Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL
Disusun oleh
NI GUSTI MADE ERLINAWATI NIM 224310075
Program studi : MANAJEMEN
Kosentrasi : MANAJEMEN TRANSPORT LAUT
Dalam era globalisasi saat ini, pelabuhan sebagai elemen transportasi laut
berperan penting dalam distribusi barang, penumpang dan jasa kelancaraan
distribusi barang sangat tergantung dalam kinerja dan fasilitas pelabuhan yang
terjadi menjadi pelabuhan umum dan khusus. Terminal petikemas merupakan
salah satu pelabuhan khusus yang melayani jasa bongkar muat petikemas baik
impor maupun ekspor. Dalam kegiatannya terminal petikemas harus dapat
meningkatkan fasilitas bongkar muat yang memadai sehingga kegiatan-kegiatan
bongkar muat dapat terselenggara dengan baik.
Seiring dengan berkembangnya teknologi transportasi, maka banyak
moda transportasi antara lain darat, laut, dan udara yang mendistribusikan
barangnya dengan mencoba memudahkan dan mempercepat prosesnya agar
barang yang dikirim tidak memakan banyak waktu dan biaya. Dalam transportasi
laut salah satu sistem yang dipakai adalah dengan menggunakan petikemas
atau container. Dengan adanya sistem containerisasi, kegiatan impor atau
ekspor lebih mudah ditangani dan menjadi lebih efisien sehingga pelanggan pun
merasa lebih puas dengan sistem ini.
Dalam kegiatan operasionalnya, sistem petikemas jika dilihat sangat
mudah untuk dilaksanakan dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan yang
maksimal antara lain tidak memakan banyak waktu. Akan tetapi, dalam
prakteknya yaitu melaksanakan kegiatan membongkar dan memuat barang
dengan menggunakan sistem containerisasi masih belum dilaksanakan secara
efisien sehingga hasilnya tidak maksimal. Hal ini terbukti dengan adanya fakta di
setiap terminal petikemas yang melakukan kegiatan bongkar muat petikemas
impor atau ekspor masih membuang banyak waktu atau yang dikenal dengan
isitilah idle time (waktu yang tidak terpakai selama kegiatan bongkar muat
berlangsung), seperti contohnya pada terminal petikemas setiap semesternya
membuang banyak waktu (idle time) pada saat menguntungkan bagi pihak
terminal petikemas, karena semakin lama kapal sandar di dermaga untuk
melakukan kegiatan bongkar muat semakin besar keuntungan yang diperoleh.
Akan tetapi, hal tersebut jelas sangat merugikan bagi pelanggan.
PT.Segara Pcaific Maju merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang jasa yaitu tempat penitipan petikemas sementara atau yang biasa
disebut depo petikemas. Aktivitas yang dilakukan disini adalah menyimpan
petikemas kosong yang akan dan atau telah digunakan untuk kegiatan ekspor
impor sebagai tempat penumpukan petikemas kosong, membersihkan petikemas
yang akan digunakan, membetulkan bila ada kerusakan pada petikemas.
PT.Segara Pacific Maju tidak memiliki petikemas sendiri tetapi hanya
memberikan fasilitas.
Dalam kegiatan bongkar muat sering muncul hambatan-hambatan yang
dapat mengakibatkan waktu yang terpakai sering terbuang sia-sia. Dari sisi inilah
penulis tertarik untuk memaparkan dalam bentuk sebuah proposasl skripsi/karya
tulis ilmiah yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB UPAYA MENEKAN WAKTU YANG
TERBUANG JUMLAH BONGKAR MUAT PETIKEMAS PADA PELABUHAN
TANJUNG PERAK PT.SEGARA PACIFIC MAJU TAHUN 2012
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Kegiatan bongkar muat petikemas masih sering terjadi idle time( waktu
2. Batasan Masalah
3. Pokok permasalahan
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan tertentu antara lain:
d. Bagi penulis
D. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, dengan teknik
manajemen operasi/produksi pendekatan diagram sebab akibat atau fishbone Diagram.
Dimana variabel penelitian meliputi variabel sebab kurangnya upaya menekan idle time
meningkatkan jumlah bongkar muat petikemas pada PT.Segara Pacific Maju, dalam hal
ini sebagai variabel akibat.
1. Jenis dan sumber data
a. Jenis data, yaitu data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya, yang disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan
data primer, peneliti harus mengumpulkan data primer antara lain observasi,
wawancara, diskusi terfokus (focus grup discusiion FGD) dan penyebaran
kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua),
data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro pusat
statistic(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Berkaitan dengan penggunaan
pendekatan fishbone diagram yang mana proses analisisnya mencari penyebab dan
mengapa tejadinya penyebab jasa untuk variabel mencari penyebab dan pihak
manajemen untuk variabel mengapa terjadinya penyebab. Populasi dalam penelitian ini
pengguna jas/pelanggan sebanyak 60 orang.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang memiliki oleh populasi
tersebut. Dinyatakan apabila subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus
sehingga penelitiannya disebut penelitian populasi sampel. Jika jumlah subyek besar
atau lebih dari 100 maka diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Dalam hal ini
populasi kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel yang diambil 50 orang pelanggan
(populasi sampel).
b. Riset kepustakaan
Gambar 1
bentuk umum diagram sebab akibat
masalah
mereka.
4. Menginginkan untuk menjaring sejumlah besar besar persepsi alternative.
5. Kreatifitas merupakan karakteistik outcome yang diinginkan
6. Fasilitatot dapat secara efektif mengelola tim
Untuk mendukung penggunaan alat analisis diagram sebab akibat ini, disusun
kedalam kisi-kisi instrument penelitian lihat (tabel 1)
1. Masalah utama penelitian ini lambatnya proses pemuatan petikemas ekspor
Tabel 1
Membuat format kisi-kisi instrtument penelitian
KARAKTERIST
IK
KATEGORI UTAMA
PRODUKTIVIT
AS
TIPE
BUTIR
KATEEGORI
PERTANYA
UTAMA
(TIPE AN
FAKTOR
PENYEBAB)
JUMLA
H
(AKIBAT)
TERBATASNY 1.MENGAMATI
A
JUMLAH
ALAT
SAAT
MELAKSANAK
AN KEGIATAN
BONGKAR
MUAT
PETIKEMAS
EKSPOR PADA 2.MENGKLASIFIKASI
KAN
TERMINAL
PELABUHAN
TANJUNG
PENAGAMATAN
KUALITATIF
1a
1b
2a
PENGAMATAN
KUANTITATIF
PEMILIHAN
OBJEK
PERAK
PT.SEGARA
PACIFIC MAJU
3.MENGKOMUNIKASI
MEMBUAT
LAPORAN
MEMBACA
GAMBARAN
3a
3b
3c
MENIMBANG
4.MENGUKUR
MEMBANDINGK
AN
2
4a
4b
5.MEMPREDIKSI
WAKTU
DIBUTUHKAN
PENGUNAAN
ALAT
2
5a
5b
ATAS FAKTA
6.MENYIMPULKAN
ATAS KONSEP
6a
ATAS PRINSIP
6b
6c
=5. Kemudian untuk variabel akibat atau untuk melakukan pengaruh upaya
menekan waktu yang terbuang jumlah bongkar muat petikemas PT.SEGARA
PACIFIC MAJU dengan cara 5 why keyes.
Penilaian penetapan faktor bermasalah (BM) dan tidak bermasalah (TBM)
dilakukan dengan menghitung rata-rata tenagah (Mean) ini didapat dengan
menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi
dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut.
RUMUS
Me =
Dimana :
Me
= mean (rata-rata)
= epsilon (baca jumlah)
Xi
= nilai X ke i sampai n
=jumlah individu
Hasil yanang perlu didapat adalah kumpulan dari faktor bermasalah yang
kemudian terurut berdasarkan besaran nilai % bermasalahnya, ,mulai dari urutan
pertama dengan nilai terbesar s/d urrutan terakhir dengan nilai bermasalah terkecil.
Urutan bermasalah tersebut tentunya harus diujui secara statistik apakah sudah
merupakan urutan faktor bermasalah yang terangking sebenarnya . penguji dapat
dilakukan dengan memberikan nilai bobot untuk setiap faktor bermasalah tadi,
dengan cara menggunakan pendekatan bobot kebalikan. Bobot kebalikan dilakukan
setelah mendapatkan nilai peringkat faktor-faktor yang mempengaruhi dengan
membuat urutan kepentingan atau yang diutamakan. Caranya adalah dengan
mengkuantifikasi data yang bersifat kualitatif. Faktor rating dilakukan dengan
prosedur memberikan bobot terhadap faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan, dihitung dengan membagikan kebalikan urutannya dengan jumlah
atau urutan.
Tabel 2
Bobot kebalikan faktor penyebab bernilai
NO
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
URUTAN
BOBOT
KEBALIKAN
BOBOT
SDM
0,136
MANAJEMEN
0,091
LOKASI
KEMACETAN
11
0,167
INFRASTRUKTU
R DAN
TEKNOLOGI
10
0,152
PEMASOK
0,106
10
PEMASOK
SOSIAL BUDAYA
0,045
11
PENGGUNA
LINGKUNGAN
SOSIAL
11
0,015