Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI BAKTERI MELALUI MORFOLOGI

KOLONI BAKTERI

KELOMPOK 9

EFA SILVIA 230210090041

ABDULLOH MUKHTOR 230210090042

MUHAMMAD FAJAR SHIDIQ A 230210090043

INDRA SEPTIAN 230210090044

LARAS HARDIJANTI 230210090045

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVESITAS PADJAJARAN 2009/2010

JATINANGOR - SUMEDANG
Kata Pengantar
Kami panjatkan Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan tugas identifikasi bakteri ini tepat
waktu .Terima kasih pula kami ucapkan terima kasih pada Bapak dosen yang telah
menugaskan kami ,karena dengan tugas ini akan menambah rasa ilmu pengetahuan
kami .

Mudah-mudahan apa yang telah kami kerjakan tidaklah menjadi sesuatu yang
sia-sia dan sangat bermanfaat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …................................................................ i

PENDAHULUAN ….............................................................. 1

A .PENDAHULUAN …..............................................................

B .TUJUAN ….............................................................

CARA KERJA ….............................................................. 2

PEMBAHASAN …............................................................... 8

KESIMPULAN ….............................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA …............................................................... 10


I. Pendahuluan
A.Latar belakang
Menurut Soetarto (2008),bakteri merupakan mikroba uniseluler yang masuk dalam kelas
Shizomycetes. Pada umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup bebas,bersifat saprofitik,
parasit, atau patogen pada manusia,binatang atau tumbuhan. Ada beberapa jenis bakteri bersifat
fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu bulat(coccus),batang (acillus), dan spiral.

Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi diperoleh dari
h asil isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel bakteri.
Pengujian sifat-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan
penguian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi oleh beberapa
faktor luar seperti susbtrat, pertumbuhan ,pH, temperatur, dan bahan kimia.ba kteri yang nampak dapat
memiliki morfologi yang sama ,namun keperluan nutrisi dan persyaratan ekologinya berberda. Untuk
pengamatan morfologi bakteri dengan jelas ,tuuhnya perlu diisi dengan cat warna,pewarnaan ini dise
but pengecatan ekteri ( Irianto ,2007).

menurut Pelczar ,entuk morfologi pertumuhan koloni akteri pasda streak agar ada eerapa macam yaitu
filiform, villous. Echinulate, bead. Rhizoid, effuse, dan arorescent. bentuk pertumuhan koloni pada
nutrient cair yaitu pelicle,memranous,flocculent dan ring .

B.Tujuan Makalah
Tujuan pembuatan artikel ini yakni untuk mengetahui identifikasi bakteri melalui morfoli koloni
akteri serta untuk mengetahui morfologi berbagai koloni bakteri

II .Cara Kerja :
Pada saat kita mendapatkan tugas untuk mencari tahu jenis suatu isolat bakteri, maka hal pertama yang
dilakukan adalah mengamati ciri-ciri morfologi koloni, morfologi sel dan sifat gramnya.

Sebelum melakukan semua ini saya sarankan untuk menganggap isolat Anda sebagai hewan peliharaan
–kalo perlu cawan dielus-elus- dan juga mencintai kegiatan identifikasi ini. Jadi kebingungan yang
akan ditemui di jalan tidak akan menghambat rasa penasaran Anda.

Pastikan isolat yang akan diuji adalah kultur murni, benar-benar murni dan telah yakin tentang
kemurniannya. Jadi jika diperoleh suatu kultur murni dari suatu lingkungan dan diyakini belum murni
maka haruslah diisolasi ulang, maksudnya dimurnikan lagi sampai benar-benar pasti. Lihat gambar
berikut :

1 jika tidak yakin benar ini kultur murni atau tidak.

2 lakukan streak kuadran, minimal ke dua cawan (karena kalau salah satu gagal membentuk koloni
tunggal, maka masih ada cadangannya).

3 lihat hasil streak kuadran, apakah tampak koloni tunggal?, koloni tunggal adalah koloni yang
timbul/tumbuh dari satu sel atau beberapa kumpulan sel (untuk staphylococcus misalnya), bukan dari
beberapa ratus sel. Istilah yang paling mendekati adalah CFU’s. Jadi dipastikan satu koloni itu adalah
satu jenis bahkan satu strain. Umumnya koloni tunggal itu kecil-kecil(misalnya E.coli,1-2mm), ada
juga yang besar. Faktor-faktornya mungkin adalah kecepatan pertumbuhannya dan stuktur sel itu
sendiri (bayangkan sel E.coli yang sendiri-sendiri akan mudah terpisah saat digoreskan ke permukaan
agar dibanding sel streptococcus.
4 jika didapatkan koloni tunggal, segera diamankan dengan menumbuhkan pada media baru (minimal
5). Kenapa harus banyak?, karena untuk menanggulangi cawan yang kontaminan, membuat stok kultur
dan mencegah kejadian yang tidak diinginkan (kehilangan cawan misalnya).
5 setiap menumbuhkan ke medium baru, sebaiknya harus dicek koloninya, apakah sama dengan cawan
induknya atau tidak. Jika perlu cek juga morfologi selnya.
6 sekarang kita telah memiliki beberapa kultur murni dan siap untuk diidentifikasi.
Salah satu cawan dari kultur murni tersebut lalu dikarakterisasi morfologi koloninya. Ciri-ciri koloni
yang perlu diperhatikan dan dicatat yaitu bentuk koloni, tepian koloni, elevasi dll., yang dapat dilihat di
diktat praktikum mikrobiologi Fabio Unsoed 2008 -karangan inyong juga lo-. Tapi perlu diingat kalau
hanya mencatat karakteristik berdasarkan ciri di atas, kita tidak terlalu hafal dan ”masuk di hati”-ingat
saya sarankan menganggap sebagai peliharaan-, maka perlu digambar. Menggambar koloni itu tidak
mudah. Yang perlu digambar adalah koloni tunggal, bukan koloni yang besar.jika menginginkan hasil
lebih bagus sebaiknya pakai kamera dijital. Biasanya koloni tunggal itu kecil-kecil dengan satuan mm.
Jadi beberapa saran untuk menggambar koloni yaitu:

1. cari koloni tunggal lalu gambar hati-hati dengan pensil (sebaiknya dengan skala 1:1) tanpa
perbesaran. Gambar dengan mata telanjang.
2. gambar koloni lebih detail dengan mikroskop stereo atau mikroskop cahaya. Saya sarankan
untuk menggunakan mikroskop cahaya. Mula-mula dengan perbesaran 4X10. jika
menggunakan mikroskop cahaya penempatan cawan di meja benda harus hati-hati. Perlu
digambar tampak atas dan bawah cawan. Jika menginginkan perbesaran yang lebih tinggi dapat
digunakan perbesaran 10X10, tapi jangan sampai lensa mengenai media atau biakan. (bacaan
lebih lanjut tentang morfologi koloni ada di sini)
Setelah koloni dikarakterisasi, dilanjutkan dengan memperhatikan bentuk sel. Ini merupakan tahap
dimana menuntut mata untuk berlelah-lelah di mikroskop.Untuk melihat sel maka hal yang harus
dilakukan :

o Membuat preparat ulas. Saya sarankan jangan membuat preparat ulas dari biakan cair, karena
dikhawatirkan yang tumbuh bukan si ”dia”. Buatlah preparat ulas dari biakan padat (koloni tunggal)
sehingga milyaran bakteri dalam preparat ulas tersebut adalah satu jenis. Fiksasi di atas api sebaiknya
jangan dilakukan terlalu lama. Intinya fiksasi adalah menguapkan air di atas slide, bukan membakar
slide dengan api. Dikhawatirkan panas akan mempengaruhi struktur sel.Okeh.... untuk membuat
preparat ulas sudah ada di diktat baca sendiri....

o Melihat dengan mikroskop. Apakah Anda menginginkan melihat sel tersebut dalam keadaan hidup
atau mati? Jika hidup keuntungannya adalah sekalian ngecekmotilitasnya. -seneng juga melihat pets
kita lari2- tapi sel bersifat transparan dan sulit terlihat bagi mata yang tidak terlatih.jika mati (hasil
fiksasi) maka sel dapat diwarnai dengan zat pewarna dan akan terkonsentrasi untuk melihat
morfologinya saja. Untuk melihat sel gunakan 100X10.

Catatan : ada beberapa catatan pentingyang terkait dengan keahlian mencari lapang pandang yang
relevan, bagus, jelas dan keren.

=Kadang-kadang waktu membuat preparat ulas, kita seringkali menyebarkan suspensi tidak merata
(seperti gambar). Kita harus tahu kira-kira dimana tempat/letak lapang pandang yang menampakkan
sel-sel terpisah satu sama lain.untuk mendapatkan gambar yang bagus, harus dicari dimana kira-kira
bagian slide yang memiliki jumlah sel yang tepat. Pada saat perbesaran 4X10, geser-geser dan cari
daerah ”pinggiran”, maksudnya jika pemfiksasian tidak rata pasti terdapat penumpukan sel di suatu
tempat atau pengonsentrasian sel, jadi kalau memilih di ”pinggir”, kita dapat melihat sel-sel yang jelas.
Seingkali ditemukan pada preparat ulas basah (hidup) sel dari bakteri
bacilli yang berbentuk coccus.- saya sendiri pernah ditipu mentah2
sama mikroskop- . Sel bakteri erukuran sangat kecil dan tebal lapisan
air tipis diantara cover glass dan object glass masih bisa menampung
beberapa bakteri bacilli yang ditumpuk vertikal, artinya tebal tersebut
masih bisa digunakan sel untuk berenang ke atas dan ke bawah.
Jangan menganggap gambar yang terlihat pada mikroskop adalah
gambar datar 2D. Lihat gambar

Gunakan kontrol. Kontrol sangat penting, meskipun sulit untuk


mendapatkannya. Akan lebih baik jika bakteri yang dilihat dapat
dibandingkan dengan bakteri lain yang telah diketahui bentuknya
dengan pasti.

Data yang dihasilkan sampai tahap ini berupa karakteristik


morfologi koloni dan sel yang dapat dipercaya. Tahap selanjutnya
berupa pewarnaan gram. Dasar2 pewarnaan gram dapat dilihat di diktat. Pewarnaan gram menurut
saya tidak hanya menambahkan semua pewarna dan reagen secara berurutan tetapi kita harus dapat
membayangkan apa yang terjadi dengan bakteri tersebut.

Sebelum melakukannya, hal yang harus diperhatikan adalah:

· Cek tanggal pembuatan zat warna dan reagen, umumnya zat warna lebih tahan lama. Namun lebih
baik menggunakan yang baru. Paling tidak tidak lebih dari setengah tahun.

· Persiapkan kontrol, kontrol yang ampuh adalah E. coli dan B. Subtilis. Kontrol juga harus dalam
keadaan murni. Kontrol juga dapat diperoleh dengan mengambil lapisan film langit-langit mulut atau
gigi. Di dalamnya mengandung bakteri gram positif dan negatif. Namun sering kali sulit membedakan
antara kotoran dan bakteri.

· Pastikan semua kultur berumur tidak lebih dari 24 jam. Kultur muda lebih baik dari kultur tua karena
seringkali gram positif kehilangan kemampuan membentuk dinding selnya pada kultur tua.
CV----------->Kalium Iodida----------->Alkohol 95%-------->Safranin

Inti dari pewarnaan gram adalah membedakan sifat ”kulit” sel dalam mempertahankan kompleks CV-
KI dari pelunturan (dekolorisasi) oleh etanol/alkohol 95%. Jadi dengan menganalisa dan membuat
tahapan ini menjadi meyakinkan sebenarnya sudah cukup untuk mengambil kesimpulan tentang sifat
gram bakteri uji. Pengontras hanya untuk memperkuat perbedaan saja.

Saran1

Hasil tiap perlakuan dilihat dengan mikroskop sehingga dapat benar-benar tahu apa yang terjadi pada
sel. Warna CV sebelum ditambah KI berwarna ungu cerah, tapi setelah ditambah KI menjadi biru
kehitaman.

Saran 2

Benar-benar diperhatikan tahapan paling krusial dalam pewarnaan gram yaitu dekolorisasi. Alkohol
dapat diteteskan pada sela-sela cover glass dan object glass sehingga dapat diamati detik-detik
terjadinya pelunturan. Disarankan dari berbagai sumber pelunturan dilakukan selama 5 detik dan ada
yang menyebutkan 10 detik. Bakteri gram+ tidak selalu dapat mempertahankan kompleks CV-KI,
namun hanya mempertahankannya lebih lama dibanding gram-. Jadi diperlukan stopwatch untuk
menghitung waktu pelunturan dari bakteri uji dan kontrol. Untuk menekan kesalahan lakukan hal ini
beberapa kali.
Saran 3
Buatlah preparat ulas dari ketiga bakteri (kontrol +&- dan uji) dalam satu
slide. Usahakan jangan sampai tercampur dan dalam satu luasan cover glass
melingkupi ulasan 3 bakteri ini. Tujuannya supaya memudahkan dalam
membandingkan bakteri uji dengan kontrol dan juga memperkecil kesalahan saat pelunturan karena
semua bakteri diberi perlakuan yang sama.

Saran 4. kroscek hasil pewarnaan gram konvensional dengan metode lain yaitu dengan KOH 3%. untuk
bacaan metode KOH lebih lanjut ada

III .Pembahasan
bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang sering ditemukan di tanah dan termasuk
dalam genus acillus . bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk mementuk endospora yang
melindunginya dari perubahan lingkungan dengan kondisi yang ekstrim . bacillus subtillis
diklasifikasikan sebagai organisme aligate aerob, yang erarti utuh oksien untuk hidup. Akteri in sangat
memerlukan kontak dengan udara langsung supaya dapat mereduksi unsur-unsur dan oksigen, Semua
genus bacillus bersifat obligat aerob. Secara teori, dalam medium cair bakteri ini akan bersifat aerob
dan memiliki bentuk koloni yang mengumpul di permukaan medium. Hasil pengamatan menunjukan
suatu perbedaa bahwa koloni bakteri acillus sutilis dalam media cair tersebar merata di seluruh again,
dan again yang menumpuk terdapat di again bawah medium. Hanya bakteri yang bersifat fakultatif
anaerob yang memiliki bentuk koloni seperti ini.bentuk koloni acillus subtilis dapat menjadi tersebar
dalam medium diseakan terjadinya penggojogan medium ketika melakukan pengamatan.
Dalam medium cair. Pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli yaitu terkumpul di
permukaan medium. Sedangkan again koloni lain tersebar di seluruh medium. Hal ini meunujukkan
bahwa Eschericia coli b ersifat fakultatif aerob. Morfologi luar sel akteri Escherichia coli terbentuk
batang pendek, berbeda dengan bakteri acillus subtilis yang berentuk batang panjang .
bentuk pertumuhan koloni bakteri acillus subtilis dalam medium padat tegak adalah bead,
artinya koloni yang tumbuh pada garis inokulasi terpisahkan . Sedangkan bentuk pertumbuhan
koloninya pada medium padat miring yaitu tipe eshinulate, artinya atas pertumbuhan koloni bakteri
mempunyai bentuk yang menyerupai gigi atau titik-titik atas.
bakteri Escherichia coli mempunya entuk pertumuhan koloni yang sama dngan acillus subtilis
pada medium padat tegak yaitu tipe bead. Pada medium padat miring .tipe pertumuhan koloni
escherichia coli adalah bertipe filiform.bentuk pertumbuhan filiform dicirikan dengan adanya pertum
buhan yang seragan pada garis inokulasi.
Dari pengamatan bentuk koloni dua jenis akteri pada cawan petri yaitu koloni bakteri acillus su
btilis dan Escherichia coli dapat diketahui peredaan morfologi kedua koloni akteri terseut . Escherichia
coli memiliki bentuk koloni halus dengan bentuk circular ,sedangkan acillus subtilis memiliki bentuk
koloni kasar yang berbentuk yang bergelomang.

IV .Kesimpulan
Dari artikel percoaan diatas dapat diam il kesimpulan bahwa bakteri memiliki morfologi yang
ber beda-b eda. Entuk-entuk morfologi koloni bacillus subtilis seperti curled,echinulate,danead ersifat
oligat aero. Sedangkan bentuk-b entuk morfologi koloni Escherichia coli seperti circular,filiform, dan
ersifat fakultatif aerob .

V .Daftar Pustaka
Irianto, K. 2007 . Mikroiologi, Yrama Widya, andung
Pelczar. M.J., and Reid.R.D.,1958. Microiology.Mc-Graw Hill-ook Company,Japan
Meezan Ardhanu ,Soetarto.2008 .Petunjuk praktikum Mikroiologi Fakultas iologi Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
www.eko-saurus.logspot .com/2008

Anda mungkin juga menyukai