Rizki Afriyanti
133020044
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa dalam sampel. Pengukuran
pH adalah suatu metode atau cara untuk menentukan tingkat asam-basa suatu larutan atau senyawa. Tujuan percobaan konsep
analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan, menentukan
konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator larutan tersebut. Berdasarkan
metode Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang di uji dengan dibantu oleh indikator
sebagai petunjuk titik akhir titrasi sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu
elektron melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion. Pada hasil
pengamatan pengukuran pH, sampel A, B, C, D, E berturut-turut bersifat asam, asam, basa, asam, asam. Pada hasil pengmatan
analisis kuantitatif (titrasi) metode alkalimetri didapatkan pembuatan larutan H 2C2O4 adalah 3, 15 gram pada 2H 2O, volume NaOH
dan normalitasnya berturut-turut adalah 10,05 ml dan 0,1 N, normalitas HCl adalah 0,13 N dan persen cuka adalah 0,34%.
Key words : Analisis kuantitatif, pH.
PENDAHULUAN
Analisis kuantitatif adalah pekerjaan yang
bertujuan untuk mengetahui kadar suatu senyawa
dalam sampel. Pengukuran pH adalah suatu metode
atau cara untuk menentukan tingkat asam-basa suatu
larutan atau senyawa.
Tujuan percobaan konsep analisis kuantitatif
dan pengukuran pH adalah untuk menentukan pH
larutan, membuat dan membakukan larutan,
menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator
yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator
larutan tersebut.
Berdasarkan
metode
Asidimetri
dan
Alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan
larutan yang di uji dengan dibantu oleh indikator
sebagai petunjuk titik akhir titrasi sehingga bereaksi
secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884),
bahwa apabila suatu elektron melarut, sebagian dari
elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel
negatif yang disebut ion.
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan
konsep analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah
aquadest, H2C2O4, NaOH, phenolphthalein dan
CH3COOHB. Alat yang digunakan pada percobaan
konsep analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah
Ph meter, buret, neraca digital, botol semprot, pipet
ukur, pipet tetes, statif, klem, kertas lakmus, indikator
universal, gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer dan
corong.
Metode Percobaan
Pengukuran Ph
a. pH Meter
- Tekan tombol ON
- Tekan tombol BATT dan perhatikan jarum
meter, jika kurang dari 11,5- baterai harus
diganti
- Geser tombol SET/RED ke arah SET,
tekan tombol pH dan putar pengatur AET
sampai jarum menunjukkan kira-kira titik
nol dari elektroda (bukan angka nol skala)
- Hubungkan elektroda dengan meter dan
celupkan elektroda ke dalam buffer tertentu
- Geser tombol SET/RED dan putar pengatur
SET sehingga jarum menunjukkan pH dari
larutan buffer.
9,8
00
Kertas Lakmus
Sampel yang akan diidentifikasi disiapkan
dalam gelas kimia, celupkan lakmus merah dan
birusevara berturut. Perubahan warna pada keras
lakmus diamati.
Penentuan
NaOH
Konsentrasi
Hasil
N H2C2O4 = 0,05 N
gram H2C2O4 = 3,15 gram
V NaOH = 10,05 ml
N NaOH = 0,1 N
2
V NaOH = 32,75 ml
N NaOH = 0,1 N
V HCl = 25 ml
N HCl = 0,13 N
3
V NaOH = 0,8 ml
N NaOH = 0,13 N
BM CH3COOH = 60
% CH3COOH = 0,34%
V CH3COOH = 25 ml
Dari tabel hasil pengamatan, pada percobaan
pertama didapatkan hasil N H2C2O4 = 0,05 N, gram
H2C2O4 = 3,15 gram, V NaOH = 10,05 ml, N NaOH =
0,1 N. Percobaan kedua didapatkan hasil V NaOH =
32,75 ml, N NaOH = 0,1 N, V HCl = 25 ml, N HCl =
0,13 N. Pada percobaan ketiga didapatkan hasil V
Asam
kuat
5-9
Metil
Merah
Garam
dari
Asam
Lemah
Garam
dari
Basa
lemah
Basa
kuat
4-5
1-2
Metil
Jingga
Basa
Kuat
9-10
1-2
Phenolph
thalein
pada penimbangan:
Waterpass, jika waterpass tidak benar maka
berat pada pirig tidak akan stabil. Pasti akan
muncul angka minus (-) pada layar. Mnggeser,
memutar kaki atau sekrup neraca saat
mengatur waterpass pun harus berhati-hati,
karena semakin sering digeser dan diputar
neraca akan semakin cepat rusak.
Meja Timbang, Gunakan meja timbang yang
stabil, terbuat dari bahan yang kokoh dan
padat. Hindarkan meja tibangan yang goyang
dan menyevabkan getaran. Terbuat dari bahan
antimagnetik, hindarkan dari bahan-bahan
elektrostatis (plastik atau gas), dan jangan
menempekan langsung dengan dinding dan
lantai yang dapat memberikan getaran.
Ruang Kerja, bebas dari getaran dan bebas
dari penyimpangan, tempatkan meja timbang
di bagian sudut ruangan, itu adalah bagian
yang palingsedikit efek getarannya, dan
ruangan seharusnya menggunkan pintu geser.
Suhu, jaga suhu ruangan tetap sekonstan
mungkin. Hasil penimbangan dipengaruhi oleh
fluktuatif suhu (Typical drift: 1-2 ppm/C).
Jangan menimbang di dekat sumber panas
atau jendela.
Kelembaban, sebaiknya kelembaban relative
berkisar 45 dan 60%. Jangan mengoperasikan
timbangan di bawah atau di atas kelembaban
20 sampai 80 % RH.
Cahaya, kalau memungkinkan, tempatkan
timbangan jauh dari jendela. Cahaya matahari
langsung dapat mempengaruhi hasil
penimbangan.
Udara, jangan menempatkan timbangan
langsung di bawah aliran udara AC tau
peralatan lainnya yang menyebabkan aliran
udara. Tempatkan timabangan dengan jarak
yang cukup dari sumber panas (radiator).
Jangan menempatkan timbangan dekat pintu
(Anonim, 2011).
Aturan umum saat menimbang adalah:
LAMPIRAN
1. Neraca digital (elektrik)
Rumus neraca digital ( elektrik):
Wzat=W1-W0
Dimana:
W0 =Berat alas yang ditimbang
W1 =Berat alas dan sampel
Wzat=Berat sampel
Diketahui:
W0 atau berat alas yang ditimbang memakai
cawan porselen sebesar 39,352 gram
W1 atau berat alas dan sampel. Pada
percobaan ini sampel adalah puding. Adalah
sebesar 41,835 gram.
Jika ditanya berat sampel maka memakai
rumus Wzat=W1-W0 maka didapat hasil
perhitungan adalah sebesar 2,483 gram.
2. Neraca Triple Beam
Rumus neraca triple beam:
Ws=W2-W1
Dimana:
Ws =Berat alas yang ditimbang
W2 =Berat alas dan sampel
W1=Berat sampel
Diketahui:
Ws atau berat alas yang ditimbang memakai
cawan porselen sebesar 39,2 gram
W2 atau berat alas dan sampel. Pada
percobaan ini sampel adalah puding. Adalah
sebesar 54,1 gram.
Jika ditanya berat sampel maka memakai
rumus Ws=W2-W1 maka didapat hasil
perhitungan adalah sebesar 14,9 gram.