Anda di halaman 1dari 2

Sesuai dengan kepustakaan, untuk menegakkan diagnosis DHF/DSS harus memenuhi kriteria

WHO yang terdiri dari 4 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorik dengan syarat bila kriteria
laboratorik terpenuhi ditambah minimal 2 kriteria klinik (satu diantaranya panas). Pada penderita
ini kedua kriteria laboratorik yaitu rombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm 3) dan
hemokonsentrasi ditemukan. Sedangkan kriteria klinis yang ditemukan adalah panas,
hepatomegali, dan syok (nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau
kurang, disertai kulit teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung jari).
Setiap penderita harus ditentukan juga derajat spektrum klinisnya berdasarkan kriteria WHO
1997 yaitu:
Derajat I: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji torniquet.
Derajat II: Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau
perdarahan lain.
Derajat III: Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit
dingin dan lembab, tampak gelisah.
Derajat IIIA : tekanan darah 80/60 mmHg (tekanan nadi = 20)
Derajat IIIB : tekanan darah 80/60 mmHg (tekanan nadi < 20)
Derajat IV : Derajat III ditambah syok berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tak
terukur, dapat disertai dengan penurunan kesadaran, sianosis, dan asidosis.
Derajat IVA : tekanan darah tak terukur, nadi tak teraba

Derajat IVB : tekanan darah tak terukur, nadi tak teraba, sianosis, asidosis metabolik, kesadaran
menurun.
DAFTAR PUSTAKA (diacak)

Karyanti MR. Clinical manifestations and hematological and serological findings in


children with dengue infection. Paediatrica Indonesiana. 2011;51:157-62.

Rampengan TH. Demam Berdarah Dengue dan Sindrom Syok Dengue. Dalam: Penyakit
Infeksi Tropik pada Anak. Edisi 2. Jakarta:EGC;2008:122-47.

Price DD. Treating the Patient With Severe Dengue Infection. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/781961-overview.

Updated:

May 26, 2011.

Accessed: March 3, 2012.

Lestari K. Epidemiologi dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di


Indonesia. Farmaka. Desember 2007;5(3):12-29.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta:Kemenkes RI;2011:61-3.

Kan EF, Rampengan TH. Factors associated with shock in children with dengue
hemorrhagic fever. Paediatrica Indonesiana. 2004;44:171-7.

Tatura SNN, Rampengan NH, Mandei JM, Runtunuwu AL, Mantik MFJ, Rampengan
TH. Comparison of blood plasma and gelatin solution in resuscitation of children with
dengue shock syndrome. Paediatrica Indonesiana. 2009;49:322-9.

Dharma R, Hadinegoro SR, Priatni I. Disfungsi Endotel pada Demam Berdarah Dengue.
Makara Kesehatan. Juni 2006;10(1):17-23.

Chen K, Pohan HT, Sinto R. Diagnosis dan Terapi Cairan pada Demam Berdarah
Dengue. Medicinus. 2009;22(1):3-7.

Shepherd

SM. Dengue.

Available

at http://emedicine.medscape.com/article/215840-

overview. Updated: Feb 3, 2012. Accessed: March 3, 2012

Anda mungkin juga menyukai