Anda di halaman 1dari 17

MODUL II

COMPENSATORY REWARD
A. Pendahuluan
Modul ini menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya
manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan
tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat
tercapai.Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan paling
banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program
pengembangan staf yang terstruktur. Metoda dalam menyusun tenaga keperawatan
seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan
jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan setting tertentu.
Fungsi manajemen SDM meliputi: analisis pekerjaan, pengembangan organisasi,
staffing, hubungan pekerja, dan evaluasi (Frank, 1998 dalam Huber, 2000). Jernigan
(1998, dalam Huber, 2000) mengidentifikasi ada delapan proses yang berhubungan
dengan manajemen SDM, yaitu: rekruitmen, seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian kinerja,
konseling dan coaching, retensi dan produktifitas, pengembangan staf, dan hubungan
pekerja (labor relations). Fungsi dan proses manajemen sumber daya manusia secara
bersama-sama akan membentuk suatu elemen yang dibutuhkan untuk mengelola dan
memaksimalkan talen/bakat dan potensi seseorang dalam organisasi.
Kemampuan perawat melakukan praktek profesional perlu dipertahankan,
dikembangkan, dan ditingkatkan melalui manajemen SDM perawat yang konsisten dan
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan
SDM di rumah sakit adalah untuk menciptakan iklim kerja yang menyenangkan dan
memberikan kepuasan bagi staf dan pasien. Pengembangan SDM digambarkan sebagai
suatu proses pengelolaan motivasi staf sehingga dapat bekerja secara produktif. Hal ini
juga merupakan penghargaan bagi profesi keperawatan karena melalui manajemen SDM
yang baik maka perawat mendapatkan kompensasi berupa penghargaan (compensatory
reward) sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.
Manajemen SDM di ruang Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) berfokus
pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan
pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP
dan setiap ada penambahan perawat baru. Modul ini juga disertai dengan berbagai
formulir yang dapat digunakan untuk proses rekruitmen, seleksi, orientasi, dan penilaian
kinerja.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu:
1.
Melakukan proses rekruitmen di ruang MPKP
2.
Melakukan proses seleksi di ruang MPKP
48

3.
4.
5.

Melakukan proses orientasi di ruang MPKP


Melakukan penilaian kinerja di ruang MPKP
Melakukan pengembangan staf perawat ruang MPKP

C. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP


Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit
bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.
Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori
Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga level,
yaitu level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP Profesional I
diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana
Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh
perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan
dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2).
MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya mayoritas Ners. Bahkan
pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis keperawatan jiwa yang
berada di MPKP.
Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners,
beberapa perawat spesialis keperawatan jiwa, dan bahkan ada doktor keperawatan yang
bekerja di area MPKP ini.
Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang
pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta seluruh
perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan
dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan kondisinya sama
dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat pelaksana dapat SPK
dengan jenjang karir minimal PK2.
Proses rekruitmen perawat di ruang MPKP:
1. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih,
disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut,
diharapkan minimal memilih MPKP level pemula.
2. Setelah level disepakati, maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi
pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada
di rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.
3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan
tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan
dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan
memotivasi perawat di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan
diri dengan mengisi formulir pendaftaran (lampiran 1) dan biodata (lampiran 2).
Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat primer
(PP) sebagai ketua tim, dan perawat pelaksana. Pengalaman pada pengembangan
MPKP di RSMM Bogor maka perbandingan pasien dengan perawat adalah 1:1 atau
49

1,7:1, ditambah karu. Kriteria dari tiap tenaga perawat ditetapkan, dan secara umum
perawat berlatar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan.
Adapun kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah :
1.
Kepala ruangan, kriterianya adalah :
a.
Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada pada masa transisi
boleh D III Keperawatan
b.
Pengalaman menjadi kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada
area keperawatan jiwa minimal 2 tahun.
c.
Sehat jasmani dan rohani
d.
Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)

Asuhan keperawatan jiwa

Standar asuhan keperawatan jiwa/audit keperawatan

Terapi modalitas keperawatan jiwa/Terapi Aktivitas Kelompok

Komunikasi keperawatan

Manajemen keperawatan

Bimbingan Klinik (untuk RS Pendidikan)


e.
Lulus test tulis
f.
Lulus wawancara
g.
Lulus test presentasi
2.
Perawat primer, kriterianya adalah:
a.
Pendidikan minimal S1 Keperawatan (perawat primer), jika belum ada
pada masa transisi boleh D III keperawatan (perawat primer pemula)
b.
Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D III keperawatan
minimal 2 tahun dan S1 keperawatan magang 3 bulan
c.
Sehat jasmani dan rohani
d.
Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)

Asuhan keperawatan jiwa

Standar asuhan keperawatan jiwa/ Audit keperawatan

Terapi modalitas keperawatan jiwa/ Terapi Aktivitas Kelompok

Komunikasi keperawatan

Manajemen keperawatan
e.
Lulus test tulis
f.
Lulus test wawancara
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Perawat perawat pelaksana/asosiet, kriterianya dalah :


Pendidikan minimal D III Keperawatan
Pengalaman kerja di bagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun
Sehat jasmani dan rohani
Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa
Lulus test tulis
Lulus test wawancara

D. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP


Proses seleksi perawat di ruang MPKP:

50

1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang
memenuhi syarat menjadi kapala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat
pelaksana/asosiet.
2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis
menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim
dan kepala ruangan.
3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang
memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.
Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah pengetahuan
perawat terkait dengan konsep MPKP (lampiran 3). Tes ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah yang
lulus disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang tertinggi.
Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan
bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes
wawancara ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana.
Tujuan wawancara kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan
menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin. Wawancara kepada calon perawat
pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya terhadap pegelolaan
asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin.
Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang
perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5). Presentasi
berisi visi, misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan dijalankan jika
terpilih sebagai karu. Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6) dan hasilnya
dikonsulkan pada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan. Jika nama
dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah sakit
membuat Surat Keputusan (SK) penempatan perawat yang bekerja di ruang MPKP.
Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan
akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya
(lampiran 7). Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan
karir.
F. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP
Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang
sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu.
Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum
tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program
mutu, kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal,
praktik lapangan, dan praktik kerja (implementasi). Metode klasikal berlangsung selama
3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan presentasi hasil
praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan selama 6 bulan. Kepala
Bidang Perawatan, fasilitator lokal, dan fasilitator nasional membimbing dan
mensupervisi implementasi konsep MPKP (lampiran 8).
51

Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu
dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job training
untuk semua kegiatan MPKP.
Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah:
1.
Kepala ruangan
a. Pendekatan manajemen
1) Perencanaan
a) Mengembangkan visi dan misi
b) Mempunyai filosofi
c) Menetapkan rencana jangka pendek
2) Pengorganisasian
a)Membuat struktur organisasi
b)Membuat jadual dinas bersama ketua tim
c)Membuat daftar pasien bersama ketua tim
3) Pengarahan
a) Memimpin operan
b)
Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference
c)
Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
d)
Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan jelas
e)
Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang
lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
f)
Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam
mengelola pasien melalui komunikasi langsung
g)
Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui supervisi dan mendengarkan laporan langsung dari perawat primer
h)
Melakukan pengawasan tidak langsung:
Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana,
pekarya, dan petugas TU
Mengecek kedisiplinan
4) Pengendalian
a) Menetapkan indikator mutu
b) Melakukan audit dokumen
c) Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat, dokter
d) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat
b) Melakukan seleksi tenaga perawat
c) Melakukan orientasi
d) Melakukan penilaian kinerja
e) Melakukan pengembangan tenaga perawat
c. Hubungan profesional
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus
c) Mengikuti rapat tim kesehatan
d) Mengawasi pelaksanaan visit dokter
d. Asuhan keperawatan
52

a) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan ( gangguan


konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial,
gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko
bunuh diri, defisit perawatan diri).
2. Perawat Primer/Ketua Tim
a. Pendekatan manajemen
1) Perencanaan
a) Membuat rencana jangka pendek (rencana harian timnya)
2) Pengorganisasian
a) Membuat jadual dinas bersama kepala ruangan
b) Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan
c) Membagi tugas pada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan
perawat pelaksana
d) Bekerja sama dengan tim kesehatan jiwa yang lain untuk
mengintegrasikan pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan
lain
3) Pengarahan
a) Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, pre dan posst
conference
b) Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara
individual
c) Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat dalam
timnya)
d) Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelas
e) Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
dilakukan oleh perawat pelaksana
f) Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana
b. Compensatory reward
1) Melakukan orientasi kepada perawat baru
2) Melakukan penilaian kinerja
c. Hubungan profesional
1) Memimpin konferensi kasus
2) Mengikuti visit dokter
d. Asuhan keperawatan
1) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi
sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir:
waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.
4) Perawat Pelaksana
a. Pendekatan manajemen:
1) membuat rencana jangka pendek yaitu rencana harian asuhan
keperawatan
b.
Asuhan keperawatan yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah,
risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori:
halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit
perawatan diri.
53

Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam
melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa
orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang
MPKP. Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator nasional
(konsultan).
G. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan
perawat asosiet (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan
supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui
dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang
Perawatan dan fasilitator nasional; kinerja perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh
Kepala Bidang Perawatan, fasilitator nasional, dan kepala ruangan; kinerja perawat
pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Kepala Bidang
Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan seluruh
aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP Kepala Bidang
Perawatan didampingi oleh dua orang fasilitator lokal, yaitu satu orang dari bidang
perawatan dan satu orang fasilitator NAD CMHN.
H. Pengembangan tenaga perawat
Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan
manajemen SDM. Tujuan pengembangan tenaga perawat adalah membantu masingmasing perawat mencapai kinerja sesuai dengan posisinya dan untuk
pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional tenaga perawat yang akan
memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan tenaga perawat di
ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) dan program
pengembangan jenjang karir.
Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses
pengembangan yang dapat diikuti. Berikut uraian tentang lingkup kerja perawat di ruang
MPKP, yaitu:
1.
Kepala ruangan
a.
Masa percobaan 3 bulan
b.
Setiap tahun dilakukan evaluasi
c.
Bila dalam waktu 2 tahun berhasil maka akan diusulkan hal-hal berikut
sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir

Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP


d.
Masa kerja karu 2 tahun dan maksimal menjadi karu 2 kali
2.
Perawat primer/ketua tim
a.
Masa percobaan selama 3 bulan
54

b.
c.

d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Setiap tahun di evaluasi


Bila dalam waktu 2 tahun berhasil dan memenuhi kriteria maka akan
diusulkan hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:

Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

Magang persiapan menjadi kepala ruangan

Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir

Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP


Menduduki jabatan sebagai perawat primer selama 2 tahun untuk 1 kali
kurun waktu. Jika tidak ada kesempatan promosi maka kembali menjadi perawat
pelaksana tetapi kemampuan yang baik.
Perawat pelaksana
Masa percobaan selama 3 bulan
Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi
Jika kompetensi tidak tercapai diberikan kesempatan perbaikan selama 2
bulan
Bila lebih dari 8 bulan yang bersangkutan tidak berhasil akan
dikembalikan ke bidang keperawatan
Bila dalam 1 tahun berhasil dan memenuhi kriteria diusulkan untuk
pelatihan
Bila telah menguasai keterampilan merawat 7 macam kasus dipersiapkan
magang untuk persiapan perawat primer/Ketua Tim.

Pendidikan Keperawatan berkelanjutan dapat berupa pendidikan formal, yaitu


peningkatan pendidikan dari D3 keperawatan ke S1 Ners keperawatan, atau S1 Ners
keperawatan ke S2/spesialis keperawatan, dan seterusnya. Selain itu PKB dapat berupa
pendidikan informal melalui on the job training dan out the job training. On the job
training yaitu pelatihan/bimbingan secara terus-menerus sambil bekerja, misal: perawat
pelaksana dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Katim dan Karu. Karu
dan Katim dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Kepala Bidang
Keperawatan/fasilitator nasional. Out the job training yaitu pelatihan yang
diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu (misalnya pelatihan 4 hari/lebih), perawat
harus meninggalkan pekerjaannya sementara. Pelatihan yang diikuti oleh perawat akan
dirancang sesuai dengan pengembangan kemampuan yang terkait.
Pengembangan jenjang karir adalah pengembangan peran dan tanggung jawab. Seorang
karu yang telah sukses mengembangkan ruang MPKP merupakan aset keperawatan untuk
pengembangan MPKP di ruang rawat lain, artinya menjadi pembaharu. Ia dapat pula
berperan sebagai nara sumber bagi rumah sakit lain yang ingin mengembangkan MPKP.
Perawat primer/katim dapat berkembang menjadi kepala ruangan, dan perawat pelaksana
dapat berkembang menjadi perawat primer/katim.
Sesuai dengan jenjang karir yang dikembangkan oleh PPNI dan Direktorat Keperawatan
Depkes RI maka di RS program pengembangan karir di rumah sakit direncanakan
sebagai berikut:
1.
Perawat lulusan DIII keperawatan hanya dapat berkembang mencapai jenjang
perawat klinis 2 (PK 2) dan perawat manajer 1 (PM 1)
2.
Perawat lulusan S1 Ners keperawatan dapat berkembang sampai jenjang perawat
klinis 3 (PK 3), perawat manajer 2 (PM 2), dan perawat pendidik 1 (PP 1)
55

3.

Perawat lulusan S2/Spesialis keperawatan dapat berkembang sampai jenjang PK


5, PM 5, PP 4, dan perawat riset 3 (PR 3)
4.
Perawat lulusan S3 keperawatan/kesehatan dapat berkembang sampai jenjang PK
5, PM 5, PP 5, PR 5 dengan syarat pendidikan sebelumnya adalah bidang
keperawatan
Seiring dengan jenjang karir maka ditetapkan pula kriteria perawat yang dapat
menduduki struktur keperawatan, sebagai berikut:
1.
Perawat pelaksana dapat dari PK 1 PK 5
2.
Katim dapat dari PK 2 PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal
PM 1 dan PP 1. Katim diharapkan mempunyai kemampuan PM 1 karena katim akan
berperan sebagai pembimbing klinik bagi mahasiswa yang ditempatkan pada timnya
3.
Karu dapat dari PK 3 PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal
PM 2 dan PP 2
4.
Kepala seksi keperawatan dapat dari PK 4 PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
5.
Kepala Bidang Perawatan dapat dari PK 4 PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
6.
Direktur keperawatan dapat dari PK 4 PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 5, PP 4, dan PR 2

56

BIODATA PERAWAT
I.

Nama

: ......................................................................

II. Tempat/tanggal lahir

: ......................................................................

III. Jenis Kelamin

: 1. Laki-laki ( )

III. Pendidikan terakhir

2. Perempuan ( )

SPK

D III Keperawatan

S 1 Ners Keperawatan

S 2/Spesialis Keperawatan

IV. Jenis kelamin

: 1. Laki-laki (

2. Perempuan (

V.

: 1. Menikah (

2. Belum menikah (

4. Duda

Status pernikahan

3. Janda

)
(

VI. Riwayat pekerjaan:


1.

................................. dari tahun .............. s/d .............

2.

................................. dari tahun .............. s/d .............

3.

................................. dari tahun .............. s/d .............

4.

................................. dari tahun .............. s/d .............

VII. Pelatihan yang pernah diikuti:


1. ........................................................................Tahun ..
2. Tahun ..
3. Tahun ..
4. Tahun ..
VIII. Tempat bekerja saat ini:
..

57

PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA RUANGAN DAN KETUA TIM
Nama calon perawat ruang MPKP: .......................................................................
Tingkat pendidikan
: .......................................................................
I.

Kemampuan perawat (30%)


a. Kemampuan manajerial
1) Jelaskan program kerja jika mengelola suatu ruangan atau tim!

2) Apa target yang ingin dicapai dalam mengelola suatu ruangan atau tim?

b. Kemampuan klinis/tehnikal
1) Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!

2) Apa tindakan keperawatan yang pernah dilakukan untuk merawat pasien


tersebut?

II. Motivasi (20%)


a. Ceritakan hal yang menimbulkan keinginan/minat melamar bekerja di ruang
MPKP!

b. Jelaskan tujuan bekerja di ruang MPKP!


III.Kemampuan menyelesaikan masalah (30%)
a. Ceritakan konflik/masalah yang pernah dihadapi selama bekerja
b. Jelaskan cara menyelesaikan konflik/masalah!

IV. Disiplin (10%)


a. Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!

58

b. Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan, apa
yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal tersebut?

V. Sikap saat wawancara (10%)


a. Apakah perawat menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri?
b. Bagaimana gaya bicara perawat?
c. Bagaimana kontak mata perawat saat wawancara?
d. Bagaimana sikap tubuh saat wawancara?
e. Bagaimana penampilan dan kerapihan?
................, ...................................
Pewawancara
( ........................................)

59

PEDOMAN WAWANCARA
PERAWAT PELAKSANA
Nama calon perawat ruang MPKP: .......................................................................
Tingkat pendidikan
: .......................................................................
I. Kemampuan perawat (30%)
a. Kemampuan manajerial
1) Jelaskan rencana harian yang saudara buat jika mengelola beberapa pasien!

2) Apa target yang ingin saudara capai dalam mengelola pasien?

b. Kemampuan klinis/tehnikal
1. Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!

2. Apa tindakan keperawatan yang pernah dilakukan untuk merawat pasien


tersebut?

II. Motivasi (30%)


a. Ceritakan hal yang menimbulkan keinginan/minat melamar bekerja di ruang
MPKP!
b. Jelaskan tujuan bekerja di ruang MPKP!
c. Ceritakan kemampuan yang saudara miliki!

III.Disiplin (20%)
a. Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!

60

b. Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan, apa
yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal tersebut?

IV. Sikap saat wawancara (20%)


a. Apakah perawat menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri?
b. Bagaimana gaya bicara perawat?

c. Bagaimana kontak mata perawat saat wawancara?


d. Bagaimana sikap tubuh saat wawancara?
e. Bagaimana penampilan dan kerapihan?
................, ...................................
Pewawancara
( ........................................)

61

PENILAIAN PRESENTASI
Nama perawat : .
Tgl penilaian
: .. 20
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda () pada kolom skor untuk setiap aspek yang dinilai:
4: bila baik sekali
3: bila baik
2: bila kurang
1: bila kurang sekali
Skor
No
A
1
2
B
1
2
3
4
5
6
7
C
1
2
3
4
5
6
7
D
1
2
3
4

Aspek yang Dinilai

Persiapan
Mempersiapkan bahan presentasi
Mempersiapkan mental
Pelaksanaan
Memberikan salam pembuka
Menjelaskan tujuan presentasi
Menjelaskan sistematika presentasi
Menjelaskan visi, misi, tujuan, kegiatan dan evaluasi
Memberikan kesempatan bertanya
Menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks presentasi
Menutup presentasi dan memberikan rangkuman
Isi Presentasi
Visi sesuai visi rumah sakit
Visi bersifat futuristik untuk kemajuan pelayanan
keperawatan
Misi sesuai dengan misi rumah sakit berisi langkah upaya
mencapai visi
Tujuan diuraikan secara spesifik, jelas terukur
pencapaiannya
Kegiatan untuk mencapai tujuan diuraikan secara spesifik
Kegiatan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan
keterbatasan seumber daya yang dimiliki
Kegiatan evaluasi dan monitoring menggambarkan
penilaian mutu pelayanan keperawatan
Sikap saat Presentasi
Kerapian penampilan
Kepercayaan diri
Bahasa yang digunakan sesuai tata bahasa yang baik dan
benar
Mau menerima saran orang lain

Nilai: total nilai x 100 = .


80
Penilai
()

62

REKAPITULASI PENILAIAN

No.

Nama Perawat

Biodata

Tes tulis

Penilaian
Tes
Presentasi
wawancara

Total
Nilai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
, 200..
Penilai,

SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENGEMBANGKAN RUANG MPKP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia bekerja dan
mengembangkan ruang MPKP. Saya telah mendapatkan penjelasan tentang kontrak kerja
63

di ruang MPKP dan uraian tugas perawat di ruang MPKP. Saya berjanji akan
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan saya dan saya
berjanji untuk mematuhi peraturan yang diterapkan di ruang MPKP.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
siapapun.

............, ..............................

(Nama dan tanda tangan)

64

Anda mungkin juga menyukai