Anda di halaman 1dari 21

USULAN MASALAH KHUSUS

ANALISIS DAN PERBAIKAN PERENCANAAN PRODUKSI


AGREGAT (AGGREGATE PRODUCTION PLANNING) PT XYZ

MUHAMMAD ZENITH AEMAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

USULAN MASALAH KHUSUS


ANALISIS DAN PERBAIKAN PERENCANAAN PRODUKSI
AGREGAT (AGGREGATE PRODUCTION PLANNING) PT XYZ

MUHAMMAD ZENITH AEMAN


F34120029

USULAN PENELITIAN
Sebagai salah satu syarat untuk melakukan
PENELITIAN MASALAH KHUSUS
Di Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

USULAN MASALAH KHUSUS

ANALISIS DAN PERBAIKAN PERENCANAAN PRODUKSI


AGREGAT (AGGREGATE PRODUCTION PLANNING) PT XYZ

MUHAMMAD ZENITH AEMAN


F34120029

Disetujui
Pembimbing Akademik

Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP, MSi


NIP. 19700614 199512 1 001

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Agregat
Perencanaan Produksi
Perencanaan Produksi Agregat
Peramalan (Forecasting)
BPMN
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Jenis Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
WAKTU PENELITIAN
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
DAFTAR PUSTKA

i
i
i
1
1
2
2
2
2
3
4
6
8
9
9
9
10
10
11
12
12

DAFTAR TABEL
1 Anggaran Biaya

12

DAFTAR GAMBAR
1 Bagan perencanaan produksi
2 Hubungan perencanaan produksi agregat dengan jadwal induk produksi
3 BPMN

4
5
9

DAFTAR LAMPIRAN
1 Timeline Kegiatan selama Penelitian

13

USULAN MASALAH KHUSUS


JUDUL
ANALISIS DAN PERBAIKAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT
(AGGREGATE PRODUCTION PLANNING) PT XYZ

PERSONALIA
Pelaksana

: Muhammad Zenith Aeman


Mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian

Pembimbing

: Dr. Eng. Taufik Djatna, S.TP. MSi


Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aggregate Planning merupakan pendekatan makro untuk merancang jadwal
produksi selama periode waktu yang panjang. Tujuan dari Aggregate Planning untuk
menentukan jadwal produksi yang optimal yang meminimasi biaya produksi total
dalam memenuhi ramalan permintaan dan kriteria manajemen yang lain.
Perencanaan agregat adalah gambaran besar pendekatan untuk jangka menengah
sementara penawaran perencaaan strategis dengan operasi jangka panjang fasilitas
dan sumber daya, perencanaan agregat dengan penawaran mengembangkan cara-cara
untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dan sumber daya (Gasper 2001).
Perencanaan agregat dibuat untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam
menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan
penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia sehingga biaya total
produksi dapat ditekan seminim mungkin. Kata agregat tersebut menyatakan bahwa
perencanaan dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi total kebutuhan semua
produk yang akan dihasilkan (bukan per individu produk) dengan menggunakan
sumber daya yang berupa kapasitas mesin yang tersedia, jumlah tenaga kerja yang
ada, tingkat persediaan yang ditentukan, dan penjadwalannya (Nasution dan
Prasetyawan 2008).
PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi santan
cocomas dari kelapa. Pada perusahaan ini produksi kelapa tiap bulannya tidak

menentu tergantung jumlah kelapa yang diperoleh perusahaan tiap bulannya. Setiap
bulannya pemasukkan kelapa selalu mengalami fluktuatif dan menyebabkan
perusahaan kesulitan dalam merencenakan produksi akibat ketidak sesuaian antara
kapasitas yang tersedia dengan kapasitas yang dibutuhkan. Metode yang diperlukan
dalam penyelesaian masalah ini adalah dengan melakukan peramalan, dan
melakukan perhitungan Aggregate Planning. Dengan menerapkan perencanaan
produksi agregat ini, diharapkan mampu memberikan solusi yang lebih baik bagi
perusahaan guna mengatasi permasalahan yang ada.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk dapat melakukan perencanaan aggregate
produksi pada PT XYZ agar permintaan konsumen dapat terealisasi dan dapat
mengidentifikasi parameter-parameter penentu produktivitas.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di PT XYZ untuk
membantu mengawasi dan merencanakan kapasitas produksi.

TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Aggregat
Perencanaan agregat dibuat untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam
menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan
penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia sehingga biaya total
produksi dapat ditekan seminim mungkin (Kusuma 2009). Kata agregat tersebut
menyatakan bahwa perencanaan dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi total
kebutuhan semua produk yang akan dihasilkan (bukan per individu produk) dengan
menggunakan sumber daya yang berupa kapasitas mesin yang tersedia, jumlah
tenaga kerja yang ada, tingkat persediaan yang ditentukan, dan penjadwalannya
(Nasution dan Prasetyawan 2008).
Perencanaan produksi agregat memiliki tiga strategi, yakni Chase Strategy,
Level Strategy, dan Hybrid Strategy ;
1. Chase Strategy menyesuaikan tingkat produksi terhadap fluktuasi
permintaan dengan mengubah-ubah jumlah tenaga kerja melalui hiring
dan firing.
2. Level Strategy menggunakan jumlah tenaga kerja serta inventory dan
backorder, sedangkan;
3. Hybrid Strategy menggunakan overtime/ undertime atau merekrut tenaga
kerja subcontract/part time (Reid dan Sanders, 2007).
Perencanaan produksi agregat terdiri dari empat fase, yaitu persiapan
peramalan permintaan agregat, mengkhususkan kebijaksanaan organisasi untuk

melancarkan penggunaan kapasitas, menentukan alternatif produksi yang layak, serta


menentukan strategi produksi yang optimal (Nasution dan Prasetyawan, 2008).
Nasution dan Prasetyawan (2008) juga menyatakan biaya-biaya yang terlibat
dalam perencanaan agregat adalah:
1. Hiring Cost (Biaya Penambahan Tenaga Kerja) yaitu biaya-biaya untuk
iklan, proses seleksi dan training.
2. Firing Cost (Biaya Pemberhentian Tenaga Kerja) yaitu berupa uang
pesangon bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan
produktivitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat
sosial.
3. Overtime Cost dan Undertime Cost (Biaya Lembur dan Biaya
Menganggur) dimana biaya tambahan lembur biasanya 150% dari biaya
kerja regular, sedangkan bila tenaga kerja yang berlebih tidak dapat
dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung
biaya menganggur.
4. Inventory Cost dan Backorder Cost (Biaya Persediaan dan Biaya
Kehabisan Persediaan) dimana biaya persediaan berupa biaya tertahannya
modal, pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Biaya
kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa barang diminta
yang tidak tersedia.
5. Subcontract Cost (Biaya Subkontrak) yaitu biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,
sehingga kelebihan permintaan yang tidak bisa ditangani disubkontrakkan
kepada perusahaan lain.
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian yang
dilakukan sebelumnya berkaitan dengan tenaga kerja, bahan baku, mesin dan
peralatan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk pada
periode tertentu di masa depan sesuai dengan yang diperkirakan atau yang
diramalkan menurut data masa lalu. Produk yang direncanakan akan diproduksi pada
periode di masa depan harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: 1) produk
tersebut harus dapat diproduksi atau dibuat pada waktu itu, 2) baran tersebut harus
dapat memenuhi keinginan pembeli sesuai dengan ramalan baik mengenai harga,
kuantitas, kualitas dan waktu yang dibutuhkan (Assauri 1993). Tujuan dari
perencanaan produksi adalah semata-mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan
kegiatan bagian yang langsung atau tidak langsungdalam proses produksi, sehingga
perusahaan tersebut menghasilkan barang atau jasa dengan efektif dan efisien.
Perencanaan dan pengendalian produksi untuk agroindustri harus
memperhatikan karakteristik dari bahan baku tersebut. Faktor musiman bahan baku
mengharuskan pentingnya melakukan perencanaan produksi dan penjadwalan
produksi. Karakteristik dari bahan baku sangat penting diperhatikan dalam
merancang sebuah sistem perencanaan dan pengendalian produksi di agroindustri.
Perencanaan produksi mencakup perencanaan terhadap output dan input dari
operasi manufaktur yang dikelompokkan dalam dua jenis perencanaan, yaitu :
perencanaan prioritas (priority planning) yang berkaitan dengan perencanaan output

dan perencanaan kapasitas (capacity planning) yang berkaitan dengan perencanaan


input. Perencanaan prioritas berfungsi untuk menentukan produk-produk atau
prioritas-prioritas dari operasi manufakturing untuk memenuhi permintaan pasar,
seperti produk apa yang dibutuhkan, berapa banyak yang dibutuhkan, dan juga
dibutuhkan termasuk spesifikasi kualitas dan lain-lain. Perencanaan kapasitas
menentukan sumberdaya (input) atau tingkat kapasitas yang dibutuhkan oleh operasi
manufakturing untuk memenuhi jadwal produksi atau output yang diinginkan,
membandingkan kebutuhan produksi dengan kapasitas yang tersedia dan
menyesuaikan tiungkat kapasitas atayu jadwal produksi (Gasperz 2002). Bagan
perencanaan produksi dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Bagan perencanaan produksi (Scott 1994)


Perencanaan Produksi Aggregat
Perencanaan produksi agregat merupakan perencanaan kuantitas produk dan
pengaturan waktu produksi selama periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan
sampai 1 tahun). Perusahaan akan menentukan langkah terbaik untuk memenuhi
prediksi permintaan dengan menyesuaikan dengan tingkat produksi, tenaga kerja,
persediaan dna variabel-variabel lain yang dapat dikendalikan. Tujuan dari
perencanaan produksi agregat yaitu meminimalkan biaya poduksi.
Proses perencanaan produksi dapat didasarkan pada tiga komponen yaitu semua
pelanggan (produksi untuk persanan), peramalan permintaan (produksi untuk
komponen pengganti). Berdasarkan pesanan pelanggan, peramalan permintaan dan
permintaan bagi pelayanan dihasilkan jadwal induk produksi. Jadwal induk produksi
adalah suatu rencana terperinci tentang jenis dan jumlah produk yang akan dihasilkan
dalam satu periode (biasanya minggu).
Menurut Stevenson (1986), tahapan umum untuk membuat perencanaan produksi
agregat yaitu:
1. Menentukan permintaan untuk setiap periode perencanaan.
2. Menentukan kapasitas pada setiap periode.
3. Menelusuri kebijakan departemen yang berhubungan.

4. Menentukan biaya per unit secara regular, lembur, dan subkontrak, biaya
penyimpanan dan biaya lain yang relevan.
5. Mengembangkan alternative perencanaan dan menghitung biayanya
6. Jika perencanaan yang memuaskan telah tersusun, maka diseleksi yang
paling tepat sesuai tujuannya. Jika tidak terbentuk maka kembali ke tahap
sebelumnya.
Bedworth dan Bailey (1990) menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam
penyelesaian perencanaan produksi agregat pada umumnya dikelompokkan menjadi
dua metode, yaitu metode matematika dan metode heuristik yang masing-masing
terdiri atas:
1. Metode matematika
a. Metode pemrogaman linier
b. Metode transportasi
c. Metode aturan keputusan linier
2. Metode Heuristik
a. Metode koefisien manajemen
b. Metode grafik
c. Metode parametric

Gambar 2 Hubungan perencanaan produksi agregat dengan jadwal induk produksi


(Heizer dan Render 2005)

Peramalan (Forecasting)
Kegiatan perncanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan
peramalan (forecast) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang
diproduksikan pada waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksud untuk
memperkirakan permintaan akan barang barang atau jasa jasa perusahaan.
Peramalan yang baik adalah sangat penting untuk efisiensi operasi operasi
manufacturing dan perusahaan jasa.
Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan atas :
1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan
antara variable yang akan diperkirakan dengan variable waktu disebut metode
deret waktu atau time series.
2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan
antara variable yang akan digunakan dengan variable lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktu, disebut metode korelasi atau sebab
akibat causal methods
Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai
berikut :
1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain.
2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.
3. dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan
datang
Ada empat jenis pola data, antara lain :
1. Pola horizontal atau stationary, bila nilai nilai dari data berfluktuasi
disekitar nilai konstan rata rata. Dengan demikian pola ini dapat dikatakan
sebagai stasionary pada rata rata hitungnya (mean)
2. Pola musiman atau seaoanal , bila suatu deret waktu dipengaruhi oleh faktor
musim (kuartalan, bulanan, mingguan dan harian)
3. Pola siklus atau cyclical bila data observasi dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangka panjang yang berkaitan atau bergabung dengan siklus usaha
(business cycle)
4. Pola trend, bila ada pertambahan atau kenaikan atau penurunan dari data
observasi untuk jangka panjang . Pola ini terlihat dari penjualan produk
banyak perusahaan.
Metode Peramalan Moving Averages
Metode Moving Average diperoleh melalui penjumlahan dan pencarian nilai
rata rata dari sejumlah periode tertentu, setiap kali nilai terlama dan menambah
nilai baru.

Keterangan :
MA
X

= Moving Averages
= Jumlah Produk

Dengan tambahan bahwa satu nilai X diganti setiap periode. Perhitungan rata rata
dilakukan dengan bergerak ke depan untuk memperkirakan periode yang akan datang
dan dicatat dalam posisi terpusat pada data rata ratanya. Moving Average secara
efektif meratakan atau menghaluskan fluktuasi pola data yang ada. Tentu saja
semakin panjang periodenya, semakin rata kurvanya. Kebaikan lainnya adalah bahwa
metode Moving Average dapat diterapkan pada jenis data apapun juga, apakah data
sesuai dengan suatu kurva matematik atau tidak. Kelemahan metode ini adalah tidak
mempunyai persamaan untuk peramalan. Sebagai gantinya digunakan nilai rata rata
bergerak terakhir sebagai ramalan periode berikutnya
Metode Peramalan Exponential Smoothing
Exponential Smoothing adalah suatu tipe teknik peramalan rata rata bergerak
yang melakukan penimbangan terhadap data masa lalu dengan cara eksponensial
sehingga data paling akhir mempunyai bobot atau timbangan lebih besar dalam rata
rata bergerak. Dengan exponensial smoothing sederhana, peramalan dilakukan
dengan cara ramalan periode terakhir ditambah porsi perbedaan (disebut ) antara
permintaan nyata periode terakhir dan ramalan periode terakhir. Persamaan
peramalan Exponential Smoothing adalah :
Ft = Ft-1 +

(At-1 Ft-1)

dimana ;

Keterangan :
F
=peramalan pada periode -t

=konstanta pemulusan
F t 1 =peramalan pada periode t-1
A t 1 =data permintaan actual pada periode t 1
N
=banyaknya periode data permintaan actual
Nilai nilai rendah akan menyebabkan jarak yang lebih lebar dengan trend,
karena hal itu akan memberikan bobot yang lebih kecil pada permintaan sekarang.
Nilai nilai yang rendah terutama cocok bila permintaan produk relative stabil
(tanpa trend atau variasi siklikal) tetapi variasi acak adalah tinggi. Nilai nilai lebih
tinggi adalah lebih berguna di mana perubahan perubahan sesungguhnya cenderung
terjadi karena lebih responsive terhadap fluktuasi permintaan. Sebagai contoh, nilai
yang tinggi mungkin sesuai bagi industri barang barang mode yang memerlukan
tanggapan cepat dan dramatik. Pengenalan pengenalan produk baru, kampanye
promosional, dan bahkan antisipasi terhadap resesi juga memerlukan penggunaan
nilai nilai yang lebih tinggi. Niali yang tepat pada umumnya dapat ditentukan
dengan pengujian trial- and error (coba coba) terhadap yang berbeda beda
untuk menemukan satu nilai yang menghasilkan kesalahan kecil pada data masa lalu.
Metode Peramalan Least Square

Teknik mencari estimasi untuk nilai a dan b dengan meminimumkan jumlah


kuadrat jarak antara setiap unit data dan dalam hubungannya dengan titik pada garis
regresi yang dibuat. Perhitungan yang diperlukan untuk menentukan nilai a dan b
dalam persamaan regresi Y = a + b X, dilakukan dengan pemecahan persamaan
persamaan berikut
A = Y - bX

Keterangan :
n = jumlah observasi dalam sampel
X = variable bebas
Y = variabel bergantung
a = intercept fungsi pada aksis Y bila X = 0
b = kemiringan garis fungsi

BPMN (Business Process Modelling Notation)


BPMN merupakan notasi grafis standar untuk proses pemodelan bisnis.
BPMN berfungsi untuk menyediakan notasi yang mudah dipahami oleh semua
pengguna bisnis dan menciptakan sebuah standar hubungan antara desain proses
bisnis dan bahasa berbasis bisnis yang berbasis XML (Djatna et al 2015). Dalam
diagram BPMN ini menunjukkan hubungan atau transaksi yang dilakukan oleh
stakeholder yang satu terhadap stakeholder yang lain. Berikut model BPMN dari
sistem ini.

Gambar 3 BPMN (Business Process Modelling Notation)

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua tempat, yaitu: PT XYZ dan Laboratorium
Komputer Teknologi Industri Pertanian Bogor. Lokasi pertama ialah lokasi untuk
pengumpulan data serta melakukan validasi hasil. Lokasi pertama dipilih
berdasarkan kesesuaian untuk melanjutkan program capstone pada saat praktik
lapangan. Lokasi kedua adalah lokasi untuk melakukan perhitungan olahan data.
Metode penelitian adalah rangkaian tahapan sistematis yang harus ditetapkan
terlebih dahulu sebelum melakukan penyelesaian masalah yang sedang dibahas.
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang ciri
utamanya adalah memberikan penjelasan objektif, komparasi, dan evaluasi sebagai
bahan pengambilan keputusan bagi yang berwenang. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah mencari penjelasan atas suatu fakta atau kejadian yang terjadi,

misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, akibat atau
efek yang terjadi, atau kecenderungan yang sedang berlangsung.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
dengan teknik survey (field research) dan studi literatur (library research).
1.1 Survey (Field Research)
Bertujuan untuk pencarian suatu masalah yang terjadi pada
perusahaan. Adapun cara pengumpulan data-datanya adalah:
a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap penjadwalan produksi pada PT XYZ.
b. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi dengan
departemen PPIC untuk mendapatkan informasi tentang penjadwalan
dan permasalahan yang dialami.
c. Dokumentasi, yaitu melihat dan menggunakan laporan-laporan dan
catatan-catatan yang ada pada perusahaan.
1.2 Studi Literatur
Hal ini bertujuan untuk pemecahan suatu permasalahan yang telah
dirumuskan berdasarkan teoi-teori yang telah didapatkan selama
menempuh perkuliahan. Teori-teori tersebut didapatkan dari bukubuku perkualiahan, peneliti terdahulu, dan informasi lainnya yag
berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengamatan pada perusahaan dan pengambilan
data-data yang diperlukan, maka data tersebut akan diolah melalui tahapantahapan berikut:
1.3 Melakukan perhitungan biaya produksi awal di PT X
1.4 Mengevaluasi biaya produksi dengan Chase Strategy, Level Strategy
dan Hybrid Strategy.
1.5 Memilih strategi terbaik yang memberikan biaya produksi paling
minimum.
1.6 Melakukan perencanaan produksi agregat untuk periode satu tahun ke
depan dengan strategi terpilih.
a. Meramalkan permintaan dengan menggunakan metode
Exponential Smoothing, Moving Average, dan Least Square.
1. Moving Average.

Keterangan :

11

MA
X

= Moving Averages
= Jumlah Produk

2. Exponential Smoothing
Ft = Ft-1 +

(At-1 Ft-1)

dimana ;

Keterangan :
F

F t1
A t1
N

=peramalan pada periode -t


=konstanta pemulusan
=peramalan pada periode t-1
=data permintaan actual pada periode t 1
=banyaknya periode data permintaan actual

3. Least Square
A = Y - bX

Keterangan :
n = jumlah observasi dalam sampel
X = variable bebas
Y = variabel bergantung
a = intercept fungsi pada aksis Y bila X = 0
b = kemiringan garis fungsi
b. Menggunakan kapasitas sesuai kebijkasanaan organisasi.
c. Menentukan alternatif produksi yang layak.
d. Menentukan strategi produksi yang optimal.
1.7 Menentukan Jadwal Induk Produksi.
1.8 Melakukan hasil analisis

WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 bulan, yaitu: dimulai dari
Januari 2016 hingga Maret 2016. Rincian kegiatan secara lengkap dilampirkan pada
bagian lampiran (Lampiran 1).
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

NO

Kebutuhan

Harga Satuan

Administrasi

Rp. 200.000

Transprotasi

Rp. 500.000

Komunikasi

Rp. 150.000

Akomodasi

Rp. 500.000

TOTAL

Rp. 1.350.000

Tabel 1 Anggara Biaya Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Assauri S. 1993. Manajemn Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,


Uniersitas Indonesia. Jakarta .
Bedworth D dan Bailey JE. 1990. Integrated Production Control System. John Wiley
and Sons, Inc., New York.
Djatna T, Hadi MZ, Bayu YC. 2015. Analisis Sistem dan Pengambilan Keputusan.
Bogor(ID) : Departemen Teknologi Industri Pertanian.
Gasperz, V. 2001. Production Planning and Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Heizer J dan Render. 2005. Operation Management. Edisi ketujuh. Prentice Hall,
New Jersey.
Itsna Aulia, Nasir Widya, dan Ceria Farela. 2012. Perencanaan Produksi Aggregat
Produk Tembakau Rajang P01 dan P02 di PT X. Jurnal Teknik Industri.
Kusuma
Hendra.
2001.
Perencanaan
dan
Pengendalian
Produksi.
Yogyakarta(ID):Penerbit Andi.
Nasution A H dan Y Prasetyawan. 2008. Perencanaan & Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

13

Reid R D & N R Sanders. 2007. Operations Management 3rd Edition. New York:
John Wiley & Sons.
Stevenson. 1986. Production Operation Management. Irwin. Homewood. Illinois.

Lampiran 1 Timeline Kegiatan selama Penelitian


Kegiatan
Melakukan survey ke lokasi
peneletian
Melakukan pengumpulan datadata yang dibutuhkan
Mengidentifikasi faktor apa saja
untuk melakukan perencanaan
produksi agregat
Melakukan
peramalan
(forecasting)
Melakukan
olahan
data
perencanaan produksi agregat
Membuat jadwal induk produksi
Seminar

Januari
III IV

Februari
I
II III

Maret
II III

IV

April
I

Anda mungkin juga menyukai