yang harus dibatasi.
5. Lingkungan yang dingin membutuhkan kalori dan protein yang lebih.
Demikian pula orang yang berada di lingkungan bahan nuklir harus
mendapatkan suplemen khusus (vitamin dan mineral) untuk melindungi
sel -sel tambahan dari efek radiasi.
Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya
hipertensi adalah asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak
berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah
mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping pemberian obat obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai
sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang - orang yang
mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia
lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati - hati
dalam mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.
22
23
25
27
BAB III
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
A. Kerangka teori
B. Kerangka konsep
1. Karakteristik
2. Pengetahuan
3. Sikap
HIPERTENSI
USIA > 55 TAHUN ATAU
USIA < 55 TAHUN
4. Praktik
VARIABEL INDEPENDEN
VARIABEL DEPENDEN
28
29
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode survei atau observational
deskriptif, dengan pendekatan Cross Sectional, dimana data yang
menyangkut variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan.7
E. Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa alat pengukur
tekanan darah, stetoskop dan kuesioner untuk mendapatkan data yang
akurat.
F. Pengolahan dan analisis data
Untuk proses pengolahan dan analisis data, peniliti menggunakan cara
pengolahan data manual. Dengan urutan kerja sebagai berikut: penyusunan
data, klasifikasi, dan melakukan pengolahan data dengan cara :
Editing :
o Memeriksa data
o Menjumlah banyaknya lembar daftar pertanyaan
o Memeriksa apakah semua sudah terisi dengan baik
o Memeriksa apakah ada tulisan yang kurang jelas
o Mencari adanya kesalahan pengisian
G. Analisis data
Setelah melakukan pengolahan data, selanjutnya melakukan analisis data,
analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Analisis Univariate
31
Data yang terkumpul di olah dan dianalisis secara deskriptif yaitu data untuk
variabel disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.7
2. Analisis Bivariate
Analisis untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. Variabel bebas
yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku penderita hipertensi dan variabel
terikat yaitu hipertensi.
H. Pelaksana
Yang menjadi pelaksana dalam penelitian Puskesmas ini adalah koass
kepaniteraan IKM di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur tahun
2015.
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Tabel univariat
A. Karakteristik
Tabel I.I.1 Distribusi Usia penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas
Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Usia
30-40 tahun
Jumlah
26
Presentase (%)
15,95
40-50 tahun
52
31,90
50-60 tahun
71
43,55
>60 tahun
14
8,5
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat usia penderita hipertensi didominasi usia 50-60tahun
sebanyak 71 (43,55%)
33
Jumlah Presentase
(%)
140-159 / 90-99 mmHg
96
58,89
160 / 100 mmHg
67
41,10
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat tekanan darah penderita hipertensi didominasi
hipertensi grade I yaitu 140-159/90-99mmHg sebanyak 96 (58,89%)
34
B. Pengetahuan
Tabel I.II.1 Distribusi mengenai pengetahuan penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Pengetahuan mengenai
Jumlah
Presentase(%)
hipertensi
Ya
104
63,80
Pernah dengar, tidak tahu
47
28,83
Tidak tahu
12
7,36
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengetahuan mengenai hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab Ya, yaitu sebanyak 104 (63,80 %)
35
Jumlah
47
96
13
7
163
Presentase(%)
28,83
58,89
7,97
4,29
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan mengenai usia yang beresiko menderita
hipertensi didominasi kelompok yang menjawab 50-70tahun sebnayak 96 (58,89%)
36
37
Tabel I.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Bahaya dan resiko
Jumlah
Presentase(%)
hipertensi
Berbahaya, tidak
62
38,03
menyebabkan kematian
Berbahaya, dapat
89
54,60
menyebabkan kematian
Tidak berbahaya
9
5,52
Tidak tahu
3
1,84
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebesar 89
(54,60%).
