Bab I & 2 - Khoirunnisa (130523606365)
Bab I & 2 - Khoirunnisa (130523606365)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Transportasi mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan manusia,
karena transportasi memiliki pengaruh terhadap individual, masyarakat, dan
sarana pembangunan negara yang sedang berkembang. Hal tersebut dapat dilihat
pada semakin meningkatnya moda transportasi untuk mobilitas manusia, barang
maupun jasa. Peningkatan laju pembangunan setiap kota di Indonesia berbedabeda. Meningkatnya pembangunan tersebut didasari oleh jumlah populasi yang
bertambah pula. Hal inilah yang mengakibatkan kebutuhan akan moda
transportasi di kota-kota besar semakin meningkat.
Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di jawa Timur setelah
Surabaya, serta merupakan kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk.
Selain itu, Malang merupakan kota yang mengalami pertumbuhan populasi
penduduk yang sangat pesat. Hal itu dikarenakan banyaknya pendatang dari luar
daerah. Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan terkemuka di
Indonesia karena banyak universitas dan politeknik negeri maupun swasta.
Semakin tinggi pertumbuhan populasi di Kota Malang maka semakin tinggi juga
kenaikan jumlah kendaraan yang mengakibatkan kepadatan pada sistem
transportasi di Kota Malang. Padatnya keadaan lalu lintas di Kota Malang , maka
sering juga terjadinya masalah transportasi salah satunya terjadi kemacetan.
Peningkatan jumlah penduduk semakin tahun semakin bertambah ,
sehingga kebutuhan hidup akan transportasi juga sangat tinggi. Berbagai
permasalahn lalu lintas mulai muncul. Kepadatan kendaraan yang terus bertambah
dan tidak cepat diatasi akan menyebabkan turunnya kualitas pelayanan jalan raya
itu sendiri. Sering terjadinya pemasalah lalu lintas khususnya daerah simpang.
Didalam jaringan transportasi , persimpangan merupakan titik rawan akan
terjadinya kemacetan lalu lintas oleh adanya konflik-konfilk pergerakan arus.
Untuk itu diperlukan manajemen lalu lintas yang tepat untuk mengatasi
permasalahn lalu lintas tersebut dengan tetap memperhatikan keselamatan
pengendara dan pejalan kaki.
Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Volume lalu
lintas akibat dari tarikan yang dapat ditampung jaringan jalan ditentukan oleh
kapasitas jaringan jalan tersebut. Konflik yang terjadi pada simpang dapat disebabkan
oleh berbagai hal seperti: sifat dari setiap pengemudi yang berhati-hati dengan
menggunakan rem dalam persimpangan, volume yang tinggi pada simpang tersebut,
sering terjadi blocking pada simpang akibat kurangnya rambu-rambu lalu lintas serta
prasarana lalu lintas lainnya yang kurang mendukung.
Menurut Julianto (2007) Fungsi utama lampu pengatur lalu lintas adalah
mengurangi konflik-konflik yang terjadi pada persimpangan dengan
menghentikan beberapa pergerakan arus kendaraan dan pada saat bersamaan
memberikan kesempatan bagi arus kendaraan lain untuk bergerak.. Akibat dari
pergerakan arus kendaraan yang berhenti akan menimbulkan tundaan bagi arus
kendaraan di belakangnya, tetapi tundaan tersebut akan diimbangi dengan
2
(2)
(3)
Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang evaluasi lampu bersinyal pada simpang Jl. Ahmad Yani
Jl, Borobudur dan simpang Jl. Ahmad Yani Jl. Laksda Adi Sucipto sebagai
salah satu alternatif dalam mengetahui system kinerja dalam lalu lintas.
(4)
Peneliti Sebelumnya
Penelitian ini diharapakan dapat meberikan informasi serta memperkuat hasil
pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
(5)
Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi atau bahan
kajian untuk dikembangkan pada penelitian yang selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Untuk menghindari penyimpangan dari rumusan masalah yang telah
disusun, dan untuk memudahkan serta memperjelas agar terhindar dari
kesalahpahaman isi dalam penelitian ini, maka perlu digunakan ruang lingkup
penelitian atas dasar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang meliputi:
(1.) Penelitian dilakukan pada simpang Jl. Ahmad Yani - Jl. Borobudur dan
simpang Jl. Ahmad Yani Jl. Laksda Adi Sucipto , kota Malang
(2.) Kinerja simpang yang ditinjau adalah arus jenuh nyata,kapasitas simpang,
derajad kejenuhan, , panjang antrian, kendaraan henti, tundaan dan
pelayanan simpang.
(3.) Evaluasi kinerja simpang menggunakan metode MKJI 1970
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan sebagai rasio volume (Q) terhadap
kapasitas (C).
DS =Q/C
Panjang Antrian
Panjang antrian adalah banyaknya kendaraan yang berada pada simpang tiap jalur
saat nyala lampu merah.
Panjang antrian, dihitung dengan:
QL=
NQ max x 20
(m)
W masuk
NQ
x 360(smp/ jam)
Qxc
Nsv
Q total
Tundaan (delay)
Tundaan merupakan waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati
suatu simpang dibandingkan pada situasi tanpa simpang. Tundaan pada simpang
terdiri dari 2 komponen yaitu tundaan lalu lintas (DT) dan tundaan geometrik
(DG).
Dj = DTj + DGj
(QxD )
(det / smp)
Q tot
> 5,1 15
> 15,2 25
> 25,1 40
> 40,1 60
60,0
10