PENDAHULUAN
1.1
1.2
Latar Belakang
Titanium adalah logam berlimpah nomor empat di dunia setelah aluminium,
besi, dan magnesium. Selain itu, titanium juga merupakan elemen berlimpah
kesembilan (mencakup 0,63% pada kerak bumi) ditemukan pada tahun 1791 di
Inggris oleh Reverend William Gregor, yang diberi nama sebagai ilmenite. Elemen ini
ditemukan kembali beberapa tahun kemudian oleh German Chemist Heinrich
Klaporth dalam bentuk rutile. Logam titanium tidak pernah ditemukan sendirian,
keberadaannya selalu berikatan dengan mineral lainnya seperti rutile, ilmenite,
leucoxene, anatase, brookite, perovskite, dan sphene yang ditemukan dalam titanat
dan beberapa besi ore. Titanium juga ditemukan dalam batu bara, abu, tanaman dan
dalam tubuh manusia (O. Carp, 2004).
Material yang mengandung titanium dan paling banyak ada di bumi dan paling
sering dimanfaatkan oleh manusia adalah rutile dan anatase. Rutile adalah bentuk
paling stabil dari titania dan paling banyak ditemukan pada sumber titanium. Titanium
dioksida dapat dibuat dari bahan-bahan alam yang ada di alam, umumnya berasal dari
ilminate yang berasal dari China, Norwegia, Uni Soviet (pasir), Australia (pasir),
Kanada dan Afrika selatan (pasir) (O. Carp, 2004). Titania dapat diaplikasikan sebagai
bahan fotokatalisis, sensor gas, pembersih polutan yang ada di udara, tanah dan air,
sebagai bahan campuran cat agar tahan korosi, pelapis alat-alat dibidang kedokteran,
kosmetik, sel surya, penyerap gelombang elektromagnetik dan lain-lain.
Permasalahan
Dalam memahami tentang bahan titanium dan molibdenum ini terdapat
beberapa aspek permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1. Sejarah dan pengertian serta sumber dari titanium dan paduannya
2. Proses Pembuatan Titanium dan paduannya beserta aplikasinya.
3. Klasifikasi paduan Titanium dan Paduannya
1.3
Tujuan
Makalah tentang bahan Titanium dan Paduannya ini bertujuan untuk:
1.
BAB II
TITANIUM DAN PADUANNYA
2.1 Sejarah
Titanium pertama kali ditemukan dalam mineral di Cornwall, Inggris, tahun
1791 oleh geolog amatir dan pendeta William Gregor kemudian oleh pendeta Kredo
paroki. Ia mengenali adanya unsur baru dalam ilmenite ketika ia menemukan pasir
hitam sungai di dekat paroki dari Manaccan dan melihat pasir tertarik oleh magnet.
Analisis terhadap pasir tersebut menunjukkan adanya kehadiran dua oksida logam,
yaitu besi oksida (menjelaskan daya tarik magnet) dan 45,25% dari metalik putih
oksida yang pada saat itu belum dapat dipastikan jenisnya. Gregor yang menyadari
bahwa unsur tak dikenal yang mengandung oksida logam tersebut tidak memiliki
kesamaan dengan sifat-sifat dari unsur yang telah lebih awal dikatahui, melaporkan
penemuannya kepada Royal Geological Society of Cornwall dan di jurnal ilmiah
Jerman Crells Annalen.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Franz-Joseph Mller von Reichenstein
menghasilkan substansi yang serupa, tetapi tidak dapat mengidentifikasi unsur
tersebut. Oksida secara independen ditemukan kembali pada tahun 1795 oleh Jerman
kimiawan Martin Heinrich Klaproth di dalam rutil dari Hungaria. Klaproth
menemukan bahwa hal itu berisi unsur baru dan menamakannya Titan yang
merupakan nama dewa matahari dari mitologi Yunani. Setelah mendengar tentang
penemuan Gregor sebelumnya, ia memperoleh sampel manaccanite yang di dalamnya
terdapat titanium.
2.2 Pengertian
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol
Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak diproduksi secara
komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris oleh William Gregor
Titanium dan Paduannya | 3
dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth untuk Titan dari mitologi
Yunani.
Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk
tahan air laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium
digunakan dalam alloy (terutama dengan besi dan alumunium) dan senyawa
terbanyaknya, titanium dioksida, digunakan dalam pigmen putih. Salah satu
karakteristik titanium yang paling terkenal yaitu bersifat sama kuat dengan baja tetapi
beratnya hanya 60% dari berat baja. Sifat titanium mirip dengan zirconium secara
kimia maupun fisika. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat
logamnya.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan
ilmenit, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop
alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di
alam (73,8).
2.3 Sumber Titanium
Titanium selalu berikatan dengan elemen-elemen lain di alam. Titanium
merupakan unsur yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa)
dan logam ke-7 paling berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock (bebatuan)
dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Dari 801 jenis batuan yang
dianalisis oleh United States Geological Survey, terdapat 784 diantaranya
mengandung titanium. Perbandingan Ti di dlam tanah adalah sekitar 0,5 sampai 1,5%.
Titanium ditemukan di meteorit dan telah dideteksi di dalam matahari serta
pada bintang tipe-M, yaitu jenis bintang dengan suhu terdingin dengan temperatur
permukaan sebesar 32000F atau 57900F. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17
menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Titanium juga terdapat dalam
mineral rutile (TiO2), ilmenite (FeTiO3),dan sphene, dan terdapat dalam titanate dan
bijih besi. Dari mineral-mineral ini, hanya Rutile dan ilmenite memiliki kegunaan
secara ekonomi, walaupun sulit ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi.
Keberadaan Titanium dengan bijih berupa ilmenit berada di bagian barat Australia,
Kanada, Cina, India, Selandia Baru, Norwegia, dan Ukraina. Rutile dalam jumlah
banyak pun juga ditambang di Amerika Utara dan Afrika Selatan dan membantu
berkontribusi terhadap produksi tahunan 90.000 ton logam dan 4,3 juta ton titanium
Titanium dan Paduannya | 4
dioksida . Jumlah cadangan dari titanium diperkirakan melebihi 600 juta ton. Berikut
adalah tabel penjelasan mengenai sifat-sifat dari sumber-sumber titanium.
Kategori
Mineral
Rumus Kimia
Warna
Bentuk Kristal
Segi Empat
5,5-6,5
4,23-5,5
Kelarutan
Rumus kimia
FeTiO 3 FeTiO3
Bentuk kristal
trigonal trigonal
Warna
5 bis 5 5-5
Warna
hitam
Bentuk Kristal
Monoklinik
3,3 - 3,6
Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tumbuhan dan dalam tubuh manusia.
Sampai pada tahun 1946, proses pembuatan logam Ti di laboratorium yang
dilakukan oleh Kroll menunjukkan cara memproduksi Titanium secara komersil
dengan mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Selanjutnya logam
titanium dapat dimurnikan dengan cara mendekomposisikan iodanya
2.4.1
Sifat Fisik
Titanium bersifat paramagnetik (lemah tertarik dengan magnet) dan memiliki
Keterangan
Fasa
Padat
Massa jenis
Titil lebur
1941 K (16680C,30340F)
Titik didih
Kalor peleburan
14,15 kJ/mol
Titanium dan Paduannya | 6
Kalor penguapan
425 kJ/mol
25,060 J/mol.K
Penampilan
0,420 m
21,9 W/(mK)
8.6 m/(mK)
5090 m/s
kamar)
Tabel 4.Sifat-Sifat Fisik Titanium
Tekanan Uap
P (Pa)
10
100
1k
10k
100k
T (K)
1982
2171
2403
2692
3064
3558
2.4.2
Sifat Kimia
Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap
korosi yang sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO 2), hampir sama
seperti platinum, resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram
Pourbaix menunjukkan bahwa titanium adalah logam yang sangat reaktif, tetapi
lambat untuk bereaksi dengan air dan udara.
pada oksigen murni ketika dipanaskan sampai 610 C (1130 F) atau lebih ,
membentuk titanium dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat dicairkan dalam
udara terbuka sebelum titik lelehnya tercapai, jadi mencair hanya mungkin terjadi
pada suasana inert atau dalam vakum. 2 ] Titanium juga merupakan salah satu dari
sedikit elemen yang terbakar di gas nitrogen murni (Ti terbakar pada 800 C atau
1.472 F dan membentuk titanium nitrida). Titanium tahan untuk melarutkan asam
sulfat dan asam klorida, bersama dengan gas klor, larutan klorida, dan sebagian besar
asam-asam organik.
Sifat Kimia
Keterangan
Titanium, Ti,22
Deret Kimia
Logam transisi
4,4,d
Massa atom
47.867(1) g/mol
Konfigurasi electron
2,8,10,2
Struktur Kristal
hexagonal
Bilangan oksidasi
4
Titanium dan Paduannya | 8
Elektronegativitas
Energi ionisasi
Jari-jari atom
140 pm
176 pm
Jari-jari kovalen
136 pm
Tabel 5.Sifat-Sifat Kimia Titanium
2.4.3
Sifat Mekanik
Sifat Mekanik
Keterangan
Modulus Young
116 Gpa
Modulus Geser
44 Gpa
Modulus Ruah
110 Gpa
Nisbah Poisson
0,32
Kekerasan Vickers
970 Mpa
Kekerasan Brinell
716 Mpa
Nomor CAS
7440-32-6
langkah ini.
Pencabutan
1. Pada awal produksi, produsen menerima titanium konsentrat dari tambang.
Sementara rutil dapat digunakan dalam bentuk alami, ilmenit diproses untuk
menghilangkan zat besi sehingga berisi titanium dioksida paling sedikit 85%.
Bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam reaktor fluidized-tempat tidur bersama
dengan gas klor dan karbon. Materi yang dipanaskan sampai 1.652 F (900 C)
dan hasil reaksi kimia berikutnya dalam penciptaan murni titanium tetraklorida
(TiCl4) dan karbon monoksida. Kotoran adalah hasil dari kenyataan bahwa
titanium dioksida murni tidak digunakan di awal. Oleh karena itu berbagai klorida
logam yang tidak diinginkan yang dihasilkan harus dibuang.
Pemurnian
2. logam bereaksi dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan dipanaskan.
Selama langkah ini, kotoran dipisahkan dengan menggunakan distilasi fraksional
dan presipitasi. Tindakan ini menghilangkan klorida logam termasuk besi,
vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium.
Produksi spons
3. Selanjutnya, dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer sebagai cairan ke bejana
reaktor stainless steel. Magnesium kemudian ditambahkan dan wadah dipanaskan
sampai sekitar 2012 F (1.100 C). Argon dipompa ke dalam wadah sehingga
udara akan dihapus dan kontaminasi dengan oksigen atau nitrogen dicegah.
Magnesium bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida cair. Hal ini
membuat padat titanium murni karena titik leleh dari titanium lebih tinggi dari
reaksi.
penambahan paduan berbagai besi tua. Proporsi yang tepat dari spons untuk bahan
paduan diformulasikan di laboratorium sebelum produksi. Massa ini kemudian
ditekan ke compacts dan dilas bersama-sama, membentuk elektroda spons.
6. Elektroda spons kemudian ditempatkan dalam tungku busur vakum untuk
mencair. Dalam wadah air-cooled, tembaga, busur listrik digunakan untuk
melelehkan elektroda spons untuk membentuk ingot. Semua udara dalam wadah
yang baik dihapus (membentuk ruang hampa) atau atmosfer diisi dengan argon
untuk mencegah kontaminasi. Biasanya, ingot tersebut remelted satu atau dua kali
untuk menghasilkan ingot diterima secara komersial. Di Amerika Serikat, paling
ingot dihasilkan dengan metode ini berat sekitar 9.000 lb (4,082 kg) dan 30 di
(76,2 cm) di diameter.
7. Setelah ingot dibuat, tersebut akan dihapus dari tungku dan diperiksa dari
kerusakan. Permukaan dapat dikondisikan seperti yang diperlukan untuk
pelanggan. Ingot kemudian dapat dikirim ke produsen barang jadi di tempat yang
dapat digiling dan dibuat menjadi berbagai produk.
Produk samping / Limbah
Selama produksi titanium murni sejumlah besar magnesium klorida yang dihasilkan.
Bahan ini didaur ulang dalam sel daur ulang segera setelah diproduksi. Sel daur ulang
pertama memisahkan logam magnesium keluar maka gas klor dikumpulkan. Kedua
komponen yang digunakan kembali dalam produksi titanium.
Titanium murni.
Paduan titanium alpha ().
Paduan titanium alpha-beta.
Paduan titanium beta ().
Masing-masing kelompok tersebut memiliki berbagai jenis paduannya seperti
ditunjukkan pada tabel 6 yang juga mencantumkan komposisi kimia serta sifat
mekaniknya. Unsur-unsur pemadu pada paduan titanium dapat memperbaiki sifat-sifat
dari logam titanium, unsur tersebut dapat larut secara intertisi ataupun secara
substitusi pada atom titanium. Unsur-unsur pemadu pada titanium berdasarkan
pengaruhnya terhadap struktur mikro atau fasa stabilnya dapat diklasifikasikan
menjadi dua kategori, yaitu unsur paduan penyetabil fasa alpha dan fasa beta, seperti
ditunjukkan pada tabel 4 di bawah ini.
Unsur-unsur yang ditambahkan pada titanium untuk menyetabilkan salah satu
atau beberapa fasa lainnya terjadi karena unsur-unsur paduan tersebut mempengaruhi
temperatur transformasinya, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1. dibawah ini.
Alumunium merupakan unsur paduan titanium yang paling dominan sebagai
unsur penyetabil fasa alpha dan akan meningkatkan temperatur beta transus
(temperatur transformasi fasa beta) serta akan memberikan kekuatan yang tinggi pada
temperatur tinggi. Unsur-unsur lainnya sebagai unsur pemadu pada titanium adalah
krom, besi, mangan, molibdenum, dan vanadium. Penambahan unsur-unsur ini akan
memperkuat dan meningkatkan jumlah fasa beta yang diperoleh pada temperatur
kamar.
Pada temperatur tinggi, titanium mudah bereaksi terutama dengan unsur-unsur
intertisi (oksigen, hidrogen, dan nitrogen) membentuk oksida, hidrida atau nitrida atau
unsur intertisi tersebut dapat larut pada permukaan titanium. Reaksi oksidasi yang
terjadi di atas temperatur 593 C akan menghasilkan lapisan oksida di permukaan yang
bersifat kontinyu., artinya lapisan yang terbentuk tidak terdapat celah atau bagian
yang terbuka (tertutup bagi difusi oksigen) sehingga tidak lagi menimbulkan reaksi
oksidasi berikutnya. Dengan demikian, titanium menjadi bersifat sangat pasif
terhadap larutan. Karakteristik ini menyebabkan katahanan korosi dari titanium dan
paduannya menjadi lebih baik. Titanium yang tidak dipadu atau titanium murni,
memiliki kemurnian antara 99%-99,5% dan sisanya adalah unsur-unsur intertisi yaitu
Titanium dan Paduannya | 12
oksigen, nitrogen dan karbon. Titanium murni memiliki kekuatan yang lebih rendah
dibandingkan paduannya tetapi memiliki ketahanan korosi yang lebih baik. Kekuatan
titanium murni sangat ditentukan oleh unsur-unsur intertisi dalam batas yang
diijinkan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 di bawah ini dan jika terlalu
banyak akan menyebabkan penggetasan. Pengaruh penguatan dari unsur-unsur
intertisi dinyatakan dalam persamaan:
%O equiv=%O + 2(%N) + 0,67 (%C)
,setiap peningkatan 0,1%O equiv dalam titanium murni akan meningkatkan kekuatan
sebesar 17,5 ksi. Struktur equiaksial pada titanium dikembangkan melalui penguatan
regang anil, yaitu proses pengerjaan dingin dan diikuti dengan pemanasan sampai
temperatur re-kristalisasi dengan struktur mikro seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1
a. Alpha Alloys
Alpha alloys adalah titanium murni yang diperkuat dengan solid solution
strengthening dengan unsur penambah seperti aluminium (5-6%), tin, nikel, dan
tembaga. Alpha tidak mengandung beta pada temperature ruang. Alpha alloys
Titanium dan Paduannya | 13
kurang ductile dan lebih sulit dibentuk, karena terbatasnya slyp system pada HCP,
tidak dapat di-heat treatment, dapat dilas, memiliki kekuatan sedang, derajat
kekerasan bagus, dan sangat stabil pada temperature diatas 540oC (1000oF).
Paduan ini secara dominan memiliki struktur kristal HCP pada temperatur
kamar, sehingga pada dasarnya paduan ini memiliki fasa alpha meskipun ada
dalam paduan yang memiliki sejumlah kecil unsur paduan penyetabil fasa beta
seperti pada paduan Ti-8Al-Mo-V (unsur paduan Mo dan V masing-masing 1%)
yang memiliki keuletan yang baik, paduan tersebut merupakan salah satu jenis
dari paduan titanium near alpha. Unsur terpenting dari kelompok tersebut adalah
Alumunium yang merupakan unsur substitusi alpha yang paling dominan yang
dapat meningkatkan temperatur transformasi dari fasa alpha ke fasa beta dari
temperatur 8850C untuk titanium murni sampai 12400C untuk paduan yang
mengandung 29%Al. Menurut Mc.Quillan, keberadaan unusur alumunium sampai
1% hampir tidak memiliki pengaruh terhadap temperatur transformasi allotropi
titanium, dan peningkatan kandungan alumunium selanjutnya akan menaikan
tamperatur transisi yang cukup mencolok.
b. Beta alloys
Unsur penyetabil dalam paduan titanium beta ini diantaranya adalah
vanadium, molibdenum, krom dan kobalt. Untuk meningkatkan kekuatan dari
paduan ini adalah melalui proses perlakuan panas dan pengerjaan dingin. Beta
alloys memiliki ductility bagus, dan mudah dibentuk ketika tidak di-heat
Titanium dan Paduannya | 14
treatment, dapat dilas, dan sangat stabil pada temperatur di atas 315oC (600oF).
Beberapa dapat di-age hardening untuk menyebabkan precipitation fasa alpha atau
senyawa intermetalik, dan menghasilkan kekuatan yang sangat tinggi namun
ductility dan kekerasan berkurangPaduan titanium beta memiliki berat jenis dan
kekuatan yang paling tinggi diantara semua jenis paduan titanium, jenis paduan
beta yang diproduksi dalam jumlah besar adalah Ti-3Cr-11V-3Al dengan
komposisi 13% vanadium, 11% chromium, dan 3% aluminium Dalam paduan
titanium beta, terdapat 2 sistem penyetabil fasa beta yaitu beta isomorfus dan beta
eutektoid. Unsur-unsur penyetabil beta isomorfus adalah vanadium, molibdenum,
niobium dan tantalum. Unsur-unsur tersebut tidaak membentuk senyawa
intermetalik sehingga tidak menyebabkan peningkatan kekerasan dan kekuatan
dari paduan titanium serta unsur-unsur tersebut dapat menurunkan berat jenis
paduan. Gambar 3 memperlihatkan tipe diagram fasa sistem Al Ti-V, dalam sistem
ini unsur-unsur paduan larut sempurna dalam fasa beta dan beta transus turun
dengan meningkatnya kandungan unsur padua penyetabil fasa beta. Dalam paduan
ini, fasa beta yang stabil terbentuk hanya jika konsentrasi unsur paduannya cukup
tinggi, sehingga paduan jenis ini akan memiliki banyak keuntungan.
c. Alpha-beta alloys
Alpha-beta alloys adalah paduan titanium yang strukturnya mengandung
sebagian alpha dan sebagian beta pada temperature ruang. Alpha-beta alloys
memiliki sifat mekanik yang sangat seimbang, dan yang paling sering digunakan,
ada yang dapat dilas dan tidak, ketahanan korosinya sangat tinggi pada
Titanium dan Paduannya | 15
temperature ruang, lebih mudah dibentuk, dan sangat stabil sampai temperatur
425oC (800oF). Unsur-unsur beta stabilizer seperti molybdenum, vanadium,
columbium, dan tantalum ketika ditambahkan ke titanium murni cenderung
menaikkan fasa beta pada temperatur ruang. Sedangkan unsur alpha stabilizer
akan menaikkan fasa alpha.
Salah satu paduan titanium seperti TI-6Al-4V yang mengandung 6%
aluminium dan 4% vanadium memiliki struktur 2 fasa, yaitu setengah alpha dan
setengah beta pada temperature ruang, aluminium menstabilkan fasa alpha dan
vanadium menstabilkan fasa beta. Ketika paduan ini dipanaskan sampai pada
temperatur 1725oF (955oC), paduan bertansformasi semua menjadi struktur beta.
Ketika di-water quench sampai temperatur ruang, fasa beta akan seimbang,
paduan ingin bertransformasi menjadi fasa alpa namun dicegah dengan water
quench. Proses ini disebut solution treating, dan paduan memiliki kekuatan tinggi
pada kondisi ini, namun kekerasan dan kekuatan dapat lebih ditingkatkan dengan
aging selama 4 jam pada 1000oF (539oC). saat aging, dipisahkan bagian precipitate
fasa alpha dengan fasa beta yang seimbang. Dengan demikian, alpha-beta alloys
adalah paduan hasil precipitation hardening. Ada beragam paduan alpha-beta
dengan kekuatan yang berbeda dan dengan mekanisme precipitation hardening
precipitation hardening yang berbeda, namun 6Al-4V adalah yang paling penting.
e. Near-beta Alloys
Near beta alloys adalah paduan titanium yang mengandung banyak beta
dengan sedikit alpha.
Unsur paduan titanium dapat berupa aluminium, vanadium, molibdenum,
mangan, timah, besi dll dengan harapan unsur paduan ini dapat meningkatkan
kekuatan, kekerasan dan workability.
Sifat mekanik dan karakter manufaktur dari paduan titanium sangat
sensitif terhadap sedikit variasi pada unsur paduan dan residu. Sehingga
pengontrolan komposisi dan pemrosesan menjadi sangat penting, termasuk
pencegahan kontaminasi permukaan terhadao hidrogen, oksigen dan nitrogen
selama proses. Unsur-unsur tersebut akan meningkatkan kegetasan titanium dan
mengurangi keuletannya.
Pada suhu di atas 8800C, Ti memiliki struktur kubus pemusatan ruang
(bcc-beta titanium) dan bersifat ulet (ductile) sedangkan pada suhu ruang
membentuk hexagonal close-packed (hcp-alpha titanium), bersifat getas (brittle)
dan sangat sensitif terhadap korosi tegangan. Variasi struktur lain (alpha, nearalpha,alpha beta,beta) dapat diperolah dengan membuat paduan dan perlakuan
panas (heat treatment) sehingga sifatnya dapat dioptimalkan untuk aplikasi
khusus.
Titanium aluminide intermetallics (TiAl, Ti3Al) memiliki kekakuan lebuh
tinggi dan berat jenis lebih rendah serta lebih tahan terhadap suhu tinggi dibanding
dengan paduan Ti yang lain.
Sebagai bahan teknik titanium banyak penggunaannya. Titanium adalah
logam dengan warna putih keperak-perakan, titik lebur 1668C dan masa jenisnya
4,505 kg/dm3 .Titanium yang tidak murni/campuran dalam perdagangan dapat
digolongkan:
Bidang industri
a. Kira-kira 95% hasil Titanium digunakan dalam bentuk Titanium dioksida
(TiO2),sejenis pigmen putih terang yang kekal dengan kuasa liputan yang
baik untuk cat, kertas, obat gigi, dan plastik.
b. Digunakan pada industri kimia dan petrokimia sebagai bahan unutk alat
penukar panas (heat exchanger)dan bejana bertekanan tinggi serta pipapipa tahan korosi memakai bahan titanium.
c. Industri pulp dan kertas menggunakan titanium dalam peralatan proses
yang terkena media yang korosif seperti sodium hipoklorit atau gas klor
basah). Aplikasi lain termasuk pengelasan ultrasonic dan gelombang
solder.
2.7.3
Aplikasi lain
Alloy Titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan
laut, peluru berpandu. Dapat juga digunakan dalam perkakas dapur dan
lembut.
Titanium tetraklorida (TiCl4), cairan tidak berwarna yang digunakan untuk
melapisi kaca.
Titanium dioksida (TiO2) digunakan dalam pelindung matahari karena
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Titanium merupakan logam yang memiliki rasio kekuatan yang tinggi dibandingkan beratnya.
Titanium merupakan logam yang ringan, kuat dengan densitas yang rendah. Pada logam
titanium murni, logam ini cukup ulet(pada lingkungan bebas oksigen), berkilau, dan berwarna
putih metalik. Titanium memiliki melting point (titik lebur) yang cukup tinggi yaitu diatas
1649 atau 3000 sehingga dapat dipakai sebagai logam refractori. Titanium juga resistan yang
baik terhadap korosi, hampir sama dengan platinum, dan mampu bertahan terhadap serangan
asam, gas klorin, dan beberapa larutan garam dan akan lebih tahan terhadap korosi apabila
ditambahkan logam mulia, kecuali dalam lingkungan asam dan gas asam dengan konsentrasi
yang
tinggi
dengan
temperatur
yang
tinggi
dan
terus
meningkat.
Dan
kelompok
Titanium murni.
Paduan titanium alpha ().
Paduan titanium alpha-beta.
Paduan titanium beta ().
DAFTAR PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/titanium/
http://digitalmbul.com/blogs/2011/07/26/bahaya-penggunaan-titanium-dalamtubuh-manusia/
http://www.epc.shell.com/Docs/GSAP_msds_00040321.PDF
http://www.organicmakeup.ca/ca/titaniumdioxide.asp
http://id.wikipedia.org/wiki/Titanium
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/titanium
http://www.gudangmateri.com/2011/01/keunggulan-dan-paduan-titanium.html
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/menggunakantitanium-dan-ultraviolet-teknologi-baru-mengurai-dioksin/
http://www.healthylinetherapy.com/product/19/29/Titanium-Material/?o=default
http://ratna-wati-chemistry.blogspot.com/2009/05/titanium-t.html