G84120005
G84120008
G84120023
G84120025
G84120019
G84120058
G84120066
G84120080
Departemen Biokimia
Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
2015
Daftar Pustaka
Alkaloid................................................................................................... 1
Tata nama, dan Biosintesis Alkaloid............................................................1
Flavonoid................................................................................................. 3
Tata nama dan Jalur sintesis Flavonoid.......................................................3
1. Jalur poliketida................................................................................ 3
2. Jalur Fenilpropanoid.........................................................................3
Asam Fenolik............................................................................................ 5
Tata nama dan Biosintesis Asam Fenolik.....................................................7
Tanin....................................................................................................... 7
Tata nama dan Jalur Biosintesis Tanin........................................................8
Saponin.................................................................................................. 11
Tata nama dan Jalur Biosintesis Saponin...................................................12
Steroid................................................................................................... 14
Triterpenoid............................................................................................ 19
Jalur Biosintesis Triterpenoid..................................................................20
Daftar Pustaka........................................................................................ 24
Alkaloid
Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas
dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu
atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan dalam sebagian besar atom
nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Hampir semua alkaloid
yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat
beracun dan ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloid dapat
ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting, dan kulit
batang.
Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang dimiliki oleh sebagian besar
tumbuhan hijau dan biasanya terkonsentrasi pada biji, buah, kulit buah, kulit
kayu, daun dan bunga. Flavonoid pada sejumlah tumbuhan obat dilaporkan
memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik, antiviral,
antineoplastik, dan antitrombotik (Supriyati 2006).
Asam Fenolik
Asam fenolik adalah metabolit sekunder yang terkandung menyebar pada
kerajaan tumbuhan. Senyawa fenolik memberi rasa yang unik, flavour dan
ditemukan pada sayuran serta buah-buahan dengan kemampuan meningkatkan
kesehatan. Oleh sebab itu, peningkatan konsentrasi fenolik pada tumbuhan
membuatnya memiliki kualitas lebih baik. Senyawa fenolik sangat krusial bagi
Tanin
Tanin merupakan suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi
fenolik polimer yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari
cairan atau disebut astringensi (Khanbabee dan Ree 2001). Tanin ditemukan
hampir di setiap bagian dari tanaman yaitu kulit kayu, daun, buah, dan akar. Tanin
dibentuk dengan kondensasi turunan flavan yang ditransportasikan ke jaringan
kayu dari tanaman, tanin juga dibentuk dengan polimerisasi unit quinon. Secara
struktural tanin adalah suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar
yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti
karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan
beberapa makromolekul seperti pati, selulosa dan mineral. Tanin memiliki
10
11
12
Saponin
Saponin adalah senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam
(Harbrone 1996). Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa
13
steroid dan triterpen. Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida
(Asparagus sarmentosus) (Gambar 16).
14
15
Steroid
Sintesis steroid merupakan jalur yang cukup panjang dan dapat di jelaskan
dari bahan asal pembentukannya, yaitu glukosa. Glukosa dihasilkan dari reaksi
gelap pada forosintesis. Glukosa ini kemudian akan diubah menjadi pati atau
fruktan yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Namun, untuk memenuhi
kebutuhan energi, glukosa akan masuk ke jalur glikolisis untuk menghasilkan
ATP. Hasil dari perubahan satu molekul glukosa pada glikolisis ini adalah dua
molekul piruvat dan dua molekul ATP. Seperti mitokondria pada sel hewan,
plastida pada sel tumbuhan mengandung enzim piruvat dehidrogenase yang
dapat mengoksidasi piruvat menjadi asetil KoA dengan bantuan NAD+. Selain
menggunakan piruvat sebagai prekursor, asetil KoA dapat juga diperoleh dari
asetat sebagai prekursornya dengan bantuan asetil KoA sintetase dengan bantuan
ATP dalam kloroplas. Leopold Ruzicka (1939) telah meneliti bahwa isoprena
adalah bahan utama dalam sintesis berbagai mavam substansi, termasuk steroid.
Pernyataan ini dilengkapi oleh Feodor Lynen (1964) yang mengidentifikasi
isopentenil pirofosfat sebagai isoprena aktif. Asetil KoA merupakan prekursor
dalam biosintesis steroid.
Pada sintesis produk intermediet isopentenil pirofosfat, dua molekul asetil
KoA bereaksi menghasilkan asetoasetil KoA, kemudian bereaksi kembali dengan
asetil KoA menghasilkan HMG KoA. Dalam sel hewan dan ragi, kedua kedua
reaksi ini dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Pada tumbuhan, HMG KoA
sintase mengatalisis kedua reaksi ini. Kemudian gugus karboksil dari HMG KoA
direduksi oleh dua molekul NADPH menjadi gugus hidroksil. Setelah itu
16
17
18
19
Triterpenoid
Tumbuhan memiliki sifat istimewa yakni kemampuannya dalam
menggunakan zat karbon dari udara dan mengubahnya menjadi bahan organik
serta mengasimilasikannya di dalam tubuh tanaman. Peristiwa tersebut terjadi
apabila terdapat cahaya (Utomo 2007). Fotosintesis itu sendiri merupakan
asimilasi karbon yang dalam prosesnya akan difiksasi menjadi molekul berenergi
yakni gula. Glukosa pada proses fotosintesis digunakan untuk membentuk
senyawa organik lain seperti halnya selulosa atau bahan bakar energi tumbuhan.
Proses tersebut berlangsung melalui respirasi seluler (Pertamawati 2010). Jadi
dapat disimpulkan bahwa fotosintesis adalah proses yang meliputi dua bagian
yakni, proses diikatnya energi sinar matahari dan karbondioksida serta proses
pengubahan zat-zat anorganik menjadi organik (Utomo 2007).
Fotosintesis berlangsung pada dua tahap. Tahap pertama merupakan proses
yang bergantung pada cahaya matahari atau disebut juga reaksi terang. Reaksi ini
membutuhkan energy cahaya matahari langsung yang kemudian akan
dikonversikan menjadi molekul-molekul energi yang dapat digunakan dalam
bentuk energy kimia. Konversi tersebut dilakukan oleh aktivitas pigmen daun
(klorofil). Molekul cahaya matahari akan membentuk klorofil-a untuk
membangkitkan elektron menjadi suatu energi dengan tingkatan lebih tinggi.
Energy tersebut digunakan untuk fotofosforilasi sehingga dihasilkan ATP dan
NADP pada prosesnya. Hal ini terjadi pada dua pusat reaksi (fotosistem I dan
fotosistem II) yang berkerja dalam transfer elektron. Reaksi terang terjadi didalam
grana (Utomo 2007).
Tahap kedua merupakan proses yang tidak memerlukan cahaya atau
dikenal juga reaksi gelap. Reaksi ini terjadi ketika produk dari reaksi terang
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen C-C dari karbohidrat.
Karbondioksida di atmosfer akan difiksasi dan dimodifikasi oleh penambahan
hidrogen menjadi bentuk karbohidrat. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi
asimilasi karbon yang terjadi di dalam stroma kloroplas (Utomo 2007).
20
21
22
23
dengan ekor dari unit C-15 atau C-20 dan menghasilkan triterpenoid dan steroid
(Darwis 2001).
Triterpenoid pada prinsipnya merupakan prosees siklisasi dari skualen.
Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik
5 atau 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Struktur
terpenoid yang bermacam ragam itu timbul sebagai akibat dari reaksi-reaksi
sekunder berikutnya seperti hidrolisis, isomerisasi, oksidasi, reduksi, dan siklisasi
atas geranil-, farnesil, dan geranil-geranil pirofosfat. Tahap diversifikasi pertama
dalam biosintesis triterpenoid adalah siklisasi 2,3-oksidoskualen yang dikatalisasi
oleh oksidoskualen siklase. Keragaman molekul pada enzim oksidoskualen siklase
memungkinkan tanaman memiliki lebih dari 100 variasi kerangka triterpenoid.
Setelah dikatalisasi oleh enzim oksidoskualen siklase, triterpenoid terus
mengalami modifikasi termasuk oleh P450-katalis oksidasi dan UGT-katalis
glikosilasi (Sawai dan Saito 2011).
Gambar 5 Lintasan biosintesis triterpenoid
Daftar Pustaka
Amirth PS. 2002. A Trestie on Phytochemistry. New Delhi: Emedia Sience Ltd.
Crozier A, Jaganath IB, Clifford MN. 2006. Phenols, polyphenols, and tannins: an
overview. In: Crozier A, Clifford MN, Ashihara H. Plant Secondary
Metabolites: Occurence, Structure, and Role in the Human Diet.Victoria
(USA): Blackwell Publishing Ltd.
Darwis D. 2001. Teknik isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit sekunder
[makalah] Padang (ID): Universitas Andalas Padang.
Dewick P. 1999. Medicinal Natural Products A Biosynthesis Approach. London
(UK): Wiley&Sons Ltd.
Ghasemzadeh A, Neda G. 2011. Flavonoids and phenolic acids: role and
biochemical activity in plants and human. Journal of Medicinal Plants
Research. 5(31): 6697-6703.
Harbrone JB. 1996. Metode Fitokimia: Cara Moderen Menaganalisis Tumbuhan.
Bandung (ID): ITB press.
Heldt HW. 2005. Plant Biochemistry 3rd Edition. London (UK): Elsevier
Academic Press
Hernawam UE, Setyawan AD. 2003. Ellagitanin; biosintesis, isolasi, dan aktivitas
biologi. Biofarmasi. 1 (1): 1693-2242
Khanbabee K, Ree TV. 2001. Tannins: Classification and definition. Nat. Prod.
Rep. 18: 641-649
24
Kim NO. 1989. Zat-zat toksik yang secara alamiah ada pada tumbuhan nabati.
25
Saadah L. 2010. Isolasi dan identifikasi senyawa tanin dari daun belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.). [Skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Sawai S, Saito K. 2011. Triterpenoid biosynthesis and engineering in plants.
Frontiers In Plant Science. 2(25): 1-8.
Shanks JV, Bhadra R, Morgan J, Rihjwani S. 1998. Quantification of Rauvulfia
alkaloid, estimation of reserpin in pharmaceutical analytical sciences. The
Japan society for Analytical Chemistry. 20:571-573.
Supriyati. 2006. Materi pokok kimia organic bahan alam. Jakarta (ID) : Penerbit
Karunia.
Utomo B. 2007. Fotosintesis pada tumbuhan [makalah] Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara.