Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KEHAMILAN TRIMESTER III


DI RUMAH BERSALIN ENDANG WIDAYAT SIDOARJO

Oleh :
ALIFIA CANDRA PURIASTUTI

011513243050

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
RUMAH BERSALIN ENDANG WIDAYAT
11 30 JANUARI 2016

Oleh :
ALIFIA CANDRA PURIASTUTI
011513243050

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III di RB Endang


Widayat Sidoarjo Periode Praktek Klinik Profesi Bidan 11 30 Januari 2016.
Nama : Alifia Candra Puriastuti
NIM

: 011513243050

Sidoarjo, Januari 2016


Mahasiswa,

Alifia Candra Puriastuti

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Rize Budi Amalia, S.Keb, Bd


NIK. 139111397

Endang Damiyati, SST, M.M.Kes


NIP.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil TM 3. Laporan ini
disusun terutama untuk memenuhi tugas praktek Profesi dengan harapan dapat
memperdalam wawasan keilmuwan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan
tentang materi, serta dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif
pada ibu hamil.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, dan untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.

Baksono Winardi, dr, Sp.OG (K) selaku ketua Program Studi


Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

2.

Endang Damiyati, SST, M.Kes selaku pembimbing praktik yang telah


berkenan menyediakan tempat praktik dan membimbing mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

3.

Rize Budi A., S.Keb,Bd.selaku pembimbing akademik yang telah


memberikan bimbingan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

4.

Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan


pendahuluan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Surabaya, Januari 2016
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa normal dan alamiah yang dialami


soerang wanita. Wanita yang hamil akan mengalami perubahan-perubahan
baik fisik maupun psikologis, sebab terjadi peningkatan hormon-hormon
sehingga ibu hamil rentan terhadap perubahn emosi. Selain itu dengan
semakin besarnya rahim sesuai usia kehamilan ibu hamil semakin cepat lelah,
sering buang air kecil, punggung terasa nyeri dan tegang.
Kehamilan merupakan suatu peristiwa normal dan alamiah yang dialami
seorang wanita. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Mortalitas
dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. Angka kematian ibu (AKI) menurut SDKI 2007 adalah sebesar
228 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu sangat komplek,
namun penyebab langsung seperti perdarahan, infeksi dan komplikasi aborsi,
harus segera ditangani oleh tenaga kesehatan. Asuhan antenatal penting untuk
menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan.
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa
risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil
akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya
serta dapat mengancam jiwanya. Sejumlah besar dari 5.600.000 wanita hamil
di Indonesia akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa
menjadi fatal. Target RPJMN Tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI
dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014.
Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs)
menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan
antenatal yang baik merupakan cara penting memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi secara dini kehamilannya. (Hani
dkk 2010).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal

care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi


ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi
(Saifudin,dkk., 2002).
Pemeriksaan ANC dalam periode kehamilan dilakukan sebanyak minimal
4x, yaitu 1x pada trimester 1 dan 2 serta 2x dilakukan pada trimester 3. Pada
ANC yang berkualitas, dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan standart 11
T dan KIE Efektif, diantaranya : Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi
Badan, Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA), Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi
Fundus Uteri (TFU), Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ), Tentukan Presentasi
Janin, Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT), Beri
Tablet Tambah Darah (Tablet Besi) dan Asam Folat, Periksa Laboratorium
(Rutin dan Khusus), Tatalaksana / Penanganan Kasus, dan KIE Efektif, yang
meliputi : Kesehatan Ibu (Periksa rutin ke nakes, istirahat cukup 9-10 jam per
hari dan tidak bekerja berat), PHBS (cuci tangan, mandi 2 kali sehari pakai
sabun, gosok gigi, olahraga), Peran suami / keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan, Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi persalinan, Asupan gizi seimbang, Gejala penyakit
menular dan tidak menular, Konseling PMTCT / HIV dan testing HIV di
daerah risti, IMD dan ASI Eksklusif, KB Pasca Persalinan, Imunisasi, dan
Brain Booster.
Dengan pengawasan wanita hamil untuk menyiapkan ibu hamil baik fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, diharapkan bisa mewujudkan keadaan postpartum sehat dan
normal. Oleh karena itu pengawasan ibu hamil sangatlah penting.

1.2

Tujuan Penulisan

a.

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan
pada ibu hamil trimester 3 secara fisiologis dan mendokumentasikannya
dalam bentuk SOAP.

b.

Tujuan Khusus
-

Menjelaskan beberapa teori yang mendasari kehamilan fisiologis.


Menjelaskan tentang konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada

kehamilan fisiologis.
Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada kasus ibu hamil trimester 3

fisiologis.
Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan dengan

SOAP.
Membuat pembahasan terkait asuhan yang sudah diberikan, dengan
fakta yang ditemukan dan mengkorelasikan dengan teori yang ada.

1.3

Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan asuhan


kebidanan pada ibu hamil. Serta sebagai subjek dalam menilai bagaimana
pemahaman dan keterampilan penulis dalam menyikapi kasus.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1

Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1

Pengertian

Menurut Saifuddin (2008), Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi


sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Menurut H. Farrer (1999) dalam Sam (2008) Kehamilan adalah penyatuan
sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan.
Menurut Zr. Dra. Christina (1996) dalam Sam (2008), Kehamilan adalah
seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau kehamilan oleh
sperma.
2.1.2

Proses Terjadinya Kehamilan


Menurut Manuaba (1998), proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi,
nidasi, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang janin sampai dengan aterm.
1. Ovulasi.
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal
yang komplek (Manuaba, 1998). Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) yaitu
oogonia, oosit pertama (primary oocyte), primary ovarium follicle, liquor
follicully, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada waktu
terjadi pembuahan (Mochtar, 1998).
2. Migrasi spermatozoa dan ovum.
Secara embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis.
Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel-sel interstisial leydig, sel-sel
spermatogonium

mulai

aktif

mengadakan

spermatogenesis.

Urutan

pertumbuhan

sperma

mitosis
yaitu

dan

terjadilah

spermatogonium

membelah menjadi 2 secara mitosis, spermatosit pertama membelah menjadi 2


(2n) secara meiosis (I),spermatosit 2 membelah menjadi 2 (n) secara meiosis
(II), spermatid kemudian tumbuh menjadi spermatozoa (Mochtar, 1998).
3. Konsepsi.
Konsepsi atau pembuahan adalah peristiwa penyatuan antara sel mani dengan
sel telur di tuba falopi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, terjadi
pembelahan zygot selama 3 hari sampai stadium morula (Mochtar, 1998).
4. Nidasi.

Setelah terjadi konsepsi maka terbentuklah zygot yang dalam beberapa jam
telah mampu membelah diri menjadi 2 dan seterusnya. Bersamaan dengan
pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan
sel memenuhi seluruh ruanagan dalam ovum. Keadaan semacam ini disebut
stadium morula. Pembelahan terus terjadi dan didalam morula terbentuk
ruanagna yang mengandung cairan yang disebut blastula. Pertumbuhan dan
perkembangan terus terjadi, blastula dengan vili korealis yang dilapisi sel
trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi
endometrium makin gembur dan semakin banyak mengandung glikogen yang
disebut desidu. Proses masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi (blastula)
kedalam endometrium/desidua. Nidasi terjadi hari ke-6-7 setelah konsepsi
(Manuaba, 1998).
5. Pembentukan plasenta.
Nidasi atau implantasi terjadi dibagian fundus uteri di dinding depan atau
belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak merata sehingga bagian blastula dengan inner cell
mass akan tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi
endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer
vili korealis (Manuaba, 1998).
6. Tumbuh kembang janin sampai aterm.
2.1.3

Tanda dan Gejala Kehamilan.


a. Tanda Presumtif
Menurut Mochtar (1998), tanda presumtif meliputi :
1) Amenorea
HPHT penting diketahui, supaya dapat menentukan usia kehamilan dan
kapan perkiraan persalinan.
2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai dengan
triwulan pertama, sering terjadi pada pagi hari.
3) Sering buang air kecil
TMS I
membesar.

: karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai

TMS II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kencing.
4) Pimentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanosfor dan kulit.
5) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan
akan timbul lagi.
6) Payudara menjadi tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
7) Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid.
8) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae sering terjadi pada TMS I.
9) Varises
Biasanya dijumpai pada daerah genetalia eksterna, fossa poplilea, kaki dan
betis.
10) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan pertama kehamilan.
11) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
b. Tanda-tanda Mungkin
Menurut Mochtar (1998), tanda mungkin kehamilan adalah :
1) Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
2) Tanda piskasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran perut.
3) Tanda chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan.
4) Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
5) Suhu basal
Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC s/d 37,8oC.
6) Perut membesar.
7) Teraba ballottement.
8) Reaksi kehamilan positif.
c. Tanda-tanda Pasti
1) Terdengar DJJ
2) Teraba bagian-bagian janin saat dipalpasi.

3) Terasa pergerakan janin.


4) Pemeriksaan USG.
5) Terlihat tulang-tulang janin dalam rotgen.
2.1.4

Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Wanita Hamil


a. Endokrinologi
Selama kehamilan normal kelenjar hipofise akan membesar 135 %.
Akan tetapi kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan.
Konsentrasi plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester
pertama dan kemudian akan meningkat secara progesif. Aksi yang penting
dari hormon paratiroid itu adalah untuk memasok janin dengan kalsium
yang adekuat. Pada saat hamil dan menyusui dianjurkan mendapat asupan
vitamin D 10 g atau 400 IU.
Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan
hormon androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan
kortisol akan meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan
menurun (Saifuddin, 2008).
Bambang (2011) memaparkan endokrinologi yang ada pada kehamilan.
Pada ibu hamil plasenta adalah sumber berbagai macam hormon. Antara
lain :
human Choironic Gonadotropin
human Placental Lactogen
Hormon steroid
Oksitosin
Growth Hormon
ACRH adrenocorticotropin releasing hormon
Pro-opiomelanocortin
Prolactin
GnRH gonadotropin releasing hormon

1) human Chorionic Gonadotropin (hCG)


hCG adalah hormon protein yang memiliki subunit alpha yang sama
dengan yang terdapat pada FSH,LH dan TSH. Subunit beta adalah unik
untuk hCG. Hormon ini paling mirip dengan LH. hCG diproduksi oleh
sinsitiotrofoblas dan dapat dideteksi dalam serum ibu 8 9 hari pasca
konsepsi. Hormon ini yang menjadi dasar bagi semua tes kehamilan
standar. Kadar hCG berlipat ganda setiap 48 jam dalam beberapa minggu
pertama kehamilan dan mencapai kadar puncak sebesar 80.000 100.000
mIU / mL pada usia kehamilan 8 10 minggu. Setelah itu, kadar hCG
menurun menjadi 10.000 20.000 mIU /mL dan menetap pada nilai
tersebut sampai aterm. Fungsi utama hCG adalah untuk mempertahankan
produksi progesteron corpus luteum sampai plasenta dapat mengambil alih
peran produksi progesteron pada usia gestasi sekitar 6 8 minggu.
Progesteron diperlukan untuk keberhasilan proses kehamilan awal. hCG
memiliki aktivitas tirotropik yang hanya menjadi berarti secara klinis bila
kadar hCG meningkat secara tajam seperti pada kehamilan mola.

2) human Plasental Lactogen (hPL)


hPL adalah hormon protein yang diperoduksi secara eksklusif oleh
plasenta dan terkait erat dengan prolaktin dan hormon pertumbuhan
(growth hormon ). Produksi hPL secara langsung bersifat proporsional
terhadap masa plasenta dan kadarnya meningkat secara konstan sepanjang
kehamilan. Fungsi hPL belum diketahui, tetapi hormon ini memiliki
aktivitas mirip dengan anti-insulin dan dapat terlibat dengan timbulnya
resistensi insulin yang menandai kehamilan.
3) Hormon Steroid
Plasenta adalah sumber utama produksi progesteron dan estrogen selama
kehamilan. Didalam plasenta, estrogen di sintesis dari prekursor
androgen dan hormon ini penting untuk mempersiapkan uterus dalam
menghadapi proses persalinan. Progesteron terutama berasal dari substrat
ibu (kolesterol) dan penting untuk mempertahankan uterus dalam keadaan
tenang sebelum proses persalinan dimulai.
b. Uterus
1) Ukuran
Terjadi pembesaran rahim akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos
rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik. Endometrium
menjadi desidua. Ukuran rahim pada kehamilan aterm adalah 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000cc.
2) Berat

Berat uterus meningkat, dari 30 gr menjadi 1000 gram pada akhir


kehamilan.
3) Bentuk dan konsistensi
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat,
pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti telur.
4) Posisi
Pada permulaan kehamilan rahim dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.
Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada pada rongga pelvis. Kemudian
mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya bisa mencapai
hati. Rahim pada wanita hamil biasanya mobil, lebih mengisis rongga
abdomen kanan atau kiri.
5) Vaskularisasi
Aa uterina dan aa ovarika mengalami pertambahan diameter, panjang, dan
anak-anak cabang. Pembuluh venamengembang dan bertambah.
c.Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak dan
kebiruan akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada
seluruh serviks bersamaan dengan terjadinya hipertropi dan hiperplasia
pada kelenjar kelenjar serviks (Saifuddin, 2008). Serviks manusia
merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang mengalami
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat
seperti katub yang bertanggung jawab menjaga janin di dalam uterus
sampai akhir kehamilan dan selama persalinan.
Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dan secara terus
menerus diremodel oleh kolagenase. Sampai

akhir trimester pertama

kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Dengan sel-sel


otot polos dan jaringan elastis, serabut kolagen bersatu dengan arah paralel
terhadap sesamanya sehingga servik menjadi lebih lunak dibanding tidak
hamil, tetapi tetap mampu mempertahankan kehamilan. Pada saat
kehamilan mendekati aterm terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi
kolagen yang secara klinis terbukti dengan melunaknya serviks (Saifuddin,
2008).

d. Ovarium
Proses ovulasi pada kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium dan berfungsi maksimal selama 6 7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang
relatif minimal. Fungsi ovarium sebagai penghasil estrogen dan progesteron
digantikan oleh plasenta pada usia kehamilan 16 minggu. Perubahan pada
trimester tiga tidak begitu menonjol dan Perannya juga belum di ketahui
secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai

efek pada perubahan

struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium oleh relaksin yang


akan berimplikasi pada kehamilan preterm (Saifuddin, 2008).
e.Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina
akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick.
Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangna sejumlah jaringan
ikat dan hipertropi dari sel sel otot polos.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi
akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 6 yang merupakan
hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh
epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus (Saifuddin, 2008).
f. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang kadang juga akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
Pada banyak perempuan, kulit di garis pertengahan perutnya (linea
alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea
nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada
wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum.
Selain itu pada areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang
berlebihan. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah

epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Estrogen


dan progesteron diketahui mempunyai peran melanogenesis dan diduga
bisa menjadi faktor pendorongnya (Saifuddin, 2008).
g. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan pertama, suatu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar. Pada bulan yang sama
areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar Montgomery, yaitu
kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung untuk menonjol
keluar. Jika payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat di perut
akan muncul (Saifuddin, 2008).
h. Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya, kemudian payudara, volume darah, dan cairan
ekstraselular. Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal
yang fisiologis. Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10
mOsm/kg yan diinduksi oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan
sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi pada awal kehamilan.
Hasil konsepsi, uterus dan darah ibu secara relatif mempunyai
kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO
menganjurkan asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g. Selama
kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar akan
digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan hanya 2,5 %
dari total kalsium ibu.
Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel
dalam sintesis DNA / RNA. Defisiensi asam folat selama kehamilan akan
menyebabkan terjadinya aneia megaloblastik dan defisiensi pada masa
prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan menyebabkan neural tube
defect pada janin sehingga para perempuan yang merencanakan kehamilan
dianjurkan mendapat asupan asm folat 0,4 mg/hari sampai usia kehamilan
12 minggu. Sementara itu, pada ibu ibu yang mempunya riwayat anak
dengan spina bifida dianjurkan mengonsumsi asam folat sebanyak 4
mg/hari sampai usia kehamilan 12 minggu (Saifuddin, 2008).

i. Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan
ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Selain itu, juga
terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke 10 dan 20 terjadi
peningkatan volume plasma sehingga terjadi peningkatan preload.
Kapasitas vaskular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan.
Peningkatan estrogen dan progesteron juga akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer. Ventrikel kiri akan
mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac
output, tetapi kontraktilitasnya tidak berubah.
Pada pertengahan kehamilan terjadi penurunan preload dan cardiac
output. Sehingga akan menyebabkan hipotensi arterial (hipotensi supine)
dan pada keadaan yang berat akan menyebabkan ibu kehilangan kesadaran.
Penekanan aorta akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
Selama trimester akhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke-6
8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke -32 34. Volume
plasma akan meningkat 40 45 %. Hal ini dipengaruhi oleh aksi
progesteron dan estrogen pada ginjal yang diinisiasi oleh jalur renin
angiotensin dan aldosteron. Penambahan volume plasma ini sebagian besar
berupa plasma dan eritrosit.
Eritropoitin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah
sebanyak 20 30 %, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan volume
plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan penurunan
konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12.5 g/dl,dan pada 6 %
perempuan bisa mencapai di bawah 11 g/dl. Jumlah zat besi yang
diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh biasanya tidak
mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan
zat besi dan asam folat dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata rata
6 7 mg/hari.
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar
antara 5000 12.000/l dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan

masa nifas berkisar 14.000 16.000/l. Penyebab peningkatan ini belum


diketahui.
Kehamilan

juga

mempengaruhi

keseimbangan

koagulasi

intravaskular dan fibrinolisis sehingga menginduksi suatu keadaan


hiperkoagulasi. Dengan pengecualian pada faktor XI dan XII, semua
konsentrasi plasma dari faktor faktor pembekuan darah dan fibrinogen
akan meningkat. Produksi platelet juga meningkat tetapi karena adanya
dilusi dan konsumsinya, kadarnya akan menurun (Saifuddin, 2008).
j. Sistem Respirasi
Pada kehamilan frekuensi pernapasan tidak berubah, tetapi
ventilasi permenit meningkat 40% karena volume alun napas meningkat,
hal ini sudah mulai nampak sejak kehamilan 7 minggu. Hiperventilasi ini
melebihi peningkatan konsumsi oksigen.
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah 6 cm,
tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume
residu paru - paru karena pengaruh diafragma yang naik 4 cm selama
kehamilan.
k. Traktus Digestivus
Terjadi penurunan motilitas otot polos pada traktus digestive dan
penuruna sekresi asam hidroklorid dan peptin dilambung sehingga akan
menimbulkan gejala pyrosis ( heartburn ) sering terjadi disebabkan oleh
refluks sekresi asam hidroklorid ke esofagus bawah sebagai akibat
perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfinkter esofagus bagian
bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan
motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi menjadi lebih hiperemesis dan lunak sehingga dengan trauma
sedang saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan
muncul, tetapi setelah persalinan akan berkurang secara spontan. Hemoroid
terjadi sebagai akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian
bawah karena pembesaran uterus.
Hati tidak mengalami perubahan selama kehamilan baik secara
anatomic maupun secara morfoligik (Saifuddin, 2008).
l. Traktus Urinarius
Pada bulan bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering

berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul.
Ginjal akan membesar,glomerular filtration rate dan renal plasma
flow akan meningkat. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan
creatinin clearence lebih tinggi 30 %. Pada ureter akan terjadi dilatasi
dimana sisi kanan akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini
diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan adanya
tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari
dekstrorotasi uterus. Ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter
kanan juga diperkirakan sebagai faktor penyebabnya. Penyebab lainnya
diduga karena pengaruh hormon progesterone (Saifuddin. 2008).
m. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan sebagai akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis lordosis menggeser daya berat kebelakang kearah 2
tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis, dan pubis akan meningkat
mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas
tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap ibu dan menyebabkan
perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung terutama pada akhir
kehamilan (Saifuddin, 2008).
n. Sistem Imunitas
Hasil konsepsi merupakan setengah benda asing yang harus dapat
diterima saat mulai implantasi. Kehamilan dianggap berkaitan dengan
supresi berbagai fungsi imunologis yang diperantarai secara humoral dan
selular untuk menyesuaikan diri dengan tandur janin semialogenik.
Sebagian besar kehamilan tidak menimbulkan reaksi antigen-antibodi
sehingga implantasi dapat berlangsung. Jumlah leukosit pada kehamilan
yaitu 12.000/ml. Selama persalinan dan masa nifas awal jumlahnya dapat
mencapai 25.000 atau bahkan lebih. Penyebab peningkatan tersebut belum
diketahui.
Billington D (2006) menyebutkan bahwa Madawar (1953)
mengajukan usulan konsep fetus as an allograft yaitu keterkaitan
immunologis antara janin dan maternal selama kehamilan dianggap mirip
dengan keterkaitan antara allograft yang dicangkokkan pada resipiennya.

Sekarang

para

ahli

Immunologi

dapat

menemukan

mekanisme

immunoregulasi pada kehamilan normal, kehamilan yang gagal dan waktu


implantasi yang gagal. Hal ini jelas pada sel embrio yang melekat pada
desidua uterus dan akhirnya respons dari permulaan plasenta menstimuli
Th2 (Paulesu L. 2005).
Kehamilan adalah suatu usaha keseimbangan immunologis dimana
sistim immun maternal harus toleransi terhadap molekul Mayor
Histocompatibility Complax (MHC) paternal tetapi sistim immun ini juga
harus tetap normal untuk pertahanan maternal terhadap micro organisme
(Garland, 2001). Hipotesis kehamilan : sistim immun maternal harus
ditekan untuk dapat toleran terhadap konseptus semi alograf agar dapat
hidup terus (Kanello poulos L, 2003) Janin dan plasentanya merupakan
jaringan semialogenik yang asal genetiknya 50% dari paternal dan 50%
dari maternal (Panulesu L, 2005).
Sel-sel trofoblas tidak mampu mengekpresikan molekul MHC klas
I dan klas II, sementara sel-sel trofoblas ekstravilosa mampu
mengekspresikan MHC gen non klasik yang dikode sebagai Human
Leukosite Antigen G (HLA-G) yang dapat down regulate fungsi sel
Natural Killer (Sel NK) (Beer, AG, 2000).
Sel-sel desidua dan sel-sel plasenta menghasilkan banyak sitokin
yang sebagian menyebabkan deviasi respons immun Th1 ke Th2. Sebagai
akibatnya karena pengendalian infeksi dilakuka oleh Th1, keadaan ini
menyebabkan ibu lebih rentan terhadap infeksi. Disisi lain meningkatnya
sitokin Th1 banyak dihubungkan dengan kejadian abortus spontan,
kelahiran bayi kecil dan intra uteri fetal death (IUFD) (Raghupathy, 2000)
Pada kehamilan normal, sitokin sel Th1 (IFN , IL-2) akan menurun dan
sitokin sel Th2 akan sedikit naik yang berguna untuk kelangsungan
kehamilan sampai cukup bulan (Raghupathy, 2000; Chapel H, 1999)
Sel-sel trophoblas ada yang mengalami apoptosis, hal ini perlu untuk
kelangsungan hidup janin (Mor G, 2006).

2.1.6 Kebutuhan Nutrisi Masa Kehamilan


a. Zat Besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan
janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu.
Pemberian tablet zat besi sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Total
besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200
mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah,
dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Wanita memerlukan 12 mg/hari Fe
dan diperlukan tambahan asupan mg/hari untuk ibu hamil.
Besi yang paling mudah diabsorbsi adalah bentuk fero, untuk pemberian
oral tersedia dalam bentuk berbagai garam fero seperti, fero sulfat, fero
glukonat, dan fero fumarat. Ketiga preparar ini umumnya efektif dan tidak
mahal. Tidak ada perbedaan absorbsi diantara garam-garam Fe ini. Jika
ada mungkin karena kelarutannya dalam asama lambung. Bentuk yang
sukar diabsorbsi yaitu dalam bentuk garam sitrat, tartrat, karbonat,
pirofosfat dan feri (Fe3+). Absoepsi Fe melalui saluran cerna terutama
berlangsung di duodenum dan jejenum proximal. Transportnya melalui
mukosa ususs yang terjadi melalui transpor aktif. Ion fero yang sudah
diabsorbsi akan dirubah menjadi ion feri dalam mukosa. Selanjutnya ion
feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara transferin atau dirubah
menjadi feritin dan disimpan di dalam mukosa usus. Eksresi Fe
berlangsung melalui sel epitel kulit, saluran cerna, urin, dan feses.sumber
alamai Fe adalah hati, jantung, kuning telur, ragi, kerang, kacang-kacangan
(labih dari 5mg/100g). Makanan yang mengandung besi dalam jumlah
sedang (1-5mg/100g) diantaranya daging, ikan, unggas, sayur-sayuran
berwarna hijau dan biji-bijian. Sedangkan susu dan produknya dan sayuran
yang kurang hijau mengandung besi dalam jumlah rendah (kurang dari 1
mg/100g)Fe hewani lebih mudah diabsorbsi daripada Fe dari sumber
nabati. Secara umum pemberian setiap hari Fe (60-120mg dan asam folat
(0,4mg) yang direkomendasikan oleh INACG/WHO/UNICEF untuk

pencegahan anemia defisiensi besi untuk ibu hamil akan tetapi dosis
tersebut berlebihan untuk ibu hamil tanpa anemia. Pemberian Fe 120mg/
minggu untuk ibu hamil tanpa anemia dan asam folat 0,4mg secara
signifikan dapat mencegah anemia pada ibu hamil dengan resiko rendah
terhadap anemia (Fiteri, Fernando.,et al, 2012) . Zat besi merupakan
senyawa yang digunakan untuk memproduksi hemoglobin yang berfungsi
untuk :

Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh

Sintesis enzim yang terkait besi

Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang, 2010).

b. Asam Folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme
beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa
penting dalam sintesis asam nukleat (Aritonang, 2010). Selain itu
Almatsier (2009) menyebutkan bahwa asam folat juga dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang
belakang dan untuk pendewasaannya. Sekitar 24-60% wanita baik di
negara berkembang maupun yang telah maju mengalami kekurangan asam
folat karena kandungan asam folat di dalam makanan mereka sehari-hari
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil. Kekurangan
asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan
seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan
hemorrhage

(perdarahan).

Selama

kehamilan

trimester

pertama,

kekurangan asam folat dapat mempengaruhi perkembangan system saraf


pusat pada fetus. Hal ini dapat menyebabkan neural tube defects seperti
spina bifida (defek penutupan struktur tulang medulla spinalis) atau
anencephaly ( sedikitnya formasi massa otak).
Dianjurkan penambahan sebanyak 200 g untuk ibu hamil, yang dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya
diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama
kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 g per hari,
masing-masing pada trimester I, II, dan III (Aritonang, 2010). Absorpsi
asam folat paling baik adalah melalui pemberian per oral terutama pada

sepertiga bagian proksimal usus halus. Pemberian dengan dosis kecil,


memerlukan energy untuk melakukan absorpsi sedangkan pada dosis
besar, absorpsi dapat berlangsung secara difusi. Gangguan pada usus halus
masih dapat mencukupi kebutuhan folat.Ada tidaknya tanspor protein
belum dapat dipastikan. Dua pertiga dari asam folat yang terdapat dalam
plasma darah terikat pada protein yang tidak difiltrasi ginjal. Distribusi
folat merata ke semua sel jaringan dan terjadi penumpukan dalam cairan
serebrospinal. Ekskresi berlangsung di ginjal dan sebagian besar dalam
bentuk metabolit (Dewoto, Wardhini 2007).
c. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang pertumbuhan
tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan
untuk membantu pembuluh darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika
kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang
dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu yang mengakibatkan tulang
ibu menjadi keropos atau osteoporosis. Dianjurkan penambahan sebesar
150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian
kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah 950
mg/hari. Untuk ibu hamil dengan resiko tinggi pre ekalmsi dianjurkan
untuk mengkonsumsi 1,5-2 g/hari dimulai pada usia gestasi 20 minggu
(WHO, 2011). Makanan yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan
teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk olahan susu seperti keju
dan yoghurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan menyebabkan
tekanan darah ibu menjadi meningkat. (Sophia, 2009).
d. B6
Vitamin B6 : piridoxin, piridoxal, dan piridoxamine adalah salah satu
bagian dari vitamin B lainnya yang disebut B kompleks. Sifat dasar
vitamin B6 adalah mudah larut dalam air. Kebutuhan yang harus dipenuhi
selama masa kehamilan adalah 1,9 mg/hari dan 2 mg/hari pada ibu
menyusui.
Vitamin B6 memainkan peran utama dalam koordinasi proses metabolisme
tubuh. Secara keseluruhan, memastikan fungsi normal dari sistem saraf,
regulasi

hormon,

memperbaiki

jaringan,

pertumbuhan

sel,

dan

pembentukan sel darah merah, asam nukleat, dan asam amino. Beberapa
manfaat vitamin B6 adalah :

Salah satu fungsi piridoxin adalah membentuk nutrisi kompleks


(karbohidrat, protein dan lemak) menjadi lebih sederhana sehingga

mudah diasimilasi oleh tubuh.


Peningkatan asupan vitamin B6 membantu dalam asimilasi yang lebih
baik dari suplemen dan obat lain. Ini adalah alas an mengapa piridoxin
digunakan bersama dengan vitamin B lainnya untuk formulasi vitamin

B-kompleks
Vitamin B6 membantu dalam sintesis limfosit (sejenis leukosit) dan

antibody, yang bertugas untuk mekanisme ketahanan tubuh.


Salah satu manfaat vitamin B6 lainnya adalah mengurangi retensi air
atau edema yang mengakibatkan pembengkakan bagian tubuh.
Umumnya, vitamin B kompleks yang mengandung kandungan tertentu

dari vitamin B dan lainnya direkomendasikan untuk pengobatan edema.


Menurut penelitian medis, vitamin B6 dan terjadinya sindrom
premenstruasi saling terkait satu sama lain. Hal ini ditemukan bahwa
peningkatan vitamin B6 dalam makanan efektif untuk mengendalikan

fluktuatif hormonal, sehingga memerangi gejala sindrom premenstruasi.


Berbagai penelitian telah dilakukan sehubungan dengan vitamin B6 dan
kehamilan. Dalam studi kasus, ditemukan bahwa vitamin B6 dapat
digunakan untuk pengobatan mual, muntah, dan gejala lainnya, yang
banyak dialami wanita mengalami selama bulan bulan awal

kehamilan.
Manfaat lain dari vitamin B6 adalah menurunkan tekanan darah dan kadar
kolestrol dengan cara yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin
B6 secara tidak langsung membantu mencegah masalah sirkulasi darah.
e. AA
AA dan DHA disebut-sebut sebagai senyawa yang bisa mendukung
kecerdasan dan perkembangan otak sejak anak-anak masih berada dalam
rahim. AA adalah singkatan dari asam arakidonat. AA adalah salah satu
jenis rantai senyawa dari asam lemak omega 6. Senyawa ini menjadi
salah satu komposisi yang ditemukan dalam otak. Bahkan jumlah AA

paling banyak diotak adalah sekitar 50 %. AA juga banyak ditemukan pada


disemua bagian sel-sel tubuh secara merata. Proses transfer AA dalam
tubuh bayi akan terjadi secara alami dari ASI yang diberikan oleh ibu
kepada bayi. Karena itulah ASI akan membuat bayi memiliki pertumbuhan
yang sehat dan cepat dibandingkan dengan jenis nutrisi lain. Manfaat AA
menjadi salah satu bagian yang sangat penting bagi manusia. Tidak hanya
saat masih bayi, namun juga penting untuk usia remaja, dewasa dan usia
lanjut. Banyak orang yang mengabaikan sumber AA karena tidak
menyadari manfaatnya yang sangat besar. Berikut ini adalah beberapa
manfaat AA untuk tubuh kita :

Membentuk Sistem Kekebalan Tubuh


AA menjadi salah satu perantara untuk memproduksi hormon
eikosanoid yang berfungsi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
AA menjadi salah satu zat penting untuk membuat tubuh menjadi lebih
sehat. Bahkan AA sangat penting untuk membentuk sistem kekebalan
tubuh sejak masih bayi hingga usia lanjut.

Mendukung Proses Pembekuan Darah


AA bekerja dengan berbagai senyawa dalam tubuh seperti vitamin dan
mineral untuk membuat sistem pengaturan darah. AA berperan dalam
membentuk senyawa khusus yang membantu proses pembekuan darah
sehingga bisa mengatasi beberapa masalah seperti darah encer dan
pendarahan pada beberapa kasus operasi.

Mendukung Perkembangan Otak Janin


Bagi ibu hamil mengkonsumsi berbagai sumber makanan dan minuman
yang mengandung AA maka bisa membentuk sistem perkembangan
otak janin yang lebih baik. AA akan diserap oleh janin menjadi nutrisi
untuk mengembangkan kemampuan otak. Selain itu AA juga
mendukung perkembangan fungsi syaraf, sinyal motorik dan memori
yang penting untuk janin selama hidupnya.

Mendukung Perkembangan Tubuh Janin


AA tidak hanya penting otak, sebab AA juga menjadi salah satu zat
penting untuk menjaga perkembangan tubuh janin. Ibu hamil yang

banyak mengkonsumsi AA memiliki resiko cacat bayi yang lebih kecil.


AA yang disalurkan oleh ibu hamil ke bayi lewat ASI sangat baik untuk
membentuk tubuh dan kesehatan bayi.

Menciptakan Pertumbuhan Otot Bayi


AA juga

menjadi

salah

satu

nutrisi

yang

bisa

mendukung

perkembangan otot bayi. Sumber AA yang didapatkan oleh bayi dari


ASI dan makanan lain bisa membuat tubuh bayi memiliki
perkembangan otot yang lebih stabil. Bahkan konsumsi berbagai
makanan yang mengandung AA juga bisa mendukung perkembangan
AA tubuh bayi.

Mencegah Peradangan
AA menjadi salah satu zat yang berperan untuk mendukung proses
produksi prostaglandin. Ini adalah salah satu jenis hormon yang
berfungsi untuk mencegah peradangan yang terjadi pada otot dan organ
tubuh manusia. AA akan bekerja sama untuk meningkatkan fungsi otot
dan mencegah peradangan secara tidak langsung.

Mengatur Pelepasan Zat Neurotransmitter


Dalam sistem metabolisme manusia AA berperan untuk mengatur
saluran protein khusus yang bekerja untuk sistem neurotransmitter yaitu
protein kinase. Zat ini menjadi sangat penting bagi tubuh terutama
untuk mencegah berbagai masalah gangguan pada syaraf tubuh dan
otak.

Menjaga Kesehatan Syaraf


AA yang menjadi salah satu penyusun terbanyak dari bagian otak dan
syaraf juga penting untuk membentuk hubungan sinyal syaraf yang
sehat. Kondisi syaraf sinyal dan otot yang baik juga akan menjaga
keseimbangan tubuh. Dalam hal ini AA juga penting untuk membuat
tubuh bisa bekerja dengan baik dan stabil.

