OLEH KELOMPOK A
Tahun Ajaran 2015/2016
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin
[Nama-nama Anggota Kelompok]
Muhammad Gladi Reksa
Dhyka Adzani
A31112294
Hasriati
A31110117
Mega Syawaluddin
A31111289
Tommy Sharif
A31112264
A31113536
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntabilitas termasuk salah satu faktor penting dalam Good Corporate Governance
(GCG). Namun, tidak semua entitas bisnis melaksanakan akuntabilitas publik. Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu entitas yang menghadapi dilema yang
berhubungan dengan akuntabilitas publik, khusunya mengenai penyusunan laporan keuangan
entitas. Di satu sisi, managemen UMKM berharap mampu menyusun laporan keuangan
organisasi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK), yang akan
digunakan untuk kepentingan pengajuan kredit (pembiayaan) dan pembayaran pajak
kepentingan internal. Namun, di sisi yang lain, managemen UMKM menghadapi masalah
kompleksitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK) umum. Apabila managemen menerapkan
hal ini, maka Cost yang akan dikeluarkan oleh entitas tersebut sangat besar.
Fenomena ini dipahami dan disikapi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK). Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 lalu telah meluncurkan standar
akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi Tiga
pilar Standar Akuntansi Indonesia yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan
Akuntan Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama
Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM
sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP ini rencananya akan
diberlakukan secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir
pada tanggal 1 Januari 2011. Sasaran dari SAK ETAP ini yaitu entitas bisnis yang tidak
memiliki akuntabilitas publik.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini ialah agar pembaca dapat Memahami
prinsip dasar standar akuntansi entitas tanpa akuntabilitas publik serta mampu menjelaskan
perbedan antara SAK ETAP dengan PSAK Umum.
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian SAK ETAP
Pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP). SAK ETAP ini nampak seide dengan International Financial Reporting Standard for
Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun memiliki judul yang berbeda,
namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa
akuntabilitas publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small
and medium-sized entities (SMEs).
Jadi, apabila kita membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK ETAP, maka
istilah entitas tanpa akuntabilitas publik) sama pengertiannya dengan small and medium-sized
entities. Apabila SAK ETAP telah disahkan pada bulan Mei 2009, IFRS for SMEs sendiri
baru disahkan pada bulan Juli 2009.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
adalah standar akuntansi yang disusun sebagai acuan dan dimaksudkan untuk digunakan
entitas tanpa akuntabilitas publik.
Manfaat dan Tujuan SAK ETAP
SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip going concern
yakni menginginkan usahanya terus berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak
upaya yang harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa
usaha
yang
dilakukan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam
akuntansi
wujud
kepanjangan yang telah diuraikan di atas merupakan unit kegiatan yang melakukan aktifitas
tetapi sahamnya tidak dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha yang dimiliki
oleh orang perorang atau sekelompok orang, dimana kegiatan dan modalnya masih terbatas.
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
untuk pengembangan usahanya.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi
di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk
PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada
beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
Karakteristik SAK ETAP
1.
2.
3.
4.
manfaat).
Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
Kinerja keuangan: pendapatan dan beban,
Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
Dasar akrual,
Saling hapus tidak diperkenankan.
Prinsip Pengakuan
Aset diakui sebagai manfaat ekonomi dikemudian hari yang mengalir ke entitas dan
kewajiban.
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang
diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini harus
konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apalagi yang sudah memutuskan untuk
menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk selanjutnya
tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP.
Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak praktis,
maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP secara prospektif. Entitas yang
menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan keuangan maka:
1. Mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya dipersyaratkan dalam SAK
ETAP;
2. Tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak
mengijinkan pengakuan tersebut;
3. Mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban atau
komponen ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi merupakan
jenis aset, kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda berdasarkan SAK ETAP;
4. Menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang diakui.
Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang baru diterapkan
seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya. Oleh karena itu,
kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi sejak tanggal
terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan penerapan secara prospektif artinya
kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi setelah
tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode sebelumnya.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama
dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil penyesuaian yang
muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnyasebelum tanggal efektif SAK ETAP
diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal penerapan SAK ETAP.
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk
menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP,
tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut
tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan
keuangan berikutnya. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka
entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK
ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan
tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali sesuai dengan paragraf 29.4
di SAK ETAP.
Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan
keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK
ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan
keuangan. Entitas tersebut menerapkan persyaratan dalam paragraf 29.1 29.3 dalam SAK
ETAP.
Perbedaan SAK-ETAP dan PSAK
ISI SAK-ETAP :
sedangkan
Komprehensif.
PSAK
umum
menggunakan
judul
Laporan
Laba
Rugi
3. Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan perbedaan nya terletak pada pengungkapan
modal dalam SAK ETAP tidak sama dengan pengungkapan modal dalam PSAK
umum.
4. Laporan Arus Kas pada SAK ETAP arus kas aktivitas operasi menggunakan metode
tidak langsung dan tidak mengatur arus kas mata uang asing.
5. Tidak adanya peraturan mengenai Laporan Keuangan Konsolidasi dan Terpisah dalam
SAK ETAP.
6. Mengenai kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan dalam SAK ETAP antara lain
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, konsistensi dan perubahan kebijakan
akuntansi, perubahan estimasi akuntansi serta tidak adanya kesalahan mendasar dan
laba rugi luar biasa.
7. Dalam Instrumen Keuangan Dasar SAK ETAP ruang lingkupnya adalah investasi
pada efek tertentu, serta klasifikasikan trading, held to maturity dan available for sale.
8. Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak dalam SAK ETAP ruang
lingkupnya adalah asosiasi dan entitas anak, mengunakan metode akuntansi metode
biaya untuk entitas asosiasi dan metode ekuitas untuk entitas anak.
9. Metode yang digunakan pada Property Investasi pada SAK ETAP adalah metode
biaya sedangkan PSAK adalah metode nilai wajar.
10. Aset Tetap pada SAK ETAP tidak menggunakan pendekatan komponenisasi, revaluasi
dapat dilakukan jika sesuai dengan peraturan pemerintah, tidak perlu mereview nilai
sisa.
11. SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi
definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan
hasil dari penerapan matching concept
12. Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan
dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.
Daftar Pustaka
Syanne Grecentine, 2013, Materi SAK ETAP
(http://syannegracetine.blogspot.co.id/2013/11/materi-sak-etap_14.html)
Ari Dewanti, Perbedaan SAK ETAP dan PSAK Umum.
(https://www.academia.edu/9072219/Perbedaan_SAK_ETAP_dengan_PSAK_
umum)
Sam Lupi, SAK ETAP. (http://iepoel.staff.umm.ac.id/skripsi/keuangan/saketap/)
Daniel S. Stephanus, 2013, SAK-ETAP.
(http://daniels-stephanus.blogspot.co.id/2013/07/standat-akuntansikeuangan-entitas.html)