Anda di halaman 1dari 2

Dampak kekurangan ASI

Tanda bahwa ASI benar-benar kurang adalah (1) Berat badan bayi meningkat kurang
dari rata- rata 500 gram per bulan; (2) BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali; (3)
Ngompol rata- rata kurang 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning
(Ambarwati., Wulandari. 2009, hlm.29). Jika bayi tidak mengonsumsi ASI secara adekuat
maka akan terjadi:
a. Imunitas bayi tidak akan sebaik bayi yang diberikan ASI secara adekuat karena ASI
mengandung antibodi yang lebih baik dibandingkan makanan dari protein dari susu
formula.
b. Kemungkinan terjadi kontaminasi dan kekeliruan dalam menyiapkan makanan. Susu
formula yang tidak dibuat dari air panas dengan suhu yang optimal juga dapat
menyebabkan mikroorganisme. Sedangkan ASI bersifat steril dan sangat amat bagi bayi.
c. Kurangnya keterkaitan emosi antara ibu dan bayi, terlebih lagi bayi yang diberikan ASI
kurang dari 6 bulan karena ditinggal bekerja kemungkinan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan bayi yang menerima ASI memiliki kontak
yang hangat dan dekat dengan ibu dan menyusui juga akan memberikan dampak kepuasan
dan kesenangan bagi ibu dan bayi.
d. Angka kejadian anak dengan penyakit seperti Gastroentritis, defisiensi gizi, Meningitis
serosa, Kwasiorkhor, dan Bronkopneumonia meningkat.
e. Bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare,
dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA)
(Depkes RI, 2005).
Kebutuhan Dasar Bayi
a. Nutrisi
Berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). ASI eksklusif adalah
memberiakan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali
imunisasi dan vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai
tahapan usia bayi. jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu
pertama sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam.
Hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan
makanan prelakteal lainnya. Jika setelah diberi ASI bayi menjadi kebiruan dan sesak
nafas, perlu dicurigai adanya obstruksi atau fistula esofagus.
b. Eliminasi
Menolong BAB bayi. BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman,
hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur

mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap

selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genitalia.


Menolong BAK pada bayi. Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam
pertama kelahirannya, BAK lebih dari 6 kali sehari selam 2-7 hari setelah lahir salah
satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi

iritasi didaerah genetalia.


c. Kebutuhan istirahat atau tidur
Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya
bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang
hangat dan selimut bayi.
d. Menjaga kebersihan kulit
Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya
periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutupi kepala bayi
dengan ibu minimal 1 jam.
e. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
Sulit bernafas
Hipotermi atau hipertermi
Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, sulit
bernafas
Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
Diare
Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang
f. Psikologis
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), bayi mutlak
memerlukan ikatan yang erat dengan ibunya untuk menjamin tumbuh kembang fisik,
mental, dan psikososial anak dengan cara menciptakan rasa aman dan nyaman sehingga
bayi merasa dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai