Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.KTSP atau
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus (Masnur, 2007:17).
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Depag Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun BSNP, serta memperhatikan pertimbangan
komite

sekolah/madrasah.

Penyusunan

KTSP untuk

pendidikan

khusus

dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman


pada SI dan SKL serta penduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang


disusun di tingkat satuan pendidikan sehingga mempunyai karakteristik yang
membedakan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adapun karakteristik
dari KTSP adalah :
1. KTSP merupakan kurikulum yang menggunakan empat desain kurikulum
sekaligus yaitu :
a. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu

Desain kurikulum ini merupakan desain yang berpusat pada pengetahuan (the
knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin
ilmu(Anonim, 2008 : 41). Dilihat dari desainnya, KTSP adalah kurikulum yang
berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ni dapat dilihat dari (1) struktur program
KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dan mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan namanama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajarannya; (2) kriteria
keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran.
b. Desain Kurikulum Berorintasi pada Masyarakat
Asumsi yang mendasari desain kurikulum ini adalah, bahwa tujuan dari
sekolah yaitu melayani kebutuhan masyarakat. Oleh karena tu, kebutuhan
masyarakat harus dijadikan salah satu dasar dalam pengembangan
kurikulum(Anonim, 2008 : 43). KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi
pada masyarakat. Hal itu terlihat dari :
1) Salah satu prinsip pengembangannya adalah relevan dengan kebutuhan
kehidupan. Pengembangan KTSP dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kebutuhan masyrakat, dunia usaha, dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
2) Acuan operasional penyusunan KTSP memperhatikan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat dan kesetaraan gender. KTSP harus dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang pelestarian keragaman budaya serta harus diarahkan kepada
terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung upaya kesetaraan
gender.
c. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa

Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan


untuk membantu anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak boleh terlepas
dari kehidupan anak didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa
menekankan siswa sebagai sumber isi kurikulum (Anonim, 2008 : 46). Hal itu
tampak pada salah satu prinsip pengembangan KTSP yaitu berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. KTSP dikembangkan berdasrkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengebangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME, berakhlak mulia, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
d. Desain Kurikulum Teknologis
Model desain kurikulum teknologi difokuskan pada efektivitas program,
metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan. Desain
instruksional menekankan pada pencapaian tujuan yang mudah diukur,
aktivitas, tes, dan pengembangan bahan ajar (Anonim 2008 : 48). KTSP
merupakan kurikulum teknologis, hal ini dapat dilihat dari adanya standar
kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan menjadi indikator
hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilain.
2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP menekankan pada aktivitas siswa
untuk mencari dan menemukan materi pelajaran melalui berbagai pendekatan
dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya pendekatan CTL yang
salah satu ciri utamanya adalah ikuiri. Demikian juga secara tegas dalam
struktur kurikulum terdapat komponen pengembangan diri, yakni komponen
kurikulum yang menekankan kepada aspek pengembangan minat dan bakat
individu peserta didik.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah.

Salah satu acuan operasional penyusunan KTSP yaitu keragaman potensi dan
karakteristik daerah dan lingkungan. KTSP disusun dengan memperhatikan
bahwa daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalman hidup sehari-hari. Oleh karena itu KTSP
disusun dengan memperhatikan keragaman tersebut unruk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi yang luas kepada


sekolah atau satuan pendidikan dalam penyusunan, pengembangan, serta
pelaksanaannya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan
(sekolah) dengan memperhatikan dan berdasarkan pada standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Dilihat dari pengertian KTSP tersebut, terlihat jelas bahwa
sekolah (satuan pendidikan) mempunyai otonomi yang luas baik pada
penyusunan, pengembangan maupun pelaksanaannya. Hali ini diperkuat lagi
dengan acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan
karakteristik satuan pendidikan. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi,
misi, tujuan, dan ciri khas satuan pendidikan.

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (dasar dan menengah):


1. Tujuan

pendidikan

dasar

adalah

meletakkan

dasar

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup


mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan

pendidikan

menengah

adalah

meningkatkan

kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup


mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Jika dilihat salah satu tujuan dari pendidikan tingkat satuan pendidikan
(dasar dan menengah), adalah meletakkan dasar serta meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan.Dalam model konsep
kurikulum, mengembangkan kecerdasan/intelek dan pengetahuan merupakan
tujuan dari kurikulum Subjek Akademis.Jadi dapat dikatakan bahwa KTSP masuk
dalam model konsep Kurikulum Subjek Akademis.
Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik, yang
berorientasi pada masa lalu, isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu sesuai
dengan bidang disiplinnya para ahli, masing masing telah mengembangkan ilmu
secara sistematis, logis, dan solid.Ciri ini sejalan dengan KTSP yang berorientasi
pada disiplin ilmu yang dapat dilihat dari 1) struktur program KTSP yang
memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, 2)
kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran. Ciri kurikulum subjek akademis lainnyayang sejalan dengan
karakteristik KTSP adalah berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan
evaluasi, kurikulum menekankan isi atau materi ajaran, metode yang digunakan
ekpositori dan inquiri, serta evaluasi bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan
sifat mata pelajaran.
Tujuan lain dari pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah meningkatkan
atau mengembangkan kepribadian anak secara utuh. Dalam model konsep
kurikulum, mengembangkan pribadi anak secara utuh adalah tujuan dari model
konsep kurikulum Humanistik.Jadi dapat disebutkan juga bahwa KTSP masuk
dalam Model Konsep Kurikulum Humanistik. Model Konsep Kurikulum
humanistik ini dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum
ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi yaitu John Dewey (progressive
education) dan J.J Rousseau (romantic education).Aliran ini lebih memberikan

tempat utama kepada siswa. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi,
kemampuan,

dan

kekuatan

untuk

berkembang.Pendidikan

humanistik

menekankan peranan siswa. Hal ini tampak pada salah satu prinsip penegmbangan
KTSP yang berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sedangkan untuk tujuan pendidikan KTSP (dasar dan menengah) yang
lainnya, seperti meletakkan dan meningkatkan akhlak mulia, keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
(khusus untuk SMK) itu semua termasuk dalam model konsep Kurikulum
Rekonstruksi Sosial dan Teknologis. Di dalam kurikulum Rekonstruksi Sosial
sekolah merupakan tempat untuk mempersiapkan siswa untuk dapat hidup
bermasyarakat.Dalam masyarakat diperlukan keterampilan untuk hidup secara
mandiri.Jika kita lihat hali ini dalam konteks tujuan KTSP, maka KTSP juga
termasuk dalam Model Konsep Kurikulum Rekonstruksi Sosial.
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan
media untuk penyampaian atau proses belajarnya. Media yang yang digunakan
tersebut merupakan alat yang digunakan untuk pembelajaran.Hal ini erat sekali
hubungannya dengan Model Konsep Kurikulum Teknologis yang menggunakan
hasil teknologi untuk mengembangkan pembelajaran.Maka KTSP juga masuk
dalam Model Konsep Kurikulum Rekonstruksi Sosial dan Teknologis.Dapat
disimpulkan bahwa KTSP merupakan kumpulan dari beberapa model konsep
kurikulum yang telah ada (Subjek Akademis, Humanistik, Rekonstruksi Sosial
dan Teknologis).Model konsep kurikulum (dalam KTSP) mempunyai peran dan
fungsi masing-masing yang bertujuan agar hal-hal yang telah ditetapkan dalam
KTSP dapat dicapai dan dilaksanakan dengan maksimal. Oleh karena itu model
konsep kurikulum sangat berarti sekali bagi KTSP(Atep,2009).

2.2 Kurikulum 2013


Ada banyak definisi tentang kurikulum. Definisi yang disampaikan oleh
Saylor dan Alexander sejajar dengan pendapat Hilda Taba bahwa "a curriculum is
a plan for learning". Sedangkan menurut Mimin Haryati kurikulum adalah
seperangkat terencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta

cara

yang

digunakan

sebagai

pedomanpenyelenggaraan

kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.


Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap
kurikulum yag telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan
dengan kurikulum 2006 (KTSP).Dalam pemaparannya, Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh, menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih
ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut
kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu penegtahuan sebanyakbanyaknyakarena siswa zaman sekarangtelah mudah mencari informasi dengan
bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa
lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemmapuan
interpersonal,

antarpersonal,

maupun

memiliki

kemampuan

berpikir

kritis.Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar


memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dirancang dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan
daftar mata pelajaran
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan program pendidikan

c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan


kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran
d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan
Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning)
sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Atas dasar itulah kurikulum 2013 dapat dikatakan masuk dalam model konsep
Kurikulum Humanistik, Kurikulum Rekonstruksi-Sosial, dan kurikulum
Teknologi.Berdasarkan tujuan kurikulum 2013 yang telah disebutkan diatas, dan
prinsip kurikulum 2013 mengenai Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai
oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata
pelajaran, dapat dikatakan bahwa tujuan tersebut sejalan dengan kurikulum
humanistic yang didasari oleh keyakinan bahwa peserta didik mempunyai potensi
intelektual, afektif dan psikomotorik.
Kurikulum humanistik ini lebih memberikan tempat utama kepada
siswa.Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, kemampuan, dan

kekuatan untuk berkembang.Dalam asumsi kurikulum humanistic ini, pendidik


adalah psikolog, fasilitator, dan motivator yang berperan mendorong dan
membantu perkembangan peserta didik.Selain itu berdasarkan karakteristik
kurikulum 2013 mengenai Kurikulum dikembangkan dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam
kemampuan dan minat, hal ini sejalan dengan ciri kurikulum humanistic dimana
kurikulum disusun fleksibel memperhatikan karakteristik dan kecepatan
perkembangan

peserta

didik.Sehingga

kurikulum

2013

yang

memiliki

karakteristik berpusat pada siswa sesuai dengan kurikulum humanistik.


Kemudian pada Kurikulum Rekonstruksi-Sosial, kurikulum ini lebih
memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam
masyarakat.Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama,
interaksi, kerja sama.Para rekontruksionis sosial tidak mau terlalu menekankan
kebebasan

individu.Mereka

ingin

meyakinkan

murid-murid

bagaimana

masyarakat membuat warganya seperti yang ada sekarang dan bagaimana


masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi warganya melalui Konsensus sosial.Para
rekonstruksionis social menentang intimidasi, menakut-nakuti, dan kompromi
semu. Mereka mendorong agar para siswa mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang masalah-masalah sosial yang mendesak dan kerja sama atau bergotong
royong untuk memecahkannya.
Berdasarkan prinsip kurikulum 2013 yang menyebutkan bahwa Kurikulum
harus relevan dengan kebutuhan kehidupan, hal ini sesuai dengan ciri dari desain
kurikulum rekonstruksi social yang bertujuan utama menghadapkan para siswa
pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang
dihadapi manusia dalam masyarakat, yang kemudian diarahkan pada pemecahan
masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak
boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan
lingkungan hidup.Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai


konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas
dalam kehidupan di masyarakat.
Ciri - ciri dari kurikulum rekonstruksi-sosial lainnya adalah pola-pola
organsasi kurikulum ini disusun seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya sebagai
poros merupakan masalah yang menjadi tema utama, dan metode mengajar yang
digunakan adalah kooperatif atau kerja kelompok yang sesuai dengan karakteristik
kurikulum 2013 dimana kurikulum dibuat untuk mempersiapkan peserta didik
dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa bertahan hidup
dalam lingkungan yang senantiasa berubah.Jadi disimpulkan bahawa kurikulum
rekonstruksi sosial memiliki komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan,
prinsip dan karakteristik dari Kurikulum 2013.

Selain itu, jika dilihat dari prinsip kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa
Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni. Maka hal ini sesuai dengan ciri-ciri kurikulum yang
dikembangkan dari konsep teknologis pendidikan (kurikulum teknologis)..
Perkembangan teknologi pada abad ini sangatlah pesat.Perkembangan teknologi
tersebut mempengaruhi semua bidang, termasuk bidang pendidikan.Sejak dulu
pendidikan telah menggunakan teknologi, seperti papan tulis, kapur, dan lain-lain.
Namun, sekarang seiring dengan kemajuan teknologi banyak alat (tool)
sepertiaudio,video, overhead projector, film slide, dan motion film, serta banyak
alat-alat lainnya.Sehingga kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni, membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
hasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

DAFTAR PUSTAKA
Iman, Atep. 2009. Kedudukan KTSP dalam Model Konsep. Diunduh dari http://
atepiman_catatankuliahkampus.blogspot.com/2009/09/kedudukanktsp-dalam-model-konsep.html pada tanggal 10 September 2015
Pukul 11.51 WIB.
Idi,Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
Muslich, Masnur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori Dan
Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai