Disusun oleh :
1. Ali Mahmuri
2. Yudhistira Irwan S
3. Awal Ridwanto
(1103010004)
(1103010030)
(1103010033)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
sumber air yang diperlukan itu tidak dapat disediakan oleh sumber air. Jika besarnya air
yang diperlukan itu tidak dapat disediakan oleh sumber air yang tersedia maka untuk
meningkatkan harga minimum yang tersedia harus diperkirakan kemungkinannya
mengenai pembangunan waduk yang dapat menyuplai air yang tidak efektif dari sumber
air itu.
Lokasi sumber air dan pengambilan sumber air itu adalah factor-faktor yang penting akan
sangat mempengaruhi skala dari fasilitas penyaluran air itu harus ditelaah dengan
memperhatikan kondisi-kondisi dasar sebagai berikut :
Irigasi yang continue : cara ini adalah pemberian air irigasi secara continue
selama periode irigasi. Cara ini terutamadi tetapkan untuk daerah daerah dimana
irigasi itu berlimpah limpah atau daerah daerah yang terjadi banyak
perembesan. Cara ini dapat dikatakan tidak ekonomis karena perlokasi dan
limpasan permukaan yang banyak.
Irigasi terputus putus. Cara ini yang memberikan air terputus putus pada interval
tertentu selama beberapa hari. Cara ini diterapkan untuk daerah- daerah yang
tidak mempunyai irigasi yang berlimpah limpah dimana air itu dapat ditahan
dengan baik.kebanyakan irigasi pompa atau waduk dilaksanakan dengan cara ini.
Irigasi aliran balik ( return flow irrigation ) : cara ini adalah cara yang
mempertinggi penggunaan berulang ulang yang kadang kadang dilaksanakan
di daerah yang sangat kekurangan air irigasi,cara berulang-ulang adalah hanya
menggunakan air yang tersisa dari bagian atas pada bagian bawah.cara irigasi
aliran bali adalah cara enggunaan berulanng- ulang dengan mengalirkan kembali
air yang tersisa itu keudik daerah dengan pompa.
Tehambatnya aliran dari sungai kelaut perlu ditinjau masalah kemungkinan terjadinya
luapan-luapan
Kenaikan muka air tanah
Kemungkinan mengalirkan air kelebihan dari etak yang satu kepetak sawah yang lain
Hujan
Rembesan air laut
Pengaruh nyala dari pasang surut
Elevasi dari parit lapangan haruslah cukup untuk memungkinkan aliran gaya berat
lapangan. Oleh karenanya parit-parit jarang digali sepenuhnya,tetapidibuat dalam tanggultanggulyang datar. Dalam pembuatan parit-parit perlu diperhatikan beberapa hal antara lain :
Dimensi dan bentuk saluran perlu diperhatikan agar di dapatkan saluran yang stabil.
Perancanaan dimensi dan betuk memperhitungkan kecepatan aliran erosi,sedimentasi
maupun kelongsoran tebing saluran irigasi
Kecepaatan terpakai atau perencanaan harus lebih kecil dari kecepatan erosi tetapi masih
lebih besar dari kecepatan transport seimen,tetapi aliran air masih mampu melakukan
transport sedimen yang berarti menghindari pengendapan.
Rute saluran pada ummnya mencirikan saluran yang tersedia yaitu kemiringan tanah
yang tersedia dalam hal ini saluran dapat berupa saluran punggung maupun saluran
tranche.
Konstruksi ukur ini berfungsi untuk mengukur debit air yang lewat sedangkan untuk
bangunan pembagi pada saluran kecil bisa dibuat secara sederhana saja,bangunan ini berupa
bak saja atau bak tersier dan sekunder.
Pintu-pintu air
Pipa-pipa irigasi
Digunakan untuk menghindari kehilangan air serta biaya tahunan dari biaya tahunan dari
pembuangan parit-parit,kebanyakan petani-petani bergeser kepemakaian jaringan pipa untuk
lahan pertanian.
Petak kuarter
Petak kuarter dialiri oleh saluran kuarter namun pada kenyataannya petak kuarter ini jarang ada.
BAB II
PERENCANAAN TEKNIS
Namun angka-angka tersebut tidak mutlak, jadi dapat di ubah sesuai kondisi lokasi yang diukur.
2.2 PRARENCANA PETAK-PETAK
Pada tahun ini dibuat petak-petak Untuk mendapatkan luas netto daerah tersebu tuntuk
dipakai dalam menganalisa penyediaan air. Sebagai batas petak diusahakan menggunakan batasbatas yang mudah saja atau mengklaim batas yang sudah ada.bentuk dan ukuran petak sebaiknya
mengikuti supaya diperoleh efisiensi yang optimal. Bentuk petak ideal adalah bujur sangkar atau
empat perdegi panjang, dengan membandingkan panjang dan lebar 1,5 : 1 sedang luas petak
yang dianjurkan adalah:
150-200 Ha untukd aerah datar
100-150 Ha untuk daerah bukit
50-100 Ha untuk daerah gunung
Ukuran-ukuran tersebut / ditentukan yang menghasil kanefisiensi yang paling tinggi.
Maksud dari analisa hidrolgi adalah untuk menyelidiki air yang tersedia pada daerah
aliran sungai (DAS),dimana air tersebut dibutuhkan untuk pengairan. Dari prarencana petak
dapat dihitung kebutuhan air untuk saluran air irigasi, kemudian diselidiki apakah jumlah air
yang tersedia mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pengairan, pada analisa hidrologi, hal yang
penting yang perlu diperhatikan adalah :
Batas petak
Saluran pembagi.
Saluran pembuang
Sedangkan saluran pemberi masih dibagi menjadi beberapa saluran yaitu :
Saluran. primer.
Salura skunder.
dibuat bangunan pematah energi yang dapat berupa saluran cepat atau bangunan terjunan
Saluran drainase ( saluran pembuang) dibuat pada lembah topografi dan sekaligus
merupakan batas petak tersier.pada daerah pegunungan atau perbukitan,masalah drainase
tidak sulit karena kemiringan tanahnya cukup besar dan mampu mengalirkan air
kelebihan.sebaliknya pada daerah yang relatif datar,misal daerah pantai,masalah drainase
sangatlah kompleks,karena disamping kemiringan tanahnya kecil,juga adanya
penyusupan air laut,sehingga daerah pantai mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :
BAB III
URUTAN PERENCANAAN
3.1 setelah letak bendung ditentukan,dibuat rencana saluran induk(sakuran primer) sesuai
dengan kriteria perencanaan seperti yang telah diuraikan.
3.2 dibuat aliran sekunder yang terletak pada punggung topografi, hal ini dimaksudkan dapat
mengairi petak yang ada di kanan kirinya.
3.3 pada daerah antara dua saluran sekunder dibuat petak-petak tersier sesuai dengan kriteria
perencanaan petak tersier yang telah diuraikan sebelumya.batas- batas petak dapat berupa batas
alaimiah atau batas bantuan. Pada batas tersebut dibuat saluran pembuang dan diteruskan
kesungai lagi sehingga tidak ada penggenangan yang berlebihan pada petak sawah.
3.4 pemberian nama dan tanda tanda pada peta irigasi
a) Saluran diberi ama menurut nama sungai tempat mengambil air,tapi dapat juga diberi
nama dengan bcara lain , misalnya menurut nama daerah yang dilayani. Misal saluran
primer mengambil air dari sungai A dan melayani daerah-daerah B,maka saluran dapat
diberi nama saluran A namun dapat diberi nama saluran B,dengan diberi indeks
1,2,3,...yang dinyatakan ruas salura.
b) Banguna utama seperti bendung, pompa diberi nama dengan nama sungai tempat
mengambil air atau tempat kampung terdekat dengan lokasi bangunan tersebut.
c) Saluran sekunder diberi nama sesuai dengan nama kampung / yang terdekat atau yang
dilewati
d) Bangunan sadap (bagi) diberi nama sesuai dengan nama saluran dihulunya dan diberi
indeks 1,2,3.....dan menggunakan singkatan BA1, BA2.....
e) Bangunan pelengkap dan tikungan seperti terjunan,talang,pelimpah,gorong-gorong dan
sebagaianya diberi nama sesuai dengan bangunan bagi / sadap dihilirnya dengan diberi
indeks tambahan huruf kecil misal BA1a......
f) Nama petak diberi nama bedasarkan pada tempat dimana air diambil.
Agar hasil yang lebih baik dan lebih teliti maka diadakan penggolongan menjadi 3
golongan .maksud dari penggolongan ini adalah untuk efsiensi,memperkecil kapasitas saluran
pembawa dan sering kali untuk menyesuaikan pelayanan irigasi,menurut fariasi debit yang
tersedia pada tempat pelengkap air . Pemberian air dilaksanakan dengan cara giliran teknis,jadi
pada awal musim tanam . Dicari angka rediksi untuk setiap saluran sekunder, jadi akan
didapatkan 4 harga reduksi . cara memberi angka rediksi didasarkan pada kebutuhan air pada
luas ha dalam lt/dt/ha.
Dibuat tiga golongan masing- masing golongan jumlah nya hampir sama.
Dihitung kebutuhan airnya dan dicari ketentuan / kebutuhan air maksimum dari seluruh
jumlah luas ketiga golongan.
Angka reduksi = Q maksimum
= Q minimum
Q rendaman penuh = K luas selurunya
Kemudian dicari angka reduksi dengan mengubah urutan permukaan tanam.
Dipilih harga terbesar.
Dicari harga reduksi pada saluran reduksi yang lain.
b. Peresapan
Faktor- faktor yang tidak diperhitungkan
a. Kebocoran saluran oleh binatang
b. Managemen yang kurang baik.
Diberikan difinisi pada salurann sebagai standart ditetapkan maksimum 0,95
minimum 0,55
3.7 PENDIMENSIAN
Dalam mendimensi saluran ini,didasarkan pada debit saluran yang telah diperhitungkan
kehilangan air sepanjang pengalirannya. Type saluran dikelompokan menjadi 8 sehingga
mempermudah pelaksanaan operasional.
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TUGAS IRIGASI I
Tahun 2013 -2014
I.
II.
Rombongan I
Kebutuhan air untuk tanaman padi jenis unggul umur 96 hari
Minggu ke
Jenis kegiatan
k ( lt/dt/ha)
1
23
47
8 11
12
13
Pengolahan tanah
Pembibitan
Pertumbuhan
Berbunga & berbuah
Pemasakan
Panen
III.
IV.
V.
terpendek
a.
b.
b
1,26
0,89
2,09
1,28
0,19
0,00
terpanjang
Panjang saluran
Terpendek
0,88
0,87
a
1,25
0,96
2,16
1,36
0,22
0,00
Terpanjang
0,52
0,53
c
1,27
0,93
2,21
1,30
0,20
0,00
d
1,28
0,91
2,24
1,27
0,21
0,00
c.
d.
e.
0,86
0,85
0,84
0,54
0,55
0,56
Catatan :
1. Tugas berlaku sampai dengan tanggal 7 Desember 2013
2. Layout harus disetujui sebelum tanggal 24 Oktober 2013
3. Asistensi dimulai setelah soal dikeluarkan
4. Jadwal asistensi tiap hari selasa jam 09.00 11.00 WIB
5. Pelaksanaan asistensi di kampus
6. Sawah terletak di sebelah kiri sungai
7. Bangunan irigasi yang dihitung hanya pada satu saluran sekunder ( ditentukan ).
Minggu ke
1
2-3
4-7
8 - 11
12
13
Kegiatan K
Pengolahan tanah
Pembibitan
Pertumbuhan
Berbunga dan Berbuah
Pemasakan
Panen
Luas Ki (ha)
Luas Ka (ha)
K ( L/dt/ha)
1,28
0,91
2,24
1,27
0,21
0,00
P1
A1
A2
A3
Jumlah = 371,72
1.1.1
33,78
56,87
38,18
17,87
59,06
89,06
41,28
35,62
Variasi I
Minggu ke
K L/dt/ha
GOL I
69,4
GOL II
98,15
GOL III
127,24
GOL IV
76,93
Jumlah
1,28
88,832
0,91
63,154
125,632
0,91
63,154
89,3165
162,8672
2,24
155,456
89,3165
115,7884
98,4704
459,031
2,24
155,456
219,856
115,7884
70,0063
561,107
2,24
155,456
219,856
285,0176
70,0063
730,336
2,24
155,456
219,856
285,0176
172,3232
832,653
1,27
88,138
219,856
285,0176
172,3232
765,335
1,27
88,138
124,6505
285,0176
172,3232
670,129
10
1,27
88,138
124,6505
161,5948
172,3232
546,707
88,832
188,786
315,338
11
1,27
88,138
124,6505
161,5948
97,7011
472,084
12
0,21
14,574
124,6505
161,5948
97,7011
398,52
13
0,00
20,6115
161,5948
97,7011
279,907
26,7204
97,7011
124,422
16,1553
16,1553
GOL I
69,4
Jumlah
Variasi II
Minggu ke
K L/dt/ha
GOL II
98,15
GOL III
127,24
GOL IV
76,93
1,28
125,632
0,91
89,3165
162,8672
0,91
89,3165
115,7884
98,4704
2,24
219,856
115,7884
70,0063
88,832
494,483
2,24
219,856
285,0176
70,0063
63,154
638,034
2,24
219,856
285,0176
172,3232
63,154
740,351
2,24
219,856
285,0176
172,3232
155,456
832,653
1,27
124,6505
285,0176
172,3232
155,456
737,447
1,27
124,6505
161,5948
172,3232
155,456
614,025
10
1,27
124,6505
161,5948
97,7011
155,456
539,402
11
1,27
124,6505
161,5948
97,7011
88,138
472,084
12
0,21
20,6115
161,5948
97,7011
88,138
368,045
125,632
252,184
303,575
13
0,00
26,7204
97,7011
88,138
212,56
16,1553
88,138
104,293
14,574
14,574
GOL II
98,15
Jumlah
Variasi III
Minggu ke
K L/dt/ha
GOL III
127,24
GOL IV
76,93
GOL I
69,4
1,28
162,8672
0,91
115,7884
98,4704
0,91
115,7884
70,0063
88,832
2,24
285,0176
70,0063
63,154
125,632
543,8099
2,24
285,0176
172,3232
63,154
89,3165
609,8113
2,24
285,0176
172,3232
155,456
89,3165
702,1133
2,24
285,0176
172,3232
155,456
219,856
832,6528
1,27
161,5948
172,3232
155,456
219,856
709,23
1,27
161,5948
97,7011
155,456
219,856
634,6079
10
1,27
161,5948
97,7011
88,138
219,856
567,2899
11
1,27
161,5948
97,7011
88,138
124,6505
472,0844
12
0,21
26,7204
97,7011
88,138
124,6505
337,21
13
0,00
16,1553
88,138
124,6505
228,9438
162,8672
214,2588
274,6267
14,574
124,6505
35,1855
20,6115
206,115
GOL III
127,24
Jumlah
Variasi IV
Minggu ke
K L/dt/ha
GOL IV
76,93
GOL I
69,4
GOL II
98,15
1,28
98,4704
0,91
70,0063
88,832
0,91
70,0063
63,154
125,632
2,24
172,3232
63,154
89,3165
162,8672
487,661
2,24
172,3232
155,456
89,3165
115,7884
532,884
2,24
172,3232
155,456
219,856
115,7884
663,424
2,24
172,3232
155,456
219,856
285,0176
832,653
1,27
97,7011
155,456
219,856
285,0176
758,031
1,27
97,7011
88,138
219,856
285,0176
690,713
10
1,27
97,7011
88,138
124,6505
285,0176
595,507
11
1,27
97,7011
88,138
124,6505
161,5948
472,084
12
0,21
16,1553
88,138
124,6505
161,5948
390,539
13
0,00
14,574
124,6505
161,5948
300,819
20,6115
161,5948
182,206
26,7204
26,7204
98,4704
158,838
258,792
K L/dt/ha
GOL I
92,93
GOL II
92,93
GOL III
92,93
GOL IV
92,93
Jumlah
1,28
118,95
0,91
84,5663
118,95
0,91
84,5663
84,5663
118,95
2,24
208,163
84,5663
84,5663
118,95
496,246
2,24
208,163
208,163
84,5663
84,5663
585,459
2,24
208,163
208,163
208,163
84,5663
709,055
2,24
208,163
208,163
208,163
208,163
832,652
1,27
118,021
208,163
208,163
208,163
742,51
1,27
118,021
118,021
208,163
208,163
652,368
10
1,27
118,0211
118,021
118,021
208,163
562,226
11
1,27
118,021
118,0211
118,021
118,021
472,084
12
0,21
19,5153
118,021
118,0211
118,021
373,578
13
0,00
19,5153
118,021
118,0211
255,557
19,5153
118,021
137,536
19,5153
19,5153
118,95
203,516
288,083
BAB V
HARGA REDUKSI
A Data-data yang menentukan harga reduksi
= Q maks / rendaman penuh
Q Rend penuh = k x luas keseluruhan
K = kebutuhan air disaat rendaman penuh
Dari data di atas kebutuhan air / debit / minggu di dapat Q maksa dari setiap petak sekunder
yaitu:
1. Petak sekunder A
Sistem penggolongan dengan petak tersier utuh
Q maks Variasi I = 832,653 Lt/dt
Variasi II = 832,653 Lt / dt
Variasi III = 832,6528 Lt/ dt
Variasi IV = 832,6528 Lt /dt
Sistem penggolongan dengan petak tersier terbagi
Q maks
= 832,6528 Lt /dt
Q rend penuh = 2,24 x 832,6528
= 1865,142Lt / dt
Menentukan harga reduksi
a. Menentukan tersier utuh
1. Saluran A
Variasi I = Q maks / Q rend penuh
= 832,6528 /1865,142
= 0,446 Lt/dt
Variasi I
0,446
0,446
0,446
Variasi IV
0,446
Saluran sekunder A
Nama
Panjang
saluran
(M)
RSA1
875
RSA2
652
RSA3
575
2102
Petak
tersier
terbagi
0,446
maks
0,446
0,5
6
750
2102
5,67
-
Saluran sekunder A
Nama
Efesiensi
saluran
RSA1
6,15
RSA2
5,3
RSA3
5,01
= A . 0,779
Saluran
Petak
Panjang saluran
F ( x ) = Eff x
saluran
Luas (ha)
Qpetak = A . 0,779
Qeff = Qbang : F (x)
lt/dt
Qbang = Qpetak :
lt/dt
Nama
saluran
SA1
P1Ka
P1Ki
750
750
5,67
5,67
SA2
A1Ka
A1Ki
875
875
6,15
6,15
SA3
A2Ka
A2Ki
652
652
5,3
5,3
A3Ka
575
5,01
A3Ki
575
5,01
59,06
46
9,01
33,78
26,3
5,15
89,06
69,37
12,53
56,87
44,30
10,27
41,28
32,15
8,65
38,18
29,74
7,62
35,62
27,74
7,89
17,87
13,92
3,96
51,11
29,22
77,07
63,18
45,86
42,42
39,57
19,85
Panjang
saluran
Efisiensi
F (x)
nama
luas
RP 1
P1 Ka
59,06
P1 Ki
SA4
Debit lt/dt
Q petak
Q bang
Q effisien
Q saluran
19
750
5,67
46
51,11
9,01
106,12
33,78
750
5,67
26,3
29,22
5,15
60,67
A1 Ka
89,06
875
6,15
69,37
77,07
12,53
158,97
A1 Ki
56,87,
875
6,15
44,30
63,18
10,27
117,75
A2 Ka
41,28
652
5,3
32,15
45,86
8,65
86,66
A2 Ki
38,18,
652
5,3
29,74
42,42
7,62
79,78
A3 Ka
35,62
575
5,01
27,74
39,57
7,89
75,2
A3 Ki
17,87
575
5,01
13,92
19,85
3,96
37,73
Nama
saluran
Panjang
saluran
Efisiensi
F (x)
nama
luas
SA 1
P1 Ka
59,06
P1 Ki
SA2
SA 3
SA 4
Debit lt/dt
Q petak
Q bang
Q effisien
Q saluran
750
5,67
46
51,11
9,01
106,12
33,78
750
5,67
26,3
29,22
5,15
60,67
A1 Ka
89,06
875
6,15
69,37
77,07
12,53
158,97
A1 Ki
56,87,
875
6,15
44,30
63,18
10,27
117,75
A2 Ka
41,28
652
5,3
32,15
45,86
8,65
86,66
A2 Ki
38,18,
652
5,3
29,74
42,42
7,62
79,78
A3 Ka
35,62
575
5,01
27,74
39,57
7,89
75,2
A3 Ki
17,87
575
5,01
13,92
19,85
3,96
37,73
A1 Ka
89,06
875
6,15
69,37
77,07
12,53
158,97
A1 Ki
56,87
875
6,15
44,30
63,18
10,27
117,75
A2 Ka
41,28
652
5,3
32,15
45,86
8,65
86,66
A2 Ki
38,18
652
5,3
29,74
42,42
7,62
79,78
A3 Ka
35,62
575
5,01
27,74
39,57
7,89
75,2
A3 Ki
17,87
575
5,01
13,92
19,85
3,96
37,73
A2 Ka
41,28
652
5,3
32,15
45,86
8,65
86,66
A2 Ki
38,18,
652
5,3
29,74
42,42
7,62
79,78
A3 Ka
35,62
575
5,01
27,74
39,57
7,89
75,2
A3 Ki
17,87
575
5,01
13,92
19,85
3,96
37,73
A3 Ka
35,62
575
5,01
27,74
39,57
7,89
75,2
A3 Ki
17,87
575
5,01
13,92
19,85
3,96
37,73
Q = kap. Sal.
( m3/dt)
Nama saluran
Kap. Sal.
(m3/dt)
Qrenc
(m3/dt)
0,75 1.00
b/h = 1.5
M = 1.0
RSA3
0,86
0,86
II
1.50 3.00
b/h = 2.3
M = 1.5
RSA2
1,58
1,58
III
1.50 3.00
b/h = 2.3
M = 1.5
RSA1
1,58
IV
0.50 0.75
b/h = 1.5
M = 1.0
RSA4
0,75
0,75
1.50 3.00
b/h = 2.3
M = 1.5
RP 1
1,58
1,58
Pendimensian saluran
1. Type I ( Q = 0,86 m3/dt, b/h = 1,5, M = 1.0 )
V = 0,41 . Q0,225
= 0,41 . 0,860,225
= 0,41 . 0,96
= 0,393 m/dt
A=Q:V
=0,86 : 0,393
= 0,337 m2
A=(b+m.h)h
0,337= ( 1,5h + 1,0 h )h
0,337 = 2,5 h2
h = 2,72
di ambil 3 m
b = 1,5 h
= 1,5 . 2,75
= 4,125
di ambil 5 m
P = b + 2 . m h+1
= 4,125 + 2 . 1,5 2,75+1
= 4,125 + 8,76
=12,885 m
R = A: P
= 0,337 : 12,885
= 0,026 m
I = V2 : C2. R
= 0,3932 : 452 . 0,026
= 8,1 . 10-4
1,5
3m
5m
2. Type II = Type III = Type V ( Q = 1,58m/dt, b/h = 2.3, m = 1.5)
V = 0,41 . Q0,225
= 0,41 . 1,580,225
= 0,41 .1,1
= 0,451 m/dt
A=Q:V
= 1,58: 0,451
= 3,5 m2
A=(b+m.h)h
3,5 = ( 2,3h + 1,5 h )h
3,5= 3,8 h2
h = 1,03
di ambil 2 m
b = 2,3 h
= 2,3 . 1,03
= 2,369
di ambil 3 m
P = b + 2 . m h+1
= 2,369 + 2 . 1,5 1,03+ 1
=6,569 m
R = A: P
= 3,5 : 6,569
= 0,532 m
I = V2 : C2. R
= 0, 0,451 2 : 452 . 0,532
= 21,86 . 10-4
1,5
2m
3m
3. Type IV ( Q = 0,75 m3/dt, b/h = 1,5, M = 1.0 )
V = 0,41 . Q0,225
= 0,41 . 0,750,225
= 0,41 . 0,93
= 0,381 m/dt
A=Q:V
=0,75 : 0,381
= 1,96 m2
A=(b+m.h)h
1,96= ( 1,5h + 1,0 h )h
1,96 = 2,5 h2
h = 1,12
di ambil 2 m
b = 1,5 h
= 1,5 . 1,12
= 1,68
di ambil 2 m
P = b + 2 . m h+1
= 1,68 + 2 . 1,5 1,12+1
= 1,68 + 4,5
=6,18 m
R = A: P
= 1,96 : 6,18
= 0,317 m
I = V2 : C2. R
= 0,3812 : 452 . 0,317
= 93,07 . 10-4
1,5
2m
2m
Type
salura
n
Kap.
(Q).
(m3/dt)
B/
h
10
11
12
0,86
0,393
0,337
1,5
1.0
45
12,885
0,026
8,1
II
1,58
0,451
3,5
2,3
1,5
45
6,569
0,532
21,86
III
1,58
0,451
3,5
2,3
1,5
45
6,569
0,532
21,86
IV
1,58
0,451
3,5
2,3
1,5
45
6,569
0,532
21,86
0,75
0,381
1,96
1,5
1.0
45
6,18
0,317
93,07
PERENCANAAN TERJUNAN
SALURAN SA 1
Menghitung elevasi dasar saluran rencana untuk BP 1
1. Tinggi air pada saluran : 2 m
2. Elevasi muka tanah asli : 64
3. Elevasi muka air min : 64 + 0,45 = 64,45 m
4. Elevasi muka saluran min : 64 2 = 62
5. Elevasi dasar saluran min : 64 0,2 = 63,8
6. Elevasi muka air max : 63,8 + 2 = 65,8
7. Elevasi muka air rencana ( 65,8 + 64 ) x 0,5 = 64,9
8. Elevasi dasar saluran rencana :64,9 2 = 62,9
9. Elevasi muka tanggul : 64,9 + 2= 66,9
Menghitung elevasi dasar saluran rencana untuk BA 1
1. Tinggi air pada saluran : 2
2. Elevasi muka tanah asli : 57
3. Elevasi muka air min : 57 + 0,45 = 57,45
4.
5.
6.
7.
8.
9.
buah terjunan
Saluran SA 2
Menghitung elevasi dasar saluran rencana untuk BA 1
1. Tinggi air pada saluran : 2
2. Elevasi muka tanah asli : 57
3. Elevasi muka air min : 57 + 0,45 = 57,45
4. Elevasi muka saluran min : 57 2 = 55
5. Elevasi dasar saluran min : 57 0,2 = 56,8
6. Elevasi muka air max : 56,8 + 2 = 58,8
7. Elevasi muka air rencana : ( 58,8 + 57 ) x 0,5 = 57,9
8. Elevasi dasar saluran rencana : 57,9 2 = 55,9
9. Elevasi muka tanggul : 57,9 + 2 = 59,9
Menghitung elevasi dasar saluran rencana BA 2
1. Tinggi air pada saluran : 2
2. Elevasi muka tanah asli : 49
3. Elevasi muka air min : 49 + 0,45 = 49,45
4. Elevasi muka saluran min : 49 2 = 47
5. Elevasi dasar saluran min : 49 0,2 = 48,8
6. Elevasi muka air max : 48,8 + 2 = 50,8
7. Elevasi muka air rencana : ( 50,8 + 49 ) x 0,5 = 49,9
8. Elevasi dasar saluran rencana : 49,9 2 = 47,9
9. Elevasi muka tanggul : 49,9 + 2 = 51,9
Tinjauan pada luas SA 2
AH = I x L = 21,86 x 79,46 = 0,173
Beda tinggi dasar saluran antara dua buah bangunan
( BA 1 dan BA 2 ) = 55,9 51,9 = 4
Tinggi air ( Ht ) = 4 0,173 = 3,82
Tinggi terjun max 1,5 banyak terjunan
N=
buah terjunan
Saluran SA 3
Menghitung elevasi dasar saluran rencana BA 2
1. Tinggi air pada saluran : 2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
buah terjunan
Saluran SA 4
buah terjunan
1,5
66,9
64
T1KA
T1Ki
h1
h1
62,9
Volume Galian
AG1 = ( b + mh1) h1
= ( 3 + 1 x 4) x 4 = 64 m
Volume Timbunan
ATI = 2 (a + mh1) h1
= 2 ( 2 + 1,5 ) x 1,5 = 10,5 m
B.BA1 = 57
BA1
SA2
BA3
1.5
1,5
T1ka
T2ki
59,9
57
h1
h1
55,9
= 43,750 m3
A. BA1 = 57
BA3
SA3
BA4
1,5
1,5
T1ka
T2ki
59,9
57
h1
h1
55,9
Lebar tanggul (a) = 1,5 m
Lebar saluran (b) = 3 m
Elv dasar saluran = 55,9 m
Elv muka Tanggul = 59,9 m
m = 1,5 m
Volume Galian
AG1 = ( b + mh1) h1
= ( 3 + 1,5 x 4 ) 4 = 36 m
Volume Timbunan
ATI = 2 ( a + mh1) h1
= 2 ( 1,5 + 1,5 x 2,9 ) 2,9 = 33,93 m
B. BA2 = 49
BA4
SA4
1,5
1,5
T1ka
T2ki
51,9
49
h1
47,9
Lebar tanggul (a) = 1,5 m
Lebar saluran (b) = 3 m
h1
= 2,9 m
Volume Galian
AG1 = ( b + mh1) h1
= ( 3+ 1,5x 4 ) 4 = 36 m
Volume Timbunan
ATI = 2 (a+ mh1) h1
= 2 ( 1,5 + 1,5 x 2,9 ) 2,9 = 33,93 m
= 23,472 m3
BA4
1,5
1,5
T1ka
T2ki
51,9
49
h1
h1
47,9
Lebar tanggul (a) = 1,5 m
Lebar saluran (b) = 3 m
Elv dasar saluran = 47,9 m
Elv muka Tanggul = 51,9 m
m = 1,5 m
Panjang saluran = 575 m
Didapat h1 = 51,9 47,9 = 4 m
h1= 51,9 49 = 47,9 m
Volume Galian
AG1 = ( b + mh1) h1
= ( 3+ 1,5x 4 ) 4 = 36 m
Volume Timbunan
ATI = 2 (a+ mh1) h1
= 2 ( 1,5 + 1,5 x 2,9 ) 2,9 = 33,93 m
B. BA3 = 44
BA4
SA4
1,0
1,0
T1ka
T2ki
46,9
44
h1
h1
42,9
Lebar tanggul (a)
= 1,0 m
= 5
= 42,9 m
m = 1,0 m
Volume Galian
AG1 = ( b + mh1) h1
= ( 5 + 1,0 x 4 ) 4 = 36 m
Volume Timbunan
ATI = 2 (a + mh1) h1
= 2 ( 1,0 + 1,0 x 2,9 ) 2,9 = 22,62 m
= 20700 m3
Rumus :
I0 = RWLu - RwLd - H0
L
Ket :
RWLu = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hulu
RwLd = Tinggi muka air yang diperlukan pada bangunan sadap di hilir
H0 = Jumlah perkiraan kehilangan tinggi pada bangunan
L
= Panjang ruas
I=
RWLu - RwLd - H0
L
A2 = 4 Terjunan
I = RWLu - RwLd - H0
L
21,86 . 10 4 = 65,8 57,45 - H0
875
21,86 . 10 4 = 0,00954 - H0
H0 = 21,86 . 10 4
0,00954
= 2191,4 . 10 4
= 0,229
A2 = 4 Terjunan
I = RWLu - RwLd - H0
L
21,86 . 10 4 = 65,8 49,45 - H0
657
21,86 . 10 4 = 0,00248 - H0
H0 = 21,86 . 10 4
0,00248
= 881,45 . 10 4
= 0,0881
A3 = 3 Terjunan
I = RWLu - RwLd - H0
L
8,1 . 10 4 = 65,8 44,45 - H0
575
8,1 . 10 4 = 0,00371 - H0
H0 = 21,86 . 10 4
0,0371
= 218,32 . 10 4
= 0,0218