0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan1 halaman
Workshop dan ToT
“Aplikasi Bioteknologi Kedelai sebagai Warisan Budaya Indonesia menuju Pasar Global Dunia”
Oleh Slamet Purwanto[ Slamet Purwanto adalah dosen pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo. More info: http:tip.unida.gontor.ac.id]
Pada hari Jumat, 11 Maret 2016 dosen UNIDA Gontor, Prodi TIP dan Agroteknologi, mengikuti acara workshop dan ToT (Training of Trainer) yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Madiun. Acara tersebut terselenggara atas dukungan AMPIBI, USSEC dan Forum Tempe Indonesia (FTI)...
more info please visit http:tip.unida.gontor.ac.id
Judul Asli
Workshop dan ToT: “Aplikasi Bioteknologi Kedelai sebagai Warisan Budaya Indonesia menuju Pasar Global Dunia”
Workshop dan ToT
“Aplikasi Bioteknologi Kedelai sebagai Warisan Budaya Indonesia menuju Pasar Global Dunia”
Oleh Slamet Purwanto[ Slamet Purwanto adalah dosen pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo. More info: http:tip.unida.gontor.ac.id]
Pada hari Jumat, 11 Maret 2016 dosen UNIDA Gontor, Prodi TIP dan Agroteknologi, mengikuti acara workshop dan ToT (Training of Trainer) yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Madiun. Acara tersebut terselenggara atas dukungan AMPIBI, USSEC dan Forum Tempe Indonesia (FTI)...
more info please visit http:tip.unida.gontor.ac.id
Workshop dan ToT
“Aplikasi Bioteknologi Kedelai sebagai Warisan Budaya Indonesia menuju Pasar Global Dunia”
Oleh Slamet Purwanto[ Slamet Purwanto adalah dosen pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo. More info: http:tip.unida.gontor.ac.id]
Pada hari Jumat, 11 Maret 2016 dosen UNIDA Gontor, Prodi TIP dan Agroteknologi, mengikuti acara workshop dan ToT (Training of Trainer) yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Madiun. Acara tersebut terselenggara atas dukungan AMPIBI, USSEC dan Forum Tempe Indonesia (FTI)...
more info please visit http:tip.unida.gontor.ac.id
Aplikasi Bioteknologi Kedelai sebagai Warisan Budaya Indonesia menuju
Pasar Global Dunia Oleh Slamet Purwanto1 Pada hari Jumat, 11 Maret 2016 dosen UNIDA Gontor, Prodi TIP dan Agroteknologi, mengikuti acara workshop dan ToT (Training of Trainer) yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Madiun. Acara tersebut terselenggara atas dukungan AMPIBI, USSES dan Forum Tempe Indonesia (FTI). Acara tersebut mengusung tema Aplikasi Bioteknologi Kedelai sebagai Warisan Budaya Indonesia menuju Pasar Global Dunia. Para dosen yang mengikuti acara tersebut mendapatkan pengetahuan tentang dunia pertempean, khususnya di Indonesia. Tempe merupakan makanan khas yang asli berasal dari Indonesia. Saat ini, tempe telah menjadi makanan yang mendunia dan diterima oleh lidah orang dari berbagai negara. Mengingat kasus klaim budaya oleh negara lain, maka Forum Tempe Indonesia mempunyai visi untuk mengangkat tempe menjadi warisan budaya Indonesia yang diakui oleh dunia, oleh UNESCO. Prof. Made Astawan dan Dr Dadi yang menjadi narasumber dalam acara tersebut menyampaikan pentingnya untuk memproduksi tempe yang berkualitas. Kualitas dilihat dari sisi higienis, standar mutu pengemasan dan budaya produksi. Permasalahan yang muncul di pengrajin tempe di Indonesia adalah standar produksi yang kualitasnya masih rendah. Melalui rumah tempe Indonesia, FTI berusaha memperbaiki kualitas tempe yang dihasilkan oleh pengrajin tempe di Indonesia. Indonesia telah memiliki standar mutu tentang tempe yaitu SNI 3144:2009. Dalam standar mutu tersebut disebutkan ambang batas cemaran logam dan cemaran mikroba. Pembuatan tempe yang menggunakan drum bekas, pada saat perebusan, seringkali ditengarai menjadi pemicu tingginya kadar logam dalam tempe. Sebagai solusinya adalah menggunakan bahan yang anti karat atau anti korosif seperti bahan stainless steel (SS). SS bersifat lebih tahan lama dibandingkan dengan drum bekas. Secara ekonomi, harganya lebih murah. Perlu dicatat bahwa drum bekas seringkali diganti setelah 3 bulan pemakaian, karena bocor. Standar mutu seperti Standard Operating Procedure (SOP), Good Hygienic Process (GHP), Good Manufacturing Practice (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sejatinya mulai diikuti untuk masuk ke pasar global. Terlebih lagi sekarang Indonesia sudah memasuki masyarakat ekonomi ASEAN yang dikenal dengan nama MEA. Kerjasama berbagai pihak seperti perbankan, pemerintah (dinas terkait), penyedia kedelai (importir), dan kalangan terdidik sangat penting untuk merubah pola pikir pengrajin tempe ke arah yang lebih baik. 1
Slamet Purwanto adalah dosen pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo. More info: http:tip.unida.gontor.ac.id