38
C. Sikap
Tabel I.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan
Jumlah
Presentase(%)
Setuju
160
98,15
Tidak setuju
3
1,84
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat sikap setuju dilakukan pemeriksaan tekanan darah
didominasi kelompok yang setuju sebanyak 160 (98,15%)
39
40
Tabel I.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan menjaga BB Jumlah Presentase(%)
tetap ideal
Setuju
148
90,79
Tidak setuju
15
9,20
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat persetujuan untuk menjaga BB tetap ideal didominasi
kelompok setuju sebanyak 148 (90,79%)
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan untuk rutin Jumlah Presentase(%)
minum obat anti
hipertensi
Setuju
102
62,57
Tidak setuju
61
37,42
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi didominasi
kelompok setuju sebanyak 102 (62,57%)
41
D. Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Perokok
Jumlah
Presentase(%)
Ya
69
42,33
Tidak
94
57,66
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat penderita hipertensi yang merokok didominasi
kelompok yang tidak merokok sebanyak 94 (57,66%)
42
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi lemak
Jumlah
Presentase(%)
dan minyak
Sangat sering
91
55,82
Sering
58
35,58
Jarang
14
8,58
TOTAL
163
100
Dari tabel diatas, dapat dilihat frekuensi konsumsi lemak dan minyak pada penderita
hipertensi didominasi kelompok yang menjawab sangat sering sebanyak 91 (55,82%)
43
HIPERTENSI
USIA
JUMLAH
PERSENTASE
Grade I
N
%
Grade II
N
%
30-40 tahun
16
9,81
10
6,13
26
15,95
40-50 tahun
30
18,40
22
13,49
52
31,90
50-60 tahun
40
24,53
31
19,01
71
43,55
>60 tahun
10
6,13
2,45
TOTAL
96
58,87
67
41,08
14
163
(%)
8,58
100
Kelompok usia didominasi oleh hipertensi grade I dengan usia 50-60 tahun sebanyak
40 (43,55%) dan pada kelompok grade II didominasi usia 50-60tahun sebanyak 31
(19,01)
HIPERTENSI
Grade tekanan
JUMLAH
PERSENTASE
Grade I
N
%
Grade II
N
%
Pria
36
22,08
36
22,08
72
44,17
Wanita
60
36,80
31
19,01
91
55,82
darah
(%)
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Jenis kelamin didominasi oleh kelompok grade I dengan Jenis kelamin wanita
sebanyak 60 (36,80%), dan grade II didominasi oleh jenis kelamin pria sebanyak 36
(22,08%).
Tabel II.I.3 Distribusi Berat badan penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
44
HIPERTENSI
Berat badan
JUMLAH
PERSENTASE
Grade I
N
%
Grade II
N
%
40-70 kg
27
16,56
21
12,88
48
29,44
70-90 kg
66
40,49
27
16,56
93
57,05
>90 kg
1,84
19
11,65
22
13,49
(%)
TOTAL
96
58,89
67
41,09
163
100
Berat badan didominasi oleh grade I yang beratnya 70-90kg sebanyak 66 (40,49%),
dan grade II, didominasi oleh kelompok yang beratnya 70-90kg sebanyak 27
(16,56%).
HIPERTENSI
Hipertensi di
Keluarga
Grade I
%
Grade II
N
%
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
Ada
38
23,31
16
9,81
54
33,12
Tidak ada
58
35,58
51
31,28
109
66,87
TOTAL
96
58,89
67
41,09
163
100
Distribusi pemilik riwayat hipertensi di keluarga didominasi grade I yang menjawab
tidak ada penderita di keluarga sebanyak 58 (35,58%), grade II didominasi yang
menjawab tidak ada sebanyak 51 (31,28%).
B.Pengetahuan
Tabel II.II.1 Distribusi pengetahuan mengenai hipertensi penderita hipertensi di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
45
Pengetahuan
HIPERTENSI
penderita
mengenai
hipertensi
Ya
Pernah
dengar,
tidak tahu
Tidak tahu
Grade I
Grade II
63
38,65
41
25,15
25
15,33
22
13,49
4,90
2,45
JUMLAH
104
47
12
PERSENTASE
(%)
63,80
28,83
7,36
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Kelompok pengetahuan penderita mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I
yang menjawab ya sebanyak 63 (38,65%), dan kelompok grade II paling sedikit
menjawab tidak tahu sebanyak 4 (2,45%)
HIPERTENSI
Grade I
N
%
Grade II
N
%
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
46
hipertensi
Penyakit darah
akibat gangguan
tidur
Tekanan
96
61
37,42
35
21,47
58,89
darah
64
34
20,85
30
18,40
0,61
1,22
39,26
3
1,84
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Pengetahuan mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I yang menjawab
penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 61 (37,42%), dan untuk kelompok grade II
didominasi oleh kelompok menjawab penyakit akibat gangguan tidur sebanyak 35
(21,47%).
HIPERTENSI
mengenai usia
PRIA
WANITA
N
%
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
beresiko
30-50
12
7,36
35
21,47
47
28,83
50-70
75
46,01
21
12,88
96
58,89
47
>70
3,06
4,90
13
7,97
Tidak tahu
2,45
1,84
4,29
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Kelompok usia beresiko didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab 5070tahun sebanyak 75 (46,01%), dan untuk kelompok grade II mendominasi dengan
jawaban 30-50tahun sebanyak 35 (21,47%).
HIPERTENSI
tersering
menderita
hipertensi
Pria
Grade I
Grade II
80
49,07
49
30,06
JUMLAH
129
PERSENTASE
(%)
79,14
48
Wanita
16
9,81
18
11,04
34
20,85
TOTAL
96
58,88
67
41,10
163
100
Pengetahuan mengenai jenis kelamin beresiko didominasi kelompok grade I yang
menjawab pria sebanyak 80 (49,07%), dan pada kelompok grade II jawaban
terbanyak adalah pria sebanyak 49 (30,06%).
HIPERTENSI
Penyebab
hipertensi
Grade I
N
%
Grade II
N
%
Rokok, lemak,
makanan tinggi
garam
78
47,85
49
30,06
Makanan yang
5,52
11
6,74
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
127
77,91
20
12,26
49
5
3
1,84
1,22
Polusi udara
3,68
3,06
3,06
11
6,74
TOTAL
96
67
163
100
Pengetahuan penyebab hipertensi didominasi oleh kelompok grade I yang menjawab
rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 78 (47,85%), dan kelompok grade
II didominasi jawaban rokok, lemak dan makanan tinggi garam sebanyak 49
(30,06%).
HIPERTENSI
Pencegahan
hipertensi
Rajin pijat dan
refleksi dan yoga
Hindari rokok,
makanan asin
dan lemak
Minum obat
obatan anti
Grade I
N
%
2
1,22
Grade II
N
%
4
2,45
JUMLAH
9
PERSENTASE
(%)
5,52
106
74
45,39
35
21,47
18
11,04
27
16,56
65,03
45
27,60
50
hipertensi sebelum
menderita
hipertensi
Tidak tahu
1,22
0,61
1,84
TOTAL
96
67
163
100
Pengetahuan pencegahan hipertensi didominasi oleh hindari rokok, makanan asin
dan lemak sebanyak 74 (45,39%) pada penderita grade I. Dan pada penderita grade
II, yang mendominasi adalah jawaban hindari rokok, makanan asin dan lemak
sebanyak 35 (21,47%).
HIPERTENSI
Gejala hipertensi
Sakit kepala,
sakit tengkuk
Lemas, sesak
napas
Grade I
N
%
51
36
31,28
22,08
Grade II
N
%
48
16
29,44
9,81
JUMLAH
99
52
(%)
60,73
31,90
Jantung berdebar
debar
1,84
1,22
Tidak tahu
3,68
0,61
4,29
96
58,88
67
41,08
163
100
TOTAL
PERSENTASE
3,06
51
HIPERTENSI
Bahaya dan
resiko
Berbahaya, tidak
menyebabkan
kematian
Grade I
N
%
Grade II
N
%
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
62
20
12,26
42
25,76
38,03
Berbahaya, dapat
menyebabkan
kematian
69
42,33
20
12,26
Tidak berbahaya
3,68
1,84
5,52
Tidak tahu
0,61
1,22
1,84
96
58,88
67
41,08
163
100
TOTAL
89
54,60
52
C. Sikap
Tabel II.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan
dilakukan
HIPERTENSI
JUMLAH
PERSENTASE
pemeriksaan TD
Setuju
Grade I
N
%
Grade II
N
%
94
57,66
66
40,49
160
98,15
Tidak setuju
1,22
0,61
1,84
(%)
TOTAL
96
58,88
67
41,10
163
100
Persetujuan memeriksa tekanan darah didominasi kelompok grade I yang setuju
sebanyak 94 (57,66%), sedangkan kelompok grade II yang menyatakan setuju untuk
dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 66 (40,49%)
53
HIPERTENSI
Grade I
N
%
Grade II
N
%
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
26
12
7,36
14
8,58
Disuruh keluarga
4,90
4,90
Kebetulan sedang
berobat
55
33,74
26
15,79
Ikut ikutan
16
9,81
12
7,36
28
17,17
Terpaksa
3,06
4,29
12
7,36
96
58,87
67
41,10
163
100
TOTAL
15,95
16
81
9,81
49,69
54
HIPERTENSI
JUMLAH
PERSENTASE
tekanan darah
Perlu
Grade I
N
%
Grade II
N
%
83
50,92
21
12,88
104
63,80
Tidak perlu
13
7,97
46
28,22
59
36,19
(%)
TOTAL
96
58,89
67
41,10
163
100
Kelompok perlunya rutin memeriksa tekanan darah didominasi oleh kelompok
hipertensi grade I yang menjawab perlu sebanyak 104 (50,92%), sedangkan
sebanyak 46 (28,22%) penderita hipertensi grade II mengatakan tidak perlu
dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
HIPERTENSI
Grade I
Grade II
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
55
sebelum muncul
Setuju
51
31,28
42
25,76
93
57.05
Tidak setuju
45
27,60
25
15,33
70
42.94
tekanan darah
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Persetujuan pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan didominasi oleh
kelompok grade I yang menjawab setuju sebanyak 51 (31,28%), sedangkan sebanyak
42 (25,76%) penderita hipertensi grade II mengatakan setuju untuk dilakukan
pemeriksaan tekanan darah sebelum muncul gangguan.
HIPERTENSI
JUMLAH
PERSENTASE
secara rutin
Setuju
Grade I
N
%
Grade II
N
%
43
26,38
60
36,80
103
63,19
Tidak setuju
53
32,51
4,29
60
36,80
(%)
TOTAL
96
58,89
67
41,09
163
100
Kelompok tidak setuju untuk pemeriksaan tensi didominasi kelompok hipertensi
grade I sebanyak 53 sebesar (32,51%), sedangkan kelompok hipertensi grade II
mengatakan setuju untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin sebanyak
60 (36,80%).
Tabel II.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan
menjaga BB tetap
HIPERTENSI
Grade I
Grade II
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
56
Setuju
ideal
Tidak setuju
87
53,37
61
37,42
148
90,79
5,52
3,68
15
9,20
TOTAL
96
58,89
67
41,10
163
100
Persetujuan menjaga berat badan tetap ideal didominasi oleh kelompok hipertensi
grade I yaitu sebanyak 87 (53,37%), dan kelompok grade II didominasi kelompok
yang menjawab setuju sebanyak 61 (37,42%).
HIPERTENSI
merubah pola
Grade I
Grade II
hidup yang
JUMLAH
PERSENTASE
(%)
hipertensi
Setuju
95
58,28
63
38,65
158
96,93
Tidak setuju
0,61
2,45
3,06
menyebabkan
TOTAL
96
58,89
67
41,10
163
100
Persetujuan merubah pola hidup didominasi oleh kelompok grade I setuju sebanyak
95 (58,28%), dan kelompok grade II didominasi jawaban setuju sebesar 63 (38,65%).
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan
HIPERTENSI
untuk rutin
minum obat anti
hipertensi
Setuju
Grade I
Grade II
63
38,65
39
23,92
JUMLAH
102
PERSENTASE
(%)
62,57
57
Tidak setuju
33
20,24
28
17,17
61
37,42
TOTAL
96
58,89
67
41,09
163
100
Persetujuan untuk rutin minum obat didominasi oleh kelompok grade I yang setuju
sebanyak 63 (38,65%), dan kelompok grade II didominasi yang menjawab setuju
sebanyak 39 (23,92%).
D. Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
HIPERTENSI
Perokok
JUMLAH
PERSENTASE
Grade I
N
%
Grade II
N
%
Perokok
30
18,40
39
23,92
69
42,33
Bukan perokok
66
40,49
28
17,17
94
57,66
(%)
TOTAL
96
58,89
67
41,09
163
100
Penderita hipertensi kelompok grade I yang bukan perokok sebanyak 66 (40,49,%)
sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 39 (23,92%) adalah perokok
HIPERTENSI
Stress
JUMLAH
PERSENTASE
Grade I
N
%
Grade II
N
%
Sangat sering
4,90
4,90
16
9,81
Sering
67
41,10
21
12,88
88
53,98
(%)
58
Jarang
21
12,88
38
59
23,31
36,19
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Penderita hipertensi kelompok grade I sebesar 67 (41,10%) sering mengalami stress
sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 38 (23,31%) jarang mengalami
stress.
HIPERTENSI
JUMLAH
PERSENTASE
Konsumsi garam
Grade I
N
%
Grade II
N
%
Sangat sering
10
6,13
45
27,60
55
33,74
Sering
79
48,46
13
7,97
92
56,44
Jarang
4,29
5,52
16
9,81
(%)
TOTAL
96
58,88
67
41,09
163
100
Penderita hipertensi kelompok grade I yang sering mengkonsumsi garam sebesar 79
(48,46%) dan penderita hipertensi grade II sebanyak 45 (27,60%) sangat sering
mengkonsumsi garam
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi
makanan
HIPERTENSI
JUMLAH
PERSENTASE
berlemak
Sangat sering
Grade I
N
%
Grade II
N
%
76
46,62
15
9,20
91
55,82
Sering
12
7,36
46
28,22
58
35,58
(%)
59
Jarang
4,90
3,68
14
8,58
TOTAL
96
58,88
67
41,1
163
100
Konsumsi minyak dan lemak sangat sering didominasi oleh kelompok hipertensi
grade I sebesar 76 (46,62%) dan penderita hipertensi grade II yang sering
mengkonsumsi minyak dan lemak sebanyak 46 (28,22%).
BAB VI
PEMBAHASAN
60
B. Pengetahuan
Tabel I.II.1 Distribusi mengenai pengetahuan penderita hipertensi di Balai
Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab Ya, yaitu sebanyak 104 orang (63,80 %). Pengetahuan
61
62
63
Tabel I.II.8 Distribusi pemahaman mengenai bahaya dan resiko hipertensi pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat pengetahuan bahaya dan resiko hipertensi didominasi
kelompok yang menjawab berbahaya, dapat menyebabkan kematian sebesar 89
(54,60%). Kematian akibat hipertensi biasanya dikarenakan pecahnya pembuluh
darah diotak dan menyebabkan kematian akibat perdarahan otak.
C. Sikap
Tabel I.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat masyarakat menunjukkan sikap setuju untuk dilakukan
pemeriksaan tekanan darah. Dimana pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan
dalam 3 posisi, yaitu saat seseorang berdiri, duduk, dan tidur. Dimana pemeriksaan
yang dilakukan pada masyarakat yang setuju sebanyak 160 orang (98,15%)
dilakukan dengan posisi duduk.
64
Tabel I.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Dilihat dari tabel diatas 148 orang (90,79%) masyarakat menyatakan persetujuan
untuk menjaga BB tetap ideal. Dimana BB yang ideal dapat mencegah terjadinya
hipertensi pada seseorang.
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Obat yang dikonsumsi penderita hipertensi adalah ACE Inhibitor yang menghambat
enzim pengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga sikap setuju untuk
rutin minum obat anti hipertensi terdapat 102 orang (62,57%).
D. Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Dari tabel diatas, dapat dilihat penderita hipertensi didominasi kelompok yang tidak
merokok sebanyak 94 orang (57,66%).
66
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Frekuensi mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mengandung banyak minyak
pada penderita hipertensi sebanyak 91 orang (55,82%)
67
kg yaitu sebanyak 66 orang (40,49 %) begitu juga pada hipertensi grade II banyak
diderita oleh responden yang memiliki berat badan 70-90 kg sebanyak 27 orang
(16,56%). Jadi responden yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan
Ciracas dengan berat badan 70-90 kg menderita hipertensi baik grade I maupun
grade II sebanyak 93 orang (57,05%) dikarenakan karena timbunan lemak di
pembuluh darah menyebabkan timbulnya plak atherosklerosis yang mengurangi
diameter lumen pembuluh darah.
69
B.Pengetahuan
Tabel II.II.1 Distribusi pengetahuan mengenai hipertensi penderita hipertensi di
Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Kelompok pengetahuan penderita mengenai hipertensi didominasi kelompok grade I
yang menjawab ya sebanyak 63 orang(38,65%), dan kelompok grade II paling sedikit
menjawab tidak tahu sebanyak 4 orang (2,45%).
70
71
menjawab
berbahaya,
dapat
menyebabkan
kematian
sebanyak
69
C.Sikap
Tabel II.III.1 Distribusi persetujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan memeriksa tekanan darah didominasi kelompok grade I yang setuju
sebanyak 94 orang (57,66%), sedangkan kelompok grade II yang menyatakan setuju
untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak 66 orang (40,49%)
72
73
74
Tabel II.III.6 Distribusi persetujuan menjaga berat badan tetap ideal pada
penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun
2014.
Persetujuan menjaga berat badan tetap ideal didominasi oleh kelompok hipertensi
grade I yaitu sebanyak 87 orang(53,37%), dan kelompok grade II didominasi
kelompok yang menjawab setuju sebanyak 61orang(37,42%).
Tabel I.III.8 Distribusi persetujuan untuk rutin minum obat anti hipertensi
pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas
tahun 2014.
Persetujuan untuk rutin minum obat didominasi oleh kelompok grade I yang setuju
sebanyak 63orang (38,65%), dan kelompok grade II didominasi yang menjawab
setuju sebanyak 39 orang (23,92%).
75
D.Perilaku
Tabel I.IV.1 Distribusi perokok pada penderita hipertensi di Balai Pengobatan
Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Penderita hipertensi kelompok grade I yang bukan perokok sebanyak 66 orang
(40,49,%) sedangkan penderita hipertensi grade II sebanyak 39 orang (23,92%)
adalah perokok
76
Tabel I.IV.4 Distribusi konsumsi minyak dan lemak pada penderita hipertensi
di Balai Pengobatan Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2014.
Konsumsi minyak dan lemak sangat sering didominasi oleh kelompok hipertensi
grade I sebesar 76 orang (46,62%) dan penderita hipertensi grade II yang sering
mengkonsumsi minyak dan lemak sebanyak 46 orang (28,22%).
77
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
78
96 orang
80
82
A. SARAN
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat keterbatasan
dari para peneliti. Melalui penelitian ini, diharapkan peniliti dapat:
memperbaiki cara melakukan penelitian yang benar. Mulai dari tahap awal
pembuatan pendahuluan, penyusunan metode yang digunakan dalam
menyusun penelitian, serta pembuatan kuesioner sebagai alat pengumpulan
dari masyarakat untuk selanjutnya mendistribusikannya ke beberapa
puskesmas kelurahan sebagai perwakilan dari masyarakat kecamatan
Ciracas, dan belajar bagaimana mengolah data dengan benar secara
manual, hingga akhirnya belajar menarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang diperoleh.
2. Bagi Masyarakat
Dengan selesainya penelitian ini diharapkan bagi masyarakat Ciracas:
84
Diharapkan
puskesmas
dapat
meningkatkan
pelayanannya
Diharapkan
puskesmas
dapat
meningkatkan
pelayanannya
Diharapkan
puskesmas
dapat
meningkatkan
pelayanannya
Diharapkan
puskesmas
dapat
meningkatkan
pelayanannya
86
Daftar pustaka
88
MINGGU KE :
1
2
Penyusunan Proposal
Penyusunan
Instrumen
Persiapan Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
: Reinaldi Octabiano
WAKIL KETUA
Sekretaris
: Dyah Prahesti
Bendahara
: Rani Septiani
Anggota
: Friska Karolina
Rizki Rachmawati
Stephanie Helena Saselah
Andhika Djajadi
Renaldi Surya
89
: Rp 1.100.000,-
Pengeluaran
Print Kuesioner
: Rp
400.000,-
Fotocopy Kuesioner
: Rp
500.000,-
Biaya Lain-Lain
: Rp
200.000,- +
Rp 1.100.000,-
90