Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
Biakan :
Lempeng agar atau tabung biakan diletakan dalam botol kedap udara, udara dibuang
dan diganti dengan nitrogen dan CO2 10%, atau oksigen dapat dibuang dengan cara lain
(gaspack)
Bentuk koloni :
Beberapa organisme menghasilkan koloni yang besar dan meninggi dengan pinggir
utuh, lainnya menghasilkan koloni yang lebih kecil yang meluas dalam jalinan filamen halus.
Kebanyakan spesies menghasilkan daerah hemolisis pada agar darah. Cl. perfringens secara
khas menghasilkan banyak daerah hemolisis di sekitar koloni
Sifat-sifat pertumbuhan :
Sifat basil anaerob yang terkenal adalah ketidakmampuannya menggunakan oksigen
sebagai akseptor hidrogen akhir.
oksidase dan tidak dapat memecahkan hidrogen peroksida karena tidak mempunyai katalase
dan peroksidase.
Klostridia dapat meragikan berbagai gula, banyak yang dapat mencernakan protein.
Susu diubah menjadi asam oleh beberapa klostridia, dicernakan oleh lainnya dan mengalami
stormy fermentation (bekuan dirusak oleh gas) oleh golongan ketiga.
Sifat antigenik :
Semua klostridia mempunyai beberapa antigen yang sama tetapi masing-masing juga
mempunyai antigen yang spesifik yang dapat larut yang memungkinkan penggolongan
dengan cara tes Presipitin.
Antigen flagel dapat memisahkan Clostridium tetani dalam sepuluh tipe tetapi
toksinnya yang dibuat secara farmakologis dan antigenic semuanya identik.
Clostridium tetani mempunyai 3 jenis toksin :
1. Hemolisin (tetanolisin)
2. Neurotoksin (tetanospasmin)
3. Neorotoksin non spasmogenik & bekerja aktif pada saraf perifer.
Spora yang masuk ke dalam luka hanya akan berkembang biak jika suasanya
menunjang. Toksin yang dibuat diserap oleh ujung saraf motorik. Lalu menjalar sepanjang
sumbu panjang saraf tepi sampai ke susunan saraf pusat.
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
Tetanus neonatorum
Tetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada bayi yang berusia
dibawah 28 hari, dengan gejala klinik yang khas dimana timbul kekakuan seluruh
tubuh yang ditandai dengan kesulitan membula mulut dan menetek, serta kejangkejang pada saat beberapa hari setelah lahir. Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit
ini dapat menyebabkan terjadinya kematian pada bayi.
2.
3.
splanchnic tetanus
4.
cephalic tetanus
Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial
tidak berlangsung lama.
b.
Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora.
Masing-masing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora
oleh sel induk, sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
c.
d.
e.
f.
g.
Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah
matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk
melakukan germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.
Spora ini dapat dibunuh dengan berbagai metoda sterilisasi seperti autoklaf dan oven uap panas.
Desinfektan kimia seperti formaldehid dan etilen oksida juga dapat membunuh spora.Endospora ini hanya
tampak pada bakteri gram positif.
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
Nutrien Agar
Tumbuh
Kesimpulan
Aerob
Tindakan
Buang
2.
Tumbuh
Tidak Tumbuh
Anaerob
Teruskan
3.
Tidak Tumbuh
Tumbuh
Aerob
Buang
4.
Tidak Tumbuh
Tidak Tumbuh
Steril
Ulangi
Hari 4 :
a. Dibaca dan dicatat pertumbuhan pada media gula dan media lainnya, kemudian
dilakukan tes kimia
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
b. Koloni yang tumbuh dibuat preparat gram dan spora untuk melihat bentuk dan posisi
spora
c. Dicocokan dengan Tabel ciri-ciri Clostridia untuk ditentukan diagnosanya.
SKEMA IDENTIFIKASI
Dextrose / Glucose
Negatif
Positif
Cl. tetani
Cl. histolyticum
Lactose -
Lactose +
Cl. limosum *
Cl. subterminale *
Indole +
Cl. sordelii
Motil -
Motil +
Cl. perfringens
Cl.
septicum
Cl. novyi A B
Cl. bifermentans
Cl. butyricum
*
Cl. cadaveris *
Cl. chacoei
*
Cl. defficille *
Cl. paraputrificum
*
Cl. innocuum *
Cl. sporogenes *
Cl. ramosum *
Cl. tertium *
kelompok yaitu : (1). Gram positif, dinding sel akan berwarna ungu dan (2). Gram negatif,
dinding sel akan berwarna merah.
1. Buat preparat ulas dari suspensi kuman seperti : E. coli, S. aureus, S. typhi dll.
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
dilunturkan dan sebagai akibatnya zat warna lain tidak dapat diserap. Pewarnaan endospora
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
menurut Schaeffer dan Fulton disebut juga pewarnaan Malakhit Hijau karena
menggunakan zat warna Malachit Green panas yang akan melekat pada spora dan sukar
dilunturkan baik pada saat pencucian maupun saat pemberian warna penutup. Endospora
berwarna hijau dan bagian sel vegetatif lainnyaq berwarna merah muda.
1. Buat preparat ulas dari Bacillus sp. dan Clostridium sp., dan dikeringkan di udara
2. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan preparat (objeck glass) di atas api bunsen.
3. Letakkan preparat pada rak yang ada di atas penangas air (air yang sedang mendidih)
4. Tutup preparat dengan kertas merang an basahai dengan larutan Malachit Green 5 % dan
dibiarkan selama 5 menit
5. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikeringanginkan
6. Tetesi preparat dengan zat warna penutup Safranin dan dibiarkan selama 30-60 detik
7. Cuci preparat dengan air mengalir dan dikeringanginkan
8. Amati preparat di bawah mikroskop menggunakan minyak imersi.
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
ISTILAH ISTILAH
1. Bakteri aerob, mempunyai ciri-ciri L
a. Menggunakan O2 sebagai terminal electron acceptor
b. Tanpa oksigen tidak tumbuh. Contohnya : Mycobacterium tuberculosis, Nocardia sp.
2. Bakteri anaerob, mempunyai ciri-ciri :
a. Tidak menggunakan oksigen untuk pertumbuhannya
b. Energi berasal dari reaksi fermentasi
c. Tidak tumbuh pada permukaan medium padat pada lingkungan udara biasa
Berdasarkan toleransinya terhadap oksigen, bakteri golongan anaerob masih dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Anaerob mutlak
Golongan ini dapat hidup optimal pada lingkungan dengan pO2 kurang dari 0,5%
Contoh : Clostridium tetani
b. Anaerob moderat
Golongan bakteri ini masih dapat hidup pada lingkungan dengan kadar oksigen
sampai 3 %
Contoh : Bacteriodes sp., Clostridium perfringens
c. Anaerob fakultatif
Energi yang dibutuhkan oleh golongan bakteri ini didapat dari reaksi tergantung O 2
(oksidatif) maupun reaksi tanpa O2 (reaksi fermentasi)
Contoh : bakteri Enterobacteriaceae
3. Bakteri aerotoleran
Dengan adanya udara biasa, golongan bakteri ini masih tumbuh meskipun tidak bagus
4. Bakteri mikroaerofilik, mempunyai ciri-ciri
Membutuhkan O2 sebagai terminal electron acceptor dan CO2 (5-10%), tetapi tidak dapat
tumbuh pada permukaan medium padat pada lingkungan udara biasa atau tumbuh
minimal pada kondisi anaerob
Contoh : Streptococcus sp., Campylobacter sp.
5. Bakteri kapnofilik
Bakteri ini membutuhkan media yang diperkaya dengan CO2 untuk pertumbuhannya
Contoh : Actinomycetes sp.
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
KLASIFIKASI
Bakteri anaerob terdiri dari berbagai macam tipe, baik yang berbentuk batang maupun
kokus, yang bersifat gram negatif maupun gram positif. Menurut Bergeys Manual Edisi VIII
bakteri anaerob diklasifikasikan atas dasar sifat pewarnaannya terhadap gram, morfologi sel,
kemampuan membentuk spora, intoleransinya terhadap oksigen dan homologi DNA.
Bakteri anaerob secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Bakteri anaerob tidak membentuk spora
2. Bakteri anaerob pembentuk spora
MEKANISME ANAEROBIOSIS
Pendapat tentang intoleransi bakteri anaerob terhadap oksigen bermacam-macam, antara lain
sebagai berikut :
1. Adanya oksigen memberikan efek toksik secara langsung
2. Oksigen menyebabkan efek toksik secara tidak langsung, karena merupakan mediator
terjadinya molekul hidrogen peroksida (H2O2) dan radikal bebas
3. Adanya oksigen menyebabkan potensial oksidasi-reduksi yang rendah yang
dibutuhkan oleh bakteri anaerob tidak tercapai
4. Oksigen dapat bereaksi dengan enzim-enzim esensial di dalam sel (misal enzim yang
mengandung
gugus
sulfihidril,
flavoprotein,
NADH
oksidase),
sehingga
H2O2 + O2
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
2H2O + O2
Fakultas
Unsoed-Purwokerto
PERBENIHAN
Untuk menumbuhkan bakteri anaerob, diperlukan medium yang diperkaya misal
dengan menambahkan ekstrak ragi, darah (BAP), serum, vitamin K, hemin dan karbohidrat
yang mudah difermentasi pada medium dasar.
menggunakan agar Brucella, sedangkan medium cari menggunakan Brain Heart Infusion
(BHI), gading rebus/cincang (Chopped Meat Media) atau medium Thioglikolat.
Inkubasi dilakukan pada suhu 37 OC di dalam ruang/bejana anaerob.
Kondisi
anaerob diperoleh dengan menggunakan campuran gas untuk mengikat oksigen. Dikenal tiga
sistem (teknis) untuk pembiakan anaerob, yaitu :
1.
Anaerobic Jar
Cara ini menggunakan sungkup anti bocor yang diisi campuran gas yang terdiri dari
10% H2, 5-10% CO2, dan N2. Di dalam sungkup, terdapat katalisator paladium yang
berfungsi mempercepat reaksi antara O2 dengan H2 dengan terbentuk air.
Untuk
Roll tube
Sistem ini menggunakan medium yang telah disiapkan sedemikan rupa, steril dan
disimpan pada gas bebas O2 untuk memelihara keadaan potensial redoks yang rendah.
Medium harus tetap dalam keadaan anaerob selama inokulasi.
3.
mengeluarkan
material/bahan-bahan
pemeriksaan
gas
yang
dipompakan
Laboratorium Mikrobiologi
Kedokteran
Fakultas
Unsoed-Purwokerto