Memperbaiki Sistem Otot


AA sering menjadi salah satu asupan makanan yang sangat penting bagi
olahragawan. Kebutuhan AA akan diukur berdasarkan tingkat aktifitas.
Dalam hal ini AA berperan untuk membentuk tubuh yang sehat dengan

perkembangan otot yang baik. olahragawan sering mengalami


penurunan fungsi otot karena porsi latihan yang lebih besar
dibandingkan orang biasa.
Beberapa sumber AA antara lain adalah:

Daging

Susu

Telur

ASI

Kacang-kacangan

Minyak Jagung

f. DHA
DHA adalah singkatan dari docosahexaenoic acid. Ini adalah salah satu
jenis asam lemak tak jenuh ganda omega 3 yang terkandung dalam
semua bagian tubuh manusia. DHA menjadi salah satu jenis lemak utama
yang berperan untuk bagian mata dan otak. Bahkan DHA bisa ditemukan
dalam otak dengan jumlah sekitar 95%, sementara dalam mata sekitar
90%. DHA tidak hanya dibutuhkan oleh janin dan bayi saja tapi juga
penting untuk anak-anak hingga orang dewasa.
Manfaat DHA memiliki peranan penting bagi perkembangan tubuh. DHA
memang memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk lemak
pada bagian otak, terutama untuk bagian otak yang mendukung
perkembangan dan pembentukan sistem kecerdasan dan memori. DHA
tidak hanya ditemukan dalam otak dan mata tapi juga banyak ditemukan
pada jantung. Bahkan konsumsi sekitar 850 mg DHA setiap hari bisa
meningkatkan fungsi memori untuk dewasa dan manula. Berikut ini adalah
manfaat utama DHA untuk tubuh manusia.

Perkembangan Retina Mata


DHA banyak dibutuhkan untuk mengisi komposisi lemak pada bagian
retina. Retina adalah bagian mata yang sangat penting karena bisa
mendukung ketajaman visual. DHA yang didapatkan janin dari nutrisi
selama kehamilan akan membentuk lapisan retina yang lebih tajam.

Sementara kelahiran

prematur

sering identik dengan

masalah

kekurangan DHA sehingga bisa menyebabkan masalah mata. ASI atau


air susu ibu menjadi sumber DHA terbaik ketika bayi sudah lahir. DHA
juga menjadi zat penting untuk mempertajam kemampuan penglihatan
remaja, dewasa hingga orang tua.

Menjaga Kesehatan Hati


Hati manusia berfungsi untuk menetralkan racun dalam tubuh. Semua
jenis makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh bisa diserap
oleh tubuh. DHA memberikan manfaat yang sangat baik untuk hati,
terutama untuk memelihara struktur lemak dalam hati. Kekurangan
DHA juga bisa memicu beberapa masalah pada bagian hati.

Menjaga Kesehatan Jantung


Jantung manusia menjadi salah satu inti organ yang sangat penting.
Jantung berfungsi untuk memompa seluruh darah ke bagian tubuh
sehingga tubuh mendapatkan nutrisi sesuai dengan kebutuhan. Kualitas
darah yang baik akan mengirimkan sinyal makanan ke bagian tubuh.
DHA menjadi lemak struktural yang penting untuk menjaga kesehatan
jantung. DHA akan membuat jantung bisa memiliki peran yang sesuai
untuk kesehatan tubuh sehingga membantu pencegahan berbagai
masalah jantung.

Menurunkan Kadar Kolesterol


Konsumsi makanan yang mengandung DHA tinggi juga bisa
menurunkan kadar kolesterol. DHA bekerja untuk meningkatkan
penyerapan kolesterol baik sehingga mencegah berbagai masalah
jantung yang disebabkan oleh tingginya kolesterol buruk. HDL adalah
jenis kolesterol baik yang biasanya didapatkan dari jenis makanan yang
mengandung DHA.

Berikut ini beberapa sumber DHA yang layak untuk dikonsumsi.

Ikan Salmon

Ikan Tuna

Ikan Teri

2.1.5

Hati (hati sapi dan hati unggas).

Minyak Ikan

Kuning Telur

Perubahan Pada Kehamilan Trimester 3


1.

Payudara terasa penuh, nyeri


tekan dan kadang keluar kolostrum.

2.

Sering BAK.

3.

Kemungkinan sulit tidur.

4.

Sakit

pada

perut

bagian

bawah.
5.

Konstipasi/sembelit.

6.

Leucorrhoe.

7.

Kejang pada tungkai kaki.


Atau biasa disebut dengan kram. Disebabkan oleh pengaruh hormon
ibu.

8.

Kontraksi

braxton

hicks

memetap, tidak nyeri.


2.1.6 Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil Trimester 3
Trimester ke tiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Oakley dalam Sweet 1999 mengungkapkan bahwa masa ini
merupakan masa yang krusial dalam kehamilan karena terjadi krisis identitas,
wanita merasa kesepian dan terisolasi. Sumber kekhawatiran yang terjadi pada
masa ini adalah medikalisasi saat persalinan, perubahan body image dan takut
kehilangan pasangan.
Pada periode ini ibu mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk
yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada
perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun.
Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sementara perhatian utama wanita
terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran
uterus, keduanya, menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang

keberadaan bayi. Ibu menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari
keramaian atau seseorang ataupun yang dianggap berbahaya.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester tiga. Ibu mungkin cemas
dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti : apakah nanti bayinya
akan lahir abnormal, terkait persalinan dan kelahiran (nyeri, kehilangan kendali,
hal-hal lain yang tidak diketahui). Ibu mengalami mimpi yang sebagian besar
mengenai bayi, anak-anak, persalinan.
Ibu juga mengalami proses duka ketika ia mengantisipasi hilangnya
perhatian dan hak istimewa khusus lain yang didapat selama hamil, perpisahan
antara ibu dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan karena
uterusnya yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan kosong.
Ibu akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat
menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya.
Pada pertengahan trimester tiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi
pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya akan semakin
membesar dan ini menjadi halangan. Alternatif posisi dalam berhubungan seksual
dan metode alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu.
Pada trimester III ibu mulai realistis mempersiapkan diri untuk melahirkan
dan mengasuh anaknya. Ia akan mengatakan saya akan menjadi ibu. Walaupun
hanya ibu yang merasakan anak yang berada dalam kandungannya, kedua orang
tua dan saudara-saudaranya percaya anak yang berada dalam kandungan berespon
dengan cara yang sangat pribadi dan individual. Anggota keluarga dapat
berinteraksi sebanyak-banyaknya dengan anak di dalam kandungan ini, misalnya
berbicara kepada janin dan mengelus perut ibu.
Adaptasi psikologis pada ibu hamil juga dialami oleh suami. Beberapa
suami mungkin menunjukan kepedulian akan keadaan istrinya. Sedangkan suami
lain justru merasa kesepian dan terasing karena istrinya secara fisik dan emosional
terikat dengan calon anak mereka. Sebagian suami menganggap kehamilan
sebagai bukti kejantanannya dan

kehamilan dapat merupakan kesempatan ia

dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri menjadi seorang ayah. Respon


emosi suami terhadap peran seorang ayah, kekhawatirannya, dan kebutuhannya
akan informasi berubah-ubah sepanjang masa kehamilan (Varney, 1997).
2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda tanda yang mengindikasikan


adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes,2003).
Macam-macam tanda bahaya kehamilan :
1. Perdarahan pervagina
2. Keluar air ketuban sebelum waktunya
3. Kejang
4. Gerakan janin kurang atau tidak ada
5. Demam Tinggi
6. Nyeri perut yang hebat
7. Sakit kepala yang hebat
8. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
9. Selaput kelopak mata pucat
10. Bengkak pada muka dan tangan
11. Masalah visual
a. Keluar darah dari jalan lahir (Perdarahan Pervaginam)
Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah,
banyak, dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta
(Pusdiknakes, 2003).
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Biasanya disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut, juga
karena adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik dan
penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina.
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin
test) merah menjadi biru (Saifuddin, 2001)
c. Kejang
Didahului terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin,2001).
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke- 6. Jika bayi
tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003). Apabila ibu tidak merasakan
gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya.

Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu
yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun kecelakaan
sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.
e. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin,2002).
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak
hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre term, gastritis,
penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran
kemih atau infeksi lainnya (Pusdiknakes, 2003).
g. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadangkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes,
2003).
h. Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklamsia (Tiran, 2007)
2.1.8 Standart Pemeriksaan ANC
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal dari 25 standar
pelayanan kebidanan seperti berikut ini:
a. Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Pernyataan standar:

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami
dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini secara teratur.
b. Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar:
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat,
dan penyuluhan kesehatan serta tugaas terkit lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.
Bila ditemukan kelainan. Mereka harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Standar 5: Palpasi Abdominal
Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melkakan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamailan; serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masukna kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan sera melakukan
rujukan tepat waktu.
d. Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataaan standar:
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau
rujukan semua kasus anemia pada kehamialn sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

f. Standar 8: Persiapan Persalinan


Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkanakan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Departemen
Kesehatan RI, 1999)
Sesuai dengan program pemerintah, standart pemeriksaan ANC mencakup
11 T dan KIE Efektif, diantaranya :
1 timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2 ukur lingkar lengan atas (LiLA)
3 ukur tekanan darah
4 ukur tinggi fundus uteri (TFU)
5 hitung denyut jantung janin (DJJ)
6 tentukan presentasi janin
7 skrining status imunisasi TT (dan pemberian imunisasi TT)
8 beri tablet tambah darah (tablet besi) dan asam folat
9 periksa laboratorium (rutin dan khusus)
10 tatalaksanan dan penanganan kasus
11 KIE efektif
KIE Efektif meliputi :
1) Kesehatan Ibu : periksa rutin ke nakes, istirahat cukup 9-10 jam per hari
dan tidak bekerja berat
2) PHBS : cuci tangan, mandi 2 kali sehari pakai sabun, gosok gigi, dan
olah raga
3) Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
4) Tanda bahay kehamilan, persalinan, dan nifas serta kesiapan
menghadapi persalinan
5) Asupan gizi seimbang
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
7) Konseling PMTCT/ HIV dan testing HIV di daerah risti
8) IMD dan ASI Eksklusif
9) KB Pasca Persalinan
10) Imunisasi
11) Brain Booster

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil berdasarkan Standar
Asuhan Kebidanan
I.

Pengkajian
Tanggal Pengkajian
Tempat
Oleh
:

:
:

Jam
:
No.Registrasi :

1.1. Data Subjektif


a. Identitas
Nama (istri dan suami)
Umur
Demi mengetahui kehamilan ini adalah hamil resiko tinggi atau tidak. Umur

ideal ibu untuk hamil adalah umur 20-35 tahun.


Alamat
Mengetahui dimana ibu tinggal dan memudahkan mengetahui pengaruh
lingkungan terhadap kesehatan ibu. Juga untuk mengetahui seberapa jauh

tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan kesehatan.


Pendidikan
Supaya mengetahui tingkat intelektual ibu yang mempengaruhi perilaku ibu
terhadap kesehatannya.

Kebangsaan
Untuk mengadakan statistik tentang kelahiran, juga Menentukan prognose
persalinan dengan melihat panggul. Panggul wanita asia, afrika dan Barat
mempunyai ciri tersendiri.

Pekerjaan
Untuk mengetahui pola aktivitas dan status ekonomi ibu.
Agama
Untuk menyesuaikan pelayanan kesehatan yang diberikan harus sesuai
dengan kepercayaan yang benar yang dianut oleh ibu.

Perkawinan (Berapa lama dan berapa kali kawin)

Untuk menentukan bagaimana keadaan alat reproduksi ibu. Misalnya pada


ibu yang lama sekali kawin baru punya anak, kemungkinan ada kelainan alat
reproduksi.
b. Keluhan
Untuk mengetahui apa yang dirasakan ibu pada saat itu
Keluhan TM 3 :
1. Payudara mengencang
2. Sakit punggung
3. Sembelit
4. Pingsan / pusing
5. Merasa Cepat Lelah
6. Sering kencing dan Masalah perkemihan
7. Sakit kepala
8. Kaki Kram
9. Gangguan Tidur
10. Wasir
11. Heartburn & pencernaan terganggu
12. Varises
13. Pembengkakan (edema)
14. Sesak napas
15. Terganggunya Tidur (Insomnia)
16. Peningkatan cairan vagina
17. Kontraksi perut
c. Riwayat menstruasi
HPHT (hari pertama haid terakhir)
Untuk menentukan hari perkiraan lahir dan usia kehamilan ibu.
Siklus haid (25-32 hari)
Sifat darah (merah, encer, bau khas)
Lama haid (5-8 hari)
Teratur/tidak (normalnya teratur)
Fluor albus ada/tidak (normalnya tidak. Jika ada tanyakan pada ibu baunya,
warnanya, dan konsistensinya bagaimana, serta tanyakan pula gatal atau
tidak).
d. Riwayat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis kontrasepsi apa yang digunakan ibu sebelum hamil
ini dan berapa lama jangka waktu ibu menggunakannya.
e. Riwayat obstetri yang lalu
Untuk mengetahui riwayat obstetric di masa lalu dalam keadaan tidak ada
penyulit.
f. Riwayat kehamilan saat ini
Identifikasi tentang kehamilan ini dengan usia kehamilannya. Keluhankeluhan yang terjadi selama kehamilan. Kaji juga apakah ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur, tempatnya, dan apakah sudah

mendapatkan imunisasi TT (tetanus toxoid), bila sudah berapa kali. Kaji


pergerakan anak pertama kali pada usia kehamilan berapa minggu dan
frekuensinya.
g. Riwayat kesehatan klien
Tidak ada riwayat penyakit baik menular maupun menurun, misalnya jantung,
diabetes, TBC, hepatitis, ginjal, hipertensi dan penyakit lain yang dapat
memperberat atau diperberat oleh persalinan.
Obat-obatan yang pernah ibu konsumsi selama kehamilannya karena
beberapa obat bersifat teratogenik bagi janin yang dikandung ibu.
h. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menular maupun menurun, yaitu
jantung, TBC, Hepatitis, DM, Asma, Ginjal, Hipertensi, Gemelli, dll.
i. Riwayat perilaku kesehatan
Ibu tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol, jamu-jamuan, narkoba,
dan tidak pernah memelihara binatang peliharaan
j. Pola fungsional kesehatan
Nutrisi
Berapa banyak frekuensi makan ibu, bagaimana dinamika fluktuasi makan
ibu sebelum dan selama hamil, apa saja yang dimakan ibu, dan apakah ada
penyulit. Bagaimana dengan minuman ibu, apakah ibu minum cukup, dan

apakah ibu minum susu.


Eliminasi
Bagaimana pola BAB dan BAK ibu selama kehamilan dibanding dengan

sebelum hamil. Bagaimana konsistensinya, dan apakah ada penyulit.


Aktivitas
Apa saja aktivitas yang dilaakukan ibu, adakah aktivitas yang bisa

mengganggu kondisi ibu dan janinnya.


Personal hygiene
Bagaimana pola personal higiene ibu selama hamil
Istirahat
Bagaimana pola tidur ibu, tidur malam berapa jam, tidur siang berapa jam,

adakah penyulit bagi ibu saat tidur.


Seksual
Seberapa sering ibu melakukan hubungan seksual saat hamil, dan adakah

penyulit.
k. Riwayat psikososial
Pernikahan ke berapa, berapa lama, usia pertama kali menikah. Bagaimana
penerimaan keluarga terhadap kehamilan.
1.2.

Data Objektif

a. Pemeriksaan umum
1 Keadaan umum
: baik
2 Kesadaran
: baik
3 Tanda-tanda vital
TD
: 100/60-140/90 mmHg
Nadi
: 80-110 x/mnt
Suhu
: 36,50C 37,50C
Pernafasan
: 18-24 x/menit
4 LiLA
> 23,5 cm. Untuk melihat status gizi ibu.
5 Berat badan sebelum dan sesudah hamil
Adalah sebagai patokan kenaikan berat badan selama hamil. Normalnya
6

naik rata-rata 12,5 kg.


Tinggi badan
> 145 cm untuk mendeteksi CPD (cephalopelvic disporpotion) atau tidak.
Ibu hamil dengan tinggi badan < 145 cm bisa melahirkan normal jika

ukuran bayi kecil.


b. Pemeriksaan fisik
Muka
tidak ada oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih.
R/ Oedem pada muka bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul dan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklamsia.
Conjungtiva perlu diperiksa karena ibu hamil cenderung mengalami

anemia.
Leher
tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, vena jugularis dan
kelenjar tiroid.
R/ Pembengkakan kelenjar getah bening untuk mengetahui adanya
infeksi pada ibu hamil. Pembengkakan vena jugularis untuk mengetahui
adanya kelainan jantung, dan kelenjar tiroid untuk menyingkirkan

penyakit Graves dan mencegah tirotoksikosis.


Payudara
putingnya menonjol, benjolan (-), kebersihan payudara, hiperpigmentasi

areola (+), kolostrum (+), payudara bersih.


Abdomen
striae gravidarum (+) pada multigravida, striae lividae (+) pada
primigravida.
DJJ 120-160 kali permenit, TBJ.
- Leopold I

Meraba apa yang ada pada bagian fundus. Teraba melenting

bulat (kepala).
28 minggu
: 3 jari diatas pusat
32 minggu
: pertengahan pusat dan PX
36 minggu
: 1 jari dibawah PX
40 minggu
: 2-3 jari dibawah PX
Leopold II
Meraba apa yang ada di bagian sisi kanan dan kiri perut ibu.
Teraba keras seperti papan, agak melengkung (punggung).
Leopold III
Presentasi kepala
Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh masuknya bagian
terendah janin ke PAP.
Jika kedua tangan dalam posisi convergent (posisi
mengerucut tapi sudah tidak menyatu lagi) berarti
bagian terendah janin sudah memasuki PAP tapi
sebagian kecil.
Jika kedua tangan dalam posisi sejajar berarti separuh
dari bagian terendah janin telah memasuki PAP
Jika kedua tangan dalam posisi divergent (jarak antar
ujung tangan kanan dan kiri telah jauh) berarti
sebagian besar bagian terendah janin telah memasuki
PAP.

TBJ dalam gram = (TFU 12) x 155

Ekstremitas
Pada ekstremitas atas dan bawah tidak oedema dan tidak varises.
Genetalia

Varises dan oedema (-), infeksi pada kelenjar skene dan bartholini (-),
condiloma lata (-), condiloma kuminata (-), fluor albus (-).
c. Pemeriksaan Penunjang
USG
NST
d. Pemeriksaan Laboratorium
- Golongan darah
- Albumin
Dilakukan usia kehamilan 20 minggu.
R/ untuk mengetahui adanya preeklampsia.
- Reduksi urin
Dilakukan usia kehamilan 24-28 minggu.
R/ untuk mengetahui adanya diabetes melitus dalam kehamilan.
- Hb
Dilakukan pada TM 1 dan TM 3.
R/ Ibu hamil cenderung anemia, karena terjadi hemodilusi. Puncak
hemodilusi adalah UK 30-32 minggu.
II.

Diagnosis
Diagnosis
G PAPAH, usia kehamilan, anak tunggal atau kembar, anak hidup atau
tidak, anak intrauterin atau ekstrauterin, letak anak, keadaan ibu dan janin,
keadaan jalan lahir ibu.
Keluhan dan masalah
Sesuai dengan keluhan dan keadaan yang ada pada klien.

III.

Perencanaan
1. Menjelaskan keadaan kehamilan ibu dan kondisi janin
R/ bersikap terbuka terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap
diri ibu hamil.
2. Memberikan HE mengenai ketidaknyamanan yang dikeluhkan ibu
a. Payudara mengencang
Menjelaskan kepada ibu bahwa hal tersebut normal karena payudara
terisi ASI
b. Sakit punggung
Menjelaskan kepada ibu bahwa sakit punggung terjadi karena perut
yang membesar sehingga tahanan lebih besar
c. Sembelit
Menjelaskan kepada ibu bahwa hal itu terjadi karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan motilitas usu menurun
Menganjurkan ibu untuk makan yang teratur dan makan makanan yang
banyak mengandung serat

d. Pingsan / pusing
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang teratur
e. Merasa Cepat Lelah
Menganjurkan ibu untuk makan tepat waktu dan mengurangi aktivitas
yang berat
f. Sering kencing dan Masalah perkemihan
Menjelaskan kepada ibu bahwa hal itu terjadi karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terendah janin.
Menganjurkan ibu untuk tidak menahan berkemih
g. Gangguan Tidur
Menjelaskan kepada ibu istirahat sangat penting dan menganjurkan ibu
untuk tetap beristirahat
h. Varises
Menjelaskan kepada ibu varises pada ibu hamil adalah normal karena
adanya pelebaran pembuluh darah
i. Pembengkakan (edema)
Menjelaskan kepada ibu bahwa edemam adalah hal yang wajar karena
sirkulasi darha
j. Kontraksi perut
Menjelaskan kepada ibu tentang his palsu.
Menganjurkan ibu untk tarik nafas panjang jika terjadi kontraksi.
R/ Ibu tidak merasa cemas dan dapat mengatasi ketidaknyamanan tersebut
3. Memberikan HE menganai kebutuhan dasar ibu hamil TM3
R/ kebutuhan dasar ibu hamil TM 3 harusnya bisa dipenuhi ibu terkait
dengan keadaan bayi yang yang semakin membutuhkan asupan dan
persiapan dalam kelahiran.
4. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan TM3
R/ tanda-tanda bahaya kehamilan merupakan hal yang sangat perlu
diketahui ibu sebagai langkah awal dalam deteksi dini kehamilan.
5. Menjelaskan tanda-tanda persalinan, motivasi dan psikologi dalam
menghadapi persalinan
R/ sebagai persiapan ibu dalam mempersiapkan kelahirannya.
IV.

Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah
disusun sebelumnya dengan harapan mencapai tujuan sesuai kriteria yang
telah ditetapkan.

V.

Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari manajemen asuhan kebidanan untuk
mengevaluasi perencanaan dan implementasi asuhan.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian
Jam
I.

: 11 Januari 2016
: 09.00 WIB

Oleh
No. RM

: Alifia Candra P.
: 48x/15

Data Subyektif
a.

b.

Biodata
Nama Ibu

: Ny. N

Nama Suami : Tn A

Umur

: 24 tahun

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Bungurasih Barat

Alasan Datang

Ingin memeriksakan kehamilan


c.

Keluhan
Nyeri pinggang

d.

Riwayat menstruasi
HPHT

: 22 5 2015

Siklus : 28 hari, teratur

Lama

: 7 hari

Jumlah : 3x ganti pembalut sehari

Warna

: merah kehitaman

Konsistensi : encer

e.

: 2 hari pada awal haid

Riwayat Obstetri
Kehamilan

Suami

: 29 2 2016

Menarche: 12 tahun

Nyeri haid

No

TP

f.

Persalinan

Anak
UK Pnylt Penol. Jenis
ke

Tmpt

Bayi/Anak
Pnylt Seks

Nifas

BB
Hidup Mati Pnylt ASI
(gr)

Hamil ini

Riwayat Kehamilan
Pada awal kehamilan ibu memeriksakan kehamilannya di Bidan Kota

Blitar.
Setelah usia kehamilan 14 minggu, periksa kehamilan selanjutnya di RB
Endang Widayat rutin setiap bulan. Pada awal kehamilan mengalami

mual dan muntah namun tidak berlebihan.


Terapi yang pernah diperoleh : tablet kalsium, tablet tambah darah, dan

vitamin.
Penyuluhan yang pernah diperoleh : pemenuhan nutrizi bergizi seimbang

dan tanda bahaya kehamilan.


Ibu mulai merasakan gerakan janin saat usia kehamilan menginjak 5

bulan.
- TT : TT5
- Golongan darah : B
g.
Riwayat Kontrasepsi
Belum pernah menggunakan kontrasepsi karena ingin langsung punya anak
setelah menikah.
h.
Riwayat Kesehatan
Tidak pernah menderita penyakit paru, DM, epilepsi, hati, psikosis, ginjal,
i.

malaria, jantung, hipertensi, asma, diare lama dan PMS.


Riwayat Kesehatan Keluarga

KB

Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, DM, asma,
j.

ginjal, hepatitis, maupun TBC dan tidak ada riwayat hamil kembar.
Pola Fungsional Kesehatan
Nutrisi
: nafsu makan mulai membaik, makan 3x
sehari
dengan porsi sedang meliputi : nasi, sayur, lauk, buah
dan sesekali minum susu. Minum 2 liter sehari dan
rutin meminum obat yang diberikan oleh bidan.
-

Eliminasi

: BAB 1x sehari dan pada beberapa hari

terakhir sering
-

kencing (6-8x sehari) terutama saat malam hari.


Aktifitas : ibu dapat melakukan kegiatan sehari-hari di rumah

Istirahat

: istirahat siang 2 jam dan malam 5

jam
-

Personal hygiene : mandi 2x/hari menganti pakaian > 2


x/hari karena

mudah berkeringat dan merasa gatal pada kemaluan


- Kebiasaan
: tidak merokok, tidak minum minuman keras, tidak
mengkonsumsi obat obatan sembarangan ataupun
narkotika
k.
Riwayat Psikososial dan Budaya
Merupakan pernikahan pertama dan lama menikah 2 tahun.
Merasa senang dengan kehamilan ini dan mendapat dukungan dari suami
dan keluarga. Tidak ada budaya yang dapat membahayakan ibu dan janin
seperti : minum jamu dan pijat perut
II.

Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
KU baik, kesadaran composmentis.
Tanda-tanda vital :
- TD
: 110/70 mmHg
- Suhu
: 36,6oC
TB
: 160 cm
BB sebelum hamil : 70 kg
BB bulan lalu : 70 kg
Lila
: 26 cm
BMI awal hamil : 27, 34 kg/m2
b. Pemeriksaan fisik

- Nadi
- RR

: 92 x/menit
: 22 x/menit

BB saat ini : 69 kg

Wajah

: simetris, tidak oedem, tidak pucat dan tidak ikterus

Mata

: simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.

Hidung

: tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernapasan

Bibir
Mulut
Leher

cuping hidung
: lembab dan tidak pucat
: gigi tidak caries, tidak berlubang dan tidak ada stomatitis
: tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid maupun limfe

Dada

: tidak ada retraksi, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing

Payudara

: simetris, terdapat hiperpigmentasi areolla mammae, tidak


ada bekas luka operasi, puting susu menonjol, bersih,
colostrum keluar dan tidak teraba benjolan

Abdomen

: tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae livida dan


terdapat linea albicans

Leopold I : TFU pertengahan px-pusat (28 cm), pada bagian fundus


teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba keras dan memanjang
(punggung) dan bagian kanan perut ibu teraba bagian bagian kecil janin.
Leopold III : teraba bulat, keras, dan melenting (kepala)
Leopold IV : kepala belum masuk PAP
DJJ : 140x/ menit
TBJ : (28 - 11) x 155 = 2635 gram
Genitalia
: bersih, tidak ada kondiloma dan tidak ada varises
Ekstremitas atas : simetris dan tidak oedema
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, refleks patella (+) dan tidak
ada varises
c. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan
d. Pemeriksaan penunjang
Skor Puji Rohyati
Skor awal ibu hamil
=2
Jumlah
=2
III.

Analisa Data
GI P00000 32 minggu 2 hari, janin tunggal, hidup dengan nyeri pinggang

IV.

Penatalaksanaan
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan, Ibu memahami
2) Memberikan KIE tentang :

Menjelaskan bahwa keluhan nyeri pinggang yang ibu alami


merupakan hal yang normal terjadi pada kehamilan trimester III

yang disebabkan oleh pembesaran rahim yang menekan otot otot


disekitar panggul dan dapat dikurangi dengan posisi tidur miring ke

kanan atau kiri dan diganjal bantal.


Keluhan sering kencing yang ibu alami dapat dikurangi dengan tidak
meminum air putih 1-2 jam sebelum tidur agar kandung kencing

tidak cepat penuh.


Memperbaiki personal hygiene ibu dengan sering mengganti celana
dalam bila terasa lembab dan setiap selesai BAK kemudian

dikeringkan dengan handuk khusus daerah kemaluan.


Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dengan gizi seimbang dan sedikit
tetapi sering, Ibu memahami dan dapat mengulangi penjelasan. Ibu
memahami dan akan melaksanakan anjuran

3) Memfasilitasi terapi oral : tablet besi dan kalsium, Ibu bersedia minum
sesuai anjuran.
4) Menyepakati jadwal kunjungan ulang yaitu pada tanggal : 10 2
2016 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan, Ibu sepakat.

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan pengkajian data yang dilakukan pada Ny. N GI P00000 32


minggu 2 hari, didapatkan beberapa data sebagai berikut :
Pada Ny N, diperoleh data subjektif yang menunjukkan bahwa ini
merupakan kehamilan pertama. Keluhan utama yang dirasakan ibu adalah nyeri
punggung dan keluhan lainnya yaitu mulai sering BAK serta kelembapan vagina
yang mulai meningkat. Menurut Hutahean (2013) keluhan yang biasa didaptkan
ibu hamil pada trimester 3 adalah : fatigue, ansietas tentang masa depan,
penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamnan fisik, sakit punggung, sakit
perut bagian bawah. Sehingga keluhan yang dialami oleh Ny. N merupakan
keluhan fisiologis. Pada kehamilan trimester 3 kadang terjadi peningkatan rabas
vagina. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Perubahan
system perkemihan pada akhir kehamilan yaitu terkait perubahan anatomis sistem
perkemihan yang berakibat peningkatan frekuensi BAK. Hal ini dapat juga
dikarenan penurunan kepala janin ke panggul ibu. Sehingga dapat disimpulkan
tidak ada kesenjangan antara kasus dengan teori.
Berikutnya pada pengkajian data obyektif di dapatkan berat badan ibu
yang tidak menurun dibandingkan bulan lalu. Ditunjang dengan data rekam
medis, saat usia 12 minggu BB ibu turun menjadi 68 Kg. Kemudian BB
meningkat menjadi 73,5 kg pada bulan berikutnya dan stabil 70 kg hingga usia 28
minggu bahkan pada pemeriksaan saat ini BB ibu turun menjadi 69 kg. menurut
Hutahean (2013), penambahan BB pada ibu hamil dapat berkisar antara 7,5 12,5
kg saja selama kehamilan. Apabila dibuat rata-rat kenaikan BB perbulan adalah
0,8 1,4 kg. pada Ny. N terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu
kondisi BB Ny. N yang tidak menunjukan gambaran peningkatan secara stabil.
Hal ini dapat terjadi karena adanya emesis pada ibu hamil trimester 1. Namun
karena porsi makan yang tidak banyak bertambah dapat menyebabkan BB ibu
tidak banyak bertambah pada trimester 2 dan 3.
Pada Ny. N tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar selama
kehamilan, seperti : Hb, protein urine dan urine reduksi. Screening HIV/AIDS
mungkin tidak dilakukan karena tidak ada indikasi dan bukan merupakan wilayah
yang banyak terdeteksi HIV/AIDS. Menurut standar pemeriksaan ibu hamil telah

diterapkan 14 T yaitu pada T6 : pemeriksaan Hb, T7 : pemeriksaan VDRL, T8 :


pemeriksaan protein urine dan T9 : pemeriksaan urine reduksi.
Pemeriksaan fisik terutama TFU pada Ny. N sesuai dengan usia
kehamilan saat ini yaitu sebesar 28 cm sesuai pada usia kehamilan 32 minggu.
Kondisi janin dapat diketahui dari irama denyut jantung janin, dimana DJJ 140
x/menit yang merupakan dalam batas normal. Sehingga didapatkan analisis pada
Ny. N baik kondisi ibu dan janin saat ini baik
Terapi yang diperoleh Ny. N berupa tablet besi dan tablet kalsium.
Secara nasional telah disepakati pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama
kehamilan. Menurut Varney (2008), kebutuhan besi pada ibu hamil normal adalah
1000 mg. Sedangkan tablet besi yang banyak beredar di masyarkat yakni Ferro
Sulfat dengan dosis 200 mg mengandung 60 mg Fe. Apabila dikaji menurut
kebutuhan normal ibu hamil dengan kondisi tidak anemia, dosis ini penulis rasa
berlebihan. Secara umum pemberian setiap hari Fe (60-120mg dan asam folat
(0,4mg) yang direkomendasikan oleh INACG/WHO/UNICEF untuk pencegahan
anemia defisiensi besi untuk ibu hamil akan tetapi dosis tersebut berlebihan untuk
ibu hamil tanpa anemia. Pemberian Fe 120mg/ minggu untuk ibu hamil tanpa
anemia dan asam folat 0,4mg secara signifikan dapat mencegah anemia pada ibu
hamil dengan resiko rendah terhadap anemia (Fiteri, Fernando.,et al, 2012). Oleh
sebab itu diperlukan pemeriksaan Hb untuk menunjang rasio jumlah tablet Fe
yang akan diberikan agar tidak melebihi dosis.
Sedangkan pemberian tablet kalsium, secara teori dianjurkan penambahan
sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian
kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Untuk
ibu hamil dengan resiko tinggi pre ekalmsi dianjurkan untuk mengkonsumsi 1,5-2
g/hari dimulai pada usia gestasi 20 minggu (WHO, 2011). Tablet kalsium yang
umumnya diberikan pada ibu hamil mengandung 500 mg Calsium Lactat,
sehingga tidak dapat hanya mengandalkan konsumsi tablet kalsium untuk
mencapai kebutuhan ibu dan bayi dalam sehari. Tetapi juga diperlukan asupan
nutrisi tinggi kalsium, seperti ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk
olahan susu seperti keju dan yoghurt.

Penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan memberikan KIE, seperti :


peningkatan frekuensi BAK pada ibu dapat diatasi dengan tidak mengkonsumsi
air sebelum ibu tidur sehingga ibu dapat beristirahat tanpa ada gangguan. Vagina
yang semakin lembab akan menyebabkan bakteri pathogen mudah tumbuh dan
dapat berakibat ketuban pecah dini pada ibu. Untuk mencegah kondisi ini
diperlukan

health

education

kepada

ibu

mengenai

personal

hygiene.

Penatalaksanaan yang diberikan bertitik berat pada konseling, informasi dan


edukasi untuk yang disesuaikan dengan keluhan dan kebutuhan klien.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan kehamilan yang diberikan pada Ny. N telah sesuai dengan tujuan
antara lain :
- Fakta yang terjadi sesuai dengan teori yang mendasari kehamilan
-

fisiologis.
Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis

sesuai dengan teori yang ada.


Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada kasus ibu hamil trimester 3

fisiologis sesuai dengan rencana.


Melakukan pendokumentasian hasil Asuhan Kebidanan dengan

SOAP.
Pembahasan terkait asuhan yang sudah diberikan, dengan fakta yang
ditemukan dan mengkorelasikan dengan teori yang ada sudah sesuai.

5.2 Saran
1.

Bagi institusi
Diharapkan dapat menambah kepustakaan yang telah dimiliki dan
diharapkan dapat menambah kajian baru serta dapat dijadikan rujukan

2.

untuk penyusunan laporan yang akan datang


Bagi tempat praktik
Dapat menjadikan laporan ini sebagai

bahan

masukan

dalam

meningkatkan kualitas pelayanan dan selalu berperan aktif terhadap proses


3.

penelitian dan pendidikan.


Bagi mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan data
untuk menyusun laporan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Jakarta : Salemba Medika


Helen, farrer. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Manuaba, I.B.G.1998. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC


Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Antenatal. Jakarta; Pusdiknakes-WHO- JHPIEGO
Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifudin. 2008. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen. 1997, Varneys midwifery 3nd ed.chapter 383.London : Jones and
Bartlett Publishers Internasional
Wiknyosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai