Data Dasar
Cut Off
Sintesa Data
BB/TB (wasting)
Prevalensi kurus
Kurus 5%
Rendah : 5 9%
rendah
Normal 85%
Serius : 10 14%
Prevalensi gemuk
Gemuk 10%
Kritis : 15%
tinggi
TB/U (stunting)
Prevalensi rendah :
Prevalensi stunting
Pendek 25%
Normal 75%
<20%
sedang
Prevalensi sedang :
20 29%
Prevalensi tinggi : 30
39%
Prevalensi sangat
tinggi : 40%
BB/U (underweight)
Gizi sangat Kurang 20%
Gizi kurang 30%
Normal 50%
Prevalensi rendah :
<10%
Prevalensi Sedang :
10 19%
Prevalensi tinggi : 20-
29%
Prevalensi sangat
tinggi : 30%
kurang baik
Mayoritas penyajian
bentuk makanan
pada balita
Mayoritas pengolahan
Pengolahan sayur
Direbus 95 %
Dikukus 15 %
Ditumis 65 %
Disantan 25 %
digoreng
Pengolahan lauk
-
Direbus 20%
Digoreng 100%
Ditumis 35%
Disantan 0%
pendekatan ibu /
pengasuh ketika
sebesar 40%
baik
melibatkan anak
dalam penyusunan
Mayoritas
ibu (100%)
Yang dilakukan ibu ketika anak
menolak makan
menu sehari
Mayoritas anak
makan sendiri tanpa
pendampingan ibu /
pengasuh
Persentase balita
menolak makan
makan 25%
tinggi
Baik 50%
Kurang baik 50%
Keterampilan ibu dalam mengolah
Keterampilan ibu
dalam mengolah
bahan makanan)
Baik 40%
pemilihan bahan
Kurang 60%
makanan masih
kurang
Keterampilan ibu
pengolahan / pemasakan
dalam mengolah
makanan)
Baik 40%
teknik pengolahan /
Kurang 60%
pemasakan masih
kurang
10
Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan
65
11
Paparan informasi
Paparan informasi
/ pengasuh masih
kurang
Rata rata asupan
Energi
AKG
Protein = 26 gr
Lemak = 44 gr
Protein
Serat = 16 gr
AKG
Lemak
Vit. E = 6 mcg
Vit. B2 = 0,7 mg
<77% AKG
Karbohidrat
Vit. B3 = 6 mg
Vit. B6 = 0,5 mg
AKG
Serat
12
Karbohidrat = 155 gr
Vit. C = 40 mg
Kalsium = 650 mg
potasium balita
Fosfor = 500 mg
<77% AKG
Magnesium = 60 mg
Potasium = 3000 mg
Natrium = 1000 mg
AKG
Zinc = 4 mcg
Fe = 8 mg
Vitamin E
Rata rata 3,1 mg
Persen pemenuhan 52,74
Vitamin B1
Rata rata 72,42 mg
Persen pemenuhan 72,41%
Vitamin B2
rata rata 0,675
Persen pemenuhan 89,9%
66
Asam folat
Rata rata 110,26 g
Persen pemenuhan 68,91%
Vitamin C
Rata rata 38,28 mg
Persen pemenuhan 95%
Potasium
Rata rata 1114,89 mg
Persen pemenuhan 37,16
Kalsium
Rata rata 426,35 mg
Persen pemenuhan 65,6%
Magnesium
Rata rata 179,9 mg
Persen pemenuhan 299,9%
Fosfor
Rata rata 639,12
Persen pemenuhan 127,8%
Natrium
Rata rata 461,6
Persen pemenuhan 46,1%
Fe
Rata rata 8,04 mg
Persen pemenuhan 100,45 %
Categori
Pelaku
Characteristi
c
Interest,
Potentials
motives,
(strength/
attitude
weakness)
Implication
for project
Sibuk,
Warga desa
(+) Pembuat
Bisa
dihormati
sehat, aman
keputusan,
menggerakka
warga,
dan sejahtera
orang
n warga
berwibawa
berpengaruh
terhadap
perangkat desa
67
dan warga
(-) Terlalu
sibuk,sehingga
susah untuk
ditemui, memiliki
kres dengan
beberapa
kelompok di
desa
Bidan
Pelaku
Memiliki
Membantu
pengetahuan
menjadi
dipercaya
menggerakka
tentang
sehat, warga
masyarakat
n kader dan
kesehata,
desa menjadi
untuk
mengajak
disegani oleh
sehat
menyembuhkan
warga untuk
warga dan
sehingga
penyakit,
ikut serta
kader, dapat
menaikan
dihormati dan
dalam
bekerja sama
reputasi di
dapat
program yang
dengan baik
Puskesmas
mempengaruhi
dilaksanakan
dengan
pemikiran kader
mahasiswa
(-) Merangkap
sebagai bu
Lurah sehingga
sibuk dan
terkadang sulit
ditemui
Kader
Pelaku
Aktif,
(+) Membantu
Membantu
mengenal
sehat
disetiap kegiatan
kelancara
warga
sehingga
posyandu balita,
pelaksanaan
warga dengan
nama kader
kenal dekat
intervensi,
baik, terbuka
menjadi baik
dengan para
membantu
dengan
warga di dusun
pengkondisia
perubahan
dan
(-) Pengetahuan
saat
bersahabat
mengenai gizi
intervensi dan
dengan
dan kesehatan
mengajak
mahasiswa
masih kurang
warga untuk
68
dan ada
berpartisipasi
beberapa kader
dalam
yang kurang
program
bsia membaca
program
intervensi
Perawat
Pelaku
Aktif, memiliki
Warga
(+) Sumber
Tenaga
pengetahuan
menjadi
informasi untuk
kesehatan
tentang
sehat
merancang
yang
kesehatan,
kegaitan pada
dipercaya
bersahabat
saat intervensi,
warga
dan mempu
orang nomor 2
bekerjasama
setelah bidan
yang dapat
menggerakan
kader
(-) Kurang
terlibat dalam
posyandu balita
Ibu /
Beneficiarie
Pengeahuan
Anak yang
(+) Berpengaruh
Sasaran
pengasu
tentang gizi
sehat
langsung
Intervensi
h balita
kurang, aktif
terhadap
mengikuti
kesehatan anak
posyandu dan
terbuka
dalam mencari
dengan
informasi gizi
kedatangan
dan beberapa
mahasiswa
dari pengasuh
memiliki
keterbatasan
dalam membaca
Balita
Beneficiarie
Pengeahuan
Cerdas, dan
Sasaran
tentang gizi
sehat
antusias
Intervensi
kurang, aktif,
mengikuti
sangat
program
senang jika
(-) Sulit
diberi
memberika
69
program
materi dan
program dan
pengkondisian
hadiah
suasana saat
program
Bapak /
Pelaku
Sibuk bekerja,
Ekonomi
(+) Pengambil
Pendukung
kepala
jarang ada di
keluarga
keputusan
ibu dalam
keluarga
rumah
terpenuhi,
dalam keluarga,
mengasuh
tegas
anak dan
sehat
(-)
mendukung
sehinga tidak
Terkadangkuran
ibu untuk
mengeluarka
g bisa terbuka
mengikuti
n uang
dengan
program
banyak untuk
informasi baru
intervensi
berobat
dan jarang
bersama anak
70
Kelebihan asupan
zat gizi makro
Kebiasaan makan
keluarga kurang baik
Konsumsi Jajanan
tinggi
Pemberian makanan
kesukan (jajan) rendah
tinggi
Persentase balita
menolak makan tinggi
Penyajian makanan
untuk balita kurang
bervariasi
Pendekatan ibu /
pengasuhketika makan
kurang
Persentase anak
makan sendiri
tanpa pendamping
tinggi
Anak tidak
dilibatkan dalam
pembuatan menu
71
Paparan informasi
tentang gizi rendah
Kebiasaan makan
keluarga baik
Konsumsi Jajanan
rendah
Pemberian makanan
kesukan (jajan) rendah
Persentase balita
menolak makan rendah
Penyajian makanan
untuk balita bervariasi
Pendekatan ibu /
pengasuhketika makan
baik
Persentase anak
makan sendiri
tanpa pendamping
rendah
Anak dilibatkan
dalam pembuatan
menu
72
Paparan informasi
tentang gizi baik
B. Alternative Analysis
Tabel 3.19 Alternative Analysis
GOAL
Menurunkan Prevalensi Balita Gemuk
I. Meningkatkan variasi
makanan balita
KRITERIA
Memperbaiki
II.
kebiasaan makan
keluarga
Menurunkan
konsumsi jajanan
Menurunkan
Meningkatkan variasi
pengolahan makanan
persentase balita
menolak makan
untuk balita
Men
Money
Sarana
Prasarana
Waktu
Social Risk
Feasibility
Sustainability
29
20
TOTAL SKOR
Skala likers 1 5
Keterangan :
1. Tidak memungkinkan
2. Kurang memungkinkan
3. Cukup memungkinkan
4. Memungkinkan
73
Means/source of
Important
verification
assumptions
Overall Goal
Overweight
Menurunkan prevalensi
menjadi 8%
overweight
wilayah tersebut
Project purpose
Dietary assessment
metode single 24
makro mencapat
hours recall
lemak, karbohidrat)
77% AKG
Result
1. Meningkatkan variasi
makananan balita
1. Variasi bahan
jajanan
Warga tidak
makanan balita
assessment
terbiasa mengolah
minimal
metode single 24
berbagai macam
menggunakan
hours recall
bahan makanan
3 bahan
2. Menurunkan konsumsi
1. Dietary
2. Wawancara
makanan dalam
terstruktur
1 minggu
dengan bantuan
2. Konsumsi
yang baru
kuesioner
jajanan balita
minimal 2x
repot memasak
dalam sehari
makanan khusus
untuk balita
Activities
Sumber daya:
1. Media leflet
74
2. Poster
mengikuti edukasi
3. Flipchart
dan
menyepelekan
memodifikasi makanan
5. Buku resep
tentang pentingnya
test nya
yang dilakukan
Hari / tanggal
Waktu
: 09.00 09.30
E. Media Edukasi
76
Durasi
Kegiatan
08.30 09.00
30
Persiapan
09.00 09.05
Pembukaan oleh MC
09.05 09.10
Pre test
09.10 09.15
Materi pola makan sehat balita dan tips anak susah makan
09.15 09.20
09.20 09.30
09.30 09.35
Post test
09.35 09.40
Penutup
78
I. Indikator Keberhasilan
Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan edukasi minimal 10 orang
Adanya peningkatan pengetahuan hinga > 80% dilihat dari nilai pre dan post test
J. Fakor Pendukung dan Penghambat
1) Faktor pendukung
Bidan desa, perawat desa dan kader bekerja sama dengan bai dankooperatif
dalam menyediakan sarana prasarana dan mengkondisikan ibu/pengasuh
balita
Peserta antusias dan aktif dalam menerima materi dan diskusi
2) Faktor penghambat
Tempat yang tersedia tidak terlalu luas sehingga terjadi penumpukan peserta
disatu titik, dan tidak kondusif
Anak yang dibawa peserta rewel ditengah tengah kegiatan sehingga
mengganggu jalannya acara
b. Salah
5. Mematikan televisi pada saat makan akan berpengaruh baik terhadap kebiasaan
makan
a. Benar
b. Salah
Jumlah jawaban benar tersaji dalam grafik berikut :
16
16
Jumlah peserta
14
12
10
Pre Test
Post Test
6
4
3
1
0
2 jawaban benar
3 jawaban benar
4 jawaban benar
5 jawaban benar
80
makanan yang baik untuk balita serta besar asupan yang idsarankan diberikan untuk
balita.
L. Tujuan
c. Tujuan Umum
Meningkatkan variasi jenis makanan balita
d. Tujuan Khusus
Memotivasi ibu balita / pengasuh dalam memberikan makanan yang bervariasi
untuk balita
Meningkatkan paparan informasi yang diterima oleh ibu balita pengasuh
terkait gizi
M. Sasaran
Sasaran edukasi gizi adalah ibu balita di Desa Lang Lang kecamatan Singosari
Kabupaten Malang.
N. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat
Hari / tanggal
Waktu
: 09.00 09.30
O. Media Edukasi
Media yang digunakan adalah sebagai berikut :
Flipchart tips mengatasi anak yang susah makan
Flyer tentang pentingnya variasi makanan untuk balita dan contoh contoh /
bentuk bentuk variasi makanan
Leaflet makanan sehat untuk balita sebagai tambahan media pengetahuan untuk
ibu yang dapat dibawa pulang sehingga dapat disebarkan ke tetangg tetangga
yang lainnya
Buku Resep Makanan Sehat Balita sebagai contoh makanan yang bervariasi dan
sehat yang dapat disajikan kepada balita.
P. Metode Edukasi
Metode edukasi yang digunakan dalam kegiatan intervensi adalah penyuluhan,
diskusi dan tanya jawab.
Q. Materi Edukasi
5) Tips anak susah makan
j) Hindari memberikan susu sebelum makan utama. Jika terpaksa memberikan,
jangan sampai anak kenyang minum susu
81
k) Boleh memberikan jajan sebelum makan siang, tapi jangan yang merangsang.
Lebih baik buatan sendiri dengan memanfaatkan sayuran untuk dibuat jadi
jajanan
l) Hindari menu yang monoton. Bahan makanan boleh sama tetapi sebaiknya
diolah dengan cara yang berbeda dan tampilan yang menarik
m) Biasakan anak makan teratur pada waktu dia lapar
n) Ciptakan suasana yang menyenangkan saat makan
o) Jangan memaksa menghabiskan makanan saat anak sudah tidak mau, karena
bisa menyebabkan trauma
p) Hindai memberi imimng iming makanan penutup sebagai hadiah
q) Libatkan anak untuk menyiapkan makanan
r) Minimalkan gangguan misalnya matikan televisi dll
6) Pentingnya variasi makanan untuk balita
c) Untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, karena setiap makanan mengandung zat
gizi yang berbeda beda
d) Menghindari anak bosan dengan menu yang selalu sama
7) Cara membuat variasi makanan
d) Variasi cara pengolahan (direbus, dikukus, ditumis, digoreng)
e) Variasi Jenis (sumber karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah)
f) Variasi bentuk
8) Makanan sehat untuk balita
i) Nasi /pengganti 2 gls
j) Daging /pengganti 1 potong
k) Tempe /pengganti 2 potong
l) Sayuran 1 gls
m) Buah 3 potong
n) Susu 1 gelas
o) Minyak 1 sdm
p) Gula 2 sdm
R. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan edukasi gizi dilakukan dengan metode penyuluhan dimana peseta dibagikan
media edukasi berupa flyer, leaflet, dan buku resep saat akan dimulai materi. Penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa dengan bantual flip chart . penyuluhan dilakukan selama 10 menit.
Kemudian dibukan sesi diskusi dimana peserta dapat menyampaikan keluhan keluhan nya
82
pada saat memberikan makan pada anak serta kendala yang dihadapi saat memberikan makan
pada anak. Kemudian permasalahan tersebut akan dipecahkan bersama sama oleh ibu /
pengasuh balita yang hadir. Sesi terakhir adalah tanya jawab.
Diawal dan diakhir kegiatan, dilakukan pre dan post test untuk melihat peningkatan
pengetahuan ibu /pengasuh terkait materi yang duberikan.
Susunan kegiatan :
Waktu
Durasi
Kegiatan
08.30 09.00
30
Persiapan
09.00 09.05
Pembukaan oleh MC
09.05 09.10
Pre test
09.10 09.15
Materi pola makan sehat balita dan tips anak susah makan
09.15 09.20
09.20 09.30
09.30 09.35
Post test
09.35 09.40
Penutup
S. Indikator Keberhasilan
Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan edukasi minimal 10 orang
Adanya peningkatan pengetahuan hinga > 80% dilihat dari nilai pre dan post test
T. Fakor Pendukung dan Penghambat
3) Faktor pendukung
Bidan desa, perawat desa dan kader bekerja sama dengan bai dankooperatif
dalam menyediakan sarana prasarana dan mengkondisikan ibu/pengasuh
balita
Peserta antusias dan aktif dalam menerima materi dan diskusi
4) Faktor penghambat
Tempat yang tersedia tidak terlalu luas sehingga terjadi penumpukan peserta
disatu titik, dan tidak kondusif
Anak yang dibawa peserta rewel ditengah tengah kegiatan sehingga
mengganggu jalannya acara
83
No
Nama Desa
Jumlah Balita
(12 59 bulan)
Analisis
6 59 bln
%
Target tidak
Pagentan
1085
874
65
Candirenggo
979
1,246
102
Target tercapai
Watugede
457
586
103
Target tercapai
Banjararum
851
815
77
Tunjungtirto
602
739
99
Target tercapai
Langlang
368
459
100
Target tercapai
Purwoasri
404
482
96
Target tercapai
Klampok
686
816
95
Target tercapai
Gunungrejo
570
496
70
Target tidak
tercapai
Target tidak
tercapai
84
tercapai
TOTAL
6.002
6.511
115
Target tercapai
Balita yang ditimbang 2 bulan berturut turut dan garis pertumbuhan pada KMS naik
(N)
: 7478
2.
: 8745
3.
:7186
4.
Jumlah balita yang ditimbang 2 bulan berturut turut dan garis pertumbuhan
pada KMS naik (N)
: 6382
5.
: 480
6.
: 12
Berdasarkan target pencapaian yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan tahun 2004,
ketercapaian program SKDN wilayah kerja Puskesmas Singosari tercantum pada tabel berikut :
85
K/S
Analisa
Kemenks, 2015)
116,9%
D/K
N/D
D/S
N/S
% BGM
adalah 0,2%
yaitu <5%
86
4.
Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lair sampai umur 6 bulan
(ASI Eksklusif)
5.
6.
7.
Minu suplemen gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran
2.
3.
4.
5.
Semua baliti gizi buruk dirawat sesuai standar tata laksana gizi buruk
6.
7.
80% balita (6 59 bulan) dan ibu nifas mendapatkan kapsul vitamin A sesuai
anjuran
8.
Berdasrkan indikator dan sasaran KADARZI, berikut ini adalahdata laporan KADARZI DI
Puskesmas Singosari Tahun 2015 :
Tabel 3.23 Data KADARZI 2015
No
Nama Desa
Jml
KADARZI
TIDAK KADARZI
Pagetan
Candirenggo
Watugede
Banjararum
Tunjungtirto
Langlang
Purwoasri
Klampok
22
15
68,18
31,82
87
Gunungrejo
TOTAL
22
15
68,18
31,82
Dari data puskesmas, terlihat bahwa pemantauan KADARZI baru dilakukan di satu desa
dari 9 desa yang ada di kecamatan Singosar, yaitu desa Klampok. Terlihat bahwa persentase
KADARZI di desa Klampok sebesar 68,18% (n = 15) dari total 22 keluarga.
D. Pemberian PMT
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelmpok usia balita perlu
diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT pemulihan bagi anak
usia 6 59 bulan dimaksudkan sebagai tambaha, bukan sebagai makanan utama sehari hari.
Sasaran pemberian PMT adalah balita gizi kurang atau kurus usia 6 59 bulan termasuk balita
dengan Bawah Garis Merah (BGM) dari keluarga miskin menjadi saaran prioritas penerimaan
PMT pemulihan. PMT pemulihan berbasis bahan makanan/makanan lokal ada 2 jenis yaitu
berupa :
-
Makanan tambahan untuk pemulihan yang diberikan kepada balita usia 24 59 bulan
berupa makanan keluarga.
Pemberian PMT di Puskesmas Singosari untuk bulan Oktober, November, Desember
diberikan kepada 5 balita dari desa Purwoasri, Banjararum dan Tunjung Tirto. PMT diberikan 2
kali dalam sebulan selama 90 hari. Jika setelah dilakukan evaluasi ternyata balita belum
menunjukkan perubahan berat badan menjadi berat badan normal, maka pemberia PMT
dilanjutkan hingga 180hari. PMT yang diberikan berupa biskuit, kacang ijo, dan manlok dengan
sumber dana BOK pada bulan Oktober, November, Desember. Berikut ini adalah Laporan
perkembangan berat badan balita seteleh diberikan PMT
88
KEADAAN AWAL
BULAN I
NO
NAMA ANAK
L/P
ALAMAT
UMUR
(BLN)
BB
(KG)
TB
(CM)
BB/U
TB/U
10
Purwoasri
29
80
S.Krg
WHO-NCHS BB/U
BULAN II
WHO-NCHS BB/U
BB/TB
UMUR
(BLN)
BB
(KG)
TB
(CM)
BB/U
TB/U
11
12
13
14
15
16
Pndk
Krs
30
9.2
80
S.Krg
BULAN III
WHO-NCHS BB/U
BB/TB
UMUR
(BLN)
BB
(KG)
TB
(CM)
BB/U
TB/U
17
18
19
20
21
22
Pndk
Krs
31
9.5
80
S.Krg
KET.
WHO-NCHS BB/U
BB/TB
UMUR
(BLN)
BB
(KG)
TB
(CM)
BB/U
TB/U
BB/TB
23
24
25
26
27
28
29
Pndk
Krs
32
10.2
80
S.Krg
Pndk
Krs
30
BALITA GAKIN
ACHMAD FERLY
ANDIANSYAH
M. HAFIZL AL HAYUN
Purwoasri
13
6.8
73
S.Krg
Pndk
Krs
14
6.8
73
S.Krg
Pndk
Krs
15
7.1
73
S.Krg
Pndk
Krs
15
7.6
73
S.Krg
Pndk
Krs
Purwoasri
16
8.9
66
S.Krg
Pndk
Krs
17
8.9
66
S.Krg
Pndk
Krs
18
66
S.Krg
Pndk
Krs
19
9.4
66
S.Krg
Pndk
Krs
4
5
AZAHRA MISYE
M. DWI YUSUF SUBIQ
P
L
Banjararum
Tunjung Tirto
12
32
6.7
7.8
63
83
S.Krg
Pndk
Krs
13
6.7
63
S.Krg
Pndk
Krs
Krs
83
S.Krg Pndk
Krs
S.Krg Pndk
63
83
Krs
7.8
7.1
8.3
Pndk
Krs
15
35
S.Krg
33
63
83
Pndk
Krs
6.9
8
S.Krg
S.Krg Pndk
14
34
S.Krg Pndk
Krs
Dari data diatas terlihat bahwa pemberian berat badan anak yang diberikan PMT selama 3 bulan (Oktober, November, Desember)
menunjukkan adanya perbuhana. Rata rata kenaikan berat badan anak yang diberikan PMT adalah 0,68 kg, dan dengan melihat
indikator BB/U, TB/U dan BB/TB menurut WHO NCHS tidak ada kenaian status gizi dari 5 anak yang sudah diberikan PMT.
89
JUMLAH
BALITA
NO.
NAMA DESA
BB Sgt
L
PAGENTAN
45
4
CANDIRENG
56
GO
WATUGEDE
BB/U
42
8
BANJARAR
37
UM
TUNJUNG
31
TIRTO
Kurang
BB
Kuran
g
TB/U
BB
BB
Normal
Lebih
BB/TB
Sgt
Pend
Pendek
Normal
Jangku
ng
ek
Sgt
Kuru
Kurus
Normal
Gemu
k
467
452
464
452
466
436
444
517
560
515
14
11
410
399
10
548
504
463
420
463
423
460
422
460
441
374
441
374
441
371
430
315
305
307
23
17
285
296
300
305
1
0
90
1
3
LANG LANG
24
1
PURWOASR
23
KLAMPOK
32
9
GUNUNGRE
33
JO
PUSKESMAS
238
236
233
232
231
211
234
236
229
229
228
228
226
226
406
317
397
16
12
281
367
32
292
380
287
77
62
209
172
48
228
265
297
315
327
21
289
306
10
28
32
337
75
1
2
2
7
5
3
2
6
245
310
322
91
Dari data PSG 2015, terlihat bahwa balita(L +P) yang memiliki berat badan kurang
menggunakna indikator BB/U adalah 2,5% dari total balita seluruhnya. Balita (L + P) yang
berstatus pendek dilihat dari indikator TB/U adalah 7,47% dari total balita seluruhnya dan balita
yang berstatus kurus dilihat dari indikator BB/TB adalah 2,5% dan gemuk adalah 2,2%.
F.
Usulan Program
a.
Nama Program
b.
Deskripsi Pogram
Sasaran program ini adalah ibu / pengasuh balita yang paling sering menyiapkan
makan balita. dapat dilakukan 1 bulan
Diakhir tahun, dapat diadakan lomba cipta makanan dan jajanan kreasi dari warga /
masyarakat setiap desa yang kemudian dilombakan se- tingkat kecamatan. Pemenang
lomba akan diberikan modal untuk memproduksi makanannya dalam jumlah tertentu
yang kemudian dipasarkan. Selain dapat meningkatkan keterampilan ibu / pengasuh
dalam mengolah bahan makanan untuk makan balita, dapat juga digunakan untuk
membuka lapangan pekerjaan baru.
Tanggal konseling
b.
Identitas responden
Nama Ibu
: Wuriani
Nama Balita
Usia Balita
: 30 bulan
Alamat
Hasil Antropometri
c.
BB
: 10,2 kg
BB/ U : underweight
TB
: 83 cm
TB/ U : Stunting
Masalah / keluhan
Ibu balita mengeluhkan anaknya yang susah makan. Sering kalianak harus dibujuk
untuk makan. Anak lebih memilih mengkonsumsi jajanan seperti biskuit, roti dan
permen dibandingkan makan. Konsumsi sayuran anak juga sulit karena anak
hanya menyukai wortel dan bayam saja dan tidak suka makan sayur lainnya. Ibu
92
ingin membuat makanan olahan sayur tetapi ketiadaan waktu membuat ibu sedikit
kerepotan.
d.
e.
B. Responden 2
a.
Tanggal konseling
b.
Identitas responden
Nama Ibu
: Ani Widiati
Nama Balita
Usia Balita
: 25 bulan
Alamat
Hasil Antropometri
BB
: 17,4 kg
TB
: 91 cm
93
c.
Masalah / keluhan
Ibu mengeluhkan anaknya tidak mau makan nasi, lauk dan sayuran. Sehingga
ibu mengganti asupan anak dengan susu formula SGM. Anak bisa
menghabiskan susu formula sebanyak 9 dus/bulan. Selain itu, anak juga
senang mengkonsumsi camilan berupa kue kue kering dan wafer. Ibu senang
karena berat badan anak naik secara signifikan. Ibu berpendapat bahwa berat
badan anaknya yang sudah berlebih tidak berpengaruh terhadap kesehatan
anak. Aktivitas anak diluar rumah kurang. Anak hanya diajak main keluar rumah
saat ibu sedang ada urusan keluar selebihna anak main di dalam rumah
d.
untuk
menurunkan
konsentrasi
susu
pada
saat
pembuatannya. Dari awalnya 4 sdm susu untuk 240 ml menjadi 2 sdm susu
untuk 240 ml
Menyarankan aktivitas diluar rumah untuk membantu menyeimbangkan
asupan energi dengan energi yang dikeluarkan
e.
94