akan
diproduksi
bila
bahan
makanan
tersebut
sudah
ada.
nutrisi
dari
lingkungannya
atau
substratnya.
Sebelum
Rhizopus sering ditemukan pada tanah, buah yang busuk, dan tanaman. Miselium
Rhizopus terdiri dari dua jenis, satu tertanam dalam lapisan dan yang lainnya
seperti antena membentuk stolon. Sporangiophore yang dibentuk biasanya dalam
grup-grup dua, tiga, atau lebih tetapi bisa juga hanya satu. Sporangia berbentuk
sama, bundar atau hampir bundar dengan bagian tengah yang agak rata. Rhizopus
oligosporus
merupakan
kapang
dari
filum
zygomycota
yang
banyak
oligosporus
termasuk
dalam
Zygomycota
yang
sering
Kingdom
Divisio
Class
Ordo
Familia
Genus
Species
: Fungi
: Zygomycota
: Zygomycetes
: Mucorales
: Mucoraceae
: Rhizopus
: Rhizopus oligosporus
dengan dinding halus atau sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips
atau silinder, suhu optimal untuk pertumbuhan 35 0C, minimal 5-70C dan
maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oligosporus
termasuk mikroba heterofermentatif.
Koloni Rhizopus oligosporus yang ditumbuhkan pada Sabouraud's
dextrose agar tumbuh cepat pada suhu 25C, panjang 5-8 mm, berbentuk seperti
kapas putih awalnya kemudian menjadi abu-abu kecoklatan dan abu-abu
kehitaman tergantung pada jumlah sporulasi. Sporangiospora mencapai panjang
hingga 1500 m dan lebar 18 m, berdinding halus, tunggal atau bercabang,
tumbuh dari stolon berlawanan dengan rhizoid. Sporangia berbentuk globosa,
hitam keabu-abuan, terlihat seperti bubuk, diameter mencapai 175 m dan
mengandung banyak spora. Kolumela dan apofisis bersama-sama berbentuk
globosa, subglobosa atau oval, panjang mencapai 130 m dan segera pecah
berbentuk seperti payung setelah spora terlepas keluar. Sporangiospora berbentuk
bulat, subglobosa mendekati elipsoidal, dengan kepadatan pada permukaan, dan
panjang mencapai 8 m. Rhizopus oligosporus tidak tumbuh pada 45C, tumbuh
baik pada 40C. Salah satu jamur yang memiliki potensi besar dalam
pengembangan riset bioetanol adalah Rhizopus sp. karena jamur tersebut
memiliki enzim glukoamilase yang dapat mengubah pati menjadi glukosa.
Rhizopus oligosporus memproduksi enzim pendegradasi karbohidrat seperti
amilase, selulase, xylanase, glukoamilase dan sebagainya. Selama fermentasi,
karbohidrat akan berkurang karena dirombak menjadi gula-gula sederhana.
Rhizopus oligosporus mampu menghasilkan kadar gula pereduksi tertinggi
pada substrat pati jagung dengan kadar 4%. Sakarifikasi substrat onggok dengan
menggunakan Aspergillus oryzae, Aspergillus niger, dan Rhizopus oligosporus
diperoleh hasil enzim -amilase yang dihasilkan Rhizopus oligosporus sebesar
363,45 U/ml dan glukoamilase sebesar 479,02 U/ml. Aktifitas -amilase yang
dihasilkan Rhizopus oligosporus tersebut tidak berbeda signifikan dengan
aktifitas -amilase yang dihasilkan oleh Aspergillus oryzae dan Aspergillus niger
sedangkan aktifitas glukoamilase yang dihasilkan Rhizopus oligosporus berbeda
relatif
sama,
sedangkan
pada
spesies
homofermentatif
hanya
c)
d)
menyerap makanan
Sporangiofor, hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki
sporangium globuler di ujungnya.
Rhizopus oligosporus berperan dalam proses fermentasi yang terjadi pada
kacang tanah ataupun kacang kedelai. Selama proses fermentasi, kedelai akan
mengalami perubahan fisik maupun kimianya. Perubahan-perubahan tersebut
diantaranya:
1. Peningkatan kadar nitrogen terlarut
sp, 20% lemak akan terhidrolisis oleh enzim lipase. Sedangkan komponen utama
lemak kedelai, yaitu asam linoleat akan habis termetabolisasikan pada fermentasi
hari ketiga.
Pada pembuatan tempe terutama pada saat proses fermentasinya,
kondisinya harus higienis dan bersih sehingga pembuatan tempe akan berhasil,
karena fermentasi tempe hanya terjadi pada lingkungan yang higienis. Berikut
adalah ciri-ciri tempe yang tidak jadi (fermentasinya tidak berhasil):
1. Tempe tetap basah
2. Jamur tumbuh kurang baik
3. Tempe berbau busuk
4. Ada bercak hitam dipermukaan tempe
5. Jamur hanya tumbuh baik di salah satu tempat
Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan
genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat
antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat
antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi
tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan (aging)
dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung
antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik,
konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya
proses penuaan dini.
DAFTAR PUSTAKA
Strategi
Pemasaran.
(online).
http://zonakisaran.
blogspot.com/2014/10/ proses- pembuatan- tempe dan -perhitunganbiaya produksi.html. (diakses pada 5 Maret 2016).
Sasika, S. 2010. Kamus Biologi. Jakarta:Gagas Media.
Syarifullah, I. 2012. Proses Pembuatan Tempe. (online). https://iqbalsyarifullah.
wordpress.com/category/proses-pembuatan-tempe/. (diakses pada 5 Maret
2